2.1.2. Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran IPA di SD
Teori belajar yang mendasari pembelajaran IPA adalah teori perkembangan kognitif dan konstruktivisme.
2.1.2.1. Teori Perkembangan Kognitif Dikemukakan oleh Jean Piaget, menguraikan perkembangan
kognitif dari masa bayi sampai masa dewasa. Perkembangan ini dikelompokkan menjadi empat tahapan berpikir sesuai tingkatan umur.
Adapun tahap-tahap perkembangan meliputi: a. Tahap Sensorimotor 0 – 2 tahun
Pada tahap ini, anak belajar mengembangkan, mengatur kegiatan fisik, mental menjadi rangkaian perbuatan yang bermakna.
b. Tahap Pra-operasional 2 – 7 tahun Anak mulai meningkatkan kosa kata, mengelompokkan benda-
benda berdasarkan sifat, memiliki pengetahuan unik tentang benda dan memahami tingkah laku organisme dalam lingkungan. Disamping
mempunyai pandangan subyektif dan egosentris. c. Tahap Operasional Konkret 7-11 tahun
Pada tahap ini, anak dapat membuat simpulan pada situasi nyata atau menggunakan benda konkret untuk mempertimbangkan dua
aspek secara bersama-sama misalnya antara bentuk dan ukuran. d. Tahap Operasional Formal 11-14 tahun dan seterusnya
Pada tahap ini, seseorang tidak mesti menggunakan benda nyata. Kemampuan menalar secara abstrak meningkat sehingga seseorang
dapat berpikir deduktif dan mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu situasi secara bersama-sama.
Terkait pembelajaran IPA maka anak usia SD kelas IV berada dalam tahap operasional konkret. Artinya anak sudah berpikir secara
operasional, dapat membentuk, mempergunakan kaitan dari aturan, prinsip ilmiah secara sederhana yang ada hubungannya sebab akibat.
2.1.2.2. Teori Kontruktivisme Teori ini untuk mengkonstruksikan pengetahuan siswa. Artinya
guru tidak memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi membangun sendiri pengetahuan yang dimiliki dengan cara mengaitkan kembali
pengalaman atau pengetahuan. Sependapat Tasker dalam Thobroni 2012:113 mengemukakan
tiga penekanan teori belajar konstruktivisme yaitu adanya peran aktif siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan, pentingnya membuat kaitan
antara gagasan bermakna dengan mengaitkan gagasan dan informasi baru. Teori ini menjadi sebuah paradigma pembelajaran IPA, dimana
siswa harus mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga hasil belajar bermakna dan mengingatnya
lama. Dari uraian di atas dapat disimpulkan pembelajaran IPA didasarkan
teori kognitif dan konstruktivisme. Maksudnya pembelajaran disesuaikan perkembangan kognitif dengan melibatkan peran aktif siswa untuk
membangun sendiri pengetahuan, sehingga hasil belajar lebih bermakna, mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
2.1.3. Belajar