Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Peranan arbitrase dalam sistem hukum Indonesia dewasa ini semakin terasa penting keberadaannya dalam rangka membantu menyelesaikan sengketa yang muncul antara para pengusaha dibidang perumahan dengan aneka warna hukum yang berbeda. Undang-undang No. 30 Tahun 1999 telah membawa angin segar dalam sistem hukum Indonesia karena peranannya yang besar akan dapat mengairahkan dunia properti dalam mencari suatu kepastian hukum. Alasan para pengusaha menyukai badan arbitrase ini dari pada peradilan umum adalah karena umumnya peradilan nasional kurang mendapat kepercayaan dari masyarakat pengusaha bisnis, disamping berbiaya mahal dan memakan waktu yang panjang sedangkan berperkara melalui arbitrase lebih murah dan efisien serta putusannyapun bersifat final dan mengikat. Bagi kalangan pebisnis cara penyelesaian sengketa melalui badan ini memberikan keuntungan tersendiri jika dibandingkan berperkara melalui badan peradilan umum. Hal ini disebabkan karena faktor kerahasiaan proses berperkara dan putusan yang dikeluarkan merupakan alasan utama sehingga badan arbitrase ini menjadi primadona para pengusaha sebab berperkara melalui arbitrase tidak ada kewajiban untuk mempublikasikan keputusan arbitrase sebagaimana Universitas Sumatera Utara halnya yang terjadi para peradilan umum. Bahwa dengan adanya kerahasiaan ini, nama baik atau imej para pihak tetap terlindungi, sementara bagi perusahaan dapat menjaga kerahasiaan informasi-informasi bisnis mereka. 2. Proses pemeriksaan sengketa dalam arbitrase secara umum tidak jauh berbeda dengan jalannya proses pemeriksaan perkara dalam peradilan pada umumnya. Proses jalannya pemeriksaan tersebut meliputi antara lain acara yang dipergunakan, bahasa yang dipakai, sistem pembuktian yang diterapkan, hak- hak para pihak dalam proses pemeriksaan serta alur jalannya pemeriksaan itu sendiri yang dimulai dari sejak permohonan pemeriksaan sengketa diajukan hingga pada akhirnya dijatuhkan putusan pada tingkat akhir yang mengikat para pihak. Pada dasarnya para pihak diberikan kebebasan untuk menentukan sendiri acara dan proses pemeriksaan sengketa yang mereka kehendaki untuk dilaksanakan oleh para arbitrase yang telah ditunjuk atau diangkat tersebut. Semua pemeriksaan sengketa yang dilakukan oleh arbitrase atau majelis arbitrase dilakukan secara tertutup, hal ini merupakan salah satu kelebihan dari lembaga arbitrase ketimbang lembaga peradilan pada umumnya. Sifat kerahasiaan cenderung menjadi pilihan utama bagi kalangan pengusaha yang tidak menginginkan masyarakat umum mengetahui adanya suatu perselisihan sengketa atau perkara perdata yang dialami oleh usahanya dengan pihak lain. Seperti halnya dengan jalannya proses pemeriksaan persidangan dalam pranata peradilan umum, jalannya proses pemeriksaan sengketa dalam arbitrase juga diawali dengan pemasukan surat permohonan oleh pemohon Universitas Sumatera Utara dan selanjutnya diikuti dengan proses jawaban surat tersebut oleh termohon sebagai bagian dari hak para pihak untuk didengar keterangannya selama proses pemeriksaan berlangsung. 3. Pelaksanaan putusan arbitrase di Indonesia dapat dilakukan secara suka rela apabila kedua belah pihak menginginkannya. Putusan arbitrase dapat juga dilaksanakan secara paksa melalui campur tangan Pengadilan Negeri dengan melakukan eksekusi atas perintah Ketua Pengadilan Negeri. Dilaksanakan secara paksa melalui campur tangan Pengadilan Negeri dengan melakukan eksekusi atas perintah Ketua Pengadilan Negeri. Untuk dapat dieksekusinya suatu putusan arbitrase harus dilakukan suatu prosedur hukum yang disebut dengan akta pendaftaran yaitu pencatatan dan pendaftaran pada bagian pinggir atau di pinggir putusan arbitrase asli atau salinan otentik yang ditanda tangani bersama-sama oleh Panitera Pengadilan Negeri dan arbitrase atau kuasa hukum. Penanda tanganan tersebut dilakukan pada saat pencatatan dan pendaftaran putusan arbitrase di Pengadilan Negeri dalam jangka waktu paling lama 30 tiga puluh hari terhitung sejak putusan diucapkan. Bahwa tanpa dilakukan penyerahan dan pendaftaran putusan arbitrase di Pengadilan Negeri pada waktunya, maka putusan arbitrase tersebut tidak dapat dilakukan eksekusi. Tindakan penyerahan dan pendaftaran putusan arbitrase di Pengadilan Negeri ini dalam praktek sering disebut dengan istilah ”deponir”. Jadi tindakan deponir putusan arbitrase bukan hanya merupakan tindakan pendaftaran yang bersifat administratif belaka, tetapi juga bersifat konstitutif Universitas Sumatera Utara dalam arti merupakan satu rangkaian dalam proses arbitrase dengan resiko tidak dapat dieksekusi putusan jika tidak dilakukan pendeponiran tersebut. Pelaksanaan eksekusi putusan arbitrase dilakukan sesuai dengan aturan eksekusi terhadap putusan peradilan umum yang telah mempunyai kekuatan hukum untuk dieksekusi.

B. Saran

Dokumen yang terkait

EMBATALAN PUTUSAN ARBITRASE OLEH PENGADILAN NEGERI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

0 7 17

Pengakuan Dan Pelaksanaan Putusan Sengketa Kepemilikan Nama Domain Dikaitkan Dengan Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Indonesia.

0 0 13

IMPLEMENTASI ASAS KERAHASIAAN DALAM PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI ARBITRASE TERKAIT PEMBATALAN PUTUSAN ARBITRASE DIHUBUNGAKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN.

0 1 2

KLASIFIKASI PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DALAM UNDANG-UNDANG NO. 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL.

0 0 2

PRINSIP KERAHASIAN PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI ARBITRASE MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 30 TAHUN 1999.

0 0 9

APBI-ICMA Undang-Undang No.30 Tahun 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

0 0 51

A. Pendahuluan - PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN MELALUI ARBITRASE SECARA ELEKTRONIK (ARBITRASE ON LINE) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

0 0 18

PEMBATALAN PUTUSAN ARBITRASE BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

0 0 11

Undang-undang No. 30 Tahun 1999 Tentang : Arbitrase Dan Penyelesaian Masalah

0 0 36

KEDUDUKAN PERJANJIAN ARBITRASE DALAM PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE

0 0 63