B. Wajib Pajak
1. Pegertian Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan. 2. Jenis Wajib Pajak
Pandiangan 2014: 20-21 menyatakan bahwa terdapat tiga jenis Wajib Pajak, yaitu:
a. Wajib Pajak Pribadi adalah setiap orang yang telah memperoleh penghasilan, yaitu
penghasilan yang merupakan objek pajak dan dikenakan tarif umum yang jumlahnya di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP.
b. Wajib Pajak Badan adalah sekumpulan orang danatau modal yang merupakan kesatuan,
baik yang melakukan usaha, maupun yang tidak melakukan usaha, yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi,
dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk
badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
c. Wajib Pajak Bendahara adalah pejabat yang ada dalam Satuan Kerja di instansi pemerintah
atau lembaga negara yang ditunjuk pimpinannya dengan Surat Keputusan untuk melaksanakan tugas kebendaharaan. Tugasnya
antara lain menghitung pajak, memotong atau memungut pajak, serta menyetornya ke kas Negara atau sebagian melalui Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara KPPN bagi instansi pemerintah pusat atau lembaga Negara, kemudian melaporkan pajak tersebut.
3. Kewajiban Wajib Pajak Pandiangan 2014: 98-99 menyatakan bahwa sesuai dengan
ketentuan perpajakan kewajiban Wajib Pajak, diantaranya: a. Mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak. bila melakukan kegiatan
usaha dan omzetnya sudah di atas jumlah tertentu yang ditetapkan Menteri Keuangan dalam satu tahun pajak atau bagian tahun pajak,
maka selain mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak juga melaporkan usahanya untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak PKP;
b. Menghitung pajak sendiri dan pajak pihak lain dengan tepat dan benar;
c. Memotong danatau memungut pajak pihak lain yang menjadi kewajibannya;
d. Membayar atau menyetor pajak yang terutang, baik pajak sendri maupun pajak pihak lain yang dipotongdipungut;
e. Melaporkan pajak atau SPT tepat waktu; f.
Menyelenggarakan pembukan atau pencatatan. 4.
Hak Wajib Pajak Menurut Pandiangan 2014: 99 menyatakan bahwa sesuai ketentuan
perpajakan hak Wajib Pajak, diantaranya: a. Memperoleh informasi dan pelayanan perpajakan dari Direktorat
Jenderal Pajak DJP; b. Meminta kembali kelebihan pembayaran pajak restitusi;
c. Mengajukan keberatan, banding, dan peninjauan kembali; d. Mengajukan permohonan mengangsur pembayaran pajak;
e. Mengajukan permohonan menunda pembayaran pajak; f. Mengajukan pengurangan angsuran pajak PPh Pasal 25;
g. Mengajukan permohonan pemindahbukuan; h. Memperpanjang atau menunda penyampaian SPT Tahunan PPh;
i. Mengajukan permohonan Surat Keterangan Fiskal SKF.
C. Pegawai Pajak