Kromatografi Lapis Tipis PENELAAHAN PUSTAKA

sodium nitroprusside dimana pereaksi tersebut akan bereaksi dengan grup metilen aktif yang ditemukan dalam cincin lakton tidak jenuh. Pereaksi ini akan memberikan warna oranye, ungu, biru, dan violet, yang menunjukkan adanya glikosida jantung Farnsworth, 1966.

D. Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi lapis tipis KLT merupakan metode pemisahan fisikokimia Stahl, 1969. Pada dasarnya semua kromatografi menggunakan dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Pemisahan-pemisahan tergantung pada gerakan relatif dari dua fase ini. Kromatografi dapat digolongkan berdasarkan sifat-sifat fase diam, yang dapat berupa zat padat atau zat cair. Apabila fase diam berupa zat padat maka cara tersebut dikenal sebagai kromatografi serapan, sedangkan untuk fase diam yang berupa cairan dikenal sebagai kromatografi partisi Sastrohamidjojo, 2001. Kromatografi lapis tipis termasuk ke dalam kromatografi serapan. Prinsip dari kromatografi serapan adalah kecepatan bergerak dari suatu komponen tergantung pada berapa besarnya komponen tersebut tertahan oleh fase diam Sastrohamidjojo, 2001. Fase diam yang digunakan dalam kromatografi lapis tipis adalah bahan penyerap atau adsorben Stahl, 1969. Fase diam dapat berupa serbuk halus yang berfungsi sebagai permukaan penjerap kromatografi cair-padat atau berfungsi sebagai penyangga untuk lapisan zat cair kromatografi cair-cair Gritter et al, 1991. Dua sifat penting yang perlu diperhatikan dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pemilihan bahan penyerap adalah ukuran partikel dan homogenitas partikel penyerap. Kedua sifat ini sangat berpengaruh pada gaya adhesi. Besar partikel yang biasa digunakan adalah 1-25 mikron. Fase diam yang umum dan paling banyak digunakan adalah silika gel yang dicampur dengan CaSO 4 untuk menambah daya lengket partikel silika gel pada pendukung pelat. Adsorben lain yang juga biasa digunakan adalah alumina, kieselguhr, celite, serbuk selulosa, serbuk poliamida, kanji dan sephadex Mulja dan Suharman, 1995. Fase diam yang digunakan untuk analisis secara kromatografi lapis tipis untuk glikosida jantung adalah silika gel GF 254 Wagner, 1984. Fase gerak adalah medium angkut dan terdiri atas satu atau beberapa pelarut. Fase ini bergerak dalam fase diam karena adanya gaya kapiler. Fase gerak yang digunakan adalah pelarut bertingkat mutu analitik dan bila diperlukan sistem pelarut multi-komponen harus berupa campuran sesederhana mungkin terdiri atas maksimum tiga komponen Stahl, 1969. Ada beberapa macam pilihan fase gerak untuk glikosida jantung, yaitu etil asetat-metanol-air 100:13,5:10 v v ; etil asetat-metanol-etanol-air 81:11:4:8 v v ; metiletil keton-toluena-air-asam asetat glasial 40:5:3:2,5:1 v v ; dan kloroform-metanol-air 65:35:10 v v Wagner, 1984. Campuran yang dipisahkan berupa larutan yang ditotolkan berupa bercak. Setelah itu pelat atau lapisan dimasukkan ke dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok fase gerak. Pemisahan terjadi selama pengembangan. Selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus dideteksi Stahl, 1969. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Identifikasi dari senyawa yang terpisah bercaknoda pada lapisan tipis dapat dilakukan dengan tanpa pereaksi kimia dan disemprot dengan reagen. Identifikasi senyawa glikosida jantung dapat dilakukan dengan tanpa pereaksi kimia yaitu dengan menggunakan sinar ultraviolet 254 dan 365 nm, sedangkan reagen penyemprot yang digunakan untuk identifikasi senyawa glikosida jantung adalah reagen Kedde, Legal, Baljet, Raymond, antimony III chloride, chloramine-trichloroacetic acidCTA, sulphuric acid Wagner, 1984 dan vanillin-phosporic acid Jork et al., 1990. Jarak pengembangan senyawa pada kromatogram biasanya dinyatakan dengan angka Rf atau hRf. Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan jarak antara senyawa dari titik awal dengan jarak tepi muka pelarut dari awal. Rf = an pengembang jarak an pengembang awal dari bercak jarak Harga Rf yang diperoleh pada KLT tidak tetap jika dibandingkan dengan kromatografi kertas sehingga perlu dibuat kromatogram zat pembanding kimia, lebih baik dengan kadar yang berbeda-beda. Perkiraan identifikasi diperoleh dengan pengamatan dua bercak dengan harga Rf dan ukuran yang hampir sama. Angka Rf berkisar antara 0,01 – 1,00 dan hanya dapat ditentukan dengan dua desimal. hRf adalah angka Rf dikalikan faktor 100 h, menghasilkan nilai berkisar antara 0 – 100 Harborne, 1984; Stahl, 1969.

E. Landasan Teori