28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini digolongkan dalam penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,
di mana proses penelitiannya didasarkan pada teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti untuk menemukan solusi dalam permasalahan
tersebut. Alasan peneliti memilih pendekatan kualitatif, karena ini berkaitan dengan konsep judul dan rumusan masalah yang dikemukakan pada
pendahuluan. Abdurahman 2003:51 menambahkan bahwa melalui metode pendekatan kualitatif ini, peneliti akan melakukan penelitian secara intensif,
terinci, dan mendalam terhadap organisasi, kelompok atau lembaga, dan gejala tertentu dalam masyarakat.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan studi kasus karena pendekataan ini dianggap mampu mengeksplorasi suatu masalah
dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber . Studi kasus menjadi berguna terutama ketika
orang perlu memahami suatu problem atau situasi tertentu, dan di mana orang dapat mengidentifikasi kasus yang kaya dengan informasi.
Metode penelitian studi kasus menurut Jasa Ungguh Muliawan 2014: 85 adalah metode penelitian yang berusaha meneliti, mengurai dan mencari
solusi atau jalan keluar terbaik mengatasi masalah yang dihadapi. Sedangkan Rulam Ahmadi 2014: 69 mengemukakan pendapat BogdanBiklen yang
menyatakan bahwa studi kasus adalah suatu kajian yang rinci tentang satu latar, atau, subjek tunggal, atau satu tempat penyimpanan dokumen atau suatu
peristiwa tertentu. Definisi lain dalam Rulam Ahmadi 2014:69 mengetengahkan bahwa studi kasus adalah kasus khusus yang dibatasi secara
jelas atau serangkaian kasus, suatu kasus itu bisa berupa individu, keluarga, pusat kesehatan masyarakat, rumah perawat, atau suatu organisasi. Masih
menurut Rulam Ahmadi 2014: 77 mengemukakan pendapat dari Patton yang menyatakan bahwa studi kasus adalah perlakuan deskriptik, analitik,
interpretatif, dan evaluatif yang lebih komprehensif yang ada dalam rekaman kasus.
Dari beberapa pendapat mengenai Studi kasus di atas dapat disimpulkan bahwa Studi Kasus adalah Metode penelitian yang meneliti
tentang kasus khusus mengenai keluarga, dalam hal ini tentang studi kasus kebermaknaan hidup pasangan suami istri yang belum membayar
belis
pada masyarakat Flores Timur. Dengan studi kasus ini dimungkinkan untuk
melakukan studi secara lebih dalam dan detail. Proses mengonstruksi studi kasus ini melalui tiga tahapan,
sebagaimana dikemukakan oleh Patton dalam Rulam Ahmadi 2014:78 sebagai berikut: pertama adalah tahap mengumpulkan data mentah. Kedua
adalah tahap mengonstruk rekaman kasus. Ketiga adalah tahap terakhir adalah Tahap menulis narasi studi kasus.
Dengan menggunakan pendekatan Studi kasus, lebih menekankan pada aspek subjektif dari perilaku orang. Peneliti berusaha masuk dalam
dunia konseptual para subjek yang diteliti sedemikian rupa, sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh
mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari. Peneliti menggunakan pendekatan ini untuk mengetahui makna hidup dengan
menggali penghayatan subjek terhadap usahanya sendiri agar memperoleh makna hidupnya.
A. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih pasangan yang sudah menikah namun belum membayar
belis
. Serta seseorang yang dekat dengan pasangan tersebut. Berikut identitas dari subjek penelitian:
a. Subjek 1 adalah suami berinisial GS. Umur 52 tahun dan berprofesi
sebagai polisi. b.
Subjek 2 adalah istri GS berinisial EB. Umur 48 tahun dan berprofesi sebagai guru.
c. Subjek 3 adalah orang terdekat dari pasangan tersbut berinisial MM.
Umur 60 tahun dan seorang pensiunan Pegawai Negeri Sipil PNS.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diangkat dalam penelitian ini adalah kebermaknaan hidup pasangan suami isteri yang belum membayar “Belis”
pada masyarakat Flores Timur.
B. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan pada tahap pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode observasi dan wawancara. Observasi merupakan
metode pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang fenomena- fenomena yang diteliti Sutrisno, 1990:136. Observasi dilakukan penulis di
lapangan sampai dianggap cukup mengetahui fenomena yang diteliti. Sutrino menambahkan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks,
suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses pengamatan dan proses ingatan.
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar. Dalam penelitian digunakan observasi terus terang Sugiyono, 2011:132, di mana sumber data atau
subjek yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir aktivitas peneliti. Wawancara merupakan kegiatan menghimpun data dengan jalan
melakukan tanya jawab lisan secara tatap muka dengan siapa saja yang diperlukan atau dikehendaki Sutrisno, 1990:136. Wawancara merupakan
pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah
wawancara mendalam. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan informan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.
C. Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan lembar pengamatan, pedoman wawancara, tape recorder, lembar riwayat hidup, lembar observasi
dan alat tulis. 1.
Lembar Pengamatan Lembar pengamatan mencangkup berbagai informasi umum seputar
prosedur dan tujuan dari suatu penelitian. Kemudian pada lembar pengamatan ini juga dijabarkan bahwa 1 alat perekam suara
dipergunakan semata-mata untuk kelancaran sesi tanya jawab, 2 identitas diri subjek akan tetap terjamin kerahasiaannya. Semua hal ini
dimaksudkan agar para subjek merasa lebih nyaman dalam proses wawancara.
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara ini digunakan agar penulis dapat mengajukan pertanyaan yang fokus pada masalah yang ingin diteliti terlampir.
3. Tape Recorder
Untuk memperoleh data secermat dan selengkap mungkin, peneliti menggunakan tape recorder agar dapat berkonsentrasi penuh terhadap
informasi yang diberikan responden dan data yang penulis peroleh juga lengkap sehingga penulis lebih leluasa untuk merumuskan temuannya.
Tentusaja harus meminta izin terlebih dahulu pada subjek sebelum menggunakan tape recorder.
4. Lembar Riwayat Hidup
Lembar ini dipergunakan agar sebelum melakukan wawancara, penulis sudah mengetahui sedikit informasi tentang subjeknya. Di dalam lembar
riwayat hidup terdapat beberapa hal yang harus diisi oleh subjek seperti: nama, alamat, usia, nomor telepon, suku, dan lain-lain. Hal ini
dimaksudkan untuk mempermudah penulis untuk menghubungi subjek jika sewaktu waktu ada data yang masih kurang jelas atau kurang lengkap.
5. Lembar Observasi
Lembar ini berguna untuk mencatat perilaku-perilaku yang ditampilkan oleh subjek selama proses wawancara, seperti nada bicara, ekspresi wajah,
bahasa tubuh, dan sebagainya. 6.
Alat Tulis Alat tulis digunakan untuk membantu pencatatan saat melakukan
observasi.
D. Teknik Analisis Data
Data yang sudah terkumpul akan di analisis dengan menggunakan metode kualitatif. Menurut Patton Poerwandari, 2007:163 penelitian
kualitatif tidak memiliki aturan-aturan absolute untuk mengolah dan menganalisis data. Peneliti harus memonitor, melaporkan proses dan
prosedur-prosedur analisis secara jujur dan selengkap mungkin. Oleh karena itu, setelah melakukan wawancara terhadap subjek maka peneliti melakukan
beberapa langkah analisis sebagai berikut: