Hubungan antara persepsi siswa tentang media pengajaran dan kedisplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus kelas XI SMK YPKK 3 Sleman.

(1)

xii

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEDISIPLINAN BELAJAR

DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Studi kasus : Siswa-siswi kelas XI Jurusan Akuntansi

SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta Rika Andarini

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada hubungan yang positif signifikan antara persepsi siswa tentang media pembelajaran dengan prestasi belajar akuntansi, (2) ada hubungan yang positif signifikan antara persepsi siswa tentang kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi pada siswa-siswi kelas XI jurusan akuntansi SMK YPKK 3 Sleman Yogyakarta.

Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juli 2009. Populasi penelitian berjumlah 57 siswa. Anggota sempel ditarik dengan teknik sampling jenuh (sensus). Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner dan dokumentasi. Untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan metode analisis korelasi Product Moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang media pembelajaran dengan prestasi belajar akuntansi, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien korelasi bernilai positif dan nilai r = 0,449, α = 0,000<0,05, sedangkan hasil pengujian

t

hitung = 3,725 lebih besar dari

t

tabel = 1,681. (2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien korelasi bernilai positif dan nilai r = 0,474, α = 0,000<0,05, sedangkan

t

hitung = 3,994 lebih besar dari

t


(2)

xiii

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENTS’ PERCEPTION TOWARDS LEARNING MEDIA, LEARNING DISCIPLINE AND

STUDENTS’ LEARNING ACHEVEMENT IN STUDYING ACCOUNTING

A Case Study on: Students of The 11th Grade Students of Accounting Department of YPKK 3 Sleman Vocational Senior High School in

Yogyakarta

Rika Andarini Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

This research aims to know whether : (1) there is any positive and significant relationship between students’ perception towards learning media and students’ learning accounting achevement; (2) there is any positive and significant relationship between students’ perception towards learning discipline and students’ learning accounting achevement students’ of the 11th grade students of accounting department of YPKK 3 Sleman Vocational Senior High School in Yogyakarta.

Data collecting was done in July 2009. The population of the research was 57 students. The samples were chosen by applying sampling technique (census). The data were collected by questionnaire and interviews methods. To analyse the hypotheses, Product Moment Correlation analysis was applied.

The result of the research shows that : (1) there is a positive and significant relationship between students’ perception towards leaning media and students’ learning accounting achievement; this positive calculation coefficient value and value of r = 0,449, α = 0,000<0,05, while the examination result is

t

count= 3,725 is bigger than

t

table= 1,681; (2) there is a positive and significant relationship between students’ perception about learning discipline and students’ learning accounting achievement, this positive calculation coefficient value and value of r = 0,474, α = 0,000<0,05, while the examination result is

t

count= 3,994 it is bigger than

t


(3)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG

MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEDISIPLINAN BELAJAR

DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

Studi Kasus Kelas XI SMK YPKK 3 Sleman

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh: Rika Andarini NIM : 041334023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang

Telah diusahakannya”

(QS. An Najm: 39)

Skripsi ini kupersembahkan untuk : Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW Bapak Rakiyo dan Ibu Tuginem Mbah Putri dan Alm. Mbah kakung Adikku Siska dan Dhany tercinta Mas Lukman tersayang Teman2_ku: Andri, Flowry, Lia,Rina, Tety Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


(7)

v

MOTTO

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang

yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

(QS. Al-Mujadilah: 11)

”Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu

bertambah bila dibelanjakan.”

(Ali bin Abi Talib)

Sukses tidak diukur dari posisi yang dicapai seseorang dalam hidup, tiap dari kesulitan yang berhasil diatasi ketika berusaha meraih sukses

Tiada hidup tanpa kegagalan, kesalahan dan kejatuhan (Alexander Graham Bell)


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 9 Maret 2010 Penulis


(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Rika Andarini

Nomor Mahasiswa : 041334023

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI.

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 9 Maret 2010 Yang menyatakan


(10)

viii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Media Pembelajaran dan Kedisiplinan Belajar Dengan Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas XI SMK YPKK 3 Sleman Tahun Ajaran 2008/2009”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh banyak bimbingan, kritik, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing, yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, serta motivasi, sehingga


(11)

ix

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Saya menghaturkan terimakasih banyak, tanpa bimbingan dari Bapak penulis tidak bisa apa-apa.

5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. selaku Dosen Penguji yang telah bersedia meluangkan waktu memberikan bimbingan, dukungan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini

6. Bapak Sebastianus Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah bersedia meluangkan waktu memberikan bimbingan, dukungan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini

7. Para Dosen Program Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 8. Semua karyawan di Sekretariat Pendidikan Akuntansi (Mbak Aris dan Pak

Wawik) terimakasih atas segala pelayanan dan bantuannya selama penulis kuliah di USD.

9. Dra Nursilah, selaku Kepala SMK YPKK 3 Sleman yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

10. Bapak dan Ibu Guru beserta Staf Karyawan di SMK YPKK 3 Sleman Yogyakarta yang telah memberikan bantuan dan arahan kepada penulis. 11. Siswa-siswi kelas XI Jurusan Akuntansi yang telah membantu penulis dalam

melengkapi data. Terimakasih atas kerjasamanya.

12. Bapak Rakiyo dan Ibu Tuginem tercinta, terimakasih untuk segala kasih sayang, kesabaran, dan doa-doanya serta pengorbanannya baik moral maupun materil sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.


(12)

x

13. Adikku tersayang Fransiska Oktama Wijaya dan Ilham Dhany Wijaya atas segala doa dan dukungannya.

14. Mas Lukman Hakim, A.Md. : Terimakasih telah senantiasa menungguku dengan setia sampai sekarang, doa, motivasi, serta dukungan yang engkau berikan ….“I Love You” ….. Engkaulah Penyemangat Hidupku.

15. Embahku : Mbah Putri dan Mbah Kakung (Almahum) “terimakasih atas doa, dukungannya serta telah merawatku dari kecil sampai aku bisa seperti ini, mbah akhirnya cucu mu lulus”.

16. Keluarga Besar Almarhum Bapak Mukri (“ mbak yuni-keluarga, mas sugeng, mas yudi-keluarga, mas wahono-keluarga, mbak wahyu, mas slamet: terimakasih atas motivasi, doa, dan tempat tinggalnya selama aku di yogya. Terimakasih banyak untuk semuanya”).

17. Teman– teman kos “Trembuku 4”: Mbak Puji, Mbak Tutak, dan Trie: “Terimakasih telah memberi semangat, motivasi, serta persahabat yang takkan pernah putus walau jarak dan waktu memisahkan kita. Kapan kita reuninan lagi, kangen masa dulu saat kita masih dikos”.

18. Teman-teman kos “Arimbo 2”: Neni, Ina, Santi, dan Imel “Terimakasih atas kerjasamanya dan dukungannya selama kita ngekos bareng, akhirnya aku menyusul kalian, neni dan nina cepetan ndang lulus ” .

19. Temen- temen SMA: Kenyik (wulan), Dewik, DK (diah), Mami, dan Ana “Terimakasih atas tempat curhatnya, motivasi dan doa semoga kita tetep jadi sahabat sejati sampai nenek-nenek”.


(13)

xi

20. Sahabatku : Lia, Flori, Andri, Rina, Tety, Nenes, Tanti, Eli, Ela, Vina, Dwi Utami, dan Dwi Indarti ( “Terimakasih atas bantuan selama kuliah, dorongan dalam penyelesaian skripsi, tempat curhatanku, tempat berteduh disaat hujan dan panas (kosnya), dan jangan lupakan aku, semoga kita tetap jadi sahabat tidak terhalang oleh jarak dan waktu, yang belum lulus tetep semanagat ya…dan jangan lupa berbagi informasi lowongan kerja”).

21. Ika, Siwi, Kentik, dan Mbak Trie : “Terimakasih untuk tumpangan kosnya”. 22. Buat teman-teman seperjuangan di PAK 2004 kelas A dan B, sukses untuk

semuanya.

23. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih atas segala bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik, dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang berhubungan dengan pendidikan.

Yogyakarta, 9 Maret 2010 Penulis


(14)

xii

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEDISIPLINAN BELAJAR

DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Studi kasus : Siswa-siswi kelas XI Jurusan Akuntansi

SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta Rika Andarini

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada hubungan yang positif signifikan antara persepsi siswa tentang media pembelajaran dengan prestasi belajar akuntansi, (2) ada hubungan yang positif signifikan antara persepsi siswa tentang kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi pada siswa-siswi kelas XI jurusan akuntansi SMK YPKK 3 Sleman Yogyakarta.

Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juli 2009. Populasi penelitian berjumlah 57 siswa. Anggota sempel ditarik dengan teknik sampling jenuh (sensus). Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner dan dokumentasi. Untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan metode analisis korelasi Product Moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang media pembelajaran dengan prestasi belajar akuntansi, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien korelasi bernilai positif dan nilai r = 0,449, α = 0,000<0,05, sedangkan hasil pengujian

t

hitung = 3,725 lebih besar dari

t

tabel = 1,681. (2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien korelasi bernilai positif dan nilai r = 0,474, α = 0,000<0,05, sedangkan

t

hitung = 3,994 lebih besar dari

t


(15)

xiii

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENTS’ PERCEPTION TOWARDS LEARNING MEDIA, LEARNING DISCIPLINE AND

STUDENTS’ LEARNING ACHEVEMENT IN STUDYING ACCOUNTING

A Case Study on: Students of The 11th Grade Students of Accounting Department of YPKK 3 Sleman Vocational Senior High School in

Yogyakarta

Rika Andarini Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

This research aims to know whether : (1) there is any positive and significant relationship between students’ perception towards learning media and students’ learning accounting achevement; (2) there is any positive and significant relationship between students’ perception towards learning discipline and students’ learning accounting achevement students’ of the 11th grade students of accounting department of YPKK 3 Sleman Vocational Senior High School in Yogyakarta.

Data collecting was done in July 2009. The population of the research was 57 students. The samples were chosen by applying sampling technique (census). The data were collected by questionnaire and interviews methods. To analyse the hypotheses, Product Moment Correlation analysis was applied.

The result of the research shows that : (1) there is a positive and significant relationship between students’ perception towards leaning media and students’ learning accounting achievement; this positive calculation coefficient value and value of r = 0,449, α = 0,000<0,05, while the examination result is

t

count= 3,725 is bigger than

t

table= 1,681; (2) there is a positive and significant relationship between students’ perception about learning discipline and students’ learning accounting achievement, this positive calculation coefficient value and value of r = 0,474, α = 0,000<0,05, while the examination result is

t

count= 3,994 it is bigger than

t


(16)

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xii

ABSTRACT ... xiii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR BAGAN ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 8


(17)

xv BAB II TINJAUAN TEORITIK

A. Prestasi Belajar ... 11

B. Prestasi Belajar Akuntansi ... 14

C. Persepsi ... 16

D. Media Pembelajaran ... 19

E. Disiplin Belajar ... 26

F. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 35

G. Kerangka Berfikir ... 35

H. Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 38

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 39

D. Populasi dan Sampel ... 39

E. Variabel penelitian dan Pengukurannya ... 40

F. Teknik Pengumpulan Data ... 44

G. Pengukuran Validitas dan Reliabilitas ... 45

H. Teknik Analisis Data ... 52

I. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 54

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah SMK YPKK 3 Sleman ... 57


(18)

xvi

B. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMK YPKK 3 Sleman ... 57

C. Identitas Sekolah ... 59

D. Tujuan SMK YPKK 3 Sleman ... 60

E. Visi dan Misi SMK YPKK 3 Sleman ... 60

F. Daftar dan Tugs Guru, Karyawan ... 61

G. Organisasi Sekolah SMK YPKK 3 Sleman ... 63

H. Data Siswa dan Kegiatannya ... 64

I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 65

J. Komite Sekolah ... 68

K. Hubungan SMK YPKK 3 Sleman dengan Instansi Lain ... 69

L. Bursa Kerja Khusus (BKK) ... 70

BAB V DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 71

B. Analisis Data ... 76

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 76

2. Pengujian Hipotesis ... 78

C. Pembahasan ... 81

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN A. Kesimpulan ... 85

B. Keterbatasan Penelitian ... 85


(19)

xvii

DAFTAR PUSTAKA ... 88 DAFTAR LAMPIRAN ... 90


(20)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Alternatif Jawaban dan Skor Variabel Media Pembelajaran dan Disiplin

Belajar ... 42

Tabel 3.2. Alternatif Tingkat Prestasi Belajar Siswa di tinjau dari Nilai Raport Semester Lalu ... 43

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Penyusunan Kuesioner ... 44

Tabel 3.4. Rangkuman Uji Validitas Media Pembelajaran ... 48

Tabel 3.5 Rangkuman Uji Validitas Kedisiplinan Belajar ... 49

Tabel 3.6 Rangkuman Uji Reliabilitas ... 51

Tabel 3.7 Nilai Korelasi ... 55

Tabel 4.1 Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 61

Tabel 4.2 Data Siswa ... 64

Tabel 5.1. Jenis Kelamin Responden Penelitian ... 71

Tabel 5.2. Diskripsi Variabel Media Pembelajaran ... 73

Tabel 5.3. Diskripsi Variabel Kedisiplinan Belajar ... 74

Tabel 5.4. Diskripsi Variabel Prestasi Belajar ... 75

Tabel 5.5. Rangkuman Uji Normalitas ... 77


(21)

xix

DAFTAR BAGAN


(22)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Kuisioner ... 90 Lampiran Data Prapenelitian ... 97 Lampiran Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 100 Lampiran Data Penelitian ... 105 Lampiran Perhitungan PAP Tipe II ... 111 Lampiran Output Normalitas ... 115 Lampiran Perhitungan Interpolasi ... 117 Lampiran Output Korelasi ... 119 Lampiran Daftar Tabel ... 120 Lampiran Surat Ijin Penelitian ... 122


(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) turut mendukung keberhasilan Pendidikan Nasional di Indonesia yang telah memberikan keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan di dunia kerja sejak dini. Pendidikan merupakan kebutuhan yang mutlak bagi pembangunan masyarakat suatu negara, keberhasilan pembangunan suatu negara dapat tercapai apabila didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu mengembangkan potensi dalam dirinya dengan baik.

Salah satu cara untuk dapat mengembangkan potensi diri adalah dengan belajar, untuk menjadi insani pembangunan yang kreatif, kompetitif dan memiliki wawasan yang luas, bagi peserta didik perlu ditanamkan semangat untuk terus berprestasi, karena untuk jaman yang penuh persaingan ini bagi yang tidak berprestasi maka ia akan tertinggal, untuk mencapai prestasi banyak hal yang mempengaruhi anak didik antara lain peranan orang tua dalam penanaman nilai disiplin, kemandirian, perhatiaan orang tua dalam menggunakan waktu luang, perhatian orang tua dalam pemenuhan gizi bagi keluarga, peranan guru dalam memotivasi belajar siswa, pengaruh lingkungan baik teman sebaya maupun masyarakat pada umumnya, fasilitas pendukung dalam belajar dan sebagainya.


(24)

Menurut Hamalik (1982:21), belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Keberhasilan proses belajar mengajar akan nampak salah satunya pada prestasi belajar yang ada.

Menurut Purwanto (1984:80), prestasi belajar adalah penguasaan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan oleh tes untuk angka-angka yang diberikan guru. Sebagai sarana untuk melihat keberhasilan tersebut biasanya digunakan evaluasi belajar, dengan evaluasi belajar yang dilakukan akan dapat mengukur kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing siswa, dan melihat seberapa besar perubahan tingkah laku yang dimiliki sebagai hasil belajar.

Prestasi belajar akuntansi yang dicapai siswa terkadang kurang memuaskan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Purwanto (1992: 101), prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa (Internal) dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau lingkungan (Eksternal). Faktor Internal yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri, contohnya: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, kebiasaan belajar (disiplin belajar) dan faktor pribadi (minat, perhatian, sikap). Faktor Eksternal yaitu faktor yang berada diluar dirinya sendiri, contohnya: faktor keluarga, guru serta cara mengajarnya, alat/media yang digunakan dalam proses belajar mengajar, lingkungan, dan kesempatan yang tersedia.


(25)

Prestasi belajar yang dipengaruhi dari faktor eksternal seperti media pembelajaran, sangat mendukung dalam pencapaian prestasi belajar siswa, agar tercapai prestasi belajar yang memuaskan, perlu adanya dorongan dan upaya dari pihak sekolah dan guru dalam pemenuhan media pembelajaran, agar kegiatan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Keberhasilan proses belajar mengajar tidak jauh dari penggunaan alat/media pembelajaran seperti OHP, perlengkapan sekolah (papan tulis, bangku kursi), penggaris, media visual (nota, faktur, dll), dan laboratorium komputer. Jika ketersediaan alat/media pembelajaran tersedia dalam tiap kelas, maka prestasi belajar siswa akan meningkat, dapat dibuktikan bahwa guru yang menggunakan media pembelajaran yang lengkap, maka siswa akan merasa lebih jelas, termotivasi untuk belajar, senang, tidak menimbulkan kejenuhan pada diri siswa dan mengerti apa yang disampaikan oleh guru, hal ini guru juga harus mempertimbangkan dalam penggunaan media pembelajaran seperti media yang dipilih harus menunjang tujuan pembelajaran, ketepatgunaan dalam penyampaian materi sehingga siswa merasa lebih jelas, keadaan/kecenderungan siswa dalam mengerti materi pelajaran, ketersediaan dan biaya yang dibutuhkan dalam menunjang proses belajar mengajar. Guru menggunakan media visual seperti mencari contoh-contoh bukti transaksi, siswa akan merasa lebih jelas, mengerti dan bisa mengidentifikasi bukti transaksi yang diperlukan dalam suatu perusahaan sehingga meningkatkan keingintahuan siswa dan terdorong untuk bertanya, dan juga penggunaan media pembelajaran seperti OHP, akan mempermudah guru dalam menjelaskan materi


(26)

pelajaran tanpa harus membuang-buang waktu untuk menulis di papan tulis, siswa juga merasa lebih senang dengan penggunaan media yang bervariasi.

