Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Jenjang pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Penyelenggaraan pendidikan di sekolah dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran dinyatakan dengan skor atau nilai. Hasil belajar peserta didik merupakan alat untuk mengetahui seorang peserta didik mengalami perubahan atau tidak dalam belajar. Hasil belajar peserta didik merupakan indikator keberhasilan proses belajar mengajar, karena dengan adanya hasil belajar yang baik dapat menunjukkan apakah materi pelajaran yang diberikan oleh guru dapat dipahami peserta didik dengan baik. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika di SMP Negeri 23 Semarang, hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika sekitar 30 mendapatkan nilai rendah. Salah satu faktor yang kemungkinan mempengaruhi hasil belajar peserta didik adalah sikap peserta didik dan motivasi belajar peserta didik. Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek, dan sikap terhadap objek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif Slameto, 2010: 188. Begitu pula dalam hal belajar, sikap peserta didik selalu berkaitan dengan hasil belajar yang akan diperolehnya. Peserta didik akan bersikap positif terhadap pelajaran matematika, jika peserta didik merasa bahwa pelajaran matematika mempunyai manfaat, dan sebaliknya, peserta didik akan bersikap negatif terhadap pelajaran matematika, jika pelajaran matematika dianggap tidak bernilai atau tidak bermanfaat. Selain sikap peserta didik, motivasi belajar peserta didik merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Betapa pentingnya motivasi dalam belajar, karena keberadaannya sangat berarti bagi perbuatan belajar. Selain itu, motivasi merupakan pengarah untuk perbuatan belajar kepada tujuan yang jelas yang diharapkan dapat dicapai Uno, 2006: 23. Di SMP Negeri 23 Semarang, umumnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, terutama guru matematika yaitu dengan metode ekspositori. Sebenarnya guru matematika juga terkadang melakukan kegiatan berkelompok untuk menyampaikan konsep-konsep materi tersebut. Tujuan dari kerja kelompok hanya untuk menyelesaikan tugas. Kegiatan belajar mengajar tersebut biasanya hanya didominasi oleh peserta didik yang pandai, sementara peserta didik yang kemampuannya rendah kurang berperan dalam mengerjakan tugas kelompok. Di samping itu juga, peserta didik tidak dilatih untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan menghargai pendapat orang lain. Akibat cara kerja kelompok seperti ini menyebabkan peserta didik yang kemampuannya kurang memperoleh hasil belajar yang tetap rendah dan adanya kesenjangan yang terlalu jauh antara hasil belajar peserta didik yang pandai dengan hasil belajar peserta didik yang kurang pandai. Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan salah satu proses pendidikan yang bertujuan untuk membawa keadaan baru yang lebih baik. Dalam pembelajaran matematika sebaiknya guru memperhatikan kebermaknaan dalam pembelajaran matematika dengan mengoptimalkan pengetahuan yang dimiliki peserta didik serta kerjasama peserta didik dalam berkelompok. Guru tidak sekadar memberikan pengetahuan kepada peserta didik, tapi guru sebaiknya memfasilitasi peserta didik seperti membangkitkan motivasi peserta didik dan mengarahkan sikap peserta didik sehingga membawa peserta didik pada pemahaman yang lebih tinggi. Untuk itu perlu adanya suatu model pembelajaran yang bisa berperan secara efektif dalam pembelajaran yang bisa mengajar peserta didik dan guru berperan aktif dalam proses penbelajaran di kelas, yaitu melalui kegiatan pembelajaran yang kooperatif. Team Assisted Individualization TAI merupakan salah satu model pembelaran kooperatif. Beberapa ahli menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu peserta didik untuk memahami konsep-konsep, tetapi juga membantu peserta didik menumbuhkan kemampuan kerja sama, berpikir kritis dan mengembangkan sikap sosial peserta didik serta meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan mengarahkan sikap peserta didik positif dalam hal menerima pelajaran matematika. Segitiga merupakan salah satu materi yang ada di kelas VII SMP sederajat kelas VII semester 2. Segitiga merupakan materi yang bersifat geometri. Untuk itu perlu suatu alat peraga alat bantu pembelajaran agar materi segitiga lebih mudah dipahami peserta didik. Berdasarkan uraian di atas, peneliti perlu untuk mengadakan penelitian berjudul “PENGARUH SIKAP DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 23 SEMARANG DALAM MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN BANTUAN ALAT PERAGA PADA MATERI SEGITIGA”.

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI.

0 1 38

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET PADA PESERTA DIDIK KELAS VII G SMP N 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

0 0 18

Pengaruh Model Pembelajaran Konstruktivis-Metakognitif terhadap Hasil Belajar Kognitif dan Retensi Peserta Didik IMG 20151207 0018

0 0 1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR KOQNITIF PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN.

0 0 2

PENGARUH MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PESERTA DIDIK KELAS V

0 0 10

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 2 PATALASSANG KABUPATEN GOWA TAHUN AJARAN 20152016

0 0 128

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PPKn PESERTA DIDIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 3 PURWOKERTO SEMESTER GASAL TAHUN PEMBELAJARAN 20142015

0 0 18

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI PESERTA DIDIK - Repository UNRAM

0 0 9