Untuk variabel tekanan Instrumentasi Pabrik Dimetil Eter

Sintesis DME FIRC Mengetahui, mengontrol dan merekam laju alir bahan dalam reaktor 2 Pompa FIC Mengetahui dan mengontrol laju alir bahan dalam pipa 3 Heater TC Mengetahui dan mengontrol suhu dalam Heater 4 Cooler TC Mengetahui dan mengontrol suhu cairan dalam Cooler 5 Knock Out Drum TC Mengontrol temperatur dalam Knock Out Drum PC Mengontrol tekanan dalam Knock Out Drum 6 Absorber FC Mengontrol laju alir masuk ke dalam Absorber 7 Compressor dan Blower FC Mengontrol laju alir dalam Compressor dan Blower 8 Tangki cairan LIC Menunjukkan tinggi cairan dalam tangki 1. Instrumentasi Pompa Variabel yang dikontrol pada pompa adalah laju aliran flow rate. Untuk mengetahui laju aliran pada pompa dipasang flow controller FC yang berfungsi untuk mengendalikan aliran agar kecepatan alirnya seperti yang diharapkan. Jika laju aliran pompa lebih besar dari yang diinginkan maka secara otomatis katup pengendali control valve akan menutup atau memperkecil pembukaan katup. FC Gambar 6.2 Instrumentasi pada pompa 2. Instrumentasi Reaktor Reaktor merupakan tempat berlangsungnya reaksi antara bahan-bahan yang digunakan. Salah satu fungsi reaktor dalam pabrik ini adalah sebagai tempat terjadinya reaksi. Reaktor yang ada dalam pabrik dimetil eter ini mencakup reaktor gasifier dan char combustor, reaktor reformer, dan reaktor sintesis Dimetil Eter. Instrumentasi pada reaktor mencakup Flow Indicator Recorder Controller FIRC, Pressure Indicator Recorder Controller PIRC dan Temperature Indicator Recorder Controller TIRC. FIRC berfungsi untuk mengetahui, mengontrol dan merekam laju alir bahan dalam reaktor dengan tujuan agar tidak terjadi kelebihan muatan. PIRC berfungsi untuk mengetahui, mengontrol dan merekam tekanan dalam reaktor. Sedangkan TIRC berfungsi mengetahui, mengontrol dan merekam suhu dalam reaktor. R-201 R-202 S-201 S-202 S-203 T-102 FC FC STEAM UDARA UMPAN FC FC FC FC GAS SINTESIS FLUE GAS TI TI MAKE-UP OLIVINE Gambar 6.3 Instrumentasi pada Reaktor Gasifier R-201 dan Char Combustor R- 202 PC FC TI R-203 UMPAN GAS UMPAN KATALIS PRODUK GAS KATALIS OUTPUT Gambar 6.4 Instrumentasi pada Reaktor Reformer R-203 FC TI R-402 Gambar 6.5 Instrumentasi pada Reaktor Sintesis Dimetil Eter R-402 3. Instrumentasi pada Cooler dan Heater Temperature control TC berfungsi untuk mengatur besarnya suhu di dalam exchanger dengan cara mengatur banyaknya air pendinginsteam yang dialirkan. Jika temperatur di bawah kondisi yang diharapkan set point, maka valve akan terbuka lebih besar dan jika temperatur di atas kondisi yang diharapkan maka valve akan terbuka lebih kecil. TC Steam masuk TC Air pendingin masuk Gambar 6.6 Instrumentasi pada Heater dan Cooler 4. Knock Out Drum Instrumentasi yang digunakan pada Knock Out Drum adalah Flow Control FC, Pressure Controller PC dan Level Controller LC. Flow Control FC berfungsi untuk mengatur laju alir umpan Knock Out Drum, Pressure Controller PC berfungsi untuk mengatur tekanan dalam Knock Out Drum sedangkan Level Control LC berfungsi untuk mengatur ketinggian cairan dalam Knock Out Drum. FC LC PC Gambar 6.7 Instrumentasi pada Knock Out Drum 5. Instrumentasi Absorber Instrumentasi pada absorber meliputi flow controller FC dan level controller LC. Flow controller FC berfungsi untuk mengatur laju alir gas dan air untuk scrub masuk dengan mengatur bukaan katup aliran bahan. sedangkan Level Control LC berfungsi untuk mengatur ketinggian cairan dalam absorber. FC LC FC FC Gambar 6.8 Instrumentasi pada absorber 6. Instrumentasi Kompresor dan Blower Variabel yang dikontrol pada Kompressor dan Blower adalah laju aliran, dimana untuk mengetahui laju aliran dipasang Flow controller FC. Jika laju alir Kompressor atau Blower lebih besar dari yang diinginkan maka secara otomatis valve keluaran control valve akan menutup atau memperkecil pembukaan valve. Demikian pula jika laju alir lebih kecil dari yang diinginkan, maka secara otomatis valve keluaran akan memperbesar pembukaan valve. FC Gambar 6.9 Instrumentasi pada Kompresor 7. Instrumentasi Tangki Tangki dapat berfungsi untuk tempat penyimpanan atau penampungan zat cair. Pada tangki ini dilengkapi dengan level indicator LI yang berfungsi untuk mengontrol ketinggian cairan di dalam tangki. Prinsip kerja dari level indicator LI ini adalah dengan menggunakan pelampung floater sehingga isi tangki dapat terlihat dari posisi jarum penunjuk di luar tangki yang digerakkan oleh pelampung. Pengontrolan ketinggian permukaan cairan ini dilakukan dengan mengatur laju cairan yang masuk atau keluar dari tangki. LI Gambar 6.10 Instrumentasi pada tangki

6.2 Keselamatan Kerja

Untuk mencapai operational excellence, perlu adanya dukungan sinergitas yang baik antara manusia, peralatan dan standar prosedur yang ada. Hal ini terkait dengan potensi bahaya pada proses produksi pabrik dimetil eter yang diakibatkan oleh penggunaan suhu dan tekanan yang cukup tinggi. Sehingga resiko kecelakaan yang dapat terjadi memiliki potensi yang besar. Keselamatan kerja merupakan bagian dari kelangsungan produksi pabrik, oleh karena itu aspek ini harus diperhatikan secara serius dan terpadu. Untuk maksud tersebut perlu diperhatikan cara pengendalian keselamatan kerja dan keamanan pabrik pada saat perancangan dan saat pabrik beroperasi. Kebijakan yang diambil untuk mewujudkan kesadaran dan keselamatan kerja karyawan adalah dengan menggunakan HES Health, Environment and Safety. HES menjadi perhatian utama bagi perusahaan terkait dengan isu-isu yang berkembang berupa dampak lingkungan dimana perusahaan harus aktif dalam memperhatikan lingkungan hidup maupun lingkungan kerja. Sehingga tujuan perusahaan tidak akan terganggu, namun malah akan tersokong oleh pondasi penerapan HES ini. Statistik menunjukkan bahwa angka kecelakan rata-rata dalam pabrik kimia relatif tidak begitu tinggi. Tetapi situasi beresiko memiliki bentuk khusus, misalnya reaksi kimia yang berlangsung tanpa terlihat dan hanya dapat diamati dan dikendalikan berdasarkan akibat yang akan ditimbulkannya. Kesalahan-kesalahan dalam hal ini dapat mengakibatkan kejadian yang fatal. Sebagai pedoman pokok dalam usaha penanggulangan masalah kerja, Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang Keselamatan Kerja pada tanggal No 1 tanggal 12 Januari 1970. Semakin tinggi tingkat keselamatan kerja dari suatu pabrik maka makin meningkat pula aktivitas kerja para karyawan. Hal ini disebabkan oleh keselamatan kerja yang sudah terjamin dan suasana kerja yang menyenangkan. Untuk mencapai hal tersebut adalah menjadi tanggung jawab dan kewajiban para perancang untuk merencanakannya. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam perancangan pabrik untuk menjamin keselamatan kerja adalah sebagai berikut: Penanganan dan pengangkutan bahan harus seminimal mungkin. Adanya penerangan yang cukup dan sistem pertukaran udara yang baik. Jarak antar mesin dan peralatan lain cukup luas. Setiap mesin dan peralatan lainnya harus dilengkapi alat pencegah kebakaran. Tanda-tanda pengaman harus dipasang pada setiap tempat yang berbahaya. Penyediaan fasilitas pengungsian bila terjadi kebakaran. Pada pra rancangan pabrik pembuatan dimetil eter dari syngas hasil gasifikasi tandan kosong kelapa sawit ini, usaha-usaha pencegahan terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dilakukan dengan cara : 1. Pencegahan terhadap kebakaran Memasang sistem alarm pada tempat yang strategis dan penting, seperti power station , laboratorium dan ruang proses. Mobil pemadam kebakaran harus selalu dalam keadaan siap siaga di fire station . Fire hydrant ditempatkan di daerah storage, proses, dan perkantoran. Fire extinguisher disediakan pada bangunan pabrik untuk memadamkan api yang relatif kecil. Gas detector dipasang pada daerah proses, storage, dan daerah perpipaan dan dihubungkan dengan gas alarm di ruang kontrol untuk mendeteksi kebocoran gas. Smoke detector ditempatkan pada setiap sub-stasiun listrik untuk mendeteksi kebakaran melalui asapnya. 2. Memakai peralatan perlindungan diri Di dalam pabrik disediakan peralatan perlindungan diri, seperti : Pakaian kerja Pakaian luar dibuat dari bahan-bahan seperti katun, wol, dan serta sintetis. Pada musim panas sekalipun tidak diperkenankan bekerja dengan keadaan badan atas terbuka.