Media pembelajaran dapat diartikan sebagai sebuah alat bantu atau alat peraga pendidikan yang dapat berupa Audio-Visual Aids dan juga perlengkapan sekolah (papan tulis, bangku-kursi) sebagai alat bantu mengkomunikasikan antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran merupakan peralatan yang dapat digunakan atau tidak digunakan tergantung dari tujuan instruksional materi pelajaran.

Dalam rangka pencapaian prestasi siswa, peran guru dalam belajar siswa sangat penting, dimana cara penyampaian pelajaran seseorang sangat membantu dan pada akhirnya diharapkan akan dapat meningkatkan prestasi siswa. Untuk itu, dengan adanya media pembelajaran/pendidikan guru diharapkan dapat menyampaikan materi pelajarannya secara optimal, sehingga siswa dapat menyerap ilmu yang diberikan dengan baik, Tetapi kenyataanya sekolah tidak bisa menyediakan media pembelajaran seperti komputer yang tidak sesuai dengan jumlah siswa sehingga dalam penggunaanya siswa harus bergantian dengan teman yang lainnya, tenaga guru dalam bidang akuntansi tidak memadai, sehingga satu guru harus mengajar beberapa kelas dan itu akan memicu tingkat ke malasan guru untuk mencari media pembelajaran yang sangat banyak dan bervariasi, OHP tidak tersedia, padahal peranan OHP di sekolah sangatlah membantu untuk mempermudah penyampaian materi yang membutuhkan ketelitian dan waktu penyampaian materi yang dibutuhkan lama, sehingga dalam


(27)

menyampaikan materi seperti neraca lajur, guru harus membuang-buang waktu dalam membuat bagannya di papan tulis, sehingga siswa juga akan merasa jenuh dan bosan, tidak memperhatikan, malah kebanyakan siswa asik berbicara sendiri, atau sekedar mendengarkan tetapi tidak memperhatikan.

Terkadang juga guru tidak menggunakan media pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan, seperti Media Visual (nota-nota, bukti transaksi, faktur, dll) dengan alasan sulit dalam memperoleh media yang tepat, guru lebih cenderung menjelaskan tanpa disertai media pembelajaran yang cocok ada juga guru yang tidak melibatkan siswa dalam mencari media pembelajaran seperti tugas mencari bukti-bukti transaksi yang ada di bank, sehingga siswa tidak terlibat langsung dengan demikian akan mengakibatkan siswa merasa kurang jelas, merasa bosan, jenuh, enggan mengerjakan tugas-tugas dan malas untuk belajar dirumah, hal itu mempengaruhi terhadap kedisiplinan belajar siswa, sehingga prestasi siswa tersebut tidak baik dan akan berpengaruh terhadap mutu sekolah itu sendiri.

Bahwa kenyatannya sekolah yang menegakkan disiplin akan menjadi sekolah yang berkualitas, baik dari segi disiplin dalam belajar dan proses mengajar yang ditunjukkan dalam tingkat prestasi siswa maupun tingkat kelulusan (Kompas: 10 April 2007).

Nitisemito (1982:199) merumuskan kedisiplinan sebagai suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Pada hakekatnya tujuan disiplin adalah mempersiapkan


(28)

individu atau siswa untuk melakukan kegiatan belajar ataupun kerja yang menguntungkan baginya dalam mencapai tujuan yang maksimal tanpa campur tangan orang lain (Situmorang, 1983:42).

Prestasi belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor internal seperti disiplin belajar (kebiasaan belajar). Disiplin belajar siswa sangat berbeda-beda tergantung dari diri anak tersebut dan juga bisa berpengaruh dari cara guru mengkomunikasikan materi dalam proses belajar mengajar, dengan menggunakan media pembelajaran. Hal ini dapat dilihat jika media pembelajaran yang digunakan guru tidak sesuai dengan proses belajar mengajar yang disampaikan atau bahkan tidak adanya variasi media pembelajaran, tidak mungkin anak tidak ada rasa jenuh dan bosan, tidak ada motivasi untuk belajar sehingga akan memicu anak untuk malas-malasan, belajar tidak rutin, tidak mengerjakan tugas dengan tepat waktu atau tidak mengerjakan tugas, bahkan tidak jarang anak tidak belajar sehingga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Masalah yang sering timbul di dalam lembaga pendidikan (sekolah) adalah sulitnya melakukan tindakan disiplin untuk belajar baik tertulis maupun tidak tertulis, adapun pertimbangan kebiasaan penggunaan waktu luang dan ketetapan belajar dominan berpengaruh terhadap seorang anak dan akan menjadi hal yang biasa. Perbedaan dalam penggunaan waktu luang dan ketepatan belajar (tanpa menunda pekerjaan) dominan berpengaruh terhadap seorang anak akan menentukan prestasi belajar anak.


(29)

Disiplin belajar dapat diukur/dilihat dengan ketercapaian prestasi belajar (nilai rapot), kenyataannya anak yang tidak belajar (tanpa menyontek) akan mendapatkan nilai yang sangat rendah, berbeda dengan anak yang belajar dengan rajin, anak tersebut akan mendapatkan nilai yang tinggi. Terkadang anak terpacu untuk menyontek pada waktu ujian dikarenakan tidak bisa mengerjakan atau bahkan tidak belajar dikarenakan tidak suka dengan mata pelajarannya. Ada juga anak yang tidak mengumpulkan tugas dengan tepat waktu dengan alasan tidak bisa mengerjakan atau malas. Akibat yang ditimbulkan, anak akan terbiasa dengan kebiasannya untuk tidak belajar atau mengerjakan tugas. Dari kebiasaannya itulah prestasi belajar siswa akan menurun.

Berdasarkan uraian tersebut dan melihat kenyataan, maka penulis tertarik mengambil judul “Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Media Pembelajaran dan Kedisiplinan Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi”.

B. BATASAN MASALAH

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI di SMK YPKK 3 Sleman. Agar peneliti lebih terarah dan mengingat waktu, biaya, dan tenaga yang terbatas, maka penelitian hanya dibatasi pada dua faktor yaitu, persepsi siswa tentang media pembelajaran dan kedisiplinan belajar.


(30)

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan positif antara persepsi siswa tentang media pembelajaran dengan prestasi belajar akuntansi?

2. Apakah ada hubungan positif antara persepsi siswa tentang kedisiplin belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi?

D. TUJUAN PENELITIAN

Dari rumusan masalah yang dikemukakan diatas dapat dirumuskan tujuan penelitian yang akan dicapai, yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara persepsi siswa tentang media pembelajaran dengan prestasi belajar akuntansi.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara persepsi siswa tentang kedisiplinan belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi.

E. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian antara lain:

1. Bagi Siswa

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan kepada siswa agar siswa lebih giat belajar dan termotivasi dengan adanya kegiatan pembelajaran yang tidak membosankan dengan menggunakan media yang bergonta-ganti,


(31)

melatih siswa untuk menaati peraturan sekolah dan melatih bertanggung jawab

2. Bagi Guru

Sebagai tambahan pengetahuan dan inspirasi dengan adanya fasilitas atau media pembelajaran.

3. Bagi Orang Tua

Sebagai tambahan pengetahuan akan perlunya pengawasan dan dorongan yang lebih agar siswa mampu memberikan hasil prestasi belajar yang sangat memuaskan.

4. Bagi Sekolah

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi sekolah dan para guru dalam mengambil kebijakan dan memilih media pembelajaran yang tepat untuk mengajar serta bentuk-bentuk kedisplinan atau peraturn sekolah sehingga hasil yang dicapai siswa sangat memuaskan sehingga mutu sekolah sangat baik.

5. Bagi Perguruan Tinggi

Hasil penelitian diharapkan memberikan suatu inspirasi kepada mahasiswa lain diluar Universitas dan mampu mendorong untuk mewujudkan tingkat kelulusan yang berkualitas dan bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa. 6. Bagi Universitas Sanata Dharma

Universitas dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk alat pengembangan ilmu pengetahuan dan bahan acuan bagi penelitian yang relevan.


(32)

7. Bagi Peneliti

Hasil penelitian diharapkan akan banyak memberi bekal kepada penulis untuk terjun kedunia pendidikan, khususnya berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.


(33)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik 1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Hamalik (1986:21) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Belajar merupakan rangkaian kegiatan proses belajar mengajar di lembaga pendidikan yang pada umumnya bertujuan sebagai berikut: 1) Mengetahui suatu kepandaian kecakapan atau konsep yang

sebelumnya belum diketahui.

2) Dapat mengajarkan sesuatu kepada manusia yang sebelumnya tidak dapat berbuat, baik tingkah laku maupun keterampilan. 3) Mampu mengkombinasikan dua pengetahuan kedalam pengertian

baik keterampilan maupun tingkah laku.

4) Dapat memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah diperolehnya.

