12
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Hasil kognitif diukur pada awal dan akhir pembelajaran, sedangkan untuk hasil belajar afektif
dan psikomotorik diukur pada proses pembelajaran. Dalam aspek kognitif ada enam unsur yang saling berkaitan satu dengan
yang lainnya, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kemampuan siswa dalam mempelajari suatu pelajaran tercermin dari
hasil belajarnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai
berikut. 1. Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia, yang dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai berikut: a. Faktor biologis, yaitu : usia, kematangan, kesehatan, dan
b. Faktor psikologis, yaitu: kelelahan, suasana hati, motivasi, minat, dan kebiasaan belajar.
2. Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri manusia, yang dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu sebagai berikut:
a. Faktor manusia, yaitu : keluarga, sekolah, masyarakat, dan b. Faktor non manusia, yaitu : udara, suara, dan bau-bauan
2.3 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran terjemahan dari kata instruction yang berarti dari internal self instruction
dan dari eksternal eksternal instruction. Pembelajaran yang bersifat internal antara lain datang dari guru yang disebut teaching atau
13
pengajaran. Sedangkan yang bersifat eksternal, prinsip-prinsip belajar dengan sendirinya akan menjadi prinsip-prinsip pembelajaran.
Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.
Namun dalam pelaksanaannya seringkali kita sadar bahwa masih banyak kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan justru menghambat aktifitas dan kreativitas
peserta didik Mulyasa 2009:187. Beberapa teori belajar mendeskripsikan pembelajaran sebagai berikut:
a Usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus lingkungan dengan tingkah laku
si belajar. Teori belajar ini sering disebut juga dengan teori behavioristik. b Cara guru memberikan kesempatan kepada si belajar untuk berfikir agar
memahami apa yang dipelajari. Hal ini disebut juga dengan teori belajar kognitif.
c Memberikan kebebasan kepada si belajar untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. Menurut
pengertian tersebut dapat dimasukkan dalam pandangan teori humanistik. Sugandi 2007:9
Untuk dapat mencapai hasil belajar yang optimal, seorang guru harus dapat memilih model pembelajaran yang efektif dan efisien, serta metode yang
dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa agar situasi kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik, dengan suasana yang tidak membosankan siswa.
14
2.4 Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif cooperative learning adalah pembelajaran yang menempatkan siswa belajar bersama-sama dalam kelompok yang beranggotakan
empat sampai lima siswa dengan tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang yang berbeda. Pembelajaran ini menekankan kerjasama dalam kelompok
untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Selain itu sebelum pembelajaran kooperatif dilaksanakan, sebaiknya siswa diperkenalkan keterampilan kooperatif
yang akan digunakan dalam kelompok belajar siswa. Keterampilan kooperatif itu antara lain menghargai pendapat orang lain, mendorong partisipasi, berani
bertanya, mendorong teman untuk bertanya, berbagi tugas, dan sebagainya. Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
a Siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama.
b Siswa mempunyai rasa tanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya harus milik mereka sendiri.
c Siswa dalam kelompok harus berpandangan bahwa mereka semua punya tujuan yang sama.
d Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sesuai diantara kelompoknya.
e Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani kelompok.
15
Pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajarnya. b Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan
rendah. c Bilamana mungkin anggota kelompok dibentuk dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin yang berbeda-beda.
d Penghargaan lebih diutamakan pada kelompok daripada perorangan.
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan positif diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas belajar berpusat
pada siswa dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan saling mendukung dalam memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar
yang efektif, siswa lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir tingkat tinggi serta mampu membangun hubungan interpersonal. Model
pembelajaran kooperatif memungkinkan semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar.
2.5 Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD