Aktan 16 Struktur Aktansial dan Struktur Fungsional Cerbung Salindri

‘Sedang serius-seriusnya rapat, Bripka Santosa muncul. Wajahnya sumringah. Menyeret kursi duduk di sebelah Mulyawan, membuka resleting tas pinggang lalu menarik plastik dan diberikan kepada Jimat sambil berkata, “Contoh rambut Salindri. Baru saja saya dapat dari Nyi Werti.” “Bagus” kata Jimat. Barang sepele tetapi sulit dicari di dalam kantong plastik bening itu berulang-ulang diterawang diperhatikan. Harapannya bisa membuka misteri pembunuhan di Sogan tambah bersemangat. Jimat memanggil seorang staf menyuruh untuk mengirim selembar rambut tadi ke Labkrim Polda.’

4.1.16 Aktan 16

Skema Aktan 16: Jimat Subarkah sebagai Subjek 6 7 Situasi awal pada skema aktan 16 dimulai dengan laporan penemuan mayat di Jurug. Jimat Subarkah yang ditelepon oleh Bripka Mulyawan tentang kasus tersebut, langsung menuju TKP. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini. Penemuan mayat di Jurug pengirim Bripka Mulyawan penolong Jimat Subarkah subjek Ø penentang Jimat Subarkah penerima Penyelidikan kasus Jurug objek ‘“Lapor Ndhan. Ditemukan sesosok mayat di Jurug,” swarane Mulyawan nganggo basa Indonesia. “Modhuse?” “Rajapati.” “Lapor Ndhan. Ditemukan sesosok mayat di Jurug,” suara Mulyawan memakai bahasa Indonesia. “Modusnya?” “Pembunuhan.”’ Tahap kecakapan pada transformasi ditandai dengan kedatangan Jimat Subarkah di TKP dan langsung menyelidiki kasus pembunuhan tersebut. Hal teersebut terdapat dalam kutipan berikut ini. Jimat Subarkah nginggirake motore, dipapag Bripka Mulyawan bebarengan karo Inspektur Dua Ipda Baskara, Kanit Serse Polres Jebres. Tetelune banjur mlaku sawetara pecak marani papane kurban ing setren Bengawan Solo sisih wetan, pener pas sangisore kreteg sepur Jurug. Sing teka nonton rubung uyel-uyelan nganti luber ngebaki dalan Juanda. Pulisi kepeksa ngatur lalulintas kanthi cara bukak-tutup supaya kendaraan sing liwat ora dadi macet. ‘Jimat Subarkah meminggirkan motornya, ditemani oleh Bripka Mulyawan bersamaan dengan Inspektur Dua Ipda Baskara, Kanit Serse Polres Jebres. Ketiganya lalu berjalan beberapa langkah menuju tempat korban di pinggir Bengawan Solo sebelah timur, tepat di bawah jembatan kereta Jurug. Yang datang ramai berdesakan sampai tumpah memenuhi jalan Juanda. Polisi terpaksa mengatur lalu lintas dengan cara buka-tutup supaya kendaraan yang lewat tidak menjadi macet.’ Tahap utama pada transformasi ditandai dengan cerita Jimat Subarkah menyuruh Bripka Mulyawan untuk mengumpulkan saksi-saksi guna meminta keterangan tentang penemuan mayat tersebut. Jimat juga menyuruh Ipda Baskara untuk mengirim mayat untuk divisum. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini. Jimat manthuk-manthuk. Ucape marang Ipda Baskara ngemu prentah, “Kirim korban ini untuk divisum. Kau tahu prosesnya kan?” Sauntara iku Jimat akon Mulyawan ngirid para seksi. “Klumpukna ing warung hik ngarep Taman Makam Pahlawan kae” ‘Jimat menganguk-angguk. Ucapnya kepada Ipda Baskara mengandung perintah, “Kirim korban ini untuk divisum. Kau tahu prosesnya kan?” Sementara itu Jimat menyuruh Mulyawan menggiring para saksi, “Kumpulkan di warung hik depan Taman Makam Pahlawan itu”’ Tahap kegemilangan pada transformasi ditandai dengan Jimat Subarkah meminta keterangan dari para saksi di warung hik. Jimat berhasil mendapat keterangan walaupun sedikit. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini. “Nah, saniki santai mawon kalih nyambi dhahar lan ngunjuk. Sinten ing antarane sedherek-sedherek niki sing ngerti larah-larahe enten mayit teng mrika wau?” pitakone Jimat Subarkah marang seksi cacah lima – siji ing antarane wadon rada menor – kang lungguh suk-sukan ana dhingklik dawa adhep-adhepan karo sing dodol hik. Dhingklik sijine, ditata wangun aksara L, dilungguhi Jimat kaampingan Bripka Mulyawan. ‘Nah, sekarang santai saja sambil makan dan minum. Siapa diantara saudara-saudara ini yang mengerti urutan peristiwa ada mayat di sana tadi?” pertanyaan Jimat Subarkah kepada saksi yang berjumlah lima – satu diantaranya wanita agak menor – yang duduk sempit-sempitan di bangku panjang saling menghadap dengan yang jualan. Bangku satunya, ditata membentuk huruf L, diduduki Jimat didampingi Bripka Mulyawan.’ Situasi akhir pada skema aktan 16 ini ditandai dengan Jimat Subarkah memperoleh informasi dari dokter forensik yang telah melakukan visum pada korban Jurug. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini. Manut papriksane dokter forensik, kurban sing dotemokake ing Jurug dhek bengi umur-umurane udakara 45-nan taun. Gulu ditekak nganggo tali utawa kawat. Tatu mlecet ing rai dudu marga dipulasara sadurunge dirampungi. Nanging merga nyenggol lan kebeset-beset saweneh barang atos. Sikil nekuk wates dhengkul awit dilebokake ing papan rupeg. Kurban wis mati paling ora 7 jam sadurunge mayit ditemokake. ‘Menurut pemeriksaan dokter forensik, korban yang ditemukan di Jurug tadi malam, umurnya sekitar 45 tahunan. Leher dijerat dengan memakai tali atau kawat. Luka lecet di wajah bukan karena disiksa sebelum dibunuh. Tetapi karena terkena dan tersabet sebuah barang keras. Kaki melipat batas lutut karena dimasukkan di tempat sempit. Korban sudah tewas paling tidak 7 jam sebelum mayat ditemukan.

4.1.17 Aktan 17