9
2.2.2. Bauran Pemasaran
Lupiyoadi 2001: 58 menyatakan bahwa bauran pemasaran marketing mix merupakan tool atau alat bagi merketer yang terdiri dari berbagai elemen
suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan dengan sukses.
Marketing mix pada produk barang yang kita kenal selama ini berbeda dengan marketing mix untuk produk jasa. Hal ini terkait dengan perbedaan karakteristik
jasa dan barang.
Farisa 2003, 75 menyatakan bahwa bauran pemasaran terdiri dari:
produk produk, harga price, distribusi distribution, dan promosi promotion.
2.2.2.1. Produk produk
Menurut pendapat Kotler 1996: 194 definisi dari produk yaitu sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau
dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen. Dan para konsumen akan menyukai produk-produk yang memberikan kualitas dan
penampilan yang paling baik, serta keistimewaan yang menonjol, dan karena itu perusahaan harus mencurahkan usaha terus-menerus dalam perbaikan dan
peningkatan mutu produk. Menuru Olson 2000: 165, Produk dan ciri-ciri produk adalah perangsang
utama yang mempengaruhi perilaku konsumen, ciri-ciri tersebut dapat dievaluasi konsumen dalam hal kesesuaian dengan tata nilai, kepercayaan, dan pengalaman
masa lampau mereka. Pemasaran dan informasi – informasi lainnya juga
10
mempengaruhi apakah pembelian dan penggunaan suatu produk akan menjanjikan sesuatu yang bermanfaat.
Produk menurut Tjiptono 2002 adalah: segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Sedangkan yang dimakud dengan Bauran produk menurut pendapat
Kotler 1997: 435 adalah “sekumpulan seluruh produk dan item produk seperti ukuran, harga, penampilan, atau atribut lainnya yang secara khusus para penjual
menawarkan untuk dijual kepada para pembeli” . Secara khusus Kurtz et.al 1995 menjelaskan : bahwa “produk merupakan
hasil dari pada jasa, yang berisi dua komponen, yaitu hasil teknikal dan hasil fungsional. Hasil teknikal technical outcome adalah hasil akhir daripada jasa
atau “apa” jasanya. Hasil fungsional functional outcome adalah penerimaan jasa atau “bagaimana” jasa disampaikan”.
Menurut Farisa 2003, 75, indikator yang digunakan untuk mengukur Produk antara lain :
1. Ukuran kemasan
2. Rasa atau Aroma
3. Merek
2.2.2.2. Harga Price
Definisi harga menurut Stanton 1994: 221, “Harga sebuah produk atau jasa merupakan faktor penentu utama permintaan pasar. Harga mempengaruhi
11
posisi persaingan dan bagian atau saham pasar di perusahaan. Sewajarnyalah jika harga mempunyai pengaruh yang tidak kecil terhadap pendapatan dan laba bersih
perusahaan”. Menurut Alma 1992: 63 harga dari suatu barang ialah apa yang dirasa oleh
penjual, pembeli mampu membayar. Kemudian harga ini ada yang bersifat tetap, dan ada pula yang dicapai dengan tawar menawar. Jadi pengertian harga
sebenarnya ialah suatu nilai yang dicapai oleh penjual dan pembeli mengenai suatu barang atau jasa.
Tjiptono 2002: 151 menjelaskan “bahwa agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan
harganya secara tepat”. Tjiptono juga menjelaskan bahwa harga merupakan satu- satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan
bagi perusahaan, sedangkan unsur lainnya menyebabkan timbulnya biaya. Disamping itu harga merupakan unsur bauran pemsaran yang bersifat fleksibel,
artinya dapat diubah dengan cepat. Lebih khusus lagi Kurtz et.al 1995 menjelaskan harga yang tinggi
menunjukkan kualitas yang tinggi, demikian pula sebaliknya harga yang rendah menunjukkan kualitas yang rendah, hal ini dapat diterima oleh beberapa dan
pelanggan. Menurut Kotler 1997: 509 metode penentuan harga dapat didekati dengan
menseleksi harga akhir dengan menambahkan faktor-faktor diantaranya psychological pricing di mana konsumen menggunakan harga sebagai indikator
kualitas dan kebijaksanaan harga perusahaan company pricing policies dengan
12
tujuan memberikan kuota harga kepada tenaga pejualan untuk diberikan kepada konsumen dan untuk profitabilitas perusahaan.
Lebih lanjut lagi Kotler 1997 menjelaskan bahwa beberapa perusahaan memodifikasi dasar penyusunan harga untuk memberikan hadiah kepada
pelanggan atas pembayaran lebih cepat, volume pembelian, dan pembelian diluar musim, hal ini oleh Kotler disebut price discount and allowances.
Menurut Tjiptono 2002: 151 mengatakan harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya termasuk barang dan jasa lainnya yang ditukarkan agar
memperoleh hak kepemilikan atau pengunaan suatu barang atau jasa. Pengertian ini sejalan dengan konsep pertukaran exchange dalam pemasaran.
Menurut Farisa 2003, 75, indikator yang digunakan untuk mengukur harga antara lain :
1. Harga sesuai dengan kualitas
2. Potongan harga Discount
2.2.2.3. Distribusi Distribution