Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan rokok Sukun yang berdiri sejak tahun 1950 ini bertempat di desa Gondosari, kecamatan Gebog, kabupaten Kudus. Perusahaan Rokok Sukun adalah perusahaan yang memproduksi rokok sebagai komoditas utamanya. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1945 yang diprakarsai oleh Mc. Wartono yang lahir pada tahun 1921. Berpusat di Jalan Raya Sukun Kudus. Perusahaan ini berbentuk perusahaan kecil yang hanya dikelola untuk perusahaan keluarga. Perusahaan Rokok Sukun hanya bersifat Ketekunan dalam membina usahanya yang berorientasi terhadap pemenuhan kepuasan konsumen, kearifan dalam membina tenaga kerja untuk meningkatkan produktifitasnya serta pandangan jauh ke depan terhadap situasi ekonomi nasional, semua ini membuat usahanya semakin berkembang. Tenaga kerjanya sampai dengan sekarang mencapai angka ribuan. Bermacam-macam jenis rokok dengan berbagai tingkatan harga dengan merk mengembangkan olahraga voli dengan mencari orang-orang yang berkompeten dibidanganya untuk mengelola olahraga ini. Kerena upayanya itu Perusahaan Rokok Sukun mempunyai tim voli SUKUN yang beranggotakan karyawan- karyawan Perusahaan Rokok Sukun sendiri. Pada olahraga tenis meja juga berkembang pesat, awal mulanya pelatihan hanya untuk kalangan karyawan, tetapi lama-kelamaan pelatihan ini bukan hanya untuk karyawan, bahkan juga untuk anak karyawan. Hal yang sama juga terjadi pada olahraga tenis. Cabang olahraga yang sampai saat ini masih tetap dikembangkan adalah cabang tenis meja dan cabang tenis. Dari tahun ketahun, perkembangan dua cabang olahraga ini lumayan pesat. Tidak jarang atlet dari masing-masing cabang ini menduduki peringkat nasional. Dan regenerasi juga terjadi sangat cepat, sehingga peringkat nasional sering diraih oleh perusahaan penghasil rokok ini. Pada cabang tenis memiliki 5 atlet yang terdiri dari 2 perempuan dan 3 laki-laki dengan berbagai tingkatan umur. Mulai dari umur 13-17 tahun. Semua atlet di Perusahaan Rokok Sukun hanya dari pelajar sekolah dasar SD sampai pelajar sekolah menengah atas SMA. Sebagai pihak yang membina atlet-atlet, Perusahaan Rokok Sukun telah menyediakan beasiswa bagi atlet yang terdaftar dalam binaan Perusahaan Rokok Sukun. Untuk membayar biaya sekolah, biaya makan dan biaya hidup sehari-hari juga ditanggung oleh perusahaan rokok ini. Adanya asrama untuk para atlet yang aktif menjalani pembinaan membuat semua kegiatan latihan dan sekolah para atlet menjadi terkoordinir, membuat semua kegiatan lancar dan terkendali. Program latihan yang disediakan pelatih juga terlaksana dengan baik, sehingga membuat prestasi yang ditargetkan oleh pelatih dan pihak Perusahaan Rokok Sukun terhadap atlet-atletnya dapat tercapai dengan maksimal dan sangat membanggakan. Pengertian prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang telah dicapai. Prestasi yang dihasilkan oleh atlet-atlet tenis P.R. Sukun cukup membanggakan. Atlet yang terdaftar dalam Klub P.R Sukun Kudus adalah : Andrea Guntara, Alim Bagus Prakosa, Rudi Haryo Pamungkas, M.P. Setyorini, Inggrid Yuniar Swansa. Prestasi yang telah diraih pada tahun-tahun terahir ini terlihat menurun. Prestasi yang pernah diraih oleh atlet-atlet tenis Perusahaan Rokok Sukun pada tahun-tahun terahir ini adalah : 1 Andrea Guntara Laki-laki, kelompok umur 16 tahun meraih: Semi Finalis Ganda Putra berpasangan dengan Henry Prio A dan Semi Finalis Tunggal Putra pada Kejuaraan Nasional Tenis Circuit Junior Bakrie-BRI di Pekalongan I tahun 2009, Juara II Ganda Putra pada kejuaraan Piala Tugu Muda Semarang seri XXXVII tahun 2010, Semi Finalis Ganda Putra, Semi Finalis Tunggal Putra dan Peringkat 7 KU 16 pada kejuaraan BAKRIE-BRI MASTER 2010, Juara I Ganda Putra berpasangan dengan Gesha Otista Amara pada kejuaraan PEMALANG OPEN VII ; 2 Rudi Haryo Pamungkas Laki-laki, kelompok umur 13 tahun meraih : Finalis Ganda Putra berpasangan dengan Bayu Ekha L pada Kejuaraan Nasional Tenis Circuit Junior Bakrie-BRI di Pekalongan I tahun 2009, Runner-up tunggal putra pada Kejuaraan Nasional Tenis Yunior Aroma Bakery Tegal Open II Tahun 2009, Semifinalis ganda putra berpasangan dengan Alim Bagus P. pada kejuaraan Semen Gresik Prakosa Laki-laki, kelompok umur 14 tahun meraih : Juara 5 tunggal putra pada kejuaraan Persami Tenis Ulmer Blitz Piala Walikota di Semarang tahun 2009, Juara I tunggal putra pada Olimpiade Olah Raga Siswa Nasional O2SN SMP tingkat provinsi tahun 2010 di Semarang, Semifinalis ganda putra berpasangan dengan Rudi Haryo Pamungkas