Menurut Slameto (1988: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku


(34)

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Winkel (1983: 15) belajar pada manusia merupakan suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subyek dengan lingkungannya dan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, nilai-sikap, yang bersifat konstan atau menetap. Perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru, yang segera nampak dalam perilaku atau yang masih tinggal tersembunyi, mungkin juga perubahan hanya penyempurna terhadap hal yang sudah pernah dipelajari.

b. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Winkel (1983: 161) prestasi merupakan suatu kecakapan nyata yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dalam rangka menyiapkan diri untuk menambah pengetahuan yang hasilnya dapat digunakan secara nyata dan dapat diukur dengan menggunakan prestasi belajar. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan oleh nilai tes untuk angka-angka yang diberikan guru (Purwanto, 1984: 80). Keberhasilan itu dikatakan berhasil apa bila dari hasil belajar dan proses belajar dilakukan evaluasi yaitu melalui pengukuran sejauh mana keduanya berjalan dengan baik.


(35)

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan tingkah laku seseorang dari hasil aktualisasi diri yang dilakukan secara sadar dan nyata disertai dengan tingkatan yang menggunakan pikiran dan otot untuk dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru, dan hasilnya dapat diukur dengan menggunakan alat yaitu tes, dan dapat memberikan informasi tentang apa yang telah dikuasai oleh anak tersebut dalam bentuk angka maupun huruf.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Sudjana (1989: 39-40), prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimiliki siswa, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Faktor yang datang dari luar siswa yaitu kualitas pengajaran dipengaruhi oleh guru dan karakteristik kelas.

Menurut Purwanto (1992:101) Tinggi rendahnya prestasi belajar seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1) Faktor Individual, yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri. Contohnya: Faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.


(36)

2) Faktor sosial, yaitu faktor yang berada diluar dirinya sendiri/diluar individual. Contohnya: faktor keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia.

Prestasi belajar pada diri seseorang ternyata dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari dalam maupun dari luar diri seseorang. Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, fasilitas-fasilitas pendidikan dan kemudahan-kemudahan diberbagai bidang dengan mudah dapat diperoleh, oleh karena itu apakah faktor-faktor dari dalam diri seseorang misalnya kedisiplinan belajar siswa, juga faktor lingkungan sosial yaitu media pembelajaran masih memegang peranan penting dan mampukah memberi pengaruh dalam pencapaian prestasi belajar.

2. Prestasi Belajar Akuntansi

Bidang studi akuntansi merupakan materi yang termasuk dalam kategori yang sulit untuk dipelajari, karena terdapat konsep-konsep akuntansi yang sulit untuk dimengerti, sehingga untuk mempelajarinya membutuhkan ketekunan, kejelian dalam menghitung angka-angka, dan juga dibutuhkan suatu penalaran yang sejalan.

Prestasi belajar akuntansi adalah suatu hasil yang diperoleh siswa sebagai akibat belajar akuntansi. Dalam usaha untuk memperoleh suatu


(37)

hasil belajar sangat ditentukan oleh adanya evaluasi terhadap pelajaran akuntansi.

Prestasi belajar akuntansi merupakan indikator kualitas dan kwantitas dari pengetahuan yang dikuasai siswa. hasil evaluasi dapat dipakai untuk meninjau kembali hasil belajar mengajar sesuai dengan tujuan instruksional yang telah ditentukan sebelumnya. Bila hasil yang diperoleh belum memuaskan, hal ini tidak sesuai dengan tujuan instruksional yang telah ditentukan. Prestasi belajar akuntansi mengalami kenaikan apa bila didukung oleh situasi proses belajar mengajar yang baik pula, dalam hal ini kemampuan seorang guru dalam menciptakan suasana belajar yang baik sangat diperlukan.

Dalam proses belajar mengajar akuntansi, diharapkan dapat menghasilkan perubahan pada siswa yang berupa kemampuan-kemampuan yang diperoleh sesuai dengan klasifikasi tujuan pengajaran. Kemampuan yang diperoleh siswa tersebut karena adanya hasil belajar yang nantinya harus dinyatakan dalam prestasi belajar. Prestasi belajar yang dicapai siswa dapat memberikan petunjuk mengenai tujuan intruksional yang telah dibuat tercapai atau tidak. Hasil belajar tersebut terlihat dalam prestasi belajar siswa, dalam hal ini adalah prestasi belajar akuntansi.


(38)

3. Persepsi

a. Pengertian Persepsi

Menurut Davidoff (1981: 232) menyatakan bahwa persepsi diartikan sebagai proses pemahaman yang terorganisir dan menggabungkan data-data indera untuk dikembangkan sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita. Sementara menurut Thoha (1983: 138), persepsi adalah proses pemahaman yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi. Dalam pengantar psikologi umum, Walgito menyatakan bahwa sekalipun situmulus yang diterima sama tetapi karena pengalaman berbeda maka ada kemungkinan hasil persepsi akan tidak sama.

Dengan demikian, dalam proses persepsi seseorang dapat mengorganisasikan input yang kompleks dan bervariasi yang diterima oleh panca indra. Jadi dapat disimpulkan persepsi adalah cara pandang seseorang dalam menilai obyek yang ada di sekitarnya sehingga dapat memotivasi seseorang dalam bertindak.


(39)

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi 1) Perhatian yang Selektif

Perhatian sebagai langkah persiapan dalam persepsi merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu terhadap suatu obyek atau sekumpulan abyek (Walgito, 1994: 98). Perhatian pada suatu obyek tergantung dari intensitas obyek tersebut. Perhatian memiliki intensitas yang secara intensif dan tidak intensif terhadap suatu obyek. Perhatian dapat intensif apabila dikuatkan oleh banyaknya rangsangan yang diterima dan perhatian dapat tidak intensif apabila kurang dikuatkan oleh rangsang tersebut (Soemanto, 1988: 100).

2) Ciri-ciri Rangsangan

Dalam melakukan persepsi, rangsangan yang diterima harus kuat hingga melewati ambang rangsang. Ambang rangsang pada kekuatan rangsang minimal dapat diterima oleh individu (Walgito, 1994: 46). Berkaitan dengan perhatian, individu lebih tertarik pada rangsangan yang memiliki intensitas kuat karena dianggap dapat menarik perhatian. Rangsangan dengan kontras atau warna yang lebih menarik perhatian akan lebih mudah untuk diterima individu. Rangsangan dengan perubahan dari keadaan statis akan lebih mudah untuk diterima individu. Rangsangan dengan ukuran besar


(40)

dan diterima secara berulang-ulang, memudahkan individu untuk menerimanya (Irwanto,dkk, 1988:76).

3) Nilai-nilai dan kebutuhan individu

Davidoff, 1981 (dalam Walgito, 2004: 89) mengemukakan bahwa persepsi bersifat individual sehingga persepsi individu dapat sama atau berbeda dengan individu lain. Perbedaan ini ditentukan oleh nilai dan kebutuhan individu itu sendiri. Nilai dan kebutuhan menjadi perhatian individu dalam menerima rangsangan yang ada.

Guru bagi siswa merupakan faktor penentu dari suksesnya proses belajar mengajar yang sedang berlangsung di kelas, karena fungsi seorang guru adalah sebagai pengajar atau pendidik dalam setiap proses belajar di sekolah. Dengan kecakapan dan keterampilan serta penguasaan materi yang baik, maka tujuan dari pengajaran dapat tercapai. Guru bagi siswa merupakan subyek yang berkepentingan dalam kegiatan belajar, untuk itu diperlukan adanya hubungan timbal balik antara guru dan siswa. Siswa sebagai pihak yang berinteraksi langsung dalam proses belajar mengajar mempunyai persepsi terhadap penggunaan media pemelajaran oleh guru yang berbeda-beda. Perbedaan persepsi dari siswa terhadap penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar akan menimbulkan respon individual dan hal ini akan berpengaruh pada siswa dalam berdisiplin diri untuk berprestasi.


(41)

4. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Secara harfiah kata media berarti perantara atau pengantar. Pengertian media pendidikan menurut beberapa sumber: Association for Education and Communication Technology (AECT) mengartikan media sebagai segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi. Sedangkan menurut National Education Associatioan (HRL, Zainudin, 1984:35) mengartikan media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasi dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Menurut Hamalik (1982:14) media pembelajaran/pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Media yang digunakan dalam mengajar haruslah tepat karena dapat mempengaruhi kegiatan pembelajaran dan prestasi siswa, namun itu semua tidak jauh dari sejauh mana guru dapat mempergunakan media dengan tepat sesuai dengan sasaran yang akan dituju. Pentingnya pemahaman dan pengetahuan guru terhadap media pendidikan/pembelajaran (Hamalik, 1982:15-16) diantaranya:

1) Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar.


(42)

2) Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. 3) Tentang proses-proses belajar.

4) Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan/pembelajaran.

5) Nilai atau manfaat media pendidikan/pembelajaran dalam pengajaran.

6) Memilih dan menggunakan media pendidikan. 7) Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan.

8) Media pendidikan/pembelajaran dalam setiap mata pelajaran. 9) Usaha inovasi dalam media pendidikan/pembelajaran.

