23
2 Produksi sebuah film pada umumnya mahal dan memakan waktu yang
cukup lama. 3
Film yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali film dan video itu dirancang dan diproduksi
khusus untuk kebutuhan sendiri.
B. Pengertian Belajar dan Minat
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. Hal ini berarti bahwa peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai
bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, orang tersebut sebenarnya belum
mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar. Winkel, 2012: 222 Belajar yang efektif dapat membantu siswa
untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional. Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan
kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemampuan dan
sebagainya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi
24
manusia. Misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasaran belajar yang memadai. Winkel 2012:226 mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan
bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha
belajar. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotorik
setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil
pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap
anak pada periode tertentu. Proses belajar tidak bersifat tunggal saja, namun terdapat jenis-jenis belajar yang memiliki cirinya sendiri, biarpun semuanya
merupakan suatu proses belajar. Menurut Winkel 2015:68-69 dalam buku Psikologi Belajar belajar memiliki jenisnya, yaitu:
a Belajar dinamikkonatif: belajar berkehendak sesuatu secara wajar,
sehingga orang tidak menyerah pada sembarangan menghendaki dan juga tidak menghednaki sembarang hal. Contohnya yaitu berkehendak
sesuatu aktivitas psikis dan yang terarah.
b Belajar afektif: belajar menghayati nilai dari suatu obyek yang dihadapi
melalui alam perasaan, entah obyek itu berupa orang, benda atau kejadianperistiwa. Contohnya, dalam proses pembelajaran peserta didik
harus mengungkapkan perasaannya ketika mengikuti pelajaran yang sedang diikutinya secara wajar.
c Belajar kognitif: belajar memperoleh dan menggunakan suatu bentuk
representasi yang mewakili semua obyek yang dihadapi, entah obyek orang, benda atau kejadian. Segala obyek itu direpresentasikan atau
dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan ataupun gagasan. Contohnya, peserta didik menceritakan pengalamannya selama berlibur
ke luar kota setelah kembali ke kotanya sendiri.
25
d Belajar senso-motorik: belajar menghadapi dan menangani aneka obyek
secara fisik, termasuk kejasmanian manusia sendiri. Contohnya menggerakkan anggota-anggota badan sambil naik tangga atau
berenang.
Dari uraian di atas dapat disimp ulkan bahwa “belajar” merupakan suatu
aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif dan berbekas.
2. Minat Belajar
Minat diartikan sebagai kecenderungan subyek ataupun peserta yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan
sedang mempelajari materi tersebut. Winkel dalam buku Psikologi Belajar 2015:212 mengatakan bahwa minat momentan ialah perasaan tertarik pada suatu
topik yang sedang dibahas atau dipelajari. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiataan. Kegiatan yang diamati
seseorang diperhatikan terus menerus dan disertai dengan rasa senang. Slameto, 2010:180 mengatakan :
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang meminta atau dilakukan dengan senang hati.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri sendiri. Semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut, semakin besar minat.
Minat siswa dapat dilihat dari bagaimana ia bersikap dalam menilai hal yang sedang dipelajari atau dilaksanakan. Siswa yang memiliki minat terhadap
26
suatu subyek akan cenderung memberikan perhatian lebih terhadap subyek tersebut. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar yang mengantarkan
siswa kepada proses selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum
menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajarinya. Slameto, 2010:18 mengatakan bahwa:
Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk
dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu
memengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan- kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat
untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan
pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat untuk mempelajarinya.
Jika terdapat siswa yang menunjukkan sikap tidak suka atau kurang berminat dalam belajar, seorang guru harus meningkatkan dan mengusahakan
agar siswa berminat untuk belajar. Banyak hal yang bisa dilakukan seorang guru untuk mengajak siswa mempunyai minat belajar yang lebih besar dengan cara
menjelaskan hal-hal yang menarik dan dapat dihubungkan dengan cita-cita yang diinginkan seorang siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas yang diminati
oleh siswa. Psikologis memiliki arti sendiri terhadap minat yaitu minat menyangkut
dua hal yang perlu diperhatikan yaitu minat pembawaan dan minat yang muncul karena adanya pengaruh dari luar. Minat pembawaan muncul dengan tidak
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, baik kebutuhan maupun lingkungan. Minat semacam ini, biasanya muncul berdasarkan bakat yang ada. Minat seseorang bisa
27
saja berubah karena danya pengaruh dari luar seperti lingkungan dan kebutuhan. Bidang studi yang menarik minat seseorang akan dapat dipelajari dengan sebaik-
baiknya. Demikian pula sebaliknya, bidang studi yang tidak sesuai dengan minatnya tidak akan mempunyai daya tarik baginya Salahudin, 2008:78-79.
Oleh karena itu, media pembelajaran yang sesuai dan relevan akan sangat membantu para siswa memiliki minat belajar dalam mengikuti proses
pembelajaran. Selain minat belajar yang dimiliki oleh siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran di dalam kelas, siswa juga memiliki alam perasaan yang terdiri dari beberapa lapisan yang berbeda-beda peranannya terhadap semangat belajar.
