Berakhirnya Tugas Arbitrase PROSES PENYELESAIAN SENGKETA PERUMAHAN

dilakukan terhadap putusan arbitrase bukanlah terhadap hal-hal yang dicari-cari tetapi karena memang benar-benar mengandung persoalan-persoalan sebagaimana telah disebutkan di atas.

D. Berakhirnya Tugas Arbitrase

Bahwa idealnya, tugas-tugas arbiter baru berakhir setelah seluruh apa yang menjadi tugasnya telah selesai dilaksanakan. Tetapi di pihak lain Undang-undang Arbitrase No. 30 Tahun 1999 membuka juga kemungkinan untuk berhentinya tugas arbitrase di tengah jalan. Menurut Undang-undang Arbitrase No. 30 Tahun 1999 memberikan kemungkinan berakhirnya tugas arbiter dalam hal-hal sebagai berikut : 1. Jika arbiter telah memberi putusan dan mengucapkan putusannya. 2. Dicapai perdamian di antara para pihak ketiga pemeriksaan perkara sedang berlangsung. 3. Jangka waktu yang telah ditentukan dalam kontrak arbitrase atau sesudah diperpanjang oleh para pihak telah lampau. 4. Para pihak sepakat untuk menarik kembali penunjukan arbiter. 5. Jika telah dilakukan koreksi penambahan atau pengurangan dalam hal permintaan koreksi, penambahan atau pengurangan atas putusan yang telah diucapkan. 6. Menarik diri dari arbiter atas persetujuan dari para pihak. 7. Menarik diri dari arbiter atas penetapan Ketua Pengadilan Negeri. Universitas Sumatera Utara 8. Arbiter dibebas tugaskan bilamana terbukti berpihak atau menunjukkan sikap tercela yang harus dibuktikan melalui jalur hukum. 9. Arbiter tersebut menjadi tidak mampu, berhalangan tetap atau meninggal dunia. Dalam hal ini kewenangannya dilanjutkan oleh arbiter penggantinya. Apabila salah satu pihak yang bersengketa meninggal dunia tidaklah mengakibatkan berakhirnya tugas arbiter namun demikian tugas arbiter hanya ditunda paling lama 60 enam puluh hari setelah meninggal dunianya salah satu pihak tersebut. Dengan berakhirnya tugas-tugas arbiter sebagaimana hal-hal tersebut di atas, maka sesungguhnya sudah berakhirlah pekerjaan seorang arbiter di dalam upayanya melakukan penyelesaian sengketa antara para pihak dan biasanya para arbiter ini akan menerima honor sebagaimana yang telah diperjanjikan sebelumnya. Dalam arbitrase ad-hoc jika tugasnya sudah berakhir maka dengan sendirinya arbiter ad-hoc itupun menjadi bubar. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

EMBATALAN PUTUSAN ARBITRASE OLEH PENGADILAN NEGERI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

0 7 17

Pengakuan Dan Pelaksanaan Putusan Sengketa Kepemilikan Nama Domain Dikaitkan Dengan Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Indonesia.

0 0 13

IMPLEMENTASI ASAS KERAHASIAAN DALAM PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI ARBITRASE TERKAIT PEMBATALAN PUTUSAN ARBITRASE DIHUBUNGAKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN.

0 1 2

KLASIFIKASI PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DALAM UNDANG-UNDANG NO. 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL.

0 0 2

PRINSIP KERAHASIAN PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI ARBITRASE MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 30 TAHUN 1999.

0 0 9

APBI-ICMA Undang-Undang No.30 Tahun 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

0 0 51

A. Pendahuluan - PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN MELALUI ARBITRASE SECARA ELEKTRONIK (ARBITRASE ON LINE) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

0 0 18

PEMBATALAN PUTUSAN ARBITRASE BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

0 0 11

Undang-undang No. 30 Tahun 1999 Tentang : Arbitrase Dan Penyelesaian Masalah

0 0 36

KEDUDUKAN PERJANJIAN ARBITRASE DALAM PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE

0 0 63