pada kejuaraan Semen Gresik Juara Ganda Putri berpasangan dengan M.P. Setyorini pada Kejuaraan TEGAL OPEN III tahun 2010, Juara III Tunggal Putri pada Kejuaraan TEGAL OPEN III tahun 2010, Juara II Tunggal Putri pada Kejuaraan PIALA MENPORA tahun 2010, Finalis Ganda dan Tunggal Putri pada Kejuaraan PEMALANG OPEN VII tahun 2011. Prestasi-prestasi yang telah diraih ini tentunya tidak hasil latihan yang singkat, tetapi memerlukan waktu yang relatif lama. Banyak faktor yang dapat menunjang tercapainya prestasi-prestasi ini. Selain latihan yang rutin setiap hari sesuai dengan program latihan, faktor bakat, faktor kondisi fisik, faktor gizi dan banyak faktor lain yang menunjang. Seperti faktor perawakan tubuh seseorang somatotype. Selain dari faktor somatotipe atlet yang berhubungan dengan prestasi yang akan dihasilkan, faktor yang lain yang juga tidak kalah penting adalah faktor pemanduan bakat atlet. Faktor pemanduan bakat atlet merupakan sebuah proses pengenalan dan pengidentifikasian bakat yang merupakan aktivitas yang didahulukan oleh para pelatih dan spesialis pelatihan dalam rangka untuk mengembangkan serta untuk meningkatkan kriteria psiko-biologis yang digunakan untuk menemukan seseorang yang lebih berbakat pada suatu cabang olah raga tertentu. Fakta dilapangan mememukan bahwa, para pelatih pada cabang olahraga tenis jarang melakukan tes pemanduan bakat untuk mengetahui bakat yang mana yang lebih menonjol pada suatu cabang olahraga. Padahal seharusnya pelatih melakukan pemanduan bakat terlebih dahulu sebelum melakukan pelatihan yang mengarah pada pencapaian prestasi. Faktor kemampuan fisik sangat mendukung seseorang untuk mencapai keberhasilan pencapaian prestasi dalam suatu cabang olahraga. Proporsi fisik yang sesuai dengan cabang olahraga tersebut, akan mendukung dan memudahkan berkompetisi dengan lawan. Teknisnya, seseorang dengan tubuh yang proporsional atau ideal untuk standart seorang atlet dapat dengan mudah mengalahkan atlet dengan postur tubuh yang kurang baik dengan kemampuan yang sama. Aspek lain yang mendukung seseorang untuk melakukan tenis dengan baik adalah aspek antropometri. Dimana Antrhopometri adalah studi yang membahas tentang variasi manusia diluar ras yang menelaah perawakan, dari anak-anak sampai dewasa dan menghubungkannya dengan faktor-faktor morfologi, fisiologi, dan psikologi. Berguna dalam menentukan gemuk, kurus anak, penilaian keadaan nutrisi dan dapat digunakan untuk menelaah perawakan olahragawan ulung dan berdasarkan ini dapat memprediksi cabang olahraga yang tepat untuk suatu perawakan. Menurut Heath Carter 1967 bahwa pada dasarnya somatotipe sebagai suatu deskripsi morfologis mencakup 3 nilai angka terhadap komposisi fisik dan bentuk. Komponen I atau endomorfi mengacu pada kegemukan, komponen II atau mesomorfi mengacu pada perkembangan otot-otot skelet perunit tinggi badan, dan komponen III mengacu pada linieritas. Perawakan atau istilah ilmiahnya disebut sebagai Biotipologi dibagi menjadi 2 yaitu somatypologi dan androgini. Somatypologi merupakan bagian dari biotipologi yang mempelajari tentang perawakan atau fisik manusia. Somatotipe yang digunakan untuk meneliti perawakan atlet tenis P.R. Sukun adalah Somatotype rating menurut Heath-carter. Somatotipologi merupakan bagian dari biotypologi yang mempelajari tentang perawakan atau somatotipe, yaitu mengklasifikasikan fisik manusia. Dalam buku Somatotyping dan Junior Nasional di Amerika , tidak banyak berbeda dengan yang lain, tetapi memiliki lebih mesomorf dan sedikit endomorf dibandingkan dengan sebuah kelompok kontrol. Pada umumnya para pelatih tenis tidak memperhatikan faktor somatotipe untuk menjadi panduan mereka menentukan target prestasi yang akan dicapai oleh seorang atlet. Mereka hanya berpedoman pada pertandingan yang lalu dan memperbaikinya pada pertandingan selanjutnya. Padahal, apabila pelatih lebih dahulu melakukan tes somatotipe pada atlet-atletnya, maka akan memudahkan mereka untuk dapat menentukan target prestasi yang akan dicapai selama latihan. Setelah memperhatikan uraian tersebut diatas, maka penulis akan mengadakan suatu penelitian guna memperoleh jawaban secara ilmiah dan memberikan informasi kepada pelatih atau asisten pelatih pada klub 1.2.2 Apakah ada hubungan antara komponen mesomorfi dengan pencapaian prestasi tenis pada atlet tenis P.R. Sukun Kudus tahun 2011? 1.2.3 Apakah ada hubungan antara komponen ektomorfi dengan pencapaian prestasi tenis pada atlet tenis P.R. Sukun Kudus tahun 2011?

1.3 Tujuan Penelitian