10
pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik
ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri Syah Muhibbin, 1995
Menurut Suprijono
2009, beberapa
pakar pendidikan
mendefinisikan pengertian belajar, yaitu menurut Travers, Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. Menurut Cronbach, learning
is shown by a change in behavior as a result of experience. Belajar adalah
perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan menurut Geoch, learning is change in performance as a result of practice.Belajar
adalah perubahan performance sebagai hasil latihan. Berdasarkan pengertian belajar dari beberapa tokoh diatas maka dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan yang disebabkan oleh adanya pengalaman dan latihan oleh seseorang yang diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu.
B. Metode pembelajaran
Ada banyak metode-metode pembelajaran yang sering digunakan guru, untuk membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Metode-metode tersebut
antara lain :
11
1. Metode Ceramah
Menurut Syah Muhibbin 1995, metode ceramah adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara
lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Dalam hal ini guru biasanya memberikan uraian mengenai topic pokok
bahasan tertentu di tempat tertentu dan dengan alokasi waktu tertentu. Dalam mempersiapkan metode ceramah pada umumnya ada tiga cara
yang bisa dilakukan guru, yaitu pertama, guru menyusun apa yang hendak diceramahkan kepada para siswanya; kedua, guru membuat pokok-pokok
persoalannya sehingga ia dapat berbicara di muka kelas atas dasar pola yang sudah ia siapkan sebelumnya; ketiga, guru harus melakukan secara runtut
dalam menyampaikan materi yang akan diajarkan Suyanto Jihad Asep, 2013.
Menurut Suparno 2006, metode caramah adalah model pembelajaran di mana guru sendiri menerangkan dengan kata-kata, menjelaskan prinsip atau
bahan fisika kepada siswa. Biasanya siswa mendengarkan apa yang diceramahkan guru. Kadang guru sambil ceramah menjelaskan dengan
menulis dipapan tulis, sehingga dapat lebih pelan-pelan menerangkan prinsip fisika kepada siswa.
Berdasarkan beberapa pengertian metode ceramah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode ceramah adalah metode mengajar yang dalam
12
prosesnya guru menjadi pusat pembelajaran, memberikan informasi- informasi, sehingga membuat siswa menjadi tidak aktif. Siswa biasanya
hanya mencatat apa yang guru sampaikan, sehingga kurang efektif. 2.
Metode Latihan Soal Latihan dalam hubungan belajar mengajar adalah suatu tindakan atau
perbuatan pengulangan
untuk lebih
memantapkan hasil
belajar Hamalik:2003.
Menurut Djamarah Bahri dan ZainA 2010, metode latihan yang disebut juga metode training, merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk
menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik.Selain itu, metode ini dapat juga
digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan, juga tidak dapat disangkal bahwa metode latihan mempunyai beberapa
kelemahan.Maka dari itu, guru ingin mempergunakan metode latihan ini kiranya tidak salah bila memahami karakteristik metode ini.
a. Kelebihan metode latihan
1 Untuk memperoleh kecakapan motorik, seperti menulis,
melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat,
13
menggunakan alat-alat mesin permainan dan atletik, dan terampil menggunakan peralatan olahraga.
2 Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian,
menjumlahkan, pengurangan,
pembagian, tanda-tanda
symbol, dan sebagainya. 3
Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat,
seperti hubungan
huruf-huruf dalam
ejaan, penggunaan symbol, membaca peta, dan sebagainya.
4 Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah
ketepatan serta kecepatan pelaksanaan 5
Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya.
6 Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan
yang kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis. b.
Kelemahan metode latihan 1
Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawakan kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari
pengertian 2
Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan 3
Kadang-kadang latihan dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.
14
4 Membentuk kebiasaan yang kaku, karena sifat otomatis
5 Dapat menimbulkan verbalisme
Menurut Jusuf 1982, latihan adalah suatu kegiatan melakukan hal yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh, dengan tujuan untuk
memperkuat asosiasi atau menyempurnakan suatu keterampilan agar menjadi bersifat permanen.
Menurut law of exercise hukum latihan, semakin sering sebuah perilaku dilatih atau digunakan maka akan semakin mantap eksistensi perilaku
tersebut Hilgard Bower dalam Syah Muhibbin, 1995 Menurut teori pendidikan Gal’perin UtomoRuijter,1994:36-37
dalam Susento dkk 19992000, proses belajar dapat digambarkan sebagai rangkaian empat tahapkegiatan, yaitu orientasi, latihan, umpan-balik, dan
tindak lanjut. Keempat tahap ini dikemukakan dalam diagram berikut: ORIENTASI
LATIHAN TINDAK LANJUT
UMPAN-BALIK
15
Dalam tahap orientasi, siswa mula-mula diarahkan untuk mengenali tujuan belajar, ruang lingkup, urutan, dan isi bahan pelajaran, selanjutnya
siswa diberi kesempatan berlatih dengan mengerjakan serangkaian tugas yang disiapkan guru. Hasil latihan ini kemudian ditanggapi guru dengan
memberikan umpan-balik.Berdasarkan umpan balik ini siswa dibimbing untuk memperbaiki kekurangan atau kekeliruan dalam mengerjakan tugas latihan,
meneruskan dengan tugas tambahan lainnya, atau bilamana mungkin dapat mulai mempelajari topik berikutnya.
Ada empat faktor yang disebut Cooney Susento dkk,19992000 yang dapat membuat latihan soal menjadi efektif, yaitu penguatan, umpan balik,
penjadwalan latihan dan variasi. Siswa akan bersemangat dalam mengerjakan soal-soal latihan. Bila mereka mendapatkan perasaan berhasil dan
menemukan keuntungan atas hasil usahanya.Disinilah tanggapan guru sangat diperlukan, penguatan terhadap hasil usaha siswa yang telah memenuhi
tuntutan kriteria guru.Penguatan dapat berbentuk pujian, nilai, atau komentar positif dari guru.
Selain itu, siswa juga membutuhkan umpan-balik dari guru atau teman, yaitu semacam kepastian apakah hasil kerjanya telah memenuhi
kriteria yang ditetapkan guru.Umpan balik dapat memberikan informasi perbaikan bagi siswa, sehingga mereka dapat memantau dan meningkatkan
hasil usahanya. Umpan balik dapat berupa petunjuk guru mengenai kekeliruan
16
yang dilakukan siswa, perbandingan antara jawaban keliru dengan jawaban yang benar, tanggapan siswa lain terhadap jawaban seorang siswa, dan lain-
lain. Agar latihan soal efektif, maka perlu dihindari periode waktu latihan
soal yang terlalu panjang yang mencakup jumlah soal latihan yang terlalu banyak.Akan lebih baik jika latihan soal dipecah-pecah menjadi beberapa sesi
yang lebih pendek.Waktu latihan yang terlalu panjang bisa menyebabkan kebosanan pada diri siswa, disamping itu kekeliruan yang dialami siswa tidak
segera dapat diketahui untuk diperbaiki. Variasi dalam latihan soal juga penting diperhatikan.Variasi dapat
menyangkut jenis soal hitungan, pemahaman konsep, argumentasi, sifat soal rutin atau tak rutin, bentuk soal soal cerita, jawaban singkat, pilihan,
konteks soal, dan taraf kesulitan soal. Variasi juga dapat berupa kebebasan bagi siswa untuk menjawab dengan cara mereka masing-masing, atau selingan
bentuk latihan seperti kuis dan permainan. Pada saat guru memberikan umpan-balik terhadap proses dan hasil
belajar siswa, perlu diperhatikan beberapa prinsip. Prinsip-prinsip berikut diadaptasi dari Jaques
1. Umpan-balik akan lebih baik jika siswa sendiri yang
memintanya daripada guru yang menjejalkan pada siswa.
17
2. Umpan-balik sebaiknya bersifat deskriptif daripada evaluative.
Dengan memaparkan apa yang sebenarnya terlihat oleh guru akan mengurangi reaksi siswa yang bersifat defensif.
