silica gel GF
254
dan fase gerak berupa etil asetat-metanol-air 81 : 11 : 8
v v
dengan jarak pengembangan 8 cm. Deteksinya menggunakan sinar UV 254 dan 365 nm, serta disemprot dengan pereaksi Kedde dan SbCl
3
bercak diamati di bawah sinar tampak Wagner et al., 1984.
E. Analisis Hasil
Analisis waktu inisiasi kalus dilakukan secara visual sebagai munculnya titik-titik tumbuh kalus yang berwarna putih kekuningan untuk yang pertama
kalinya pada eksplan dengan menggunakan rata-rata waktu inisiasi kalus. Analisis pertumbuhan kalus di dalam penelitian ini menggunakan dua
cara, yaitu :
1. Analisis menggunakan grafik pertumbuhan kalus berdasarkan data
penimbangan bobot kalus basah dengan umur kalus.
Pertumbuhan kalus diperoleh berdasarkan pertambahan bobot kalus basah yakni dengan cara mengurangkan bobot kalus basah akhir dengan bobot kalus
basah awal. Data yang diperoleh digambar dalam grafik hubungan antara hari pemanenan dan umur kalus serta ditentukan fase-fase pertumbuhannya.
2. Analisis menggunakan grafik pertumbuhan kalus berdasarkan data
biomassanya.
Data penimbangan bobot kalus basah yang diperoleh dari setiap pemanenan kemudian dikeringkan hingga bobotnya konstan dan ditimbang.
Pertumbuhan kalus dihitung berdasarkan persentase pertambahan bobot biomassa kalus. Kemudian dibuatkan grafik pertumbuhan kalus, dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghubungkan antara pertambahan bobot kalus kering dan umur kalus. Data profil pertumbuhan kalus berdasarkan biomassa kalus tersebut digunakan
sebagai data pendukung bagi pertumbuhan kalus berdasarkan pertambahan bobot kalus basah.
Untuk mengetahui apakah dengan adanya penambahan zat pengatur tumbuh 2,4-D dan FAP selama dilakukannya proses kultur berpengaruh
terhadap kadar air yang terkandung di dalam kalus maka diperlukan perhitungan persen susut pengeringan. Persen susut pengeringan kalus dihitung dengan
mengurangkan rerata bobot kalus basah akhir dengan rerata bobot kalus kering dibagi dengan rerata bobot basah akhir dikali 100.
Analisis kandungan kimia kalus, dalam hal ini glikosida jantung dilakukan uji KLT dengan membandingkan bercak KLT ekstrak kalus kamboja
jepang dengan bercak KLT ekstrak daun tanaman asal dan larutan standar digitoksin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman Kamboja Jepang
Determinasi tanaman kamboja jepang dilakukan dengan mencocokkan tanaman kamboja jepang yang digunakan dalam penelitian dengan ciri-ciri
morfologi tanaman kamboja jepang berdasarkan pustaka acuan Anonim 2006. Berdasarkan hasil determinasi, diperoleh keterangan bahwa tanaman yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman kamboja jepang Adenium obesum Forssk. Roem. Schult. dari famili Apocynaceae.
B. Pemilihan dan Penanaman Eksplan
Bahan yang digunakan sebagai eksplan dalam penelitian ini adalah daun tanaman kamboja jepang. Pemilihan daun tanaman kamboja jepang sebagai
eksplan karena daun memiliki jaringan parenkim yang akan berdediferensiasi, yaitu proses perkembangan terbalik dari bagian tanaman atau organ tanaman
menjadi sekelompok sel yang terus-menerus membelah berupa kalus dalam media tanam yang digunakan. Eksplan daun lebih mudah disterilisasi dalam proses
pengulturan tanaman tersebut. Dalam penelitian ini, daun yang digunakan sebagai eksplan berasal dari
daun sehat dan segar yang terletak nomor 3 sampai 5 dari ujung batang atau cabang karena daun pada daerah tersebut masih banyak memiliki jaringan
meristem yang mempunyai sifat totipotensi sehingga dapat tumbuh dan berkembang. Daun yang terletak pada ujung batang atau cabang sel-selnya masih
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI