Penelitian Tindakan Kelas PTK

3. Pada kelas-kelas tertentu pekerjaan tutoring ini sukar dilaksanakan, karena perbedaan kelamin antara tutor dengan siswa yang diberi program perbaikan 4. Bagi guru sukar untuk menentukan seorang tutor yang tepat bagi seorang atau beberapa orang siswa yang harus dibimbing 5. Tidak semua siswa yang pandai atau cepat waktu belajarnya dapat mengerjakannya kembali kepada kawan- kawannya

3. Penelitian Tindakan Kelas PTK

Menurut Zainal Aqib 2006: 13, penelitian tindakan kelas pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt, dan sebagainya. Penelitian tindakan kelas di Indonesia baru dikenal pada akhir dekade 80-an. Ada beberapa rumusan definisi penelitian tindakan kelas PTK yang perlu disiasati dan dipahami menurut Masnur Muslich 2010: 8, yaitu: a. Menurut Hopkins 1993 Penelitian tindakan kelas PTK adalah suatu kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran. b. Menurut Kemmis dan Mc Taggart 1998 Penelitian tindakan kelas PTK adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri. c. Menurut Rochman Natawijaya 1977 Penelitian tindakan kelas PTK adalah pengkajian terhadap permasalahan praktis yang bersifat situasional dan kontekstual, yang ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi, atau memperbaiki sesuatu. d. Menurut Suyanto 1997 Penelitian tindakan kelas PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki danatau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional. e. Menurut PGSM 1999 Penelitian tindakan kelas PTK sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajaran itu dilakukan. Menurut Zainal Aqib 2006: 21, ada beberapa model penelitian tindakan kelas PTK yang sampai saat ini sering digunakan di dalam dunia pendidikan,di antaranya: 1 Model Kurt Lewin Kurt Lewin adalah ahli psikologi sosial Amerika dan yang pertama menemukan desain penelitian tindakan kelas yang dinamakan Model Kurt Lewin pada tahun 1946. Model Kurt Lewin didesain dalam bentuk satu siklus yang terdiri dari empat tahapan yaitu 1 perencanaan tindakan planning, 2 pelaksanaan tindakan action, 3 observasipengamatan observing, 4 refleksi reflecting. 2 Model Kemmis dan Mc Taggart Model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart tampak masih begitu dekat dengan model yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Dikatakan demikian, oleh karena di dalam satu siklus terdiri dari empat komponen seperti halnya yang dilaksanakan oleh Kurt Lewin sehingga belum tampak adanya perubahan. Hanya saja dalam model Kemmis dan Mc Taggart, sesudah suatu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dengan beberapa kali siklus. 3 Model John Elliot Apabila dibandingkan dengan dua model yang telah dijelaskan sebelumnya, PTK model John Elliot ini tampak lebih detail dan rinci. Dikatakan demikian, karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri atas tiga sampai lima tindakan. Sementara setiap tindakan kemungkinan terdiri dari beberapa langkah. Di Indonesia, tahapan penelitian tindakan kelas yang banyak digunakan adalah model Kemmis dan Mc Taggart yaitu berupa perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tahapan- tahapan ini dilakukan dalam satu siklus, kemudian dilanjutkan di siklus berikutnya dengan tahapan yang sama setelah dilakukan refleksi di siklus pertama. Berikut tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas menurut Ameliasari Tauresia 2013: 33: a. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan merupakan tindakan mempersiapkan semua instrumen, sarana, dan semua yang diperlukan dalam penelitian tindakan. Langkah-langkah perencanaan tindakan sebagai berikut: 1 Menetapkan indikator keberhasilan tindakan 2 Membuat skenario pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 Menyiapkan instrumen pengumpulan data pelaksanaan tindakan misalnya lembar observasi, skenario, foto, dan sebagainya b. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan tindakan sesuai skenario pembelajaran yang tertuang dalam RPP c. Pengamatan Dalam pengamatan atau pengumpulan data, peneliti melaksanakan pengumpulan data sesuai dengan instrumen yang direncanakan. Apabila di dalam pelaksanaan ada hal-hal yang tidak muncul namun belum termasuk ke dalam instrumen dan dianggap penting, maka perlu dicatat. d. Refleksi Ini berupa refleksi atas pelaksanaan tindakan yang didasarkan pada analisis data dan evaluasi pelaksanaan tindakan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan.

B. Kerangka berpikir

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM SETTING TUTOR SEBAYA TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII

0 19 371

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGGAMBAR BENTUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DI KELAS VII-D SMP NEGERI 1 LIMA PULUH TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 21

UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Upaya Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Tutor Sebaya (PTK Pada Siswa Kelas VIII A Semester Genap SMP Negeri 1 Karangnongko Tahun Ajaran

0 2 16

UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Upaya Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Tutor Sebaya (PTK Pada Siswa Kelas VIII A Semester Genap SMP Negeri 1 Karangnongko Tahun Ajaran 2

0 2 13

MENINGKATKAN PERAN SERTA SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MENERAPKAN METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VII SMP AMAL MULYA TAWANGMANGU TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 1 6

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII MELALUI METODE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION BERBASIS TUTOR SEBAYA (PTK Pada Siswa Kelas VII Semester II SMP Negeri 2 Sawit).

0 1 6

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE ”OPEN-ENDED” UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII di SMP Negeri 2 Karanganom).

0 0 6

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN POKOK-POKOK ISI BERITA DALAM SURAT KABAR DENGAN METODE TUTOR SEBAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN POKOK-POKOK ISI BERITA DALAM SURAT KABAR DENGAN METODE TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 KARTASURA TAHUN AJA

0 0 16

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VI SDN 2 Carikan Kecamatan Juwiring Kabupat

0 1 14

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR`ĀN SISWA KELAS XI.

2 15 43