Sejarah Montessori Karakteristik Montessori

turunan dari psikologi pendidikan dan teori belajar yang dijadikan landasan praktik dalam pembelajaran Suprijono, 2009. Dalam program pendidikan anak usia dini sendiri banyak model pembelajaran yang dikemukakan oleh para filsuf pendidikan. Pemahaman mengenai model pembelajaran untuk PAUD Pendidikan Anak Usia Dini akan menentukan pemilihan pendekatan dan metode pembelajarannya di kelas. Suprijono 2009 mendefinisikan model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas, meliputi penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan petunjuk mengajar bagi guru. Model pembelajaran dapat pula diartikan sebagai prosedur sistematis dalam pelaksanaan pembelajaran yang meliputi strategi, metode, teknik, dan pendekatan pembelajaran di kelas Uno, 2007. Dengan demikian, model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai pola sistematis mengenai kurikulum, metode, dan pendekatan pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran di kelas. Dua jenis model pembelajaran yang di gunakan dalam PAUD yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Montessori dan model pembelajaran konvensional.

1. Model Pembelajaran Montessori

a. Sejarah Montessori

Model pembelajaran Montessori pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf pendidikan bernama Maria Montessori. Maria Montessori adalah seorang dokter wanita pertama yang hidup pada tahun 1870-1952 di Italia. Ketertarikan Montessori pada dunia anak bermula saat ia bekerja di sebuah klinik psikiatri yang khusus menangani anak berkebutuhan khusus dan gangguan mental. Dari sini lah kemudian Montessori memiliki pemikiran untuk membantu anak dengan gangguan mental melalui pendidikan. Ia percaya bahwa gangguan mental yang terjadi pada anak-anak bukan sekedar masalah medis semata namun lebih merupakan masalah yang berkaitan dengan pendagogik. Pemikiran Montessori tersebutlah yang kemudian memberikan sumbangan besar bagi dunia pendidikan. Pada tahun 1907, Montessori kemudian mendirikan sebuah sekolah khusus bagi anak dengan gangguan mental. Sekolah tersebut didirikan di daerah kumuh di Roma dengan nama Casai dei Bambini yang berarti Rumah Anak- anak Children’s House. Pembelajaran di tempat itu dirancang agar memungkinkan anak didik yang berusia kurang dari lima tahun melakukan berbagai kegiatan. Sekarang ini, materi belajar di Ca sai dei Bambini bukan lagi hanya diperuntukkan untuk anak dengan gangguan mental tetapi juga digunakan untuk mengukur akurasi diskriminasi sensoris.

b. Karakteristik Montessori

Model pembelajaran Montessori menerapkan pembelajaran yang lebih menekankan pada masa peka dan kebebasan yang dimiliki anak Yus, 2011. Anak memiliki masa pekanya masing- masing untuk mempelajari sesuatu sehingga mereka akan memilih sendiri aktivitas yang akan mereka lakukan di kelas tanpa perlu diarahkan. Guru cukup menyediakan media atau alat bantu pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak dan berperan sebagai observer. Dengan demikian, aktivitas belajar lebih banyak dilakukan secara individu atau dalam kelompok kecil. Kelas Montessori dirancang untuk memungkinkan anak belajar secara individu maupun dalam kelompok kecil sesuai dengan aktivitas yang dipilihnya masing-masing Chattin-McNichols, 1992. Selain itu, Chattin-McNichols 1992 juga menyebutkan bahwa kelas-kelas Montessori memungkinkan anak belajar dalam kelas rentang lintas usia hingga tiga tahun. Melalui rancangan kelas yang seperti ini, diharapkan anak yang usianya lebih tua dapat membantu anak lain yang usianya lebih muda, dan sebaliknya anak yang lebih muda dapat belajar dari anak yang usianya lebih tua. Dengan demikian, kelas Montessori dirancang berdasarkan prinsip kerjasama antar anak dan bukan persaingan. Pemberian instruksi maupun penggunaan instrumen pembelajaran juga memiliki karakteristik tersendiri di kelas Montessori. Guru tidak memberikan instruksi pada anak melainkan memfasilitasi anak melakukan aktivitas yang mereka inginkan sesuai dengan perkembangannya Yus, 2011 . Guru Montessorian tidak menerapkan penghargaan dan hukuman reward-punishment pada anak karena dianggap dapat merusak independensi anak dan membuat anak bergantung pada otoritas di luar dirinya Crain, 2007. Penggunaan media atau alat pembelajaran di sekolah Montessori menggunakan alat-alat manipulatif yang telah dirancang khusus oleh Montessori sendiri Lopata, 2005. Alat tersebut dirancang agar memiliki kontrol atas kesalahan sehingga anak dapat menemukan dan memperbaiki sendiri kesalahannya Yus, 2011. Sebagai contoh, pada permainan memasangkan silinder pada tempatnya dirancang apabila anak salah menempatkan silinder maka akan ada silinder yang tersisa. Program Montessori tidak menggunakan buku cetak, lembar kerja siswa, atau ujian-ujian dalam pembelajarannya Haines, 1995 dalam Lopata, 2005.

c. Teori Perkembangan Montessori

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN KESIAPAN ANAK MEMASUKI SEKOLAH DASAR PADA ANAK YANG MENGIKUTI PLAYGROUP DENGAN ANAK YANG TIDAK MENGIKUTI PLAYGROUP

0 9 15

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK PRASEKOLAH ANTARA YANG MENGIKUTI PAUD DAN Perbedaan Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah Antara Yang Mengikuti Paud Dan Tidak Mengikuti Paud Di Desa Kalikotes Kecamatan Kalikotes Klaten.

0 6 19

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK PRASEKOLAH ANTARA YANG MENGIKUTI PAUD DAN Perbedaan Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah Antara Yang Mengikuti Paud Dan Tidak Mengikuti Paud Di Desa Kalikotes Kecamatan Kalikotes Klaten.

0 2 15

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK, SOSIAL DAN BAHASA ANAK TODDLER ANTARA YANG MENGIKUTI PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK, SOSIAL DAN BAHASA ANAK TODDLER ANTARA YANG MENGIKUTI PAUD DAN TIDAK MENGIKUTI PAUD DI KELURAHAN NGLOROG SRAGEN.

0 1 15

STUDI KOMPARASI KESIAPAN ANAK MEMASUKI SEKOLAH DASAR (SD) PADA ANAK–ANAK YANG MENGIKUTI PENDIDIKAN TAMAN Studi Komparasi Kesiapan Anak Memasuki Sekolah Dasar (SD) Pada Anak–Anak Yang Mengikuti Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) Program Full Day Ditinjau D

0 1 15

STUDI KOMPARASI KESIAPAN ANAK MEMASUKI SEKOLAH DASAR PADA ANAK-ANAK YANG MENGIKUTI PENDIDIKAN TAMAN Studi Komparasi Kesiapan Anak Memasuki Sekolah Dasar Pada Anak-Anak Yang Mengikuti Pendidikan Taman Kanak-Kanak Program Fullday Dan Reguler.

0 0 16

STUDI KOMPARASI KESIAPAN ANAK MEMASUKI SEKOLAH DASAR PADA ANAK-ANAK YANG MENGIKUTI PENDIDIKAN TAMAN Studi Komparasi Kesiapan Anak Memasuki Sekolah Dasar Pada Anak-Anak Yang Mengikuti Pendidikan Taman Kanak-Kanak Program Fullday Dan Reguler.

0 0 16

Perbedaan kesiapan sekolah antara anak yang mengikuti model pembelajaran montessori dengan anak yang mengikuti model pembelajaran konvensional.

0 2 105

65 MODEL PEMBELAJARAN

1 8 21

PERBEDAAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGIKUTI PAUD DAN TIDAK MENGIKUTI PAUD.

0 0 12