Dalam melakukan kegiatan pembelajaran jelas bahwa media pembelajaran merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian intergal demi keberhasilan proses belajar, maka guru sebaiknya mempunyai pengetahuan yang lebih luas, mampu memilih dan menggunakan media pembelajaran secara tepat untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Untuk itu guru perlu adanya latihan-latihan praktek secara kontinu dan sistematis. b. Kreteria Memilih Media Pembelajaran

Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran dan mempertimbangkan apakah media itu tepat atau tidak, kebanyakan guru sekarang ini tidak ingin repot dengan adanya


(43)

media dan sering kali penggunaan media tidak tepat dengan materi yang akan disampaikan.

Menurut Angkowo (2007:14-15) memilih dan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan baik maka harus memperhatikan kriteria-kriteria tertentu yakni:

1) Tujuan mengajar, yaitu media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang dirumuskan.

2) Ketepatgunaan, yaitu sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

3) Keadaan siswa, yaitu guru perlu memperhatikan sifat atau kecenderungan siswa dalam mengerti materi pelajaran yang telah disampaikan

4) Ketersediaan, yaitu alat yang akan dipergunakan dalam menyampaikan materi harus tersedia.

5) Biaya, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media, hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai.

Dengan adanya pertimbangan-pertimbangan khusus dalam memilih media, maka guru harus bisa membedakan jenis media mana yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.


(44)

c. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Menurut Angkowo (2007:12-13) antara lain: media non proyeksi, media proyeksi, media audio, media gerak, media komputer, komputer multi media, hipermedia, dan media jarak jauh.

Jenis media menurut Hamalik (1982:12) diantaranya:

1) Media Visual misal: Gambar/Foto, Sketsa, Diagram, Chart, Grafik, Kartun, Poster, Peta dan Globe.

2) Media Dengar misal: Radio, Magnetic Tape recorder, Maknetic Sheet Recoder, Laboratorium Bahasa.

3) Projected Still Media misal: Slide, Film Strip, Overhead Projector (OHP), Opaque Projector, Techitoscope, Microprojector, Microfilm.

4) Projected Motion Media misal: Film, Filmloop/Loopfilm, Televisi, CCTV (Closed Circuit Television), Video Tape Recoder.

Menurut Hamalik (1982:13) telah disadari benar akan pentingnya alat-alat dan perlengkapan pembelajaran. Alat itu meliputi alat bantu mengajar atau alat peraga pendidikan atau Audio-Visual Aids dan juga perlengkapan sekolah, seperti papan tulis, bangku-kursi dan meja serta perlengkapan kerja seperti alat tukang, alat bertani, alat perbengkelan dan berbagai jenis alat kerja lainnya. Semua peralatan dan perlengkapan kerja disesuaikan dengan tuntutan kurikuler dan tingkat kemampuan serta kematangan para siswa.


(45)

Dilihat dari segi penggunaanya, ada tiga kecenderungan umum untuk penggunaan media, Latuheru (1988:15) yaitu:

1) Yang dapat dipakai secara massa, misalnya radio dan televisi. 2) Yang dapat dipakai dalam kelompok kecil maupun besar,

misalnya: film, OHP, video, tape recorder.

3) Yang dapat dipakai secara individual, misalnya komputer, kaset recorder untuk pelajaran bahasa dan modul.

d. Ciri-Ciri Media Pembelajaran.

1) Media pendidikan identik artinya dengan pengertian keperagaan yang berasal dari kata “raga”, artinya suatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar dan yang dapat diamati melalui panca indra.

2) Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang bisa dilihat dan didengar

3) Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dalam pengajaran, antara guru dan siswa

4) Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar, baik dalam kelas maupun diluar kelas

5) Media pendidikan merupakan suatu “perantara” (medium, media) dan digunakan dalam rangka pendidikan


(46)

6) Media pendidikan mengandung aspek-aspek sebagai alat dan sebagai tehnik, yang sangat erat pertaliannya dengan metode mengajar.

Ciri-ciri khusus suatu media pembelajaran berbeda menurut tujuan atau pengelompokannya. Ciri-ciri media dapat dilihat menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan pada indra penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan. Maka ciri media pembelajaran adalah bahwa media itu dapat diraba, dilihat, didengar dan diamati melalui pancaindra. Media pembelajaran dapat digunakan untuk menciptakan komunikasi yang efektif antara guru dan murid, sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, baik didalam maupun diluar kelas.

e. Manfaat Media Pembelajaran

1) Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berfikir dan oleh karena itu mengurangi “Verbalisme”

2) Memperbesar perhatian para siswa

3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar dan membuat pelajaran lebih mantap

4) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa

5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, hal ini terdapat dalam gambar hidup


(47)

6) Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu perkembangan efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

f. Fungsi Media Pembelajaran

Ada beberapa fungsi media pembelajaran (Roestiyah, 1982 :69) yaitu: 1) Fungsi educatif, artinya dengan media pembelajaran ini dapat

memberikan pengaruh baik yang mengandung nilai-nilai pendidikan, pengaruh ini berguna bagi diri sendiri maupun masyarakat.

2) Fungsi sosial, artinya dengan alat media ini hubungan antara pribadi anak dapat lebih baik lagi, sebab mereka secara gotong royong dapat bersama-sama mempergunakan alat media ini.

3) Fungsi ekonomis, artinya dengan satu macam alat media pembelajaran sudah dapat dinikmati oleh sejumlah anak didik dan bisa dipergunakan sepanjang waktu. Dapat mengurangi tenaga manusia, sebab pada pelajaran-pelajaran tertentu tidak perlu disajikan/diberikan oleh guru/manusia tetapi cukup dengan AVA (Audio Visual Aid/Alat Bantu Pandang Dengar).

4) Fungsi politis, artinya dengan media pembelajaran ini berarti sumber pendidikan atau yang lain yang berasal dari pusat akan sama sampai di daerah-daerah bahkan sama di tiap-tiap sekolah,


(48)

sehingga tidak terdapat penyimpangan-penyimpangan yang berarti antara lain pelaksanaan di daerah sama dengan di pusat.

5) Fungsi seni (budaya), artinya dengan adanya media pembelajaran ini berarti kita bisa mengenalkan bermacam-macam hasil budaya manusia sehingga pengetahuan anak tentang nilai-nilai budaya manusia makin lama makin bertambah.

g. Sistem Penyajian

Dalam memperhasilkan proses belajar mengajar, guru perlu adanya media pembelajaran yang mendukung kegiatan belajar siswa, tapi tidak hanya media saja akan tetapi juga didukung dengan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan media yang dibutuhkan, antara lain:

1) Metode diskusi sebagai metode belajar mengajar.

2) Kerja kelompok sebagai salah satu strategi belajar mengajar. 3) Penemuan sebagai strategi belajar mengajar.

4) Simulasi sebagai strategi belajar mengajar.

5) Unit teaching sebagai salah satu strategi belajar mengajar.

5. Disiplin Belajar a. Pengertian Disiplin

Dipandang dari sudut anak didik, disiplin itu merupakan suatu kondisi yang diperolehnya melalui latihan dalam ketertiban ketaatan,


(49)

sedang dari sudut si pendidik, disiplin merupakan sistem peraturan khusus untuk kelakuan anak didik. Pengertian disiplin menurut beberapa sumber yaitu:

1) Menurut Kerjasama Balitbang Dikbud dan UGM (1983:26) disiplin adalah sikap perbuatan atau tingkah laku yang sesuai dengan ketentuan peraturan dan norma yang berlaku baik tertulis maupun tak tertulis, perbuatan, sikap dan tingkah laku tersebut dibentuk melalui latihan dan pendidikan sehingga membentuk kesadaran dan keyakinan dalam dirinya (kekuatan dari dalam) untuk berbuat (tanpa paksaan), adanya aturan-aturan, ketentuan dan norma dari luar yang bertujuan dan menjadi pengendali (merupakan kekuatan dari luar).

2) Menurut Schaefer (1986:3) disiplin adalah untuk mengajar atau seseorang yang mengikuti ajaran dari seorang pemimpin.

b. Tujuan Disiplin

Menurut Schaefer (1986:3) ada beberapa tujuan disiplin adalah untuk membuat anak-anak anda terlatih dan terkontrol dengan mengajar mereka bentuk-bentuk tingkah laku yang pantas dan yang tidak pantas atau yang masih asing bagi mereka (tujuan jangka pendek), perkembangan dari pengendalian diri sendiri dan pengarahan diri sendiri yaitu dalam hal mana anak-anak dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh atau pengendalian dari luar.


(50)

Penanaman disiplin pada siswa menurut Kerjasama Balitbang Dikbud dan UGM (1983:28) yaitu: cara otoriter, bebas, demokratis, pendekatan kasih sayang, pendekatan material.

c. Fungsi Disiplin

Disiplin sangat diperlukan guna menciptakan ketertiban atau dalam rangka pencapaian tujuan. Disiplin sangat diperlukan untuk ditanamkan pada siswa sejak dini karena disiplin dapat tercapai melalui proses belajar. Di sekolah siswa sebagai pelajar juga harus berlatih untuk menanamkan sikap disiplin. Menurut Ausubel (dikutip Yulia Ayrisa 1991: 26-37) disiplin mempunyai berbagai fungsi yang sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak. Disebutkan ada empat (4) fungsi pokok disiplin, yaitu:

1) Sebagai fungsi imernalisasi 2) Sebagai fungsi sosialisasi

3) Sebagai fungsi kemasakan kepribadian 4) Sebagai fungsi terhadap perasaan aman.

