Penyebaran Jati Jati Tectona Grandis Linn. f., Sifat Umum Tanaman dan Penyebarannya

Pohon jati Tectona grandis Linn. f. dapat tumbuh selama ratusan tahun dengan ketinggian 40-45 meter dan diameter 1,8-2,4 meter. Namun, pohon jati rata-rata mencapai ketinggian 9-11 meter, dengan diameter 0,9-1,5 meter. Pohon jati yang dianggap baik adalah pohon yang bergaris lingkar besar, berbatang lurus, dan sedikit cabangnya. Kayu jati terbaik biasanya berasal dari pohon yang berumur lebih dari 80 tahun Tini, 2002. Daun umumnya besar, bulat telur terbalik, berhadapan, dengan tangkai yang sangat pendek. Daun pada anakan pohon berukuran besar, sekitar 60-70 cm × 80- 100 cm, sedangkan pada pohon tua menyusut menjadi sekitar 15 × 20 cm. Berbulu halus dan mempunyai rambut kelenjar di permukaan bawahnya. Daun yang muda berwarna kemerahan dan mengeluarkan getah berwarna merah darah apabila diremas. Ranting yang muda berpenampang segi empat, dan berbonggol di buku-bukunya Tini, 2002 Bunga majemuk terletak dalam malai besar, 40 cm × 40 cm atau lebih besar, berisi ratusan kuntum bunga tersusun dalam anak payung menggarpu dan terletak di ujung ranting; jauh di puncak tajuk pohon. Taju mahkota 6-7 buah, keputih- putihan, 8 mm, berumah satu Tini, 2002. Buah berbentuk bulat agak gepeng, 0,5 – 2,5 cm, berambut kasar dengan inti tebal, berbiji 2-4, tetapi umumnya hanya satu yang tumbuh. Buah tersungkup oleh perbesaran kelopak bunga yang melembung menyerupai balon kