Kebutuhan air lainnya Kebutuhan Air

potensi debit pada musim kemarau 80 m 3 detik dan pada musim hujan 120 m 3 detik. Adapun kualitas air Sungai Musi, Sumatera Selatan dapat dilihat pada tabel 7.4 berikut : Tabel 7.4 Kualitas Air Sungai Musi, Sumatera Selatan No Analisa Satuan Metode Hasil I. FISIKA 1. Bau SMWW-206 Tidak berbau 2. Kekeruhan NTU SMWW-214 A 124 3. Rasa SMWW-211 Tidak berasa 4. Warna TCU SMWW-204 163 5. Suhu C SMWW-212 21 6. TDS mgl APHA-208 C 167

II. KIMIA

1. Total kesadahan dalam CaCO 3 mgl SMWW-309 B 125 2. Chloride mgl ASTM D-512 1,25 3. NH 3 -N mgl APHA-418 AB Nil 4. Zat organik dalam KMnO 4 COD mgl SMCA C-48 64 5. SO 4 - mgl ASTM D-516 0,0026 6. Sulfida mgl APHA-428 D 0,00016 7. Cr +2 mgl APHA-117 A Nil 8. NO 3 - mgl ASTM D-3867 0,0047 9. NO 2 mgl ASTM D-3867 - 10. Chlorine mgl CCAM-M2 Nil 11. pH mgl ASTM D-1293 6,7 12. Fe 2+ mgl AAS 11 13. Mn 2+ mgl AAS 0,014 14. Zn 2+ mgl AAS 0,00175 15. Pb 2+ mgl AAS Nil 16. Ca 2+ mgl AAS 58 17. Mg 2+ mgl AAS 21 18. CO 2 bebas mgl ASTM D-513 E 262 19. Cu 2+ AAS 0,0064 Analisa tidak bisa dilakukan, alat dan bahan kimia tidak tersedia Untuk menjamin kelangsungan penyediaan air, maka di lokasi pengambilan air dibangun fasilitas penampungan air water intake yang juga merupakan tempat pengolahan awal air sungai. Pengolahan ini meliputi penyaringan sampah dan kotoran yang terbawa bersama air. Selanjutnya air dipompakan ke lokasi pabrik untuk diolah dan digunakan sesuai dengan keperluannya. Pengolahan air di pabrik terdiri dari beberapa tahap, yaitu : 1. Screening 2. Sedimentasi 3. Klarifikasi 4. Filtrasi 5. Demineralisasi 6. Deaerasi

7.2.3 Screening

Penyaringan merupakan tahap awal dari pengolahan air. Pada screening, partikel-partikel padat yang besar akan tersaring tanpa bantuan bahan kimia. Sedangkan partikel-partikel yang lebih kecil akan terikut bersama air menuju unit pengolahan selanjutnya Degremont, 1991.

7.2.4 Sedimentasi

Setelah air disaring pada Screening, di dalam air tersebut masih terdapat partikel-partikel padatan kecil yang tidak tersaring pada screening. Untuk menghilangkan padatan tersebut, maka air yang sudah disaring tadi dimasukkan ke dalam bak sedimentasi untuk mengendapkan partikel-partikel padatan.

7.2.5 Klarifikasi

Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam air. Air dari screening dialirkan ke dalam clarifier setelah diinjeksikan koagulan yaitu larutan alum Al 2 SO 4 3 dan larutan abu Na 2 CO 3 . Larutan Al 2 SO 4 3 berfungsi sebagai koagulan utama dan larutan Na 2 CO 3 sebagai koagulan tambahan yang berfungsi sebagai bahan pembantu untuk mempercepat pengendapan dan penetralan pH. Pada bak clarifier, akan terjadi proses koagulasi dan flokulasi. Tahap ini bertujuan menyingkirkan Suspended Solid SS dan koloid Degremont, 1991. Koagulan yang biasa dipakai adalah koagulan trivalen. Reaksi hidrolisis akan terjadi menurut reaksi : M 3+ + 3H 2 O MOH 3 + 3 H Dalam hal ini, pH menjadi faktor yang penting dalam penyingkiran koloid. Kondisi pH yang optimum penting untuk terjadinya koagulasi dan terbentuknya flok- flok flokulasi. Dua jenis reaksi yang akan terjadi adalah Degremont, 1991 : Al 2 SO 4 3 + 6 Na 2 CO 3 + 6 H 2 O 2 AlOH 3 + 12 σa + + 6 HCO 3 - + 3 SO 4 3- 2 Al 2 SO 4 3 + 6 Na 2 CO 3 + 6 H 2 O 4 AlOH 3 + 12 σa + + 6 CO 2 + 6 SO 4 3- Reaksi koagulasi yang terjadi : Al 2 SO 4 3 + 3H 2 O + 3 Na 2 CO 3 2 AlτH 3 + 3 Na 2 SO 4 + 3 CO 2 Selain penetralan pH, soda abu juga digunakan untuk menyingkirkan kesadahan permanen menurut proses soda dingin menurut reaksi Degremont, 1991 : CaSO 4 + Na 2 CO 3 σa 2 SO 4 + CaCO 3 CaCl 4 + Na 2 CO 3 2 σaCl + CaCτ 3 Setelah pencampuran yang disertai pengadukan maka akan terbentuk flok- flok yang akan mengendap ke dasar clarifier karena gaya gravitasi, sedangkan air jernih akan keluar melimpah overflow yang selanjutnya akan masuk ke penyaring pasir sand filter untuk penyaringan. Pemakaian larutan alum untuk kekeruhan sebesar 146 NTU adalah 25 ppm Quipro, 2008 terhadap jumlah air yang akan diolah, sedangkan perbandingan pemakaian alum dan abu soda = 1 : 0,54 Crities, 2004.

7.2.6 Filtrasi

Filtrasi berfungsi untuk memisahkan flok dan koagulan yang masih terikut bersama air. Penyaring pasir sand filter yang digunakan terdiri dari 3 lapisan, yaitu: a. Lapisan I terdiri dari pasir hijau green sand b. Lapisan II terdiri dari antrasit c. Lapisan III terdiri dari batu kerikil gravel Bagian bawah alat penyaring dilengkapi dengan strainer sebagai penahan. Selama pemakaian, daya saring sand filter akan menurun. Untuk itu diperlukan regenerasi secara berkala dengan cara pencucian balik back washing. Dari sand filter , air dipompakan ke menara air sebelum didistribusikan untuk berbagai kebutuhan.