Hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dan motivasi bejalar siswa : studi kasus siswa kelas X dan XI SMK YPKK 3 Sleman.
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG
KOMPETENSI GURU AKUNTANSI DAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus: Siswa Kelas X dan XI SMK YPKK 3 Sleman
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Agustina Dwi Lestari NIM: 091334054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2013
(2)
i
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG
KOMPETENSI GURU AKUNTANSI DAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus: Siswa Kelas X dan XI SMK YPKK 3 Sleman
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Agustina Dwi Lestari NIM: 091334054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2013
(3)
(4)
(5)
iv
PERSEMBAHAN
Dialah Tuhan yang akan membuatSegalanya kan indah pada waktuNYA Untuk segala sesuatu ada masanya
Tuhan sendiri yang akan menyelesaikannya Serahkanlah saja pada kehendakNYA Dia kan buat indah pada waktuNYA
Karya ini ku persembahkan untuk:
Yesus Kristus yang selalu mengasihi dan membimbing hidupku
Bunda Maria yang selalu menjaga dan menemaniku
Bapak dan Ibuku tercinta
Kakakku tersayang Mbak Kitin
(6)
v
MOTTO
Hanya yang menabur dengan menangis tahu arti yang sebenarnya dari sukacita pada saat ia menuai. Orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.(Mazmur 126:5)
Sukses itu bukan karena nasib mujur, tetapi hasil perjuangan.
(Modul Bimbingan Konseling)
Wahai kaum muda! Jika kamu tidak tahan menghadapi susahnya belajar, kelak kamu menyesal menanggung betapa beratnya kebodohan. (Pythagoras)
Tidak setiap orang bisa membuat sesuatu yang hebat, tapi kamu bisa melakukan sesuatu yang sederhana dengan cinta yang hebat. (Bunda Teresa)
(7)
(8)
(9)
viii
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU AKUNTANSI DAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus: Siswa Kelas X dan XI SMK YPKK 3 Sleman Agustina Dwi Lestari
Universitas Sanata Dharma 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi dan motivasi belajar siswa (2) hubungan antara persepsi tentang kompetensi profesional guru akuntansi dan motivasi belajar siswa (3) hubungan antara persepsi tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi dan motivasi belajar siswa (4) hubungan antara persepsi tentang kompetensi sosial guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan YPKK 3 Sleman. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMK YPKK 3 Sleman yang berjumlah 157 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 90 siswa. Teknik penarikan sampel adalah purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah Chi-Square/Chi Kuadrat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi dan motivasi belajar siswa (nilai Chi-Square hitung = 22,637 < Chi-Square tabel = 26,296; nilai probabilitas = 0,124> α = 0,05); (2) tidak ada hubungan antara persepsi siswa tentangkompetensi profesional guru akuntansi dan motivasi belajar siswa (nilai Chi-Square hitung = 10,284 < Chi-Squaretabel = 15,507; nilai probabilitas = 0,246 > α = 0,05); (3) ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi dan motivasi belajar siswa (nilai Chi-Square hitung = 44,324 > Chi-Square tabel = 26,296; nilai probabilitas = 0,000 < α = 0,05); (4) ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi dan motivasi belajar siswa (nilai Chi-Square hitung = 34,879 > Chi-Square tabel = 26,296; nilai probabilitas = 0,004 < α = 0,05).
(10)
ix
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENT’S PERCEPTION ON ACCOUNTING TEACHER’S COMPETENCE
AND STUDENT’S MOTIVATION
A Case Study : Students of Tenth and Eleventh Class of SMK YPKK 3 Sleman
Agustina Dwi Lestari Sanata Dharma University
2013
This research aims to know: (1) the relationship between the student’s perception about the pedagogic competence of the accounting teacher and the student’s motivation (2) the relationship between the student’s perception about the professional competence of the accounting teacher and the student’s motivation (3) the relationship between the student’s perception about the personality competence of the accounting teacher and the student’s motivation (4) the relationship between the student’s perception about the social competence of the accounting teacher and the student’s motivation.
It is a case study at SMK YPKK 3 Sleman. The population of this research were 157 students of SMK YPKK 3 Sleman and the samples were 90 students. The technique of drawing the samples was purposive sampling. The techniques of collecting the data were questionnaire and documentation. Technique of data analysis was Chi-Square.
The result indicates that: (1) thereisn’t any relationship between the student’s perception about the pedagogic competence of the accounting teacher and the student’s motivation (Chi-Square value = 22,637 < Chi-Square table = 26,296; the probability value = 0,124 > α = 0,05); (2) there isn’t any relationship between the student’s perception about the professional competence of the accounting teacher and the student’s motivation (Chi-Square value = 10,284 < Chi-Square table = 15,507; probability value = 0,246 > α = 0,05); (3) there is relationship between the student’s perception about the personality competence of the accounting teacher and the student’s motivation (Chi-Square value = 44,324 > Chi-Square table = 26,296; the probability value = 0,000 < α = 0,05); (4) there is relationship between the student’s perception about the social competence of the accounting teacher and the student’s motivation (Chi-Square value = 34,879 > Chi-Square table = 26,296; the probability value = 0,004 < α = 0,05).
(11)
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga skripsi dengan judul “Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Akuntansi dan Motivasi Belajar Siswa” ini dapat diselesaikan oleh penulis.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam bentuk apapun baik kerja sama, dukungan semangat, doa maupun material. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS yang telah bekerja sama dalam hal surat penelitian.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan dukungan dan motivasi.
4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd. dan Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
(12)
xi
6. Segenap staf dosen pengajar Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.
7. Ibu Theresia Aris Sudarsilah selaku staf sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi yang telah membantu dalam kelancaran proses belajar dan administrasi selama ini.
8. Ibu Drs. Nursilah selaku Kepala Sekolah SMK YPKK 3 Sleman yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
9. Seluruh siswa kelas X dan XI SMK YPKK 3 Sleman yang telah berkenan untuk terlibat dalam penelitian sebagai responden.
10. Bapak FX. Margiyanto dan Ibu Paula W., kakakku terkasih Mbak Christina Purnamasari, masku tersayang Mas Micko dan semua sanak keluarga penulis yang telah memberikan dukungan doa, dukungan material, semangat, motivasi, dan cinta kepada penulis selama ini.
11. Para sahabatku PAK angkatan 2009 yang telah mendukung dan berjuang bersamaku selama ini.
12. Semua teman-teman Cana Community khususnya para super hero (Nita, Anton, Ita, Dio, Yosa, Aster, Angelin, Aris, Vannie, Wahyu, dan Wuni) serta Romo Elias, terima kasih berkat doa dan dukungannya selama ini.
13. Teman-teman mitra perpustakaan Universitas Sanata Dharma (Mbak Hani, Mbak Yessie, Mbak Yovita, Mbak Anisa, Mbak Anas, Mas Yudha, Putri, Tama, Ria, Hesta, Amel, Susan, Dessy, Ety, Anik, Gatik, Indah, Galuh, Vivin, Vannie,
(13)
xii
Widya, Vida, Ursula, Gabby, Kika, dan Lia), terima kasih atas canda tawa yang telah memberikan semangat bagi penulis untuk pantang menyerah.
14. Teman-teman kost Brojowikalpo (Vivi, Alfa, Mbak Elsa, Mbak Popon, dan Eva), Bapak Budi Laksono dan Ibu Setiti dan adik kostku Dita yang telah memberikan semangat dan dukungan doa.
15. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Skripsi ini semoga bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis sendiri. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan pada penyusunan skripsi ini, untuk itu saran dan kritik yang membangun senantiasa penulis harapkan.
