Keselamatan Kerja INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA

Jarak antar mesin dan peralatan lain cukup luas. Setiap mesin dan peralatan lainnya harus dilengkapi alat pencegah kebakaran. Tanda-tanda pengaman harus dipasang pada setiap tempat yang berbahaya. Penyediaan fasilitas pengungsian bila terjadi kebakaran. Pada pra rancangan pabrik pembuatan dimetil eter dari syngas hasil gasifikasi tandan kosong kelapa sawit ini, usaha-usaha pencegahan terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dilakukan dengan cara : 1. Pencegahan terhadap kebakaran Memasang sistem alarm pada tempat yang strategis dan penting, seperti power station , laboratorium dan ruang proses. Mobil pemadam kebakaran harus selalu dalam keadaan siap siaga di fire station . Fire hydrant ditempatkan di daerah storage, proses, dan perkantoran. Fire extinguisher disediakan pada bangunan pabrik untuk memadamkan api yang relatif kecil. Gas detector dipasang pada daerah proses, storage, dan daerah perpipaan dan dihubungkan dengan gas alarm di ruang kontrol untuk mendeteksi kebocoran gas. Smoke detector ditempatkan pada setiap sub-stasiun listrik untuk mendeteksi kebakaran melalui asapnya. 2. Memakai peralatan perlindungan diri Di dalam pabrik disediakan peralatan perlindungan diri, seperti : Pakaian kerja Pakaian luar dibuat dari bahan-bahan seperti katun, wol, dan serta sintetis. Pada musim panas sekalipun tidak diperkenankan bekerja dengan keadaan badan atas terbuka. Gambar 6.11 Contoh pakaian kerja Sepatu pengaman Sepatu harus kuat dan harus dapat melindungi kaki dari bahan kimia dan panas. Sepatu pengaman bertutup baja dapat melindungi kaki dari bahaya terjepit. Sepatu setengah tertutup atau bot dapat dipakai tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan. Gambar 6.12 Contoh sepatu pengaman Topi pengaman Topi yang lembut baik dari plastik maupun dari kulit memberikan perlindungan terhadap percikan-percikan bahan kimia, terutama apabila bekerja dengan pipa-pipa yang letaknya lebih tinggi dari kepala, maupun tangki-tangki serta peralatan lain yang dapat bocor. Gambar 6.13 Contoh topi pengaman Sarung tangan Dalam menangani beberapa bahan kimia yang bersifat korosif, maka para operator diwajibkan menggunakan sarung tangan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Gambar 6.14 Contoh sarung tangan Masker Berguna untuk memberikan perlindungan terhadap debu-debu yang berbahaya ataupun uap bahan kimia agar tidak terhirup. Gambar 6.15 Contoh masker 3. Pencegahan terhadap bahaya mekanis Sistem ruang gerak karyawan dibuat cukup luas dan tidak menghambat kegiatan kerja karyawan. Alat-alat dipasang dengan penahan yang cukup kuat Peralatan yang berbahaya seperti ketel uap bertekanan tinggi, reaktor bertekanan tinggi dan tangki gas bertekanan tinggi, harus diberi pagar pengaman 4. Pencegahan terhadap bahaya listrik Setiap instalasi dan alat-alat listrik harus diamankan dengan pemakaian sekering atau pemutus hubungan arus listrik secara otomatis lainnya. Sistem perkabelan listrik harus dipasang secara terpadu dengan tata letak pabrik, sehingga jika ada perbaikan dapat dilakukan dengan mudah Memasang papan tanda bahaya yang jelas pada daerah sumber tegangan tinggi Kabel-kabel listrik yang letaknya berdekatan dengan alat-alat yang beroperasi pada suhu tinggi harus diisolasi secara khusus Setiap peralatan atau bangunan yang menjulang tinggi harus dilengkapi dengan penangkal petir yang dibumikan. 5. Menerapkan nilai-nilai disiplin bagi karyawan Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan dan mematuhi setiap peraturan dan ketentuan yang diberikan. Setiap kecelakaan kerja atau kejadian yang merugikan segera dilaporkan ke atasan. Setiap karyawan harus saling mengingatkan akan perbuatan yang dapat menimbulkan bahaya. Setiap ketentuan dan peraturan harus dipatuhi. 6. Penyediaan poliklinik di lokasi pabrik Poliklinik disediakan untuk tempat pengobatan akibat terjadinya kecelakaan secara tiba-tiba, misalnya menghirup gas beracun, patah tulang, luka terbakar pingsansyok dan lain sebagainya. Apabila terjadi kecelakaan kerja, seperti terjadinya kebakaran pada pabrik, maka hal-hal yang harus dilakukan adalah : 1. Mematikan seluruh kegiatan pabrik, baik mesin maupun listrik. 2. Mengaktifkan alat pemadam kebakaran, dalam hal ini alat pemadam kebakaran yang digunakan disesuaikan dengan jenis kebakaran yang terjadi, yaitu : Instalasi pemadam dengan air Untuk kebakaran yang terjadi pada bahan berpijar seperti kayu, arang, kertas, dan bahan berserat. Air ini dapat disemprotkan dalam bentuk kabut. Sebagai sumber air, biasanya digunakan air tanah yang dialirkan melalui pipa-pipa yang dipasang pada instalasi-instalasi tertentu di sekitar areal pabrik. Air dipompakan dengan menggunakan pompa yang bekerja dengan instalasi listrik tersendiri, sehingga tidak terganggu apabila listrik pada pabrik dimatikan ketika kebakaran terjadi. Instalasi pemadam dengan CO 2 CO 2 yang digunakan berbentuk cair dan mengalir dari beberapa tabung gas yang bertekanan yang disambung secara seri menuju nozel-nozel. Instalasi ini digunakan untuk kebakaran dalam ruang tertutup, seperti pada tempat tangki penyimpanan dan juga pemadam pada instalasi listrik. Keselamatan kerja yang tinggi dapat dicapai dengan penambahan nilai-nilai disiplin bagi para karyawan, yaitu : 1. Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan. 2. Setiap peraturan dan ketentuan yang ada harus dipatuhi. 3. Perlu keterampilan untuk mengatasi kecelakaan dengan menggunakan peralatan yang ada. 4. Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan harus segera dilaporkan pada atasan. 5. Setiap karyawan harus saling mengingatkan perbuatan yang dapat menimbulkan bahaya. 6. Setiap kontrol secara priodik terhadap alat instalasi pabrik oleh petugas maintenance .

