M2, suku bunga deposito 1 bulan, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, dan tingkat inflasi terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan di Bursa Efek Jakarta BEJ diuji melalui uji keseimbangan jangka panjang dengan menggunakan metode kointegrasi cointegration test.
Di samping itu, pengujian ini juga menunjukkan suatu persamaan yang menyatakan bahwa variable suku bunga Sertifikat Bank Indonesia merupakan
variable ekonomi makro yang paling berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG. Selanjutnya apabila nilai tularkurs rupiah terhadap dolar Amerika
mengalami kenaikan yang berarti bahwa nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika akan mengakibatkan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta
BEJ mengalami penurunan.
2.2 Teori tentang Suku Bunga Interest Rate
Suku bunga adalah harga yang harus dibayar karena meminjam uang untuk suatu jangka tertentu Samuelson, 1986. Menurut Kamus Lengkap Ekonomi 2000,
suku bunga interest rate adalah kompensasi yang dibayar oleh peminjam dana kepada yang meminjamkan. Bagi peminjam, suku bunga merupakan biaya pinjaman
atau harga yang dibayar atas uang yang dipinjam, yang merupakan tingkat pertukaran dari konsumsi sekarang untuk konsumsi masa mendatang, atau harga rupiah sekarang
dalam ukuran rupiah masa mendatang. Biasanya diekspresikan sebagai presentase per tahun yang dibebankan atas uang yang dipinjam atau dipinjamkan. Menurut Weston dan
Copeland dalam Ny dan Hertanto 2006, suku bunga dalam keseimbangan suatu
pasar merupakan harga sepanjang waktu, dimana harga tersebut merupakan hasil dari pengembalian yang menyamakan pinjaman dan pemberian pinjaman dalam kegiatan
ekonomi. Tingkat suku bunga akan cenderung mengalami peningkatan apabila jumlah uang yang beredar lebih kecil daripada permintaan uang. Sebaliknya, tingkat
bunga akan cenderung mengalami penurunan apabila jumlah uang beredar lebih besar daripada permintaan akan uang. Tingkat bunga bisa bersifat variabel atau tetap. Suku
bunga penyimpanan dapat dilihat dari dua aspek, yaitu nominal dan riil. Suku bunga penyimpanan nominal adalah suku bunga penyimpanan per tahun yang
dipublikasikan oleh bank-bank setiap harinya, sedangkan suku bunga penyimpanan riil adalah suku bunga nominal dikurangi dengan laju inflasi pada saat yang
bersangkutan. Dalam kaitannya dengan saham, kenaikan tingkat bunga pinjaman memiliki
dampak negatif terhadap setiap emiten, karena akan meningkatkan beban bunga kredit dan menurunkan laba bersih. Penurunan laba bersih akan mengakibatkan laba
per saham juga menurun dan akhirnya akan berakibat turunnya harga saham di pasar. Di sisi lain, naikknya suku bunga deposito akan mendorong investor untuk menjual
saham dan kemudian menabung hasil penjualan itu dalam deposito. Penjualan saham secara besar-besaran akan menjatuhkan harga saham di pasar. Oleh karena itu,
kenaikan suku bunga pinjaman atau suku bunga deposito akan mengakibatkan turunnya harga saham. Sebaliknya, penurunan tingkat bunga pinjaman atau tingkat
bunga deposito akan menaikkan harga saham di pasar dan laba bersih per saham, sehingga mendorong harga saham meningkat. Penurunan bunga deposito akan
mendorong investor mengalihkan investasinya dari perbankan ke pasar modal. Investor akan memborong saham sehingga harga saham terdorong naik akibat
meningkatnya permintaan saham Samsul, 2006.
2.3 Sertifikat Bank Indonesia SBI