Yogyakarta, 23 Agustus 2013 Penulis
(14)
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN. ... xx
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah. ... 5
D. Tujuan Penelitian... 5
(15)
xiv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Persepsi Siswa ... 7
B. Tinjauan tentang Kompetensi... 8
C. Kompetensi Guru... 9
D. Motivasi Belajar ... 14
E. Kerangka Berfikir. ... 16
F. Hipotesis Penelitian ... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ... 20
A. Jenis Penelitian ... 20
B. Tempat dan Waktu Penelitian. ... 20
C. Subjek dan Objek Penelitian. ... 21
D. Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel... 21
E. Variabel dan Pengukuran Variabel Penelitian... 22
F. Teknik Pengumpulan Data. ... 26
G. Teknik Pengujian Instrumen... 27
H. Teknik Analisis Data. ... 34
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH. ... 43
A. Sejarah Berdirinya SMK YPKK 3 Sleman ... 43
B. Visi, Misi dan Tujuan SMK YPKK 3 Sleman ... 43
C. Identitas Sekolah ... 44
(16)
xv
E. Fasilitas dan Media Pembelajaran ... 47
F. Hubungan antara Sekolah dan Instansi Lain ... 48
G. Guru SMK YPKK 3 Sleman ... 48
H. Siswa SMK YPKK 3 Sleman ... 50
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 51
A. Deskripsi Data. ... 51
1. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru Akuntansi... 51
2. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional ... Guru Akuntansi ... 52
3. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian ... Guru Akuntansi ... 53
4. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Sosial Guru ... Akuntansi... 54
5. Motivasi Belajar Siswa... 55
B. Uji Normalitas ... 56
C. Pengujian Hipotesis. ... 56
1. Hipotesis Pertama... 56
2. Hipotesis Kedua ... 58
3. Hipotesis Ketiga ... 59
(17)
xvi
D. Pembahasan ... 64
1. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompeten-si Pedagogik Guru AkuntanKompeten-si dan MotivaKompeten-si Belajar Siswa ... 64
2. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompeten-si ProfeKompeten-sional Guru AkuntanKompeten-si dan MotivaKompeten-si Belajar Siswa ... 66
3. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompeten-si Kepribadian Guru AkuntanKompeten-si dan MotivaKompeten-si Belajar Siswa ... 67
4. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompeten-si SoKompeten-sial Guru AkuntanKompeten-si dan MotivaKompeten-si Belajar Siswa ... 69
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 71
A. Kesimpulan... 71
B. Saran ... 72
C. Keterbatasan……... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 75
(18)
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel III.1 Operasionalisasi Variabel Persepsi Siswa tentang
Kompetensi Guru Akuntansi... 23 Tabel III.2 Operasionalisasi Variabel Motivasi Belajar Siswa….. ... 25 Tabel III.3 Bobot Alternatif Jawaban…... 26 Tabel III.4 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Persepsi Siswa
tentang Kompetensi Pedagogik Guru Akuntansi ... 28 Tabel III.5 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Persepsi Siswa
tentang Kompetensi Profesional Guru Akuntansi... 29 Tabel III.6 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Persepsi Siswa
tentang Kompetensi Kepribadian Guru Akuntansi ... 30 Tabel III.7 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Persepsi Siswa
tentang Kompetensi Sosial Guru Akuntansi ... 31 Tabel III.8 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Motivasi
Belajar Siswa... 31 Tabel III.9 Tingkat Keterandalan Instrumen Penelitian... 33 Tabel III.10 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian 33 Tabel III.11 Penilaian Acuan Patokan Tipe II... 34 Tabel III.12 Interval Skor Persepsi Siswa tentang Kompetensi
(19)
xviii
Tabel III.13 Interval Skor Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru Akuntansi... 36 Tabel III.14 Interval Skor Persepsi Siswa tentang Kompetensi
Kepribadian Guru Akuntansi ... 37 Tabel III.15 Interval Skor Persepsi Siswa tentang Kompetensi Sosial
Guru Akuntansi. ... 38 Tabel III.16 Interval Skor Motivasi Belajar Siswa ... 39 Tabel III.17 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap
Koefisien Korelasi... 42 Tabel IV.1 Ruangan SMK YPKK 3 Sleman ... 46 Tabel IV.2 Pembagian Tugas Mengajar dan Tugas Tambahan Guru
SMK YPKK 3 Sleman ... 48 Tabel IV.3 Jumlah Siswa SMK YPKK 3 Sleman ... 50 Tabel V.1 Deskripsi Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik
Guru Akuntansi. ... 51 Tabel V.2 Deskripsi Persepsi Siswa tentang Kompetensi
Profesional Guru Akuntansi... 52 Tabel V.3 Deskripsi Persepsi Siswa tentang Kompetensi
Kepribadian Guru Akuntansi. ... 53 Tabel V.4 Deskripsi Persepsi Siswa tentang Kompetensi Sosial
Guru Akuntansi ... 54 Tabel V.5 Deskripsi Motivasi Belajar Siswa. ... 55 Tabel V.6 Hasil Pengujian Normalitas... 56
(20)
xix
Tabel V.7 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama ... 57
Tabel V.8 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua... 58
Tabel V.9 Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga... 60
(21)
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 78
Lampiran 2 Data Induk Penelitian ... 88
Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas... 102
Lampiran 4 Uji Normalitas ... 109
Lampiran 5 Deskripsi Data ... 112
Lampiran 6 Uji Hipotesis (Chi-Square) ... 118
Lampiran 7 Daftar Tabel ... 123
Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian. ... 126
(22)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan terutama sekolah diibaratkan sebuah pabrik yang menghasilkan produk yang mampu “dipasarkan”, sehingga konsumen tertarik
untuk membelinya karena kualitas dan mutu produk tersebut baik. Produk yang dihasilkan dalam dunia pendidikan adalah peserta didik. Sama halnya dengan produk pabrik yang merupakan hasil dari sebuah proses produksi, begitu juga dengan produk dari dunia pendidikan adalah hasil dari sebuah proses pendidikan. Untuk menghasilkan sebuah produk yang bermutu dan berkualitas tidaklah mudah. Banyak faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap kualitas peserta didik, mulai dari faktor internal maupun faktor eksternal. Selain itu, banyak pihak yang juga berkepentingan dan ikut ambil bagian dalam meningkatkan kualitas peserta didik mulai dari kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, orang tua, teman sekelas, teman sekolah, masyarakat, bahkan pemerintah. Mereka memiliki perannya masing-masing dalam mendukung terwujudnya proses pendidikan yang mampu menghasilkan peserta didik yang berkualitas.
Dalam harian Kompas tanggal 25 Oktober 2012, halaman 12 yang dimuat dalam artikel berjudul Jadikan Pendidikan Gerakan Masyarakat, narasumber
(23)
Anies Baswedan mengatakan bahwa faktor guru sebagai kunci perbaikan praksis pendidikan. Dia menyatakan bahwa menyelesaikan permasalahan guru berarti menyelesaikan sebagian besar masalah pendidikan. Pernyataan tersebut dapat menyadarkan kepada kita bahwa peran guru sangatlah besar bagi terselesaikannya masalah pendidikan. Peranan guru yang mampu menghasilkan peserta didik yang berkualitas sangat penting, karena setidaknya masalah pendidikan dapat teratasi.
Kita juga tahu bahwa untuk menjadi seorang guru pastinya harus memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan khusus sebelum terjun dalam dunia pendidikan yang sesungguhnya. Sehingga ada perguruan tinggi berfakultas keguruan dan ilmu pendidikan yang menyiapkan mahasiswanya untuk menjadi guru yang memiliki bekal tersebut dan menjadi guru yang profesional serta kompeten di bidangnya. Ada empat standar kompetensi guru profesional yaitu, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi ini telah dilatih dan dikembangkan oleh calon guru saat mengenyam pendidikan di universitas selama kurang lebih empat tahun lamanya. Saat menjadi guru pun, keempat kompetensi ini akan terus dikembangkan melalui program-program yang diselenggarakan oleh pemerintah seperti Sertifikasi Profesi Guru, Uji Kompetensi Guru dan pelatihan-pelatihan lainnya.
Terkadang para guru secara sadar ataupun tidak sadar lupa akan pentingnya empat kompetensi yang telah terstandar itu. Padahal seharusnya untuk menjadi guru yang profesional perlu memerhatikan dan menjalankan
(24)
keempat kompetensi guru tersebut. Agar nantinya para guru dapat memberikan kepada peserta didiknya pelayanan proses belajar yang bermutu.
Seorang guru menjadi tolak ukur dalam perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Oleh sebab itu, ada pernyataan yang menyebutkan bahwa seorang guru haruslah dapat “digugu” dan “ditiru”, artinya yang diharapkan adalah guru dapat menjadi teladan yang baik bagi siswanya. Guru harus mampu menguasai kompetensi-kompetensi yang menjadikan dirinya layak disebut sebagai seorang pengajar dan pendidik. Tidak sedikit guru-guru yang sudah bertahun-tahun mengajar tetapi masih belum sepenuhnya memenuhi standar kompetensi yang seharusnya dimiliki. Hal ini disebabkan karena guru tersebut kurang memiliki kesadaran bahwa mereka memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam mendidik siswa untuk menjadi manusia yang mampu tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik melalui proses pendidikan. Jadi, guru sekan-akan hanya menjalankan profesinya sebagai rutinitas sehari-hari yang hanya mengajarkan materi pelajaran di dalam kelas. Padahal di balik itu semua masih banyak peranan guru yang sangat penting seperti guru berperan sebagai motivator, konselor, manajer kelas, inisiator, direktor atau pengarah, fasilitator, mediator, evaluator dan lain sebagainya.