BAB VII UTILITAS

Utilitas merupakan unit penunjang utama dalam memperlancar jalannya proses produksi dalam sebuah pabrik. Oleh karena itu, segala sarana dan prasarananya harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelangsungan operasi pabrik tersebut. Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada pabrik pembuatan Dimetil Eter dari syngas hasil gasifikasi tandan kosong kelapa sawit TKKS adalah sebagai berikut: 1. Kebutuhan uap air steam 2. Kebutuhan air 3. Kebutuhan bahan kimia 4. Kebutuhan bahan bakar 5. Kebutuhan listrik 6. Unit pengolahan limbah

7.1 Kebutuhan Uap air

Steam Uap steam yang dihasilkan oleh extraction steam turbine M-601 digunakan untuk reaksi proses gasifikasi Low pressure steam pada pabrik pembuatan Dimetil Eter dari proses Gasifikasi Tandan kosong Kelapa Sawit TKKS yang dapat dilihat pada Tabel 7.1 di bawah ini. Tabel 7.1 Kebutuhan Uap Steam Pabrik No. Nama Alat Kode alat Jumlah Steam kgjam 1 Reaktor Gasifier 32781 2 Blowdown air buangan 142.799,32 Total 174.178,320 Tambahan untuk faktor keamanan dan faktor kebocoran diambil sebesar 20 . Perry, et al., 2007 Jadi total steam yang dibutuhkan, W s : W s = 1,2 × 174.178,32030 kgjam = 182.438,396 kgjam

7.2 Kebutuhan Air

7.2.1 Kebutuhan air proses

Dalam proses produksi, air memegang peranan penting, baik untuk kebutuhan air umpan ketel uap, air pendingin, maupun kebutuhan domestik. Kebutuhan air pada pabrik pembuatan Dimetil Eter dari proses Gasifikasi TKKS adalah sebagai berikut: Tabel 7.2 Kebutuhan Air Pendingin Pabrik No. Nama Alat Kode alat Air Pendingin kgjam 1 Quench Water Recirculation Cooler H-301 735.627 2 Water-cooled Aftercooler H-303 8624,928 Total 9372,925 Faktor kemanan = 20 Total Kebutuhan air pendingin, W c = 1,2 × 9372,925 = 14526,927 kgjam Air pendingin bekas digunakan kembali setelah didinginkan dalam menara pendingin air. Dengan menganggap terjadi kehilangan air selama proses sirkulasi, maka air tambahan yang diperlukan adalah jumlah air yang hilang karena penguapan, drift loss, dan blowdown Perry, 2007. Air yang hilang karena penguapan dapat dihitung dengan persamaan : W e = 0,00085 W c T 2 – T 1 Perry, et al, 2007 dimana : W c = jumlah air pendingin yang diperlukan = 14526,927 kgjam T 1 = temperatur air pendingin masuk = 32,222 °C = 90 °F T 2 = temperatur air pendingin keluar = 43,333 °C = 110°F W e = 0,0085 × 14526,927 × 110 – 90 = 2781,619 kgjam Air yang hilang karena drift loss sekitar 0,1 ~ 0,2 dari air pendingin yang masuk ke menara air Perry, 2008. Ditetapkan drift loss 0,2 , maka : W d = 0,002 × W c = 0,002 × 42855,243 = 3876,927 kgjam Air yang hilang karena blowdown bergantung pada jumlah siklus sirkulasi air pendingin, sekitar 3 ~ 5 siklus Perry, 2008. Ditetapkan 5 siklus, maka : 1 S W W e b Perry, et al, 2007 W b = 1 5 7285,391 = 2045,927 kgjam Sehingga make-up air pendingin yang diperlukan, W m :