5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran Pengalaman siswa akan berpengaruh kepada motivasi belajar dan prilaku
belajar. Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, tempat tinggal dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya yang dipengaruhi
arus informasi melalui surat kabar, televisi, film dan lain- lain sudah menjangkau sampai ke pelosok desa. Lingkungan-lingkungan tersebut
mendinamiskan motivasi belajar siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, guru diharapkan melakukan hal-hal seperti menyelenggarakan tertib belajar
di sekolah dan membina disiplin mampu memanfaatkan kondisi yang dinamis ini untuk memotivasi belajar siswa.
6. Upaya guru Upaya guru membelajarkan siswa berlangsung di dalam sekolah maupun di
luar sekolah. Upaya pembinaan di sekolah meliputi hal-hal sebagai berikut: a menyelenggarakan tertib belajar di sekolah, b membina disiplin belajar
di setiap kesempatan seperti pemanfaatan waktu, c membina belajar tertib pergaulan, d membina belajar tertib lingkungan sekolah.
dalam
http:id.shvoong.comsocial-scienceseducation2325403-unsur- unsur-yang-mempengaruhi-motivasiixzz2I0kIbUfP
E. Kerangka Berfikir 1. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru
Akuntansi dan Motivasi Belajar Siswa
Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi yang baik akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
akuntansi. Kompetensi pedagogik itu sendiri berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi merancang
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, merancang dan melaksanakan evaluasi, mengembangkan siswa untuk mengaktualisasikan potensinya,
serta memahami siswa secara mendalam. Guru akuntansi yang mempunyai kemampuan-kemampuan tersebut akan membuat para siswa akan
termotivasi untuk belajar akuntansi. Oleh sebab itu, tugas guru adalah berusaha menciptakan proses pengajaran yang memberikan harapan, bukan
yang menakutkan Jejen Musfah, 2011:33. Harapan itu adalah keberhasilan dalam mencapai prestasi yang baik pada mata pelajaran akuntansi. Menurut
Jejen Musfah 2011: 42, “Guru harus bisa menjadi motivator bagi para muridnya, sehingga potensi mereka berkembang maksimal”.
2. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru Akuntansi dan Motivasi Belajar Siswa
Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi yang baik akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
akuntansi. Kompetensi profesional itu sendiri berkaitan dengan kemampuan seorang guru dalam menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan dan
konsep-konsep dasar keilmuannya. Guru akuntansi yang memiliki kemampuan tersebut akan memotivasi belajar siswanya, karena siswa
percaya pada kemampuan guru yang benar-benar menguasai bahan materi akuntansi.
3. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian Guru Akuntansi dan Motivasi Belajar Siswa
Persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi yang baik akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
akuntansi. Kompetensi kepribadian itu sendiri berkaitan dengan kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta
menjadi teladan siswa. Menurut Jejen Musfah 2011: 52, “Seorang guru yang berperilaku tidak baik, padahal di kelas ia selalu menyampaikan nilai-
nilai kebaikan kepada para siswanya, akan menghilangkan kepercayaan dari
siswa, orang tua dan masyarakat akan luntur bahkan hilang. Guru semacam ini tidak akan dapat menjadi teladan para siswa”. Oleh karena itu, siswa
membutuhkan guru yang mampu menanamkan nilai-nilai baik pada dirinya, sehingga siswa tersebut merasa nyaman untuk belajar bersamanya.
4. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Sosial Guru Akuntansi dan Motivasi Belajar Siswa
Persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi yang baik akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
akuntansi. Kompetensi sosial itu sendiri berkaitan dengan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan
peserta didik, sesama guru, orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Menurut Jejen Musfah 2011: 52, “Guru harus berjiwa sosial tinggi,
mudah bergaul, dan suka menolong, bukan sebaliknya, yaitu individu yang tertutup dan tidak memedulikan orang-orang di sekitarnya”. Oleh karena itu,
siswa akan termotivasi untuk belajar dengan guru yang memiliki jiwa seperti itu.
Dari uraian di atas peneliti menggambarkan kerangka berfikir penelitian ini dalam bentuk bagan yaitu sebagai berikut:
Persepsi Siswa Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Profesional Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Sosial Motivasi
Belajar Siswa
F. Hipotesis Penelitian