Dari fungsi-fungsi yang sudah disebutkan dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

1) Untuk kelancaran proses belajar mengajar. Dengan belajar berdisiplin anak merasa aman dan tidak merasa terganggu oleh teman dan ini berarti mereka menyadari bahwa berhasil tidaknya disiplin adalah untuk mereka sendiri.


(51)

2) Mendidik dan melatih siswa dalam hidup bermasyarakat/sosialisasi. Dengan disiplin anak akan terlatih mengikuti dan melaksanakan norma dan aturan yang berlaku di masyarakat.

3) Mendidik dan melatih siswa agar dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya baik untuk belajar maupun untuk kegiatan lainnya. 4) Untuk menanamkan rasa saling hormat menghormati antara yang

satu dengan yang lainnya sehingga akan timbul perasaan aman dalam kehidupannya.

d. Unsur-Unsur Disiplin

Dalam disiplin terdapat unsur-unsur yang mendukung terciptannya disiplin itu sendiri ada empat macam unsur disiplin yaitu: peraturan, hukuman, penghargaan, dan konsistensi (Triana, 1997:13).

Dalam menjalankan disiplin seseorang pasti berhubungan dengan peraturan. Peraturan yang dibuat pastilah bertujuan baik, maka seseorang harus melaksanakannya dengan kesadaran. Bila seseorang telah sadar untuk mematuhi semua peraturan yang ada maka ia akan terbiasa dengan keadaan tersebut dan akan muncul disiplin dalam dirinya yaitu disiplin untuk mematuhi peraturan yang berlaku.

Di dalam lingkungan sekolah diciptakan peraturan dengan konsekuensi hukuman sebagai pelangaran, agar siswa dapat berfikir sebelum bertindak. Hukuman ini sebagai pendukung peraturan sehingga


(52)

orang akan mematuhi peraturan karena takut akan hukumannya. Dari perasaan takut itu lama-kelamaan orang akan terbiasa mematuhi peraturan dan akan tercipta kesadaran dan disiplin dalam dirinya.

Orang akan menaati peraturan juga dikarenakan oleh suatu penghargaan, jadi dengan kata lain seseorang mematuhi peraturan hanya mengenginkan penghargaan. Dari sinilah orang tersebut akan disiplin dalam mematuhi peraturan demi penghargaan. Penghargaan disini berupa ucapan terimakasih, pujian, barang dan sebagainya.

Dalam disiplin terdapat unsur konsistensi atau keajekan. Disiplin dalam melaksanakan peraturan berarti secara konsisten dan kontinyu melaksanakan peraturan tersebut. Konsisten disini juga berarti peraturan yang ditaati juga harus mendapat penghargaan dan pujian, sedangkan peraturan yang dilanggar juga harus mendapat hukuman sebagai mana mestinya.

e. Pelanggaran Disiplin

Pelanggaran disiplin serta peraturan-peraturan dan norma-norma masyarakat sebagaimana yang dikemukakan oleh Kerjasama Balitbang Dikbud dan UGM (1983:20) sebagai berikut:

1) Perbuatan atau tingkah laku yang bersifat pelanggaran peraturan-peraturan yang berlaku dan pelanggaran nilai-nilai moral.

2) Membolos, pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan orang tua dan pihak sekolah.


(53)

3) Kabur, meninggalkan rumah tanpa seijin orang tua atau menentang keinginan orang tua.

4) Keluyuran, pergi sendiri maupun berkelompok tanpa tujuan dan mudah menimbulkan perbuatan iseng yang negatif dan merugikan orang lain.

5) Berpesta pora semalam suntuk tanpa pengawasan, sehingga mudah timbul tindakan-tindakan yang kurang bertanggung jawab.

6) Menyontek sebagai perwujudan ketidak jujuran.

Sebagai pemecahan atau cara menanggulangi pelangaran disiplin menurut Kerjasama Balitbang Dikbud dan UGM (1983:20) adalah dengan adanya:

1) Dengan skorsing dan mengeluarkan siswa dari sekolah

2) Skorsing, bimbingan dan penyuluhan, pembicaraan dengan orang tua, melarang ikut berolahraga, memberi pekerjaan tambahan di sekolah dan menyertakan dalam kepengurusan murid.

3) Siswa berpendapat bahwa pembinaan disiplin akan lebih baik jika siswa dilibatkan dalam pembuatan peraturan, program belajar dibuat lebih manusiawi, lebih bermakna, serta penghargaan bagi kelakuan yang positif.

4) Separo dari siswa berpendapat bahwa tindakan “membicarakan dengan orang tua” adalah efektif.


(54)

f. Pengertian Disiplin Belajar.

Menurut Slameto (1988: 2) disiplin adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Kerjasama Balitbang Dikbud dan UGM (1983:26) disiplin adalah sikap perbuatan atau tingkah laku yang sesuai dengan ketentuan peraturan dan norma yang berlaku baik tertulis maupun tak tertulis, perbuatan, sikap dan tingkah laku tersebut dibentuk melalui latihan dan pendidikan sehingga membentuk kesadaran dan keyakinan dalam dirinya (kekuatan dari dalam) untuk berbuat (tanpa paksaan), adanya aturan-aturan, ketentuan dan norma dari luar yang bertujuan dan menjadi pengendali (merupakan kekuatan dari luar).

Dari pernyataan diatas, pengertian disiplin belajar dapat disimpulkan bahwa suatu sikap perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan seseorang untuk melakukan perubahan pada dirinya melalui latihan dan pendidikan secara rutin dan teratur dengan ketentuan adanya aturan, dan norma dari luar yang mempunyai tujuan dan menjadi pengendali.

g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar.

Disiplin dalam belajar pada siswa tidak selalu dapat dijalankan dengan baik, hal ini dipengaruhi beberapa faktor yaitu:


(55)

1) Faktor Internal seperti: a) Sifat malas.

Sifat malas muncul karena kebiasaan buruk pada diri siswa yang disengaja dan dibiarkan berlarut-larut seperti kebiasaan menunda pekerjaan, menunda belajar, dan lain sebagainya. b) Kesehatan.

Faktor fisik dalam diri anak ini bila terganggu akan mengakibatkan anak tidak dapat melaksanakan kegiatannya dengan baik seperti tidak dapat melaksanakan kegiatannya dengan baik seperti tidak terdapat berkonsentrasi dalam belajar.

c) Minat/ kemauan.

Seorang anak yang memiliki kemauan atau minat terhadap sesuatu hal seperti minat pada pelajaran, maka dengan kesadarannya ia akan belajar dengan baik sehingga disiplin dalam dirinya akan mudah tercapai.

d) Intelektualitas.

Kemampuan berfikir setiap orang berbeda-beda, semakin luas pengetahuan seseorang, maka ia akan lebih memiliki kesadaran untuk berdisiplin dalam segala hal.


(56)

2) Faktor Eksternal seperti: a) Lingkungan.

Lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap anak, sifat dan sikap anak dapat dengan mudah dipengaruhi dan di bentuk oleh lingkungan. Dalam hal kedisiplinan belajar lingkungan juga sangat mempengaruhi anak untuk melaksanakan disiplin. Dalam lingkungan keluarga peran orang tua untuk mengontrol anak sehingga anak akan mendapatkan kesempatan untuk belajar. Dalam lingkungan sekolah peran guru dan siswa lain juga sangat berpengaruh, bila mereka secara bersama-sama menciptakan situasi yang konduktif maka disiplin belajar akan tercapai.

b) Peralatan/Media Belajar.

Peralatan disini sangat berpengaruh dalam penumbuhan minat dan kemauan untuk belajar. Disamping itu ketersediaan peralatan atau media belajar akan mendukung siswa untuk belajar dengan baik, bila peralatan tidak tersedia maka siswa akan kesulitan dalam belajar sehingga ia menjadi enggan untuk belajar.


(57)

B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu.

Peneliti yang dilakukan oleh Albertus Hadi Nugroho tahun 2003 dengan judul Hubungan antara Kedisiplinan Belajar, Media Pembelajaran dan Kegiatan Belajar Mengajar terhadap Prestasi Belajar Siswa, studi kasus siswa kelas XI jurusan akuntansi 1 dan akuntansi 2 SMK Bopkri 1 Yogyakarta menunjukan adanya:

1. Kedisiplinan belajar berhubungan dengan prestasi belajar siswa. 2. Media pembelajaran berhubungan dengan prestasi belajar siswa. 3. Kegiatan belajar mengajar berhubungan dengan prestasi belajar

siswa.

4. Kedisiplinan belajar mengajar, media pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar secara bersama-sama berhubungan dengan prestasi belajar siswa.

Keempat kesimpulan tersebut diperoleh dengan pengujian hipotesis yang menunjukan hubungan tersebut signifikan karena t hitung yang diperoleh lebih besar dari pada t tabel.

C. Kerangka Berfikir

1. Hubungan positif antara Persepsi Siswa tentang Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Akuntansi.

Dalam proses belajar mengajar yang berorentasi pada media pembelajaran dapat memberikan gambaran umum bahwa pengadaan


(58)

media pembelajaran akan sangat menunjang kegiatan belajar siswa, dimana siswa akan lebih mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh seorang guru untuk muridnya yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa itu sendiri.

