Associative dan Syntagmatic Synchronic dan Diachronic

2.3.4. Associative dan Syntagmatic

Menurut Saussure terdapat dua bentuk didalam hubungan dan perbedaan antara unsur-unsur bahasa berdasarkan kegiatan mental manusia, yaitu : 1. Hubungan Associative paradigmatik Hubungan eksternal dalam suatu tanda dengan tanda lain. Tanda lain yang bisa berhubungan secara paradigmatik adalah tanda-tanda satu kelas atau sistem. Contoh : gambar ’ketupat’ mempunyai hubungan dengan peci, sarung dalam iklan Ramadhan. 2. Hubungan Sytagmatic Sintagmatik Menunjuk hubungan suatu tanda-tanda lainnya, baik yang mendahului atau mengikutinya. Hubungan sintagmatik mengajak kita untuk memprediksi apa yang akan terjadi kemudian. Kesadaran ini meliputi kesadaran logis, kausalitas atau sebab akibat. Dalam kaitannya dengan produki makna penciptaan signified , kesadaran sintagmatik mengandaikan bahwa signified suatu tanda tergantung juga pada hubungan logis atau kausalitas.

2.3.5. Synchronic dan Diachronic

Menurut Saussure, linguistik harus memperhatikan sinkronis sebelum menghiraukan diakronis. Kedua istilah tersebut berasal dari kata Yunani ”khronos” yang berarti waktu, awalan syn- berarti ”bersama” sedangkan dia- berarti ”melalui”. Salah satu dari banyak perbedaan konsep dan tata istilah paling penting yang diperkenalkan ke dalam linguistik oleh Saussure adalah perbedaan antara studi bahasa sinkronis dan diakronis. Yang dimaksud dengan studi sinkronis sebuah bahasa adalah deskripsi tentang ”keadaan tertentu bahasa tersebut pada suatu masa”Bartens dalam Sobur, 2003: 53. Bartens menyebut sinkronis sebagai ” bertepatan menurut waktu”. Dengan demikian, linguistik sinkronis mempelajari bahasa tanpa mempersoalkan urutan waktu. Yang dimaksud dengan diakronis adalah ”menelusuri waktu” Bartens dalam Sobur 2003: 53. Jadi studi diakronis atas bahasa tertentu adalah deskripsi tentang perkembangan sejarah ”melalui waktu”. Linguistik diakronis ialah subdisiplin linguistik yang menyelidiki perkembangan suatu bahasa dari masa ke masa. Saussure berpendapat bahwa penyelidikan sinkronis harus mendahului penyelidikan diakronis. Linguistik komparatif-historis harus membandngkan bahasa sebagai sistem-sistem. Oleh sebab itu, sistem telebih dahulu mesti dilukiskan tersendiri menurut prinsip sinkronis. Tak ada manfaatnya mempelajari evolusi atau perkembangan salah satu unsur bahasa, terlepas dari sistem-sistem di mana unsur itu berfungsi. Sobur, 2003: 54

2.3.6. Form dan Content