11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Penjelasan Teori
1. Belajar dan pembelajaran
Hasrat untuk belajar merupakan suatu hal yang bersifat alamiah bagi manusia ini disebabkan adanya hasrat ingin tahu
manusia yang terus menerus terhadap dunia dengan segala isinya, hasrat ingin tahu yang demikian terhadap dunia sekelilingnya
menjadikan penyebab seseorang senantiasa berusaha mencari jawabannya, dalam proses mencari jawab inilah seseorang
mengalami aktivitas-aktivitas belajar. Menurut Makmun Khairani 2013: 4, para pakar di bidang
ilmu tentang belajar mengemukakan berbagai variasi batasan tentang belajar tentunya didasarkan pemahaman dan aliran ilmu
yang mereka anut. Beberapa pendapat para ahli tersebut yaitu: a.
Menurut Muhibbin Belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku
yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
b. Menurut Morgan
Dalam Introduction to Psychology, belajar adalah perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
hasil dari latihan.
c. Menurut Winkel
Belajar adalah proses mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan skill, kebiasaan atau sikap yang
semuanya diperoleh, disimpan dan dilakukan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif.
Namun menurut Makmun Khairani 2013: 4, ada pula yang merumuskan pengertian belajar yang menekankan pada
perubahan di antaranya yaitu: a.
Menurut Witherington Belajar adalah perubahan dalam diri individu yang dapat
dinyatakan sebagai suatu kecakapan, kebiasaan, pengertian dan apresiasi.
b. Menurut Irwanto
Belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu dan terjadi dalam jangka waktu
tertentu. c.
Menurut Mudzakir Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan
mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan,
keterampilan dan sebagainya.
d. Menurut Garry dan Kingsley yang dikutip oleh Sudjana
1989 Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang
orisinil melalui latihan-latihan dan pengalaman.
Belajar secara umum diartikan sebagai proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan
adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap
organisme atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar
mengajar, menilai proses, dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab dalam cakupan tanggungjawab
guru. Jadi, hakikat belajar adalah perubahan.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapatlah kita simpulkan bahwa pada dasarnya belajar merupakan suatu proses
yang ditandai: 1 adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang, 2 perilaku bersifat permanen, 3 perubahan tingkah
laku tersebut karena pengalaman sebagai akibat dari interaksi antara individu dengan lingkungan. Adapun perubahan sebagai
hasil proses belajar dapat diindentifikasi berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, serta perilaku, kecakapan,
keterampilan dan kemampuan, apresiasi, serta peran aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
Secara umum dalam belajar terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar. Muhibbin Syah 2003: 144
menjelaskan bahwa
secara global,
faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:
a. Faktor internal faktor dari dalam siswa, yakni
keadaankondisi jasmani dan rohani siswa b.
Faktor eksternal faktor dari luar siswa, yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa
c. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk
melakukan kegiatan
mempelajari materi-materi pelajaran Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering saling berkaitan
dan mempengaruhi satu sama lain. 1.
Faktor internal siswa Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri
meliputi dua aspek, yakni: aspek fisiologis yang bersifat jasmaniah dan aspek psikologis yang bersifat
rohaniah
a. Aspek fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-organ
tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti
pelajaran. Kondisi organ yang lemah, apalagi jika disertai pusing kepala berat misalnya, dapat
menurunkan kualitas kognitif sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.
b. Aspek psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kuantitas
dan kualitas
perolehan belajar siswa. Namun, di antara faktor- faktor rohaniah siswa yang pada umumnya
dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut: 1 tingkat kecerdasaninteligensi siswa; 2 sikap
siswa; 3 bakat siswa; 4 minat siswa; 5 motivasi siswa.
2. Faktor eksternal siswa
Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni: faktor lingkungan sosial
dan faktor lingkungan nonsosial.
a. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat
mempengaruhi semangat belajar siswa b.
Lingkungan nonsosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial
ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat
belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. 3.
Faktor pendekatan belajar Di samping faktor-faktor internal dan eksternal siswa,
faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut.
Pendekatan belajar merupakan segala cara atau strategi yang digunakan siswa untuk menunjang keefektifan dan
efisiensi proses pembelajaran suatu materi.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang
meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Menurut Wikipedia
, pengertian pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pengertian pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik.