Dengan media yang ada disekolah, yang mana hal belajar diprioritaskan dahulu, maka dimungkinkan siswa akan memperoleh hasil atau prestasi yang baik oleh karena itu diharapkan dengan adanya media yang lebih memadai dan optimal, siswa mempunyai perasaan senang sebagai dasar untuk melaksanakan disiplin belajar untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Belajar yang ditunjang dengan pengoptimalan media pembelajaran di lingkungan sekolah-sekolah akan memungkinkan prestasi belajar siswa tinggi.

2. Hubungan positif antara Persepsi Siswa tentang disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar siswa akuntansi.

Disiplin merupakan faktor dari pelajar yang bersifat subjektif karena masing-masing orang berbeda tingkat kedisiplinannya. Kaitannya dengan belajar, disiplin mempengaruhi prestasi belajar karena seseorang yang teratur belajarnya maka ia mempunyai sikap positif dan merasa senang berhasil dalam hal tersebut, sebaliknya jika seseorang dalam belajarnya tidak teratur maka akan cenderung terhambat dalam belajar.

Disiplin berarti mengarahkan kehendak pada suatu cita-cita/tujuan tertentu. Oleh karena itu disiplin sangat besar perannya dalam mencapai


(59)

suatu tujuan, jika seseorang melaksanakan disiplin dengan baik, kemungkinan mencapai sukses adalah besar sehingga prestasi belajarnya meningkat, sebaliknya jika tidak melaksanakan disiplin dengan baik, maka prestasi belajar yang dicapai adalah kecil atau tidak efektif. Anak-anak yang memiliki disiplin belajar yang tinggi cenderung mempunyai prestasi yang lebih baik dibanding dengan siswa/anak yang berdisiplin tinggi bersikap positif terhadap mata pelajaran, sehingga anak dapat belajar dengan maksimal.

D. Hipotesis

Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada hubungan positif antara persepsi siswa tentang media pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi siswa SMK YPKK 3 Sleman.

2. Ada hubungan positif antara persepsi siswa tentang kedisiplin belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa SMK YPKK 3 Sleman.

Untuk membuktikan hipotesis tersebut, penulis memerlukan data yang menyangkut tiga variabel yaitu:

1. Variabel persepsi siswa tentang kedisiplin belajar. 2. Variabel persepsi siswa tentang media pembelajaran. 3. Variabel prestasi belajar.


(60)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang akan penulis gunakan adalah: 1. Asosiasi, karena bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua

variabel atau lebih (Sugiyono, 2002:86). Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang media pembelajaran, kedisiplin belajar dengan prestasi belajar akuntansi.

2. Studi Kasus, karena penelitian yang akan dilakukan hanya terbatas pada subyek tertentu yaitu siswa kelas XI SMK YPKK 3 Sleman dan obyek tertentu yaitu persepsi siswa tentang media pembelajaran, disiplin belajar, maka kesimpulan yang akan diambil bersifat khusus yaitu hanya tentang persepsi siswa tentang media pembelajaran, kedisiplin belajar dengan prestasi belajar akuntansi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK YPKK 3 Sleman. 2. Waktu Penelitian


(61)

C. Subjek dan Obyek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan yaitu seluruh siswa SMK YPKK 3 Sleman, kelas XI.

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam penelitian. Obyek yang menjadi penelitian adalah persepsi siswa tentang media pembelajaran, kedisiplin belajar dengan prestasi belajar akuntansi.

D. Populasi, dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006:130). Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI, SMK YPKK 3 Sleman yang berjumlah 57 siswa.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131). Dalam penelitian ini, sampel ditentukan dengan Teknik Sampling Jenuh (Sensus) dimana semua anggota dijadikan sampel.


(62)

Menurut Sugiono (2008:68) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel, bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini sering dilakukan jika populasi lebih kecil, dengan acuan dari Suharsimi (2006:134) apabila subjeknya besar (>100) dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih, jika subyeknya kurang dari <100 maka keseluruhan subyek menjadi sempel. Karena peneliti mengambil sampel dari dua kelas berjumlah 57 siswa, sebagai perwakilan SMK YPKK 3 Sleman. Maka dari ketentuan diatas, keseluruhan subyek penelitian dijadikan sampel.

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, ada dua variabel yang menjadi objek penelitian, yaitu:

a. Variabel bebas atau Independent Variable

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Jadi variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi (Sugiyono, 2002:3). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah: persepsi siswa tentang media pembelajaran, kedisiplin belajar.


(63)

b. Variabel Terikat atau Dependent Variable

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2002:3). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah prestasi belajar akuntansi.

Paradigma hubungan antara persepsi siswa tentang media pembelajaran dan disiplin belajar dengan prestasi belajar akuntansi:

2. Pengukuran Variabel Penelitian a. Variabel Bebas

Dalam penelitian ini, variabel bebas di ukur dengan menggunakan Skala Likert yaitu suatu cara sistematis untuk memberi skor dalam kuesioner yang dibagikan. Pengukuran ini di dasarkan pada persepsi siswa tentang media pembelajaran dan kedisiplinan belajar.

Pengukuran variabel persepsi siswa tentang media pembelajaran, kedisiplin belajar digunakan pengukuran Skala Likert yang dimodifikasi, dengan menggunakan empat kategori penilaian. Ketentuan tersebut dapat dilihat dalam Tabel 3.1

X1

Media Pembelajaran

X2

Kedisiplinan Belajar

Y Prestasi Belajar


(64)

Tabel 3.1

Alternatif Jawaban dan Skor Variabel Persepsi Siswa tentang Media Pembelajaran dan Kedisiplin Belajar.

Alternatif jawaban

Skor

Positif Negatif

Sangat Sering / Selalu 4 1

Sering 3 2

Kadang-kadang 2 3

Tidak Pernah 1 4

b. Variabel Terikat.

Untuk mengetahui variabel terikat (prestasi belajar siswa) dapat diambil dari nilai raport semester ganjil tahun 2008/2009.

Menurut Masidjo (1991:46) prestasi belajar akuntansi siswa (nilai raport) tersebut dikatagorikan dengan Penilaian Acuan Patokan Tipe Dua (PAP II) yaitu sebagai berikut:


(65)

Tabel 3.2

Alternatif Tingkat Prestasi Belajar Siswa di tinjau dari Nilai Raport Semester Lalu.

Skor % Nilai

81% - 100% 66% - 80% 56% - 65% 46% - 55% 0% - 45%

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah


(66)

3. Kisi-Kisi Soal Kuesioner

Tabel 3.3

Kisi-kisi Penyusunan Kuesioner Berdasarkan Persepsi Siswa

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Angket atau Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara membagikan daftar pertanyaan kepada siswa. kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

Variabel Indikator Item Positif Item Negatif

Media

Pembelajaran

a. Fasilitas lengkap pendidikan b. Komunikasi timbal balik c. Mempermudah belajar d. Hubungan interpersonal e. Memperoleh informasi

1,2, 3,4,6, 7,8, 10, 12,13 5,9, 11 14,15 Kedisiplin Belajar

a. Minat belajar b. Kemauan belajar c. Tepat waktu d. Pola belajar sendiri

12,11 9,14 1,2,5,10 3,4,6 8,13 15 7 Prestasi Belajar


(67)

dalam arti laporan tentang kepribadiannya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:225). Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai variabel bebas yaitu persepsi siswa tentang media pembelajaran, disiplin belajar. Kuesioner ini ditujukan kepada siswa di kelas XI yang menjadi sampel penelitian.

2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dsb (Arikunto, 2006:231). Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran umum sekolah, mengumpulkan data prestasi belajar dan sebagai ukurannya berpedoman pada nilai rapot siswa semester ganjil. Nilai tersebut dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui prestasi belajar.

G. Pengukuran Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2006:168) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah jawaban responden atas pertanyaan yang diberikan memiliki validitas


(68)

(kesahihan) atau tidak. Valid atau tidaknya data dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing item pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan skor pertanyaan. Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing-masing pertanyaan signifikan, maka dapat dikatakan bahwa kuesioner tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Rumus yang dapat digunakan untuk mengukur validitas suatu instrumun adalah Korelasi Product Moment (Arikunto, 2006:170).

Y

Y

X

X

r

N N Y X XY N xy 2 2 2 2 Keterangan: xy

r = korelasi antara masing-masing item dengan skor total N = jumlah subyek

X = skor item Y = skor total

ΣX = nilai skor masing-masing item

ΣX² = jumlah X²

ΣY = nilai skor total salah satu variabel prestasi belajar

ΣY² = jumlah Y kuadrat

ΣXY = jumlah perkalian X dan Y Dengan taraf signifikan (£)=5%


(69)

Kemudian nilai korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan nilai korelasi pada tabel, apabila nilai rx yyang diperoleh lebih besar dari nilai r-tabel, berarti ada korelasi yang nyata, yang menunjukkan bahwa alat pengukur tersebut valid. Sebaliknya apabila nilai rx y yang diperoleh lebih kecil dari r-tabel, berarti tidak nyata, yang menunjukkan bahwa alat pengukur tidak valid.

