2 Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
a Pajak Provinsi terdiri dari: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan dan Pajak
Rokok. Sedangkan
b Pajak KabupatenKota terdiri dari: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan
Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan PBB dan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
5. Sistem pemungutan pajak Mardiasmo 2011: 7 menyatakan bahwa terdapat dua sistem
pemungutan pajak, yaitu:
a. Official Assesment System
Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh Wajib Pajak. Ciri-cirinya:
1 Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
fiskus. 2 Wajib Pajak bersifat pasif.
3 Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak
oleh fiskus. b. Self Assesment System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang
terutang. Ciri-cirinya:
1 Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada
Wajib Pajak sendiri.
2 Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang. 3 Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
6. Asas pemungutan pajak Mardiasmo 2011: 7 menyatakan bahwa asas pemungutan pajak
dibagi menjadi tiga, yaitu: asas domisili, asas sumber, asas kebangsaan. a. Asas domisili
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang
berasal dari dalam maupun dari luar negri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak dalam negeri.
b. Asas sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.
c. Asas kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara. 7. Subjek pajak
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 menyatakan bahwa yang menjadi subjek pajak antara lain:
a. Orang Pribadi.
b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan
yang berhak.
c. Badan, terdri dari perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, BUMNBUMD dengan nama dan bentuk apapun,
firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi
lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak
investasi kolektif. d. Bentuk Usaha Tetap BUT.
8. Objek pajak Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 menyatakan bahwa objek
pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari
Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.
B. Wajib Pajak