Aktan 14 Struktur Aktansial dan Struktur Fungsional Cerbung Salindri

Kepiyea wae rumite perkara iki, lapurane Bripka Santosa rinasa menehi pengarep-arep kanggo pancadan penyelidikan sabanjure. Paribasan ngadhepi bolah ruwet, pulisi wis kasil ndudut pucuke. ‘Bagaimanapun rumitnya perkara ini, laporan dari Bripka Santosa dirasakan memberikan harapan untuk melakukan penyelidikan selanjutnya. Seperti peribahasa menghadapi benang rumit, polisi sudah berhasil menarik ujungnya.’

4.1.14 Aktan 14

Skema Aktan 14: Bu Wicitrasoma sebagai Subjek 5 6 7 Situasi awal skema aktan 14 dimulai pada cerita dokter Winduhusada kepada Bripka Santosa ketika dokter Winduhusada menyatakan bahwa Nafisah memang hamil. Sesuai dengan perkataan Kyai Sangkan bahwa Salindri akan kembali lagi dalam kandungan Nafisah pada saat umur kandungan mencapai 9 bulan. Dokter Winduhusada meminta Nafisah untuk rawat inap di RSUP sampai saat melahirkan. Setiap seminggu sekali Nafisah pergi ke rumah sakit untuk Kembalinya bayi Salindri pengirim Anjing jadi‐jadian penolong Bu Wicitrasoma subjek Ø penentang Bu Wicitrasoma penerima Kelahiran Salindri objek diperiksa oleh para dokter ahli. Kasus kehamilan aneh pada Nafisah ini ditangani oleh dokter Padmaningrat dan dokter Makbul Hidayat. Situasi awal ini terdapat pada kutipan berikut ini. Dokter Winduhusada mijet intercom ing mejane. Marang sekretarise kang teka ngadhep, panjenengane utusan nimbali dokter Padmaningrat, spesialis obstetriginekologi, ahli kebidanan kawentar, sarta dokter Makbul Hidayat. Kasus kehamilan langka iki bakal dipercayakake marang dokter mumpuni loro kasebut. Sawise dipasrahi kasuse pasien Nafisah, dokter Makbul Hidayat lan dokter Padmaningrat ngadani panaliten intensif. Saben seminggu sepisan Nafisah merlokake teka menyang rumah sakit saperlu dipriksa. Asile gawe marem. ‘Dokter Winduhusada memencet intercom yang ada di mejanya. Kepada sekretarisnya yang datang menghadap, beliau menyuruh memanggil dokter Padmaningrat, spesialis obstetriginekologi, ahli kebidanan terkenal, sarta dokter Makbul Hidayat. Kasus kehamilan langka ini akan dipercayakan kepada kedua dokter ahli tersebut. Setelah dipasrahkan kasus pasien Nafisah, dokter Makbul Hidayat dan dokter Padmaningrat mengadakan penelitian intensif. Setiap satu minggu sekali Nafisah datang ke rumah sakit untuk diperiksa. Hasilnya memuaskan.’ Tahap kecakapan pada transformasi ditandai dengan kembalinya bayi Salindri dalam kandungan Nafisah. Satu hari sebelum kandungan Nafisah berumur 9 bulan, Nafisah diminta untuk tinggal di rumah sakit agar dokter Padmaningrat dan dokter Makbul Hidayat bisa melihat kembalinya bayi Salindri ke dalam perut Nafisah. Perut Nafisah yang tadinya kempes lama kelamaan kian membesar selayaknya orang hamil 9 bulan. Tahap ini dapat dibuktikan pada kutipan berikut ini. Lan, prastawa aeng sing ditunggu-tunggu temen-temen dumadi. Subuh dina candhake dokter Makbul nggugah dokter Padma sing sare semendhek kursi. Semono uga Wicitra kang isih mlungker lambaran klasa ing jobin nunggu bojone diatag tangi. Dokter Makbul Hidayat nudingi wetenge Nafisah kang obah pating penjelut. Nafisah dhewe sajake ora krasa, ketitik anggone turu ing dhipan tanpa mosik babar pisan. Obahing wetenge pasien kuwi katon ritmis. Sairip plembungan disebul, lon-lonan nanging ajeg. Mbaka sithik tambah gedhe. ‘Dan, peristiwa aneh yang ditunggu-tunggu nyata terjadi. Subuh hari berikutnya dokter Makbul membangunkan dokter Padma yang sedang tidur bersandar di kursi. Begitu juga Wicitra yang masih meringkuk beralaskan tikar di lantai menunggu istrinya bangun. Dokter Makbul Hidayat menunjuk perut Nafisah yang bergerak bergejolak. Nafisah sendiri seperti tidak terasa, terlihat dari tidurnya di dipan tanpa bergerak. Gerak perut pasien itu terlihat ritmis. Seperti balon yang ditiup, pelan tapi pasti. Sedikit demi sedikit semakin besar.’ Tahap utama pada transformasi terjadi ketika usia kandungan Nafisah menginjak angka 9 bulan lebih 9 hari. Nafisah menunjukkan tanda-tanda ingin melahirkan. Air ketuban pecah hingga membasahi kasur. Anehnya, Nafisah tidak merasakan kontraksi pada perutnya. Hal tersebut terdapat pada kutipan berikut ini. “Ana perkembangan anyar?” pandangune Dokter Padmanigrat. “Wonten gejala toya ketubanipun milai pecah,” wangsulane saweneh perawat karo nggrayang sprei kasur sing ndlemok teles. ‘”Ada perkembangan baru?” tanya Dokter Padmaningrat. “Ada gejala air ketubannya mulai pecah,” jawab seorang perawat yang memegang sprei kasur yang basah.’ Tahap kegemilangan pada transformasi terjadi pada peristiwa kelahiran bayi Salindri. Kelahiran ini terjadi dengan ajaib karena Nafisah tidak mengalami kontraksi. Selain itu, ketika air ketuban yang pecah semakin banyak, Nafisah malah tidur dengan pulas. Dokter memutuskan untuk operasi cesar. Ketika operasi akan dimulai, Salindri lahir dengan sendirinya seperti ada kekuatan lain yang membantu proses persalinan tersebut. Yang membantu proses persalinan tersebut adalah anjing jadi-jadian yang akan merasuki tubuh Salindri. Salindri dapat dilahirkan dengan selamat. Hal tersebut terlihat pada kutipan berikut ini. Setengah jam candhake dokter Padma mutusake awih suntikan pemacu. Asile nihil. Ora ana tandha-tandha kontraksi babar pisan. Bukakan ing bolongan rahim ora tambah jembar. Nafisah dhewe isih turu kepati. Operasi Cesar kepeksa ditindakake. Peralatan bedhah wis cumepak komplit. Lampu kanthi daya 4 reflektor wiwit diuripake. Jam bunder gedhe sing cumantel ana tembok ruwangan nudhuhake jam 6 kurang limang menit. Nalika ahli anestesi arep masang masker bius ing irunge pasien, Nafisah krugat kruget obah sajrone turu. Kaya ana tangan ora katon kang ngatur menthang sikile dadi mekangkang. Wetenge mendhak mendhukul kaya lagi diurut. Kabeh mau nambah keyakinane sing padha nyekseni menawa ana kekuwatan tanpa wujud sing campurtangan mbiyantu proses persalinan mau. ‘Setengah jam kemudian dokter Padma memberikan suntikan pemacu. Hasilnya nihil. Tidak ada tanda-tanda kontraksi. Pembukaan di lubang rahim tidak tambah lebar. Nafisah sendiri masih tertidur pulas. Operasi Cesar terpaksa dilakukan. Peralatan bedah sudah disediakan lengkap. Lampu dengan 4 daya reflektor mulai dinyalakan. Jam bundar besar yang tercantel di dinding ruangan menunjukkan jam 6 kurang lima menit. Nalika ahli anestesi akan memasang masker bius di hidung pasien, Nafisah bergerak dari tidurnya. Seperti ada tangan tidak terlihat yang mengatur kakinya untuk terbuka menjadi mekangkang. Perutnya naik turun seperti sedang dipijat. Semua itu menambah keyakinan yang sedang menyaksikan apabila ada kekuatan tanpa rupa yang campur tangan membantu proses persalinan tersebut.’ Situasi akhir pada skema aktan 14 ini ditandai dengan lahirnya Salindri. Salindri ini pun dapat hidup sehat sampai dewasa. Hal tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini. Salindri tuwuh sehat. Tekan 26 taun umure saiki prasasat durung tau sepisan wae kecandhak lara. Aja maneh sing jeneng panastis utawa lelara gawat liyane, sedhenge mriyang wae meh ora nate. Pancen sok- sok sirahe krasa nggliyeng tanpa sebab nanging biyasane mung sedhela. Bubar kuwi bali waras-wiris maneh. ‘Salindri tumbuh sehat. Sampai umurnya 26 tahun sekarang sepertinya belum pernah sekali saja terkena penyakit. Jangankan panastis atau penyakit lainnya, meriang saja hampir tidak pernah. Memang terkadang kepalanya terasa sakit tanpa sebab tetapi biasanya hanya sebentar. Setelah itu kembali sehat lagi.’

4.1.15 Aktan 15