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian
yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang
berbeda. Dalam konteks pendidikan
, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai
sesuatu objektif yang ditentukan aspek kognitif, juga dapat memengaruhi perubahan sikap aspek afektif, serta keterampilan
aspek psikomotor
seorang peserta
didik, namun
proses pengajaran
ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu
pekerjaan pengajar
saja. Sedangkan
pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran juga dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan peserta didikpembelajar yang
direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar peserta didikpembelajar dapat mencapai tujuan-
tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Jika pembelajaran dianggap sebagai suatu system, maka berarti pembelajaran terdiri
dari sejumlah komponen yang terorganisir antara lain tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran,
strategi dan
metode
pembelajaran, media pembelajaranalat peraga, pengorganisasian kelas,evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran.
Sebaliknya bila pembelajaran dianggap sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru
dalam rangka membuat siswa belajar. Dalam
proses pembelajaran,
guru dituntut
untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif agar siswa dapat
belajar secara aktif. Menurut Djamarah, Syaiful dan Zain 2006:41, dalam kegiatan pembelajaran terdapat beberapa
komponen pembelajaran yang meliputi: a.
Tujuan Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari
pelaksanaan suatu kegiatan. Tujuan memiliki jenjang dari yang luas dan umum sampai dengan yang sempitkhusus.
Adanya tujuan yang tepat mempermudah pemilihan materi pelajaran dan pembuatan alat evaluasi. Adanya tujuan yang
tepat dan diketahui siswa memberi arah yang jelas dalam belajarnya.
b. Bahan pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Bahan pelajaran
menurut Arikunto 2010 merupakan unsur inti yang ada didalam kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan
pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik. Bahan yang disebut sebagai sumber belajar
pengajaran ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan
pengajaran. Tanpa
bahan pelajaran
proses pembelajaran tidak akan berjalan.
c. Kegiatan pembelajaran
Menurut Kusnandar
2007:252, kegiatan
pembelajaran adalah bentuk atau pola umum kegiatan pembelajaran
yang akan
dilaksanakan. Kegiatan
pembelajaran akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Dalam proses pembelajaran,
guru dan siswa terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai medianya. Dalam interaksi tersebut siswa
lebih aktif dibanding guru. Guru hanya sebagai motivator dan fasilitator.
d. Metode
Metode merupakan komponen pembelajaran yang banyak menentukan keberhasilan pengajaran. Guru harus
dapat memilih, mengkombinasikan serta mempraktekkan berbagai cara penyampaian bahan yang disesuaikan dengan
situasi.
e. Alat
Alat adalah sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Alat mempunyai fungsi
yaitu sebagai
perlengkapan, sebagai
pembantu mempermudah usaha pencapaian tujuan dan alat sebagai
tujuan. f.
Sumber pelajaran Sumber pelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan sebagai tempat dimana pengajaran terdapat atau sumber belajar seseorang. Sedangkan sumber belajar
menurut Mulyasa adalah segala sesuatu yang dapat memberikan
kemudahan belajar
sehingga diperoleh
sejumlah informasi,
pengetahuan, pengalaman,
dan keterampilan yang diperlukan.
g. Evaluasi
Evaluasi menurut Davies dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:190, adalah proses sederhana dalam
memberikanmenetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek, dan
masih banyak yang lain. Hasil dari evaluasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam meningkatkan kualitas mengajar
maupun kuantitas belajar siswa.
Belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain Kokom Komalasari, 2010:
4. Keterkaitan belajar dan pembelajaran dapat digambarkan dalam sebuah sistem, proses belajar dan pembelajaran memerlukan
masukan dasar yang merupakan bahan pengalaman belajar dalam proses belajar mengajar dengan harapan berubah menjadi keluaran
output dengan kompetisi tertentu. Belajar mungkin saja terjadi tanpa pembelajaran, namun
pengaruh aktivitas pembelajaran dalam belajar hasilnya lebih sering menguntungkan dan biasanya lebih mudah diamati.
Pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa
yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses belajar siswa yang bersifat
internal. Jadi belajar dan pembelajaran memiliki hubungan yang
sangat erat dan keduanya tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Belajar merupakan proses yang dilakukan manusia
untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan, keterampilan, dan sikap. Sedangkan pembelajaran merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk memfalitasi dan mendukung guna meningkatkan intensitas dan kualitas belajar peserta didik.
2. Pendekatan tutor sebaya