3. Umpan-balik jangan terlalu bersifat umum, tetapi diusahakan
cukup spesifik. 4.
Umpan-balik diarahkan pada perilaku yang dapat diubah atau dikontrol oleh siswa.
5. Dengan mempertimbangkan situasi dan kesiapan siswa, umpan-
balik hendaknya diberi sesegera mungkin. 6.
Setelah umpan balik diberikan, sebaiknya guru mengecek sejauh mana penerimaan siswa.
Jika umpan-balik diberikan pada sekelompok siswa, berilah kesempatan anggota-anggota kelompok itu saling mengecek ketepatan
umpan-balik itu terhadap proses atau hasil kerja kelompok. Berdasarkan banyaknya pengertian metode latihan soal diatas maka
dapat disimpulkan bahwa, metode latihan soal merupakan metode mengajar dengan memberikan latihan-latihan kepada siswa, yang kegiatannya selalu
diulang-ulang untuk mencapai hasil yang lebih baik.
18
3. Metode Problem Solving
Menurut Djamarah Bahri dan Zain A 2010, Problem solving adalah belajar memecahkan masalah.Pada tingkat ini para anak didik belajar
merumuskan memecahkan
masalah, memberikan
respons terhadap
rangsangan yang menggambarkan atau membangkitkan situasi problematik, yang mempergunakan berbagai kaidah yang telah dikuasainya. Menurut John
Dewey dalam Djamarah Bahri dan Zain A 2010, memecahkan masalah itu berlangsung sebagai berikut: individu menyadari masalah bila ia dihadapkan
kepada situasi keraguan dan kekaburan sehingga merasakan adanya semacam kesulitan.
Problem solving adalah model pembelajaran dengan pemecahan
persoalan.Biasanya guru memberikan persoalan yang sesuai dengan topik yang mau diajarkan dan siswa diminta untuk memecahkan persoalan itu.Ini
dapat dilakukan baik dalam kelompok ataupun pribadi. Guru sebaiknya minta agar siswa mengungkapkan bagaimana cara mereka memecahkan persoalan
tersebut dan bukan hanya melihat hasil akhirnya. Model problem solving dapat pula membantu mengatasi salah pengertian. Siswa mengerjakan
beberapa soal yang disiapkan guru.Dari pekerjaan itu, dapat dilihat apakah gagasan siswa benar atau tidak.Dengan memecahkan persoalan, siswa dilatih
untuk mengorganisasikan pengertian mereka dan kemampuan mereka. Baik bila siswa diberi waktu untuk menjelaskan pemecahan soal mereka di depan
kelas dan teman-teman lain dapat menanyainya Suparno, 2006.
19
Menurut Dananjaya 2010, tujuan dan proses problem solving adalah sebagai berikut :
a. Tujuan
1 Melatih siswa merumuskan solusi dari masalah yang ada
2 Membiasakan siswa berpikir analitis
b. Proses
1 Siswa dibagi dalam beberapa kelompok
2 Setiap kelompok diminta mencari satu masalah terkait dengan
tema yang disepakati 3
Setiap kelompok mendiskusikan pemecahan masalah 4
Hasil diskusi ditulis dan dipresentasikan di depan kelas Menurut Suryanto dan Jihad Asep 2013, sebagai bagian metode
mengajar, pemecahan masalah merupakan cara mengajar yang dimulai dari proses perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data, hingga
penentuan alternatif pemecahan masalah. Proses pemecahan masalah tersebut dilakukan oleh siswa, ketika siswa dihadapkan pada persoalan yang mereka
temukan sendiri atau masalah yang sengaja diberikan dalam proses pembelajaran.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode pemecahan masalah atau problem solving adalah metode yang bertujuan untuk memberikan
kemampuan kepada siswa agar siswa dapat memecahkan masalah yang
20
dihadapi dengan menggunakan teknik-teknik yang benar dan guru tidak hanya melihat hasil akhirnya saja.
C. Hasil Belajar