Menanggapi peranan guru sebagai motivator, menurut peneliti hal ini sangatlah penting. Menurut Sri Esti W. D. dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan, ia menyebutkan bahwa “Motivasi adalah salah satu prasyarat yang amat penting dalam belajar”. Gedung dibuat, guru disediakan,
(25)
bersemangat. Tetapi semua itu akan sia-sia, jika siswa tidak ada motivasi untuk belajar. Oleh sebab itu, guru yang pintar sekali pun jika tidak mampu memotivasi siswanya untuk belajar sangatlah disayangkan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin mengangkat topik
“Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Akuntansi
dan Motivasi Belajar Siswa”.
B. Batasan Masalah
Belajar merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si subjek belajar, ternyata banyak faktor yang memengaruhinya. Dari sekian banyak faktor yang berpengaruh itu, secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi faktor intern (dari dalam) diri si subjek belajar dan faktor ekstern (dari luar) diri si subjek belajar (Sardiman, 1986:38). Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan membatasi penelitiannya pada proses belajar yang dipengaruhi oleh faktor intern yaitu faktor psikologis khususnya motivasi dan faktor ekstern yaitu guru.
Persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi dalam penelitian ini lebih menyoroti pada aspek kompetensi guru yang terdiri dari empat standar kompetensi menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Dosen dan Guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.
(26)
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi dan motivasi belajar siswa?
2. Apakah ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi dan motivasi belajar siswa?
3. Apakah ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi dan motivasi belajar siswa?
4. Apakah ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi dan motivasi belajar siswa?
D. Tujuan Penelitian
Penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.
2. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.
3. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.
4. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.
(27)
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan bahan pertimbangan dalam usaha perbaikan kualitas dan mutu tenaga pengajar.
2. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan motivasi bagi guru untuk selalu meningkatkan kompetensinya, khususnya guru mata pelajaran akuntansi.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi tambahan bagi pembaca terkait dengan dunia pendidikan khususnya tentang keguruan.
4. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan bekal dan motivasi dalam memersiapkan diri untuk menjadi guru yang berkompeten.
(28)
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Persepsi Siswa
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses pengideraan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensorik (Walgito, 2010:99). Sedangkan Irwanto (2002: 71) menyatakan persepsi adalah proses diterimanya rangsangan (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa) sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti karena persepsi bukan sekedar penginderaan (dalam http://massweeto.blogspot.com/2012/06/tinjauan-teori-tentang-persepsi.html).
Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya beberapa faktor yaitu (Walgito, 2010:101):
1. Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian terbesar stimulus datang dari luar individu.
2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensorik sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.
(29)
3. Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekelompok objek.
B. Tinjauan tentang Kompetensi
Kompetensi merupakan kemampuan yang digunakan sebagai standar kinerja seseorang yang diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap kinerja organisasi. Kompetensi mempunyai arti yang sangat luas dan variatif, dan dalam implementasinya disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dan individu yang bersangkutan. Inti pokok dari definisi kompetensi adalah penjelasan mengenai tugas-tugas pekerjaan yang dilakukan oleh individu yang berhubungan dengan bagaimana individu itu mengerjakan pekerjaannya. Whiddett dan Hollyforde (Sopiatin, 2010:57) mendefinisikan kompetensi sebagai: competencies are behaviours that individuals demonstrate when undertaking job-relevan tasks effectively within a given organisational context. Definisi tersebut menjelaskan bahwa kompetensi merupakan perilaku individu yang dapat dilihat pada saat ia mengerjakan pekerjaannya.
Palan (Sopiatin, 2010:57) menyatakan bahwa kompetensi merujuk kepada karakteristik yang mendasari perilaku yang menggambarkan motif, karakteristik pribadi, konsep diri, nilai-nilai, pengetahuan atau keahlian yang dibawa seseorang yang berkinerja unggul di tempat kerja. Definisi ini menyimpulkan bahwa kompetensi terdiri atas beberapa jenis karakteristik yang berbeda yang dapat mendorong perilaku seseorang. Artinya kompetensi memiliki lima jenis karakteristik yaitu sebagai berikut:
(30)
1. Pengetahuan, merujuk kepada kemampuan dan hasil pembelajaran, misalnya pengetahuan seorang pendidik.
2. Keterampilan, merupakan keahlian pada kemampuan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan, misalnya kemampuan seorang guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
3. Konsep diri dan nilai-nilai, karakteristik ini merujuk pada sikap, nilai-nilai dan citra diri seseorang, misalnya kepercayaan guru terhadap kemampuan dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
4. Karakteristik pribadi, merujuk pada karakteristik fisik dan konsistensi tanggapan terhadap situasi atau informasi.
5. Motif, merupakan emosi, hasrat, kebutuhan psikologis, atau dorongan-dorongan lain yang memicu tindakan.
C. Kompetensi Guru
Istilah kompetensi guru mempunyai banyak makna. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Dari pernyataan tersebut nampak bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan, kompetensi guru menunjuk kepada performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugas-tugas pendidikan. Dikatakan rasional karena mempunyai
(31)
arah dan tujuan, sedangkan performance merupakan perilaku nyata dalam arti tidak hanya dapat diamati, tetapi mencakup sesuatu yang tidak kasat mata. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang membentuk standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.
Kompetensi yang harus dimiliki pendidik (guru) ditetapkan oleh Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Berikut adalah uraian garis besar tentang hakikat empat standar kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik, meliputi merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, merancang dan melaksanakan evaluasi, mengembangkan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, serta memahami siswa secara mendalam. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru telah menggarisbawahi 10 kompetensi inti yang harus dimiliki oleh guru yang terkait dengan standar kompetensi pedagogik. Kesepuluh kompetensi inti itu adalah sebagai berikut:
(32)
a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, kultural, emosional dan intelektual.
b. Menguasai teori-teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu.
d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
i. Memanfaaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
j. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. 2. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kemampuan seorang guru dalam menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuannya. Kompetensi ini merupakan jenis kompetensi yang diperoleh dan dikembangkan melalui pendidikan formal, pelatihan dan pengalaman profesional serta dapat menghasilkan kualitas kemampuan dalam melaksanakan profesi. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(33)
(Permendiknas) No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru, standar kompetensi profesional dijabarkan ke dalam lima kompetensi inti, yakni:
a. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu.
c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan tindakan
reflektif.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
3. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan siswa. Kompetensi ini diperoleh dan dikembangkan melalui proses sosialisasi. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru, standar kompetensi kepribadian dijabarkan ke dalam lima kompetensi utama, yakni: a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan
nasional Indonesia.
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
(34)
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa.
d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri.
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. 4. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Kemampuan ini harus dimiliki oleh seorang guru untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan pekerjaannya dan lingkungan sekitarnya. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru, standar kompetensi sosial dijabarkan ke dalam empat kompetensi utama, yakni:
a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, dan tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
(35)
D. Motivasi Belajar
Menurut A. W. Bernard (Fudyartono, 2002: 257) memberi definisi motivasi adalah: “Motivation refers to all those phenomena which are involved in the stimulation of action towards particular objectives where previously there was little or no movement towards those goals “. Dari kutipan ini,
motivasi menunjukkan semua fenomena yang dilibatkan dalam stimulasi (perangsangan) tindakan ke arah tujuan-tujuan tertentu dimana sebelumnya kecil atau tidak ada gerakan ke arah tujuan-tujuan itu. Jadi motivasi adalah usaha memperbesar atau mengadakan gerakan mencapai tujuan tertentu.
Winkel (1987:92) menyebutkan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.
Motivasi yang ada pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Sardiman, 2008: 83):
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang
dewasa”.
4. Lebih senang bekerja mandiri.
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). 7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
(36)
Terdapat tiga fungsi motivasi (Sardiman, 2008:85), yaitu sebagai berikut: 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Menurut Dimyati dan Mujiono, unsur- unsur yang memengaruhi motivasi belajar terdiri atas:
1. Cita-cita atau aspirasi siswa
Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan, hadiah atau juga hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita. Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu yang sangat lama, bahkan sepanjang hayat.
2. Kemampuan siswa
Untuk mencapai cita-cita perlu didukung oleh kemampuan. Keinginan untuk menguasai materi pelajaran atau menyelesaikan soal ulangan perlu didukung oleh kemampuan. Kesulitan yang dihadapi perlu diatasi dengan belajar yang lebih giat. Kemampuan akan memperkuat motivasi siswa untuk melaksanakan tugas-tugas selanjutnya.
3. Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi keadaan jasmani dan rohani, memengaruhi motivasi belajar siswa. Siswa yang sedang sakit, lapar atau marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya siswa yang sehat, kenyang dan gembira akan mudah memusatkan perhatian.
4. Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Kondisi sekolah yang indah/asri, pergaulan siswa yang rukun akan memperkuat motivasi belajarnya. Sebaliknya kalau terjadi bencana alam, tempat tinggal yang kumuh, ancaman teman yang nakal, perkelahian antar siswa akan mengganggu motivasi belajar siswa di tempat tersebut.
(37)
5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Pengalaman siswa akan berpengaruh kepada motivasi belajar dan prilaku belajar. Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, tempat tinggal dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya yang dipengaruhi arus informasi melalui surat kabar, televisi, film dan lain- lain sudah menjangkau sampai ke pelosok desa. Lingkungan-lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, guru diharapkan melakukan hal-hal seperti menyelenggarakan tertib belajar di sekolah dan membina disiplin mampu memanfaatkan kondisi yang dinamis ini untuk memotivasi belajar siswa.
6. Upaya guru
Upaya guru membelajarkan siswa berlangsung di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Upaya pembinaan di sekolah meliputi hal-hal sebagai berikut: (a) menyelenggarakan tertib belajar di sekolah, (b) membina disiplin belajar di setiap kesempatan (seperti pemanfaatan waktu), (c) membina belajar tertib pergaulan, (d) membina belajar tertib lingkungan sekolah.
(dalam http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2325403-unsur-unsur-yang-mempengaruhi-motivasi/#ixzz2I0kIbUfP)
E. Kerangka Berfikir
1. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru
Akuntansi dan Motivasi Belajar Siswa
Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi yang baik akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. Kompetensi pedagogik itu sendiri berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, merancang dan melaksanakan evaluasi, mengembangkan siswa untuk mengaktualisasikan potensinya, serta memahami siswa secara mendalam. Guru akuntansi yang mempunyai kemampuan-kemampuan tersebut akan membuat para siswa akan termotivasi untuk belajar akuntansi. Oleh sebab itu, tugas guru adalah berusaha menciptakan proses pengajaran yang memberikan harapan, bukan
(38)
yang menakutkan (Jejen Musfah, 2011:33). Harapan itu adalah keberhasilan dalam mencapai prestasi yang baik pada mata pelajaran akuntansi. Menurut Jejen Musfah (2011: 42), “Guru harus bisa menjadi motivator bagi para
muridnya, sehingga potensi mereka berkembang maksimal”.
2. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru
Akuntansi dan Motivasi Belajar Siswa
Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi yang baik akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. Kompetensi profesional itu sendiri berkaitan dengan kemampuan seorang guru dalam menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuannya. Guru akuntansi yang memiliki kemampuan tersebut akan memotivasi belajar siswanya, karena siswa percaya pada kemampuan guru yang benar-benar menguasai bahan materi akuntansi.
3. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian
Guru Akuntansi dan Motivasi Belajar Siswa
Persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi yang baik akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. Kompetensi kepribadian itu sendiri berkaitan dengan kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan siswa. Menurut Jejen Musfah (2011: 52), “Seorang guru
yang berperilaku tidak baik, padahal di kelas ia selalu menyampaikan nilai-nilai kebaikan kepada para siswanya, akan menghilangkan kepercayaan dari
(39)
siswa, orang tua dan masyarakat akan luntur bahkan hilang. Guru semacam ini tidak akan dapat menjadi teladan para siswa”. Oleh karena itu, siswa membutuhkan guru yang mampu menanamkan nilai-nilai baik pada dirinya, sehingga siswa tersebut merasa nyaman untuk belajar bersamanya.
4. Hubungan antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Sosial Guru
Akuntansi dan Motivasi Belajar Siswa
Persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi yang baik akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. Kompetensi sosial itu sendiri berkaitan dengan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Menurut Jejen Musfah (2011: 52),“Guru harus berjiwa sosial tinggi,
mudah bergaul, dan suka menolong, bukan sebaliknya, yaitu individu yang tertutup dan tidak memedulikan orang-orang di sekitarnya”.Oleh karena itu, siswa akan termotivasi untuk belajar dengan guru yang memiliki jiwa seperti itu.
Dari uraian di atas peneliti menggambarkan kerangka berfikir penelitian ini dalam bentuk bagan yaitu sebagai berikut:
Persepsi Siswa
Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Profesional
Kompetensi Kepribadian Kompetensi Sosial
Motivasi Belajar
(40)
F. Hipotesis Penelitian
Menurut J.W, Buckley et al. M. H. (Sangadji&Sopiah, 2010:90) mendefinisikan bahwa “hipotesis adalah suatu bentuk pernyataan yang
sederhana mengenai harapan peneliti akan hubungan antara variabel-variabel
dalam suatu masalah untuk diuji dalam penelitian”.
Berdasarkan pendapat di atas, maka hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ho = Tidak terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.
Ha = Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.
2. Ho = Tidak terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.
Ha = Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.
3. Ho = Tidak terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.
Ha = Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.
4. Ho = Tidak terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.
Ha = Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.
(41)
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu (Arikunto, 2002:120). Penelitian ini juga termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005:247). Penelitian ini tentang hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru (yang meliputi persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial) dan motivasi belajar siswa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Tempat penelitian adalah SMK YPKK 3 Sleman yang beralamatkan di Karangnongko, Maguwoharjo, Depok, Sleman, D.I. Yogyakarta 55282. Telp./Fax (0274) 881378. Alasan peneliti memilih tempat tersebut karena sekolah ini merupakan SMK yang hanya memiliki jurusan khusus keuangan untuk program studi akuntansi. Menurut peniliti ini sangat sesuai dengan judul penelitian.
(42)
2. Waktu
Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei s.d. Juni 2013.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI program studi akuntansi.
2. Objek
Objek penelitian ini adalah persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi (meliputi persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial) dan motivasi belajar siswa.
D. Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau obyek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sangadji & Sopiah, 2010:185). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK YPKK 3 Sleman yang berjumlah 157 siswa.
(43)
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi (Sudjana, 2001:5). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI jurusan akuntansi yang berjumlah 90 siswa.
3. Teknik Penarikan Sampel
Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007:61). Dalam hal ini peneliti memilih untuk meneliti siswa kelas X dan XI program studi akuntansi dengan pertimbangan bahwa siswa kelas X dan XI sudah cukup merasakan pengalaman dalam belajar akuntansi bersama guru akuntansi mereka kurang lebih selama dua semester dan masih aktif ke sekolah. Selain pertimbangan tersebut, peneliti juga mempertimbangkan bahwa populasi memiliki kecenderungan karakteristik yang homogen, maka dengan sampel sebanyak 90 siswa sudah cukup representatif untuk diteliti.
E. Variabel dan Pengukuran Variabel Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah konstrak yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran lebih nyata mengenai fenomena-fenomena. Konstrak adalah abstraksi fenomena kehidupan nyata yang diamati (Sangadji & Sopiah, 2010:133).
(44)
Variabel penelitian berdasarkan fungsi variabel dalam hubungan antar-variabel dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen.
Variabel independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau memengaruhi variabel lain, sedangkan variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Sangadji & Sopiah, 2010:136). Maka variabel dalam peneltian ini adalah: a. Persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi (variabel independen)
Persepsi ini meliputi empat macam persepsi yaitu:
1) Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi. 2) Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi. 3) Persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi. 4) Persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi.
Persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.
