Sejarah Arbitrase ARBITRASE SEBAGAI SALAH SATU PILIHAN HUKUM

B. Sejarah Arbitrase

Sejarah dan perkembangan arbitrase bermula dari suatu negara dan pertama kali dikenal dan dipraktekkan di negara tersebut, yang kemudian tumbuh dan berkembang dan dikenal di negara-negara lain. Arbitrase bermula dari Hukum Romawi, dimana dikenal suatu lembaga bernama Conselus Mercatorum. 20 Lembaga ini kemudian berkembang di Perancis tahun 1250 yang dikenal dengan sebutan :”Judge et Consul”, kemudian karena negara Belanda dijajah oleh negara Perancis diberlakukan di negara Belanda dan lembaga judge et consul ini menjadi lembaga arbitrase. Kemudian cara penyelesaian sengketa ini menyebar di negara-negara Eropa lainnya di Scotlandia 1695, di Irlandia 1700 dan di Denmark 1975. Penyebaran arbitrase ini sampai pula di Amerika Serikat sebagai akibat berlangsungnya imigrasi besar-besaran orang Eropa ke negeri yang mereka sebut tanah negeri pengharapan. Lembaga ini adalah suatu lembaga yang diakui oleh pemerintah, dimana diberi hak kepada pedagang pada waktu itu untuk membuat peraturan sendiri-sendiri tentang perdagangan, bahkan pedagang tersebut diberi hak apabila timbul sengketa diantara mereka akan menyelesakannya dengan mengangkat hakim sendiri dan hakim inilah yang akan memeriksa dan mengadili perkara tersebut. Praktek ini berlangsung pula pada zaman Yahudi serta terus berkembang di negara-negara dagang di Eropa, seperti Inggris dan Belanda. 21 20 Ibid, h. 2. 21 Ibid, h. 2. Universitas Sumatera Utara Namun perkembangan arbitrase di Eropa pada waktu itu masih dalam bentuknya yang sederhana. Bentuk sederhana arbitrase pada masa itu mempunyai 3 ciri-ciri yaitu : 1. Bahwa pada masa itu orang baru menggunakan arbitrase setelah sengketa lahir. Jadi sebelumnya para pihak tidak dan belum menjanjikan terlebih dahulu bahwa apabila terjadi sengketa maka arbitrase-lah yang menyelesaikannya. 2. Arbitrase tersebut digunakan untuk menyelesaikan sengketa diantara kerabat, tetangga atau mereka yang hidupnya bersama-sama dan yang berkepentingan agar hubungan mereka terjaga baik. 3. Arbitrator yang dipilihnyapun adalah mereka yang telah dikenal baik oleh para pihak dan tidak terikat pada adanya ikatan-ikatan tertentu. 22 Arbitrase dalam pengertian modern yang dikenal dewasa ini merupakan perkembangan dari bentuk di atas. Dewasa ini klausul arbitrase telah pula dicantumkan disamping perjanjian pokoknya. Jadi jauh sebelum sengketa timbul sebagai akibat dari pelaksanan perjanjian kerja sama tersebut, para pihak sebelumnya telah menunjuk badan ini sebagai badan yang menyelesaikan sengketa tersebut. Arbitrase saat inipun tidak lagi digunakan di kalangan kerabat saja. Sekarang ini hubungan bisnis telah Lintas Batas Negara Internasional sifatnya, karenanya pula para pihak yang terlibat di dalamnya terdiri dari berbagai latar belakang 22 Ibid, h. 2. Universitas Sumatera Utara ekonomi, budaya dan sosial yang berlainan, artinya bahwa arbitrse dewasa ini melibatkan para pihak yang saling berbeda latar belakangnya. Para pihak yang bersengketa dewasa ini tidak sebebas dahulu lagi di dalam memilih arbitrator yang akan menangani sengketa yang diserahkan kepadanya. Sedikitnya mereka terikat pula dengan lembaga institusi yang sifatnya mengatur arbitrase tersebut. Berbeda dengan arbitrase abad pertengahan, dewasa ini peranan arbitrase tidak hanya memberikan atau menawarkan jasa-jasa penyelesaiannya pada sengketa kepad para pengusaha industri atau perdagangan. Arbitrase juga menyelesaikan sengketa hukum, masalah-masalah yang berada di luar jurisdiksi pengadilan atau dimana pengadilan tidak siap untuk menyelesaikan sengketa. Dewasa ini arbitrase tidak saja diminta untuk menafsirkan suatu kontrak atau memutuskan apakah suatu kontrak telah dilaksanakan atau apa yang menjadi konsekuensi suatu pelanggaran, tetapi arbitrase dapat juga diminta untuk menyempurnakan suatu perjanjian yang tidak lengkap atau hal-hal lainnya selain yang telah disebut tadi oleh para pihak. Untuk lebih memahami badan arbitrase sekarang ini maka ciri-ciri arbitrase perlu untuk diketahui karena peran penting badan arbitrase ini. Badan arbitrase yang mempunyai peran yang sangat penting dewasa ini diantaranya adalah : 1. Bahwa badan arbitrase ini adalah suatu cara atau metode penyelesaian sengketa. 2. Sengketa tersebut diselesaikan oleh pihak ketiga dan pihak netral atau arbitrator yang secara khusus ditunjuk. Universitas Sumatera Utara 3. Bahwa para arbitrator mempunyai wewenang yang diberikan oleh para pihak. 4. Para arbitrator diharapkan memutuskan sengketa menurut hukum. 5. Arbitrase merupakan suatu sistem peradilan perdata artinya bahwa para pihaklah berwenang mengawasinya. 6. Keputusan yang dikeluarkan badan arbitrase ini bersifat final dan mengakhiri persengketaan para pihak. 7. Keputusan para arbitrator mengikat para pihak berdasarkan persetujuan diantara mereka untuk menyerahkan sengketanya kepada arbitrase bahwa mereka akan menerima dan secara sukarela memberikan kekuatan kepada keputusan tersebut. 8. Bahwa pada pokoknya proses berperkara melalui badan arbitrase dan putusannya terlepas dan bebas dari campur tangan negara. Di Indonesia, arbitrase sebenarnya juga mempunyai sejarah yang panjang. Hal ini disebabkan arbitrase sudah dikenal dalam peraturan perundang-undangan sejak berlakunya Kitab Undang-undang Hukum Acara Perdata belanda di Indonesia yaitu sejak mulai berlakunya RV. Akan tetapi secara institusional sejarah perkembangan arbitrse di Indonesia mendapatkan momentumnya dengan terbentuknya badan arbitrase nasional pada tanggal 3 Desember 1977. Sejak saat itu arbitrase di Indonesia berkembang terus dan diperkuat dengan lahirnya Undang-undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Universitas Sumatera Utara Penyelesaian Sengketa yang merupakan pondasi bagi penyelesaian sengketa alterntif di luar lembaga peradilan.

