Pembelian Barang Paling Ekonomis

3.2.2. Pembelian Barang Paling Ekonomis

Studi Kasus : Perusahaan CV.Akoor memiliki ramalan penjualan beras sebesar 55.077 kg setahun. Biaya pemesan terdiri atas biaya telepon dan biaya bongkar pada saat barang sampai ke gudang. Biaya pemesanan diperkirakan perusahaan setiap tahunnya naik 20 , ke kenaikan 20 dibuat karena berdasarkan data masa lalu dimana harga pemesanan setiap tahunnya rata-rata kenaikannya + 20 . Biaya pemesanan 2003 Rp 42.000 maka tahun 2004 biaya pemesanan Rp 50.400 Biaya penyimpanan terdiri dari biaya simpan dan biaya pemeliharaan.Biaya penyimpanan diambil dari harga beras per kg dan diputuskan oleh perusahaan 2 dari harga beras, hal ini ditetapkan karena beras juga memerlukan biaya penyimpanan sebelum penjualan. Biaya penyimpanan 2 dari harga beras per kg karena biaya penyimpanan dihitung setiap kg nya dan setiap tahunnya harga beras selalu naik. Harga beras yang ditetapkan perusahaan setiap tahunnya naik 20 . Harga 2003 Rp 3.100 kg maka tahun 2004 Rp 3.720 kg Diketahui : D = 55.077 kg S = 50.400 H = 2 C = 3.720 kg 1. Berdasarkan data tersebut maka dapat dicari pembelian paling ekonomis dengan konsep EOQ sebagai berikut : EOQ = 2 x Dx S C x H = 2 x 55.077 x 50.400 3.720 x 0,02 = 74.620.451,61 = 8.638,3 dibulatkan 8638 kg Pembelian yang paling ekonomis adalah sebanyak 8683 kg setiap kali pesan 2. Mencari frekuensi pembelian barang dalam satu tahun dengan menentukan kuantitas barang yang diperlukan dalam satu tahun D = 55.077 ton dan kuantitas pembelian ekonomis dalam satu kali pesan EOQ = 8638 kg. Berdasarkan data tersebut maka dapat dicari frekuensi pembelian yaitu sebagai berikut : N = D Q = 55.077 8638 = 6,37 kali dibulatkan 6 kali tahun Jadi pembelian beras akan ekonomis bila dilakukan pembelian sebanyak 6 kali dalam satu tahun 3. Biaya total persediaan yang minimum TIC-minimum adalah TIC = 2.D.S.C.H = 2 x 55.077 x 50.400 x 3720 x 2 = Rp 642.690,48 Total persediaan paling ekonomis Rp 642.690,48 4. Daur pemesanan ulang Periode waktu yang kita gunakan dalam satuan minggu Y = 1 x satuan periode waktu N = 1 x 52 minggu 6 = 8,6 minggu 5. Reorder point ROP = Q Y = 8638 8,6 = 1004,4 kg Perhitungan EOQ 8638 kg N 6 kali tahun TIC Rp 642.690,48 Y 8,6 minggu ROP 1004,4 kg Tabel 3.6. Hasil Perhitungan Dari perhitungan diatas dapat kita simpulkan bahwa 1. Bila persediaan mencapai 1004,4 kg, maka segera dibuat pesanan sebesar 8638 kg 2. Dalam satu tahun akan terjadi 6 kali pesanan 3. Persediaan baru akan habis setelah 8,6 minggu 4. Kebijakan ini akan memberikan biaya persediaan minimum yaitu Rp 642.690,48

3.3. DESAIN SISTEM