2. Mario Gardika Yuwono
Anak laki-laki kedua yang lahir di Surabaya pada tanggal 07 Februari 2000
B. PeristiwaHukum
Setelah melakukan pernikahan mereka mengontrak rumah di jalan Tropodo Sidoarjo. Karena merasa tidak cocok dengan rumah yang
dikontraknya, maka mereka tinggal bersama orang tua tergugat. Setelah mempunyai anak, mereka mempunyai keinginan untuk tinggal sendiri
tidak ikut sama orang tuanya. Penggugat dan tergugat pada tanggal 18 Mei 1997 atau sekitar satu tahun setelah kelahiran anak pertama telah
dapat membeli sebuah tanah dan bangunan rumah yang berdiri diatasnya, terletak di Jl. Bumiaarjo III 23 Surabaya, berukuran panjang
14 meter dan lebar 9,5 meter atau seluas 133 meter persegi dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Bumiarjo Gg. III
Sebelah Timur : Bumiarjo Gg. VI
Sebelah Selatan : Saudara Sunarto
Sebelah Barat : Saudara Harnoko
Berdasarkan surat pernyataan Hak Milik Rumah Tertanggal 18 Mei 1977
C. Fakta hukum
Setelah mempunyai rumah, yang mereka harapkan adalah mempunyai keluarga yang bahagia, namun sebaliknya mereka sering
bertengkar, malah si tergugat ketika bertengkar melakukan kontak fisik walaupun didepan putranya. Dan tergugat sudah tidak lagi
melaksanakan kewajibanya untuk memberikan nafkah lahir baik kepada penggugat maupun kepada kedua orang putranya, sehingga penggugat
beserta dengan kedua orang putranya keluar dari rumah harta bersama dan untuk sementara waktu menumpang di rumah kakak kandung
penggugat yaitu di Jl Bumiarjo III 07 Surabaya. Dan akhirnya si istri melakukan gugatan percerian pada tanggal 20 November 2008 di
Pengadilan Agama Surabaya dengan Register No. 3050Pdt.G2008 PA Surabaya. Setelah melewati proses persidangan perceraian, kemudian
pada tanggal 01 April 2009 telah mendapatkan keputusan cerai dari Pengadilan Agama Surabaya, sebagaimana terurai dalam Akta Cerai
No. 957AC2009PA Surabaya. Karena hubungan penggugat dan tergugat sudah putus akibat
perceraian, maka sesuai dengan ketentuan pasal 35 1 Undag-Undang No. 1 tahun 1974 jo Pasal 97 Kompilasi Hukum Islam. Pada tanggal 26
Oktober 2009 penggugat melakukan gugatan pembagian harta bersama di Pengadilan Agama Surabaya. Karena penggugat berhak mendapatkan
separuh bagian atas harta bersama. Dalam meminta pembagian harta bersama kepada tergugat, penggugat sering kali menegur dan
mengingatkan tergugat baik melalui diri sendiri maupun melalui perantara saudara kandung, akan tetapi tergugat tidak ada etikat baik
untuk membagi harta bersama tersebut, bahkan dengan arogan
mengatakan tidak akan membaginya, sehingga penggugat mengajukan gugatan harta bersama di Pengadilan Agama Surabaya.
Perbuatan tergugat yang tidak menginginkan dibaginya harta bersama dan berkeinginan menikmati sendiri harta bersama tersebut,
tanpa memperhatikan hak-hak penggugat maupun hak-hak kedua orang putranya, itu merupakan perbuatan yang sangat merugikan kepentingan
penggugat maupun kedua orang putranya, karena sangat pantas dan wajar apabila tergugat dihukum untuk menyerahkan separuh bagian atas
harta bersama, yaitu sebuah rumah yang dibeli setelah melakukan perkawinan. Maka rumah tersebut harus dijual dan hasil penjualan
tersebut separuhnya di serahkan kepada penggugat. Untuk menjamin gugatan penggugat tidak sia-sia dan adanya
kekuatiran tergugat akan mengalihkan harta bersama tersebut, selama proses pemeriksaan ini berlangsung, adalah sangat beralasan jika
terhadap harta bersama tersebut diletakkan sita material terlebih dahulu. Karena perkara ini didasarkan kepada alat bukti yang sah dan autentik
maka sangat beralasan jika terhadap isi putusan ini dinyatakan dapat dilaksanakan terlebih dahulu sekalipun ada upaya hukum banding,
maupun kasasi. Berdasarkan keterangan para saksi selama dalam perkawinan
penggugat dan tergugat mempunyai harta gono-gini berupa rumah yang terletak di Bumiarjo Gg III No. 23 Surabaya, Kelurahan Sawonggaling,
Kec. Wonocolo, Kotamadya Surabaya. Rumah tersebut semula
merupakan milik kakak ipar penggugat. Harga dari pada rumah tersebut adalah 19.000.000, harga itu sangat murah sekali, mestinya rumah itu
harganya sekitar 50 juta sampai 60 juta. Rumah tersebut sekarang ditempati oleh tergugat, dan penggugat kesulitan untuk menempati
tersebut karena ditempati oleh tergugat. Dan yang mengunci rumah tersebut adalah tergugat dan penggugat tidak ikut mengunci. Mengenai
bukti-bukti adanya harta bersama dan penggugat harus mendapatkan
separoh dari harta tersebut adalah sebagai berikut :
1. Foto-copy Akta Cerai Nomor : 957AC2009PA. Sby tanggal 01
Mei 2009 atas nama penggugat dan tergugat, bermatrai cukup dan telah sesuai dengan aslinya.
2. Foto-copy Surat Pernyataan Hak Milik Rumah tertanggal 18 Mei
1997, bermatrai cukup dan telah sesuai dengan aslinya. 3.
Foto-copy Kartu Keluarga, Nomor: 125617 97 06723 tertanggal April 2000, bermatrai cukup dan telah sesuai dengan aslinya.
Pengadilan Agama yang memeriksa dan mengadili perkara pembagian harta bersama setelah melakukan beberapa kali persidangan
telah menjatuhkan putusan sebagai berikut : 1.
Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian. 2.
Menyatakan obyek sengketa berupa: sebuah tanah dan bangunan yang berdiri diatasnya, terletak di Jl.
Bumiarjo III 23 Surabaya, berukuran panjang 14 meter lebar 9,5 meter seluas 133 meter persegi. Dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Bumiarjo Gg. III
Sebelah Timur : Bumiarjo Gg. VI
Sebelah Selatan : Saudara Sunarto
Sebelah Barat : Saudara Harnoko
Adalah harta bersama yang diperoleh selama dalam perkawinan antara penggugat dan tergugat yang harus di bagi menjadi 2 bagian
yang sama antara penggugat dan tergugat. 3.
Menghukum tergugat kerenanya untuk menyerahkan separuh bagian hak penggugat atas harta bersama tersebut pada poin 2 diatas secara
natural dan dalam keadaan lacia, dan apabila tidak dapat diserahkan secara natural maka di jual secara umum melalui lelang dan hasil
penjualan terebut separuhnya diserahkan kepada penggugat. 4.
Menghukum penggugat dan tergugat untuk membayar biaya perkara ini secara tanggung sebesar Rp. 366.000,- tiga ratus enam pulh
enam ribu rupiah. 5.
Menolak gugatan penggugat untuk selain dan selebihnya.
3.2. Implementasi Pembagian Harta Bersama di Pengadilan Agama