Pembahasan 1. Karateristik Demografi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Pembahasan 2.1. Karateristik Demografi Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas wanita yang menderita kanker adalah pada kelompok usia 35 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian Tjokroprawiro 2006 menemukan penderita kanker lebih banyak pada usia 40 tahun sebanyak 73,1. Tjokroprawiro 2006 juga mengatakan usia tua bukan suatu faktor resiko menderita kanker, tetapi dengan semakin meningkatnya usia kemungkinan untuk terpapar bahan bahan karsinogen semakin besar. Selain itu dengan menurunnya status imun seseorang sering dikaitkan dengan faktor usia. Hal ini juga didukung oleh data Depkes RI yang menunjukkan penderita kanker terbanyak pada golongan umur 40 – 49 tahun, kemudian golongan umur 50 – 59 tahun. Dalam penelitian ini ditemukan suku Batak lebih banyak dari pada suku lainnya. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Amin 2008 yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan, RS Haji Medan, RS PTPN-II Tembakau Deli Medan yang mendapatkan hasil penderita kanker payudara lebih banyak pada suku Batak dari pada suku lainnya yaitu sebesar 50. Hal ini terjadi karena proporsi suku di Sumatera Utara lebih banyak pada suku Batak, dari pada suku lainnya. Suhatno 2006 mengatakan bahwa aspek sosial budaya merupakan faktor utama dalam mengkaji kausalitas penyakit maupun kebertahanan penyakit dalam masyarakat. Karena tingkah laku dan pemahaman akan sakit dipengaruhi oleh sosial – budaya dan pola hidup. Untuk mengukur nyeri seseorang saja Universitas Sumatera Utara berbeda karena nyeri adalah subjektif seorang penderita. Untuk memahami keluhan nyeri yang biasanya diperbesar atau sebaliknya diperingan oleh masalah sosial budaya. 2.2.Kualitas hidup wanita penderita kanker Dari rentang skor 26 - 130 kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker yang diteliti di RSUD Dr. Pirngadi Medan hasil perhitungan menunjukkan nilai rata- rata total kualitas hidup adalah 81,59. Nilai rata – rata ini berada diatas nilai tengah skor kualitas hidup yang berarti kualitas hidup wanita menderita kanker tinggi karena nilai rata – ratanya diatas nilai tengah skor kualitas hidup. Sementara Murtiwi 2005 dalam Manik 2008 menemukan bahwa kualitas hidup penderita kanker dalam penelitiannya mempunyai kualitas hidup yang rendah. Namun, dalam penelitian ini tidak dijelaskan sampelnya pria atau wanita, dan Penilaian kualitas hidup tidak menggunakan kuisioner WHOQOL-BREEF tetapi menggunakan versi Universitas Toronto yang berisi tentang fungsional responden secara fisiologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker berdasarkan karakteristik demografi usia, status pernikahan, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan riwayat penyakit saat ini jenis kanker, stadium, terapi yang dijalani, lama menderita kanker tidak memiliki nilai perbedaan yang bermakna. Padahal menurut Moons, dkk 2004 dalam Nofitri, 2009 usia adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Hasil penelitian oleh Ryff dan Singer 1998 dalam Nofitri, 2009 mengatakan Universitas Sumatera Utara individu dewasa mengekspresikan kesejahteraan yang lebih tinggi pada usia dewasa madya. Zapf et al 1987 dalam Nofitri 2009 menemukan bahwa status pernikahan merupakan prediktor terbaik dari kualitas hidup secara keseluruhan. Moons, dkk 2004 dan Baxter 1998 dalam Nofitri, 2009 juga mengatakan bahwa tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. Penelitian yang dilakukan oleh Wahl, dkk 2004 dalam Nofitri 2009 menemukan bahwa kualitas hidup akan meningkat seiring dengan lebih tingginya tingkat pendidikan yang didapatkan oleh individu. Moons, dkk 2004 dalam Nofitri, 2009 mengatakan bahwa terdapat perbedaan kualitas hidup antara penduduk yang berstatus sebagai pelajar, penduduk yang bekerja, penduduk yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan, dan penduduk yang tidak mampu bekerja atau memiliki disablity tertentu. Baxter, dkk 1998 dan Dalkey 2002 dalam Nofitri, 2009 menemukan adanya pengaruh dari faktor demografi berupa penghasilan dengan kualitas hidup yang dihayati secara subjektif. Hasil penelitian yang dilakukan Manik 2008 menyatakan kualitas hidup wanita yang didiagnosis dibawah stadium III kualitas hidupnya baik yaitu 93,3. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Murtiwi 2005 dalam Manik 2008 yang menyatakan kualitas hidup klien yang didiagnosis diatas stadium III kualitas hidupnya tinggi. Analisis lanjutan yang dilakukan Murtiwi menunjukkan hasil yang hampir sama. Dalam analisis tersebut ditemukan responden yang didiagnosis kanker organ reproduksi kualitas hidupnya lebih tinggi.Demikian juga dengan hasil penelitian Universitas Sumatera Utara diperoleh Manik 2008 yang menemukan kualitas hidup wanita yang menderita kanker reproduksi termasuk dalam kategori baik 86,7. Sebab lain yang terjadi pada penelitian ini sehingga kurang ditemukannya perbedaan kualitas hidup adalah responden dalam penelitian cenderung sama dari sisi karakteristik responden. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan rekomendasi mengenai deskripsi dari kualitas hidup wanita yang menderita penyakit kanker di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

1. Kesimpulan