Tabel III.1
Operasionalisasi Variabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru Akuntansi
Ranah Kompetensi Indikator Nomor Pertanyaan Positif Negatif Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik
1. Pemahaman terhadap karakteristik peserta didik
1, 2, 3, 4 2. Menguasai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
5, 6, 7 3. Mengembangkan kurikulum 8 4. Melaksanakan pembelajaran
yang mendidik
9, 10, 11
(45)
5. Memanfaatkan teknologi
informasi untuk pembelajaran 12, 13 6. Membantu peserta didik
mengaktualisasikan potensinya
14, 15 7. Berkomunikasi secara efektif,
empatik, dan santun dengan siswa
16, 17, 18 8. Menilai proses dan hasil
pembelajaran
19, 20, 21 9. Melakukan tindakan reflektif 22
Persepsi Siswa tentang
Kompetensi Profesional
1. Menguasai materi, struktur, dan konsep keilmuan mata pelajaran
23, 24, 26, 27,
28
25 2. Menguasai standar
kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diasuh
29, 30
3. Mengembangkan materi
pembelajaran secara kreatif 31, 32
Persepsi Siswa tentang
Kompetensi Kepribadian
1. Bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia
31, 34, 35, 36 2. Pribadi yang jujur, berakhlak
mulia, dan teladan bagi peserta dan masyarakat
37, 38, 39, 40 3. Pribadi yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa
41, 42, 43 4. Menunjukkan etos kerja,
tanggung jawab, rasa bangga menjadi guru, dan percaya diri
44, 45 5. Menjunjung tinggi kode etik
profesi guru 46
Persepsi Siswa tentang
Kompetensi Sosial
1. Bersikap insklusif, bertindak objektif dan tidak
diskriminatif
47 2. Berkomunikasi secara efektif,
empatik dan santun 48, 49 3. Beradaptasi di tempat tugas di
seluruh wilayah Indonesia 50 4. Berkomunikasi dengan
komunitas profesi sendiri dan profesi lain
51
(46)
b. Motivasi Belajar Siswa (variabel dependen)
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.
Tabel III.2
Operasionalisasi Variabel Motivasi Belajar Siswa
No. Indikator Motivasi Belajar Nomor Pertanyaan Positif Negatif
1. Tekun menghadapi tugas 52, 53
2. Ulet menghadapi kesulitan 54, 55
3. Minat terhadap sesuatu 56, 57, 58, 59, 60, 61
4. Mandiri 62, 63
5. Sikap terhadap tugas-tugas rutin 64
6. Teguh dalam pendapat 65
7. Gemar mencari dan memecahkan
masalah soal-soal 66, 67
Jumlah 16
2. Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru dan variabel motivasi belajar siswa, keduanya diukur dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2010:134).
Pilihan jawaban untuk masing-masing pertanyaan dibuat berbeda, tujuannya agar menghasilkan persepsi yang benar-benar mampu mewakili persepsi siswa yang sebenarnya.
(47)
Mardapi (2008:121) dalam pengukuran sering terjadi kecenderungan responden memilih jawaban pada kategori tiga untuk skala likert. Untuk mengatasi hal tersebut skala likert hanya menggunakan empat pilihan agar jelas sikap atau minat responden, yaitu: Selalu – Sering – Hampir Tidak Pernah–Tidak Pernah.
Bobot yang diberikan untuk alternatif jawaban adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2010:135):
Tabel III.3
Bobot Alternatif Jawaban Kriteria
Jawaban
Skor Pertanyaan
Positif
Pertanyaan Negatif
Selalu 4 1
Sering 3 2
Hampir Tidak
Pernah 2 3
Tidak Pernah 1 4
F. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa: 1. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Sangadji & Sopiah, 2010:151).
Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkap data tentang persepsi siswa mengenai kompetensi guru akuntansi (yang meliputi persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial) dan motivasi belajar siswa.
(48)
Dipandang dari cara menjawabnya, penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yaitu responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan.
2. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mempelajari berbagai sumber tertulis, dalam hal ini adalah guru dan identitas siswa. Guru dan siswa digunakan sebagai sumber yang diteliti.
G. Teknik Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel (Sujarweni & Endrayanto, 2012:177).
Pengujian validitas dilakukan dengan berdasarkan uji korelasi product moment dengan rumus (Arikunto, 2006:72):
= ∑ − (∑ )(∑ )
∑ − (∑ ) ∑ − (∑ )
dimana:
rxy= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y.
Dari hasil pengujian instrumen yang dilaksanakan di SMK Putra Tama diketahui bahwa n = 43 dan taraf signifikansi (alpha) adalah 0,005 atau 5% sehingga rtabeldari 0,05 ; 43 adalah 0,301.
(49)
Hasil pengukuran validitas untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi adalah sebagai berikut:
Tabel III.4
Hasil Pengukuran Uji ValiditasVariabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru Akuntansi
No. Item
Soal r tabel r hitung Keterangan
Item_1 0,301 0,755 Valid
Item_2 0,301 0,332 Valid
Item_3 0,301 0,395 Valid
Item_4 0,301 0,563 Valid
Item_5 0,301 0,577 Valid
Item_6 0,301 0,755 Valid
Item_7 0,301 0,810 Valid
Item_8 0,301 0,580 Valid
Item_9 0,301 0,765 Valid
Item_10 0,301 0,446 Valid
Item_11 0,301 0,467 Valid
Item_12 0,301 0,588 Valid
Item_13 0,301 0,156 Tidak Valid
Item_14 0,301 0,503 Valid
Item_15 0,301 0,340 Valid
Item_16 0,301 0,443 Valid
Item_17 0,301 0,631 Valid
Item_18 0,301 0,555 Valid
Item_19 0,301 0,391 Valid
Item_20 0,301 0,730 Valid
Item_21 0,301 0,399 Valid
Item_22 0,301 0,450 Valid
Jumlah soal 22 item
Dari hasil pengukuran 22 item soal untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi, dapat diketahui bahwa ada 21 item soal valid karena rhitunglebih besar dari rtabeldan ada satu item soal yang tidak valid. Item soal yang tidak valid tersebut dibuang, sehingga saat
(50)
penelitian yang sesungguhnya untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi menggunakan 21 item soal.
Hasil pengukuran validitas untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi adalah sebagai berikut:
Tabel III.5
Hasil Pengukuran Uji ValiditasVariabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru Akuntansi No. Item
Soal r tabel r hitung Keterangan
Item_23 0,301 0,569 Valid
Item_24 0,301 0,711 Valid
Item_25 0,301 0,891 Valid
Item_26 0,301 0,712 Valid
Item_27 0,301 0,612 Valid
Item_28 0,301 0,366 Valid
Item_29 0,301 0,640 Valid
Item_30 0,301 0,101 Tidak Valid
Item_31 0,301 0,833 Valid
Item_32 0,301 0,681 Valid
Jumlah soal 10 item
Dari hasil pengukuran 10 item soal untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi, dapat diketahui bahwa ada sembilan item soal valid karena rhitunglebih besar dari rtabeldan ada satu item soal yang tidak valid. Item soal yang tidak valid tersebut dibuang, sehingga saat penelitian yang sesungguhnya untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi menggunakan sembilan item soal.
Hasil pengukuran validitas untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi adalah sebagai berikut:
(51)
Tabel III.6
Hasil Pengukuran Uji ValiditasVariabel Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepibadian Guru Akuntansi
No. Item
Soal r tabel r hitung Keterangan
Item_33 0,301 0,655 Valid
Item_34 0,301 0,833 Valid
Item_35 0,301 0,399 Valid
Item_36 0,301 0,845 Valid
Item_37 0,301 0,480 Valid
Item_38 0,301 0,655 Valid
Item_39 0,301 0,675 Valid
Item_40 0,301 0,791 Valid
Item_41 0,301 0,628 Valid
Item_42 0,301 0,852 Valid
Item_43 0,301 0,682 Valid
Item_44 0,301 0,165 Tidak Valid
Item_45 0,301 0,196 Tidak Valid
Item_46 0,301 0,389 Valid
Jumlah soal 14 item
Dari hasil pengukuran 14 item soal untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi, dapat diketahui bahwa ada 12 item soal valid karena rhitunglebih besar dari rtabeldan ada dua item soal yang tidak valid. Item soal yang tidak valid tersebut dibuang, sehingga saat penelitian yang sesungguhnya untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi menggunakan 12 item soal.
Hasil pengukuran validitas untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi adalah sebagai berikut:
(52)
Tabel III.7
Hasil Pengukuran Uji ValiditasVariabel
Persepsi Siswa tentang Kompetensi Sosial Guru Akuntansi No. Item
Soal r tabel r hitung Keterangan
Item_47 0,301 0,586 Valid
Item_48 0,301 0,705 Valid
Item_49 0,301 0,321 Valid
Item_50 0,301 0,458 Valid
Item_51 0,301 0,793 Valid
Jumlah soal 5 item
Dari hasil pengukuran lima item soal untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi, dapat diketahui bahwa ada lima item soal valid semua karena rhitung lebih besar dari rtabel. Sehingga saat penelitian yang sesungguhnya untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi tetap menggunakan lima item soal.