Untuk proses perhitungan validitas kuesioner digunakan alat bantu uji statistik program komputer Seri Program Statistik Science (SPSS) for windows versi 12.0 pada taraf signifikansi yang digunakan adalah 5% dengan membandingkan r-tabel (sugiyono, 2006: 455).

Uji validitas ini menggunakan korelasi butir pertanyaan, dengan hasil sebagai berikut:

1) Persepsi Siswa tentang Media Pembelajaran

Dari hasil Korelasi Product Moment tidak menemukan butir pertanyaan yang memiliki koefisien korelasi lebih kecil dari nilai r

tabel sebesar 0,329 (N=36, α=5%) pada kelompok pertanyaan

media pembelajaran, sehingga semua butir pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid.


(70)

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa tentang Media Pembelajaran Butir r Hitung r Tabel (N=36, α=5%) Kesimpulan

1 0,617 0,329 Valid

2 0,529 0,329 Valid

3 0,614 0,329 Valid

4 0,498 0,329 Valid

5 0,688 0,329 Valid

6 0,464 0,329 Valid

7 0,701 0,329 Valid

8 0,453 0,329 Valid

9 0,347 0,329 Valid

10 0,630 0,329 Valid

11 0,362 0,329 Valid

12 0,508 0,329 Valid

13 0,711 0,329 Valid

14 0,589 0,329 Valid

15 0,369 0,329 Valid


(71)

2) Persepsi Siswa tentang Disiplin Belajar

Dari hasil Korelasi Product Moment tidak menemukan butir pertanyaan yang memiliki koefesien korelasi lebih kecil dari nilai r

tabel sebesar 0,329 (N=36, α=5%) pada kelompok pertanyaan

kedisiplinan belajar, sehingga semua butir pertanyaan kedisiplinan belajar dalam kuesioner dinyatakan valid.

Rangkuman hasil uji validitas tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Persepsi Siswa tentang Kedisiplinan Belajar

Butir r Hitung r Tabel (N=36, α=5%) Kesimpulan

1 0,784 0,329 Valid

2 0,538 0,329 Valid

3 0,402 0,329 Valid

4 0,425 0,329 Valid

5 0,438 0,329 Valid

6 0,817 0,329 Valid

7 0,575 0,329 Valid

8 0,523 0,329 Valid

9 0,400 0,329 Valid


(72)

11 0,485 0,329 Valid

12 0,766 0,329 Valid

13 0,463 0,329 Valid

14 0,473 0,329 Valid

15 0,833 0,329 Valid

(Sumber: hasil output lampiran: 2, halaman: 103-104) b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Menurut Arikunto (1991:142-143) instrument yang reliabel mengandung arti bahwa instrument tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya. Alat ukur dikatakan reliabel jika alat tersebut mempunyai sifat konstan, artinya alat ukur tersebut memberi hasil yang konstan, atau tetap meskipun digunakan kapanpun. Dalam penelitian ini untuk mengukur reliabilitasnya digunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

2 2 1

1

t b k

k r

Keterangan: r = Reliabilitas instrumen k= Jumlah butir pertanyaan


(73)

2

b= Jumlah varian butir atau item 2

t = Varian total

Uji reliabilitas dilakukan untuk item-item pertanyaan yang valid. Item yang tidak valid tidak di pakai dalam uji reliabilitas dan uji-uji selanjutnya. Instrument dikatakan reliabel jika nilai

r

alpha>0,6 dan instrument dikatakan tidak reliabel jika nilai alpha <0,6 (Nunally dalam Imam Ghozali, 2001:20). Hasil pengujian reliabilitas mendapatkan koefisien alpha sebesar 0,879 pada kuesioner media pembelajaran dan sebesar 0,885 pada kuesioner kedisiplinan belajar. Keduanya memiliki koefisien alpha lebih dari 0,6 sehingga dinyatakan reliabel (Nunnally, 2001:20). Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut (Sumber: lampiran 2, halaman 100-104).

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel

(Berdasarkan Persepsi Siswa)

Alpha Titik Kritis

Kesimpulan

Media Pembelajaran 0,879 0,6 Reliabel

Kedisiplin Belajar 0,885 0,6 Reliabel

Tabel di atas menunjukkan item-item yang valid setelah diuji reliabilitas dihasilkan kesimpulan reliabel semua.


(74)

H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendiskripsikan data sampel atau memberikan gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagai mana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2006:21). Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan maksud dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya bersifat sebagai pengungkap fakta (Consuelo, 1993:71). Penulis menggunakan metode deskriptif karena penelitian ini akan mendiskripsikan mengenai hubungan antara persepsi siswa tentang media pembelajaran dan kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar siswa.

Karena instrumen penelitian disusun berdasarkan Skala Likert dengan interval 1 sampai dengan 4, dimana skor 1 berarti tidak pernah, 2 berarti kadang-kadang, 3 berarti sering, 4 berarti selalu/ sangat sering. Skala Likert tersebut menghasilkan data interval maka penyajiannya akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekwuensi dengan perhitungan PAP tipe II (Masidjo, 1991:46)


(75)

2. Uji Asumsi Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan apabila data yang terjaring berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas ini dilakukan dengan menggunakan analisis One-Sampel Kolmogorof Smirnov (Sugiyono, 2002:150). Rumusnya adalah sebagai berikut:

Dmaksimum= Fo1 Xi Sn Xi Keterangan :

D = Deviasi maksimun

F

0(Xi) = Fungsi distribusi kumulatif yang ditentukan Xi

S

n = Distribusi frekuansi kumulatif yang diobservasi

Selanjutnya untuk mengetahui apakah distribusi frekwuensi masing-masing variabel normal atau tidak dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi 5% maka tidak signifikan artinya tidak ada hubungan antara distribusi data yang dianalisis dengan distribusi teoritis sehingga sebaran data normal.

b. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi 5% maka signifikan artinya ada hubungan antara distribusi data yang


(76)

dianalisis dengan distribusi teoritis sehingga sebaran data tidak normal.

I. Pengujian Hipotesis Penelitian Variabel yang di uji:

1. Hubungan positif antara persepsi siswa tentang media pembelajaran dengan prestasi belajar akuntansi.

2. Hubungan positif antara persepsi siswa tentang kedisiplinan belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi.

Pengujian hipotesis pertama dan kedua: a. Perumusan hipotesis

Ho1: Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang media pembelajaran dengan prestasi belajar akuntansi.

Ha1: Ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang media pembelajaran dengan prestasi belajar akuntansi.

Ho2: Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi.

Ha2: Ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi.

b. Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product Moment. Taknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan


(77)

masing-masing antara variabel bebas dengan variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah korelasi Product Moment (Sudjana, 2005:369):

Y

Y

X

X

r

N N Y X XY N xy 2 2 2 2 Keterangan:

r

xy = Koefisien korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan xy = Jumlah perkalian skor x dan skor y

x

2 = Jumlah kuadrat skor x

y

2 = Jumlah kuadrat skor y

Kofisien korelasi adalah besaran yang dapat menunjukkan kekuatan hubungan antara dua variabel dan dapat diketahui berdasarkan nilai r hasil analisis korelasi. Selanjutnya, sebesar nilai r dapat memperkirakan kekuatan hubungan korelasi, seperti yang ditampilkan pada tabel berikut (Arikunto, 2006:276):

Tabel 3.7

Interval nilai r Interprestasi

0,000-0,200 Korelasi sangat lemah

0,200-0,400 Korelasi lemah

0,400-0,600 Korelasi cukup

0,600-0,800 Korelasi kuat


(1)

120 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

121 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

122 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

123 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

124 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

125 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Hubungan antara motivasi dan metode pembelajaran terhadap prestasi belajar ekonomi siswa : studi kasus kelas XI SMK YPKK 1 Sleman.

0 0 154

Hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dan motivasi bejalar siswa : studi kasus siswa kelas X dan XI SMK YPKK 3 Sleman.

0 0 153

Hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, intensitas belajar, sarana belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada SMK YPKK III Depok Sleman.

0 0 139

Hubungan antara persepsi siswa tentang profesionalisme guru dan kecerdasan emosional siswa dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada siswa SMK YPKK I Sleman, Yogyakarta.

0 1 155

Hubungan antara motivasi belajar siswa, efektivitas hubungan interpersonal guru-siswa, dan penggunaan media-bahan pengajaran dengan prestasi belajar akuntansi siswa : studi kasus siswa-siswi kelas 3 SMK YPKK I Sleman Yogyakarta tahun 2005/2006.

0 0 168

Hubungan antara persepsi siswa tentang media pengajaran dan kedisplinan belajar dengan prestasi belajar akuntansi studi kasus kelas XI SMK YPKK 3 Sleman

0 2 145

Hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dan motivasi bejalar siswa studi kasus siswa kelas X dan XI SMK YPKK 3 Sleman

0 1 151

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

0 0 153

Hubungan antara persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru, intensitas belajar, sarana belajar dan lingkungan belajar dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada SMK YPKK III Depok Sleman - USD Repository

1 1 137

Hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kompetensi guru dengan prestasi belajar - USD Repository

0 0 143