Kenyataan ini diuraikan oleh Winkel, 2012: 207-211, bahwa: 1
Temperamen: pada setiap orang alam perasaan memiliki sifat-sifat umum tertentu. Ada orang yang pada umumnya cenderung berperasaan sedih dan
pesimis, ada pula yang biasanya berperasaan gembira dan optimis. Hal ini dikenal dengan istilah “stemming dasar” atau nada dasar alam perasaan, yang
lebih kurang menetap. Temperamen seseorang merangkum tiga hal, yaitu stemming dasar, sifat-sifat perasaan seperti mudah tersentuh, intensitas
perasaan, dalamnya perasaan dan lamanya perasaan, tempo psikis yang berirama tinggi atau lambat. Berkaitan dengan belajar di sekolah, stemming
dasar dalam alam perasaan atau suasana hati, membuat siswa lebih tertutup atau lebih terbuka bagi perasaan yang spesifik dan ikut menentukan intensitas
dan dalamnya perasaan. Contohnya: siswa yang pada dasarnya seorang periang tidak mudah merasa terganggu oleh hal-hal tertentu selama belajar di
28
sekolah, sebaliknya siswa yang pada dasarnya seorang pemurung, akan mudah merasa terganggu oleh hal-hal yang kurang menyenangkan.
2 Perasaan yang dimaksud di sini adalah perasaan momentan dan intensional.
“Momentan” berarti bahwa perasaan timbul pada saat tertentu. “Intensional” berarti bahwa reaksi perasaan diberikan terhadap sesuatu, seseorang atau
situasi tertentu. Apabila situasi berubah, maka perasaan berganti juga. Contohnya: bila guru sedang memarahi siswa dalam kelas, mereka mungkin
merasa takut, tetapi beberapa waktu kemudian perasaan itu hilang dan diganti dengan perasaan lega, bila guru menceritakan suatu lelucon untuk
meringankan suasana yang menjadi terlalu tegang. Perasaan momentan dapat berubah menjadi perasaan yang betahan lebih lama. Ini biasa dikenal dengan
istilah “stemming aktual” atau “mood”. 3
Sikap: orang yang bersikap tertentu cenderung menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu sebagai hak yang berguna
atau berharga baginya atau tidak. Dengan demikian siswa yang memandang belajar di sekolah pada umumnya atau bidang studi tertentu sebagai sesuatu
yang sangat bermanfaat baginya akan memiliki sikap yang positif. Sebaliknya siswa yang memandang itu semua sebagai sesuatu yang tidak berguna, akan
memiliki sikap negatif. Penilaian spontan melalui perasaan, berperan sebagai aspek afektif dalam pembentukan sikap. Hasil refleksi ini menjadi aspek
kognitif dalam pembentukan sikap dan membuat sikap semakin tertanam dalam batin siswa.
29
3. Perencanaan Persiapan Pengajaran dan Tanggung Jawab Guru
a. Perencanaan Mengajar
Persiapan atau perencanaan adalah suatu hal yang sangat penting yang harus dikerjakan oleh setiap guru. Dalam persiapan proses pembelajaran guru
haruslah memperhatikan semua prinsip-prinsip mengajar. Perencanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan sesuatu tugas. Team Didaktik Metodik IKIP
1986: 126 Surabaya mengungkapkan ada dua faedah perencanan yang penting, yaitu :
Pertama : karena adanya perencaan maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif.
Kedua : karena perencanaan maka seseorang akan tumbuh menjadi guru yang baik.
Pertama, karena perencanaan atau persiapan proses pembelajaran, seseorang guru akan bisa memberikan pelajaran dengan baik. Guru dapat menghadapi situasi di
dalam kelas secara tegas, mantap dan fleksibel. Guru telah merintis jalan tertentu yang harus ditempuh, tetapi di samping itu guru juga harus memperhitungkan
alternatif dan kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa terjadi dalam pelaksanaan proses pengajaran di dalam kelas. Kedua, karena membuat persiapan
yang baik, seseorang akan tumbuh menjadi seorang guru yang baik. Seseorang bisa menjadi guru yang baik adalah berkat pertumbuhan, berkat pengalaman dan
akibat dari hasil belajar yang terus menerus. Seorang guru hendaknya dapat melihat dan menggunakan prinsip-prinsip umum, dengan mengadakan persiapan
yang baik maka guru itu akan tumbuh menjadi seorang guru yang ahli di dalam bidang-nya.
30
Perencanaan yang baik merupakan suatu proses pertumbuhan. Lalu bagaimanakah caranya untuk mencapai hasil belajar yang efektif, peserta didik
yang harus dijadikan pedoman dalam setiap kali membuat persiapan mengajar. Guna mencapai tujuan tersebut, maka Team Didatik Metodik 1986: 129 melihat
aspek-aspek yang harus dilakukan oleh seorang guru untuk perencanaan mengajar, yaitu :
1 Persiapan terhadap situasi umum, yaitu sebelum mengajar guru hendaknya
memiliki pengetahuan umum yang akan dihadapi. 2
Persiapan terhadap murid-murid yang akan dihadapi, yaitu Bukan hanya mengenal keadaan luar seperti keterangan-keterangancatatan tentang nama
murid-murid, tetapi juga harus mengenal taraf kematangan dan taraf pengetahuan peserta didik serta sifat-sifat khusus mereka masing-masing,
misalnya: tentang bakat, minat, sikap, watak, kemampuan serta ciri-ciri jasani setiap peserta didik.
3 Persiapan terhadap tujuan pelajaran yang hendak dicapai, yaitu sebelum
mengajar hendaknya telah jelas di dalam perencanaan mengajar seorang guru tentang rumusan tujuan-tujuan pelajaran atau tujuan instruksional apakah yang
hendak dicapainya bersama para peserta didik. 4
Persiapan tentang bahan pelajaran yang hendak diajarkan, yaitu guru harus benar-benar menguasi bahan pelajaran atau pokok pelajaran yang hendak
diberikan kepada peserta didik, 5
Persiapan tentang metode-metode mengajar yang hendak dipakai yaitu guru harus memilih dan menggunakan metode-metode mengajar secara tepat,
31
disesuaikan dengan kekhususan masing-masing mata pelajaran tertentu serta alat- alat peraga yang tersedia dan situasi mengajar belajar itulah tugas utama bagi
seorang guru di dalam perencanaan dan persiapan mengajarnya agar bisa berlangsung proses pengajaran yang lancar, baik dan efektif.
Dari uraian-uraian di atas jelaslah betapa pentingnya, perlunya dan manfaatnya adanya perencanaan atau persiapan yang matang cermat dan
menyeluruh, sebelum seorang guru mengajar di dalam kelas maka persiapan perencanaan itu sangatlah amat penting karena dengan perencanaan pengajaran
proses pembelajaran akan berjalan lancar dan efektif.
b. Peranan dan Tanggung Jawab Guru
Tugas guru sebenarnya bukan hanya di sekolah saja, tetapi bisa dimana saja mereka berada. Di rumah, guru sebagai orang tua dan sebagai pendidik bagi
para putera dan puterinya. Di dalam masyarakat sekitar, guru seringkali dipandang sebagai orang teladan bagi orang-orang disekitarnya, baik dalam sikap dan
perbuataanya. Misalnya, cara berpakaian, berbicara dan bergaul. Pendapatnya atau buah pikirannya seringkali menjadi ukran kebenaran bagi orang-orang
disekitarnya karena guru dianggap memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang berbagai hal.
Di sekolah, tugas dan peranan seorang guru bukanlah sebagai pemegang kekuasaan, tukang perintah, melarang dan menghukum para peserta didik, tetapi
sebagai pembimbing dan pengabdi para peserta didik, artinya guru harus selalu siap sedia memenuhi kebutuhan jasmani-rohani para peserta didik. Seorang guru
32
harus mengetahui bagaimana proses perkembangan jiwa para peserta didik, guru harus membina mental mereka, membentuk moral mereka dan membangun
kepribadian yang baik, sehingga mereka kelak berguna bagi nusa dan bangsa. Seorang guru akan merasa puas, bangga dan merasa berhasil dalam tugasnya
mendidik dan mengajar jika para peserta didik dapat berkembang dalam bidangnya. Team Didaktik Metodik 1986: 18, mengatakan bahwa guru harus
memiliki peranan dan hubungan guru dengan muridnya, yaitu: 1
Guru selaku pendidik hendaknya selalu menjadikan dirinya suri teladam bagai para peserta didiknya.
2 Di dalam melaksanakan tugasnya, seorang guru harus dijiwai dengan
kasih sayang, adil serta menumbuhkannya dengan penuh tanggung jawab.
3 Guru wajib menjunjung tinggi harga diri setiap para peserta didiknya.
4 Guru sebaiknyaseyogyanya mencegah usaha-usaha atau perbuataan-
perbuataan yang dapat menurunkan martabatnya. 5
Guru sebaiknyaseyogyanya tidak memberi pelajaran tambahan kepada para peserta didiknya dengan memungut bayaran.
6 Setiap guru dalam pergaulan dengan para peserta didiknya tidak
dibenarkan mengaitkan persoalan politik dan ideologi yang dianutnya baik secara langsung maupun tidak langsung.
Guru dan peserta didik pada umunya adalah perintis pembangunan disegala bidang kehidupan dalam masyarakat. Seorang guru yang sadar akan
tugas dan tanggung jawabnya, tentulah akan bangga, merasa puas, selalu mengadakan intropeksi, berusaha selalu ingin berkembang maju, agar bisa
menjalankan tugasnya dengan lebih baik, dengan selalu menambah pengetahuan, memperkaya pengalaman, melalui membaca-baca buku perpustakaan dan
mengembangkan diri di dalam lingkungan sekitar.
33
C. Pendidikan Agama Katolik