Hasil pengukuran validitas untuk variabel motivasi belajar siswa sebagai berikut:
Tabel III.8
Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar Siswa No. Item
Soal r tabel r hitung Keterangan
Item_52 0,301 0,598 Valid
Item_53 0,301 0,583 Valid
Item_54 0,301 0,527 Valid
Item_55 0,301 0,598 Valid
Item_56 0,301 0,674 Valid
Item_57 0,301 0,569 Valid
Item_58 0,301 0,585 Valid
Item_59 0,301 0,461 Valid
Item_60 0,301 0,475 Valid
Item_61 0,301 0,428 Valid
(53)
Item_63 0,301 0,468 Valid
Item_64 0,301 0,165 Tidak Valid
Item_65 0,301 0,484 Valid
Item_66 0,301 0,648 Valid
Item_67 0,301 0,516 Valid
Jumlah soal 16 item
Dari hasil pengukuran 16 item soal untuk variabel motivasi belajar siswa diketahui bahwa ada 15 item soal valid karena rhitunglebih besar dari rtabel dan ada satu item soal yang tidak valid. Item soal yang tidak valid tersebut dibuang, sehingga saat penelitian yang sesungguhnya untuk variabel motivasi belajar siswa menggunakan 15 item soal.
Jumlah keseluruhan item soal dalam kuesioner yang digunakan untuk penelitian dari variabel-variabel di atas adalah 62 item soal.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner (Sujarweni dan Endrayanto, 2012:186).
Pengujian reliabilitas dilakukan berdasarkan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2006:109):
11= − 1 1 −
∑ 2
2
dimana:
11 = reliabilitas yang dicari
∑ 2=jumlah varian skor tiap-tiap item
(54)
Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan, jika nilai Alpha > 0,60 maka reliabel (Sujarweni dan Endrayanto, 2012:186).
Untuk menentukan tinggi rendahnya reliabilitas (keterandalan) dapat menggunakan indeks korelasi sebagai berikut (Arikunto, 2002:245):
Tabel III.9
Tingkat Keterandalan Instrumen Penelitian Besarnya nilai r Tingkat keterandalan
(Interpretasi)
Antara 0,800–1,000 Antara 0,600–0,800 Antara 0,400–0,600 Antara 0,200–0,400 Antara 0,000–0,200
Tinggi Cukup Agak rendah
Rendah Sangat rendah
Uji reliabilitas instrument dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS 16 dengan koefisien rtabelpada n = 43. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel III.10
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Nilai rhitung
Nilai rtabel
Status Keterangan
Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru Akuntansi
0,906 0,600 Andal Tinggi Persepsi Siswa tentang
Kompetensi Profesional Guru Akuntansi
0,883 0,600 Andal Tinggi Persepsi Siswa tentang
Kompetensi Kepribadian Guru Akuntansi
0,895 0,600 Andal Tinggi Persepsi Siswa tentang
Kompetensi Sosial Guru Akuntansi
0,787 0,600 Andal Cukup Motivasi Belajar Siswa 0,873 0,600 Andal Tinggi
(55)
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan data penelitian tentang variabel persepsi siswa tentang kompetensi guru akuntansi yang terdiri dari variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial, serta variabel motivasi belajar siswa. Pendiskripsian data dilakukan berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II. Berikut adalah tabel PAP II (Masidjo, 1995:157):
Tabel III.11
Penilaian Acuan Patokan Tipe II Tingkat Penguasaan
Kompetensi
Kategori Kecenderungan
Variabel
81%–100% Sangat baik
66%–80% Baik
56%–65% Cukup baik
46%–55% Kurang baik
Dibawah 46% Sangat kurang baik
Berikut ini adalah pendeskripsian variabel penelitian:
a. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru Akuntansi
Jumlah soal untuk persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi terdiri dari 21 item soal. Berdasarkan data tersebut maka dilakukan analisis sebagai berikut:
Skor tertinggi yang diharapkan 4 x 21 = 84 Skor terendah yang diharapkan 1 x 21 = 21
(56)
Penilaian persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi berdasarkan PAP tipe II dapat ditentukan sebagai berikut:
Skor = Nilai terendah + % (nilai tertinggi–nilai terendah) = 21 + 81% (84–21) = 72,03 dibulatkan 72
= 21 + 66% (84–21) = 62,58 dibulatkan 63 = 21 + 56% (84–21) = 56,28 dibulatkan 56 = 21 + 46% (84–21) = 49,98 dibulatkan 50 = di bawah 50
disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel III.12
Interval Skor Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru Akuntansi
b. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru Akuntansi
Jumlah soal untuk persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi terdiri dari sembilan item soal. Berdasarkan data tersebut maka dilakukan analisis sebagai berikut:
Skor tertinggi yang diharapkan 4 x 9 = 36 Skor terendah yang diharapkan 1 x 9 = 9
Penilaian persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi berdasarkan PAP tipe II dapat ditentukan sebagai berikut:
Skor = Nilai terendah + % (nilai tertinggi–nilai terendah)
Interval Skor Penilaian
72–84 Sangat baik
63–71 Baik
56–62 Cukup
50–55 Kurang baik 21–49 Sangat kurang baik
(57)
= 9 + 81% (36–9) = 30,87 dibulatkan 31 = 9 + 66% (36–9) = 26,82 dibulatkan 27 = 9 + 56% (36–9) = 24,12 dibulatkan 24 = 9 + 46% (36–9) = 21,42 dibulatkan 21 = di bawah 21
disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel III.13
Interval Skor Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru Akuntansi
c. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian Guru Akuntansi
Jumlah soal untuk persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi terdiri dari 12 item soal. Berdasarkan data tersebut maka dilakukan analisis sebagai berikut:
Skor tertinggi yang diharapkan 4 x 12 = 48 Skor terendah yang diharapkan 1 x 12 = 12
Penilaian persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi berdasarkan PAP tipe II dapat ditentukan sebagai berikut:
Skor = Nilai terendah + % (nilai tertinggi–nilai terendah) = 12 + 81% (48–12) = 41,16 dibulatkan 41
= 12 + 66% (48–12) = 35,76 dibulatkan 36 = 12 + 56% (48–12) = 32,16 dibulatkan 32
Interval Skor Penilaian
31–36 Sangat baik
27–30 Baik
24–26 Cukup
21–23 Kurang baik
(58)
= 12 + 46% (48–12) = 28,56 dibulatkan 29 = di bawah 29
disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel III.14
Interval Skor Persepsi Siswa tentang Kompetensi Kepribadian Guru Akuntansi
d. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Sosial Guru Akuntansi
Jumlah soal untuk persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi terdiri dari lima item soal. Berdasarkan data tersebut maka dilakukan analisis sebagai berikut:
Skor tertinggi yang diharapkan 4 x 5 = 20 Skor terendah yang diharapkan 1 x 5 = 5
Penilaian persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi berdasarkan PAP tipe II dapat ditentukan sebagai berikut:
Skor = Nilai terendah + % (nilai tertinggi–nilai terendah) = 5 + 81% (20–5) = 17,15 dibulatkan 17
= 5 + 66% (20–5) = 14,90 dibulatkan 15 = 5 + 56% (20–5) = 13,40 dibulatkan 13 = 5 + 46% (20–5) = 11,90 dibulatkan 12 = di bawah 12
Interval Skor Penilaian
41–48 Sangat baik
36–40 Baik
32–35 Cukup
29–31 Kurang baik
(59)
disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel III.13
Interval Skor Persepsi Siswa tentang Kompetensi Sosial Guru Akuntansi
e. Motivasi Belajar Siswa
Jumlah soal tentang motivasi belajar siswa terdiri dari 15 item soal. Berdasarkan data tersebut maka dilakukan analisis sebagai berikut: Skor tertinggi yang diharapkan 4 x 15 = 60
Skor terendah yang diharapkan 1 x 15 = 15
Penilaian persepsi siswa tentang motivasi belajar siswa berdasarkan PAP tipe II dapat ditentukan sebagai berikut:
Skor = Nilai terendah + % (nilai tertinggi–nilai terendah) = 15 + 81% (60–15) = 51,45 dibulatkan 51
= 15 + 66% (60–15) = 44,70 dibulatkan 45 = 15 + 56% (60–15) = 40,20 dibulatkan 40 = 15 + 46% (60–15) = 35,70 dibulatkan 36 = di bawah 36
Interval Skor Penilaian
17–20 Sangat baik
15–16 Baik
13–14 Cukup
12 Kurang baik
(60)
disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel III.16
Interval Skor Motivasi Belajar Siswa
2. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas yang digunakan adalah dengan uji Kolmogorov Smirnov. Adapun rumusnya adalah (Sugiyono, 2007:156):
= | ( ) − ( )|
D = Deviasi maksimum
( )= Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan ( )= Distribusi kumulatif yang diobservasi
Jika nilai asymp. sig < taraf nyata (0,05) maka distribusi data variabel penelitian dinyatakan tidak normal. Sedangkan jika nilai asymp. sig > taraf nyata (0,05) maka distribusi data variabel penelitian dinyatakan normal.