C. Kekuatan Putusan Arbitrase

Dokumen yang terkait

EMBATALAN PUTUSAN ARBITRASE OLEH PENGADILAN NEGERI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

0 7 17

Pengakuan Dan Pelaksanaan Putusan Sengketa Kepemilikan Nama Domain Dikaitkan Dengan Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Indonesia.

0 0 13

IMPLEMENTASI ASAS KERAHASIAAN DALAM PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI ARBITRASE TERKAIT PEMBATALAN PUTUSAN ARBITRASE DIHUBUNGAKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN.

0 1 2

KLASIFIKASI PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DALAM UNDANG-UNDANG NO. 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL.

0 0 2

PRINSIP KERAHASIAN PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI ARBITRASE MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 30 TAHUN 1999.

0 0 9

APBI-ICMA Undang-Undang No.30 Tahun 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

0 0 51

A. Pendahuluan - PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN MELALUI ARBITRASE SECARA ELEKTRONIK (ARBITRASE ON LINE) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

0 0 18

PEMBATALAN PUTUSAN ARBITRASE BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

0 0 11

Undang-undang No. 30 Tahun 1999 Tentang : Arbitrase Dan Penyelesaian Masalah

0 0 36

KEDUDUKAN PERJANJIAN ARBITRASE DALAM PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE

0 0 63