3. Pengujian Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi guru Akuntansi terhadap motivasi belajar siswa. Pengujian hipotesis menggunakan statistik
Interval Skor Penilaian
51–60 Sangat baik
45–50 Baik
40–44 Cukup
36–39 Kurang baik 15–35 Sangat kurang baik
(61)
non-parametris yaitu menggunakan Chi-Square/Chi-Kuadrat. Berikut ini adalah rumusan hipotesis dalam penelitian ini:
1. Ho= Tidak terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.
Ha = Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.
2. Ho= Tidak terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.
Ha = Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.
3. Ho= Tidak terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.
Ha = Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.
4. Ho= Tidak terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.
Ha = Terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.
Untuk menguji hipotesis yang pertama, kedua, ketiga dan keempat tersebut menggunakan rumus statistik Chi-Square/Chi-Kuadrat yang dinyatakan dalam bentuk rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2007:104-105):
(62)
=
(
−
)
keterangan:
2
= Chi Kuadrat
0 = Frekuensi yang diobservasi ℎ = Frekuensi yang diharapkan
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2007:202):
Hoditolak bila X2tabel lebih besar (≥)dari X2hitung.
Untuk mencari besarnya koefisien korelasi, maka perlu dicari besarnya koefisien kontingensi C dengan menggunakan rimus sebagai berikut (Sugiyono, 2007:224):
= +
keterangan:
X2= Chi Kuadrat hitung N = jumlah sampel
(63)
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang telah ditemukan, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel berikut (Sugiyono, 2007:216):
Tabel III.17
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00–0,199 Sangat rendah 0,20–0,399 Rendah 0,40–0,599 Cukup kuat
0,60–0,799 Kuat
(64)
43
BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Sejarah Berdirinya SMK YPKK 3 Sleman
SMK YPKK 3 Sleman berdiri sejak tahun 1987. Pendirinya adalah YPKK Propinsi DIY. Dengan izin pendiri dari kanwil No. 065/H/1987 pada tanggal 7 April 1987. SMK YPKK 3 Sleman adalah alih nama dari SMEA YPKK Maguwoharjo. Nama SMK YPKK 3 Sleman mencuat di tengah-tengah masyarakat pada bulan Juni 1997.
SMK YPKK 3 Sleman hanya mempunyai satu program studi yaitu akuntansi. Sejak tahun 1992 telah dipercaya untuk menyelenggarakan ujian sendiri. Lulusan SMK YPKK 3 Sleman banyak yang bekerja di instansi pemerintah dan di perusahaan-perusahaan swasta di dalam dan luar negeri.
B. Visi, Misi dan Tujuan SMK YPKK 3 Sleman
1. Visi
Terbentuknya tamatan yang profesional mandiri berdasar karakter dan budaya bangsa.
2. Misi
a. Melaksanakan sistem pendidikan yang fleksibel.
(65)
c. Mewujudkan sumber daya manusia yang beriman dan taqwa. d. Meningkatkan institusi kejuruan yang bermutu.
3. Tujuan
a. Mengembangkan potensi siswa secara seimbang sehingga menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kualifikasi dunia kerja.
b. Mempromosikan potensi siswa kepada dunia usaha atau dunia industri sebagai calon pengguna tenaga kerja.
c. Memberikan dorongan dan kesempatan bagi siswa untuk berkompetisi positif dan konstruktif dalam skala regional, nasional maupun internasional.
d. Memacu siswa untuk lebih bersikap kompetitif, positif, jujur dan percaya diri.
C. Identitas Sekolah
1. Nomor Statistik Sekolah (NSS): 342040214016 2. Nomor Data Sekolah (NDS) : DO.2144202
3. Nama Sekolah : SMK YPKK 3 SLEMAN
4. Status Sekolah : Swasta 5. Akreditasi
a. Type : A
b. Nomor SK/Tgl SK : No. 12.01/BAP/TU/X/2009, Tanggal 12 Oktober 2009
(66)
7. Alamat Sekolah :
Jalan : Ringroad Utara
Dusun : Karangnongko, RT 11
Desa : Maguwoharjo
Kecamatan : Depok
Kabupaten : Sleman
Provinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta
Kode Pos : 55282
Telp/Fax. : (0274) 881378
e-mail : smk_ypkk3_sleman@yahoo.com
8. SK Pendirian Sekolah : 1 April 1987 No. 065/H/1987 9. Waktu Penyelenggaraan : Pagi (pukul 07:00 s/d 13:45 WIB)
D. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMK YPKK 3 Sleman
1. Letak SMK YPKK 3 Sleman
Letak SMK YPKK 3 Sleman beralamatkan di Karangnongko, Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi D.I. Yogyakarta.
2. Luas Area SMK YPKK 3 Sleman
Luas area SMK YPKK 3 Sleman adalah 625 m2 dengan luas bangunan gedung 503 m2.
(67)
3. Kondisi Gedung dan Ruangan
Gedung sekolah merupakan bangunan permanen berbentuk U yang menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua lantai. Ruang kelas X dan XI berada di lantai atas, sedangkan ruang kelas XII berada di lantai bawah. Gedung sebelah barat lantai bawah terdapat ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, dan ruang ibadah, sedangkan ruang laboratorium komputer dan mengetik serta ruang OSIS berada tepat di atasnya. Sebelah timur gedung sekolah terdapat ruang guru dan koperasi siswa, sedangkan ruang perpustakaan dan ruang UKS berada di ujung sebelah tenggara. Ruangan yang ada di SMK YPKK 3 Sleman adalah sebagai berikut:
Tabel IV.1
Ruangan SMK YPKK 3 Sleman No. Keterangan
1. Ruang kepala sekolah 2. Ruang kelas
3. Laboratorium komputer 4. Laboratorium mengetik 5. Ruang perpustakaan 6. Ruang tata usaha 7. Ruang koperasi 8. Ruang guru 9. Ruang ibadah 10. Ruang BK 11. Ruang gudang 12. Ruang OSIS 13. Ruang UKS
14. Ruang kamar mandi/MCK
4. Halaman Gedung dan Pekarangan
Halaman atau lapangan sekolah berada di tengah gedung yang berbentuk U, sedangkan tempat parkir berada di sisi sebelah timur gedung sekolah bersebelahan dengan kamar mandi.
(68)
E. Fasilitas dan Media Pembelajaran
Dalam mendukung kelancaran proses belajar mengajar, SMK YPKK 3 Sleman menyediakan fasilitas antara lain sebagai berikut:
1. Papan tulis
Terdapat satu papan tulis untuk setiap kelas yang dilengkapi kapur dan penghapus.
2. Meja dan kursi
Meja dan kursi guru ada satu pasang untuk setiap kelas. Sedangkan meja dan kursi siswa, jumlahnya disesuaikan dengan jumlah siswa pada kelas yang bersangkutan.
3. Mesin ketik
Terdapat 30 mesin ketik yang digunakan dalam pelatihan mengetik. 4. Komputer
Terdapat 15 unit komputer yang digunakan dalam pelatihan komputer. 5. Buku paket
Buku paket untuk siswa disediakan di perpustakaan. 6. Kipas angin
(69)
F. Hubungan antara Sekolah dan Instansi Lain
Dalam pelaksanaan praktek dunia usaha (DU) atau dunia industri (DI), SMK YPKK 3 Sleman menjalin kerja sama dengan DU atau DI atau instansi baik pemerintah maupun swasta. Berikut ini adalah beberapa instansi yang menjadi tempat praktek DU atau DI:
1. Kantor pelayanan pajak daerah 2. Kantor pos
3. Makro (Lottemart) 4. Indogrosir
5. Kantor pos kecamatan Ngaglik
G. Guru SMK YPKK 3 Sleman
Daftar pembagian tugas mengajar dan tugas tambahan guru SMK YPKK 3 Sleman pada tahun pelajaran 2012/2013 adalah sebagai berikut:
Tabel IV.2
Pembagian Tugas Mengajar dan Tugas Tambahan Guru SMK YPKK 3 Sleman
No. Nama/NIP Status
Jabatan/ Tugas Tambahan
Mata Pelajaran
1 Dra. Nursilah GTY Kepala Sekolah BP/BK 2 Drs. Budiman
19561102 198203 1 006
DPK Waka Kurikulum dan Kepala Lab. Mengetik
Komunikasi Bisnis, Mengetik Manual, dan K3LH
3 Dra. Nur’aini
19631120 198903 2 009
DPK Waka Sapras Akuntansi Biaya dan Praktik Akuntansi 4 Drs. Suparman
19600813 198903 1 003
DPK - Dasar Akuntansi, Akuntansi Lanjutan, dan P. Akuntansi
(70)
5 Sumiyati, S.Pd.
19570107 198703 2 001
DPK Kepala Kopsis dan Wali Kelas X-A
PKn 6 Parjilah, S.Pd.
19580827 198602 2 004
DPK Wali Kelas X-B BK/BP 7 Yogawati, S.Pd.
19640205 200701 2 007
DPK Wali kelas XII-B dan Kajur. Akuntansi
Akuntansi Pajak, Akuntansi Lanjutan dan IPA
8 Dwi Cahyanti, S.Pd. 19650106 200701 2 005
DPK Kepala Perpustakaan dan Wali Kelas XII-C
IPS dan Seni Budaya
9 Drs. Ali Roziqin, M.A. 19681225 200312 1 003
- - Pend. Agama Islam 10 Sakiman, B.A. GTY Pembina OSIS Bahasa Indonesia
dan Bahasa Jawa 11 Dra. Mujirah GTY Waka Humas
DU/DI
Kewirausahaan dan P. Kewirausahaan
12 Wati Suharyani, S.Pd. GTY Waka Kesiswaan Ekonomi dan P. Kewirausahaan 13 Siti Nurhayati, S.Ag. GTY Wali Kelas XI-B Bahasa Inggris 14 Kitik Supadmi, S.Pd. GTY - Bahasa Inggris 15 Walidi, S.T. GTY Kepala Lab.
Komputer
KKPI
16 Ana Dwi Yani, S.Pd. GTY Wali Kelas XII-A Dasar Akuntansi, Spreadsheet
Akuntansi, Kompak dan IPA
17 Sri Hindiyah, S.Pd. 19530916 197803 2 003
GTT (PNS)
- Bahasa Indonesia 18 Y. Priehyono, S.Ag.
13185539
GTT (PNS)
- PA. Katholik 19 Drs. Muryono
131784525
GTT (PNS)
- PA. Kristen
20 Firdiana Rahmawati, S.Si. GTT Wali Kelas XI-A Matematika dan IPA 21 Siti Mabruroh, S.Si. GTT - Matematika
(71)
H. Siswa SMK YPKK 3 Sleman
Pada tahun pelajaran 2012/2013, SMK YPKK 3 Sleman memiliki tujuh kelas. Kelas X ada dua kelas, kelas XI ada dua kelas dan kelas XII ada tiga kelas. Berikut ini adalah rincian jumlah siswa SMK YPKK 3 Sleman kelompok bisnis dan manajemen jurusan keuangan, program studi akuntansi:
Tabel IV.3
Jumlah Siswa SMK YPKK 3 Sleman Kelas Rumpun/Program Studi Banyak
Kelas
Siswa
Jumlah L P
X XI XII
Keuangan/Akuntansi Keuangan/Akuntansi Keuangan/Akuntansi
2 2 3
4 4 3
34 48 64
38 52 67
(72)
51
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini jumlah data yang diambil sebanyak 90 siswa. Pendiskripsian data untuk masing-masing variabel menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II, yaitu sebagai berikut:
1. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru Akuntansi
Data yang diperoleh untuk variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi diketahui bahwa skor tertinggi yang dicapai sebesar 79 dan skor terendah sebesar 47, dengan nilai rata-rata sebesar 64,63; median 64,00; modus 62 dan standar deviasi sebesar 6,288. Hasil selengkapnya dapat dilihat di lampiran 5. Berdasarkan data tersebut disajikan tabel distribusi frekuensi berdasarkan Penilain Acuan Patokan II sebagai berikut:
Tabel V.1
Deskripsi Persepsi Siswa tentang Kompetensi Pedagogik Guru Akuntansi
Interval Skor Frekuensi Persentase Kategori
72–84 10 11,11% Sangat Baik
63–71 46 51,11% Baik
56–62 29 32,22% Cukup
50–55 3 3,34% Kurang Baik
21–49 2 2,22% Sangat Kurang Baik
(1)
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
(3)
129
Lampiran 9
Surat Keterangan
Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
(5)
viii ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU AKUNTANSI DAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus: Siswa Kelas X dan XI SMK YPKK 3 Sleman Agustina Dwi Lestari
Universitas Sanata Dharma 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi dan motivasi belajar siswa (2) hubungan antara persepsi tentang kompetensi profesional guru akuntansi dan motivasi belajar siswa (3) hubungan antara persepsi tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi dan motivasi belajar siswa (4) hubungan antara persepsi tentang kompetensi sosial guru akuntansi dan motivasi belajar siswa.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan YPKK 3 Sleman. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMK YPKK 3 Sleman yang berjumlah 157 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 90 siswa. Teknik penarikan sampel adalah purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah Chi-Square/Chi Kuadrat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru akuntansi dan motivasi belajar siswa (nilai Chi-Square hitung = 22,637 < Chi-Square tabel = 26,296; nilai probabilitas = 0,124> α = 0,05); (2) tidak ada hubungan antara persepsi siswa tentangkompetensi profesional guru akuntansi dan motivasi belajar siswa (nilai Chi-Square hitung = 10,284 < Chi-Squaretabel = 15,507; nilai probabilitas = 0,246 > α = 0,05); (3) ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi kepribadian guru akuntansi dan motivasi belajar siswa (nilai Chi-Square hitung = 44,324 > Chi-Square tabel = 26,296; nilai probabilitas = 0,000 < α = 0,05); (4) ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi sosial guru akuntansi dan motivasi belajar siswa (nilai Chi-Square hitung = 34,879 > Chi-Square tabel = 26,296; nilai probabilitas = 0,004 < α = 0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENT’S PERCEPTION ON ACCOUNTING TEACHER’S COMPETENCE
AND STUDENT’S MOTIVATION
A Case Study : Students of Tenth and Eleventh Class of SMK YPKK 3 Sleman
Agustina Dwi Lestari Sanata Dharma University
2013
This research aims to know: (1) the relationship between the student’s perception about the pedagogic competence of the accounting teacher and the student’s motivation (2) the relationship between the student’s perception about the professional competence of the accounting teacher and the student’s motivation (3) the relationship between the student’s perception about the personality competence of the accounting teacher and the student’s motivation (4) the relationship between the student’s perception about the social competence of the accounting teacher and the student’s motivation.
It is a case study at SMK YPKK 3 Sleman. The population of this research were 157 students of SMK YPKK 3 Sleman and the samples were 90 students. The technique of drawing the samples was purposive sampling. The techniques of collecting the data were questionnaire and documentation. Technique of data analysis was Chi-Square.
The result indicates that: (1) thereisn’t any relationship between the student’s perception about the pedagogic competence of the accounting teacher and the student’s motivation (Chi-Square value = 22,637 < Chi-Square table = 26,296; the probability value = 0,124 > α = 0,05); (2) there isn’t any relationship between the student’s perception about the professional competence of the accounting teacher and the student’s motivation (Chi-Square value = 10,284 < Chi-Square table = 15,507; probability value = 0,246 > α = 0,05); (3) there is relationship between the student’s perception about the personality competence of the accounting teacher and the student’s motivation (Chi-Square value = 44,324 > Chi-Square table = 26,296; the probability value = 0,000 < α = 0,05); (4) there is relationship between the student’s perception about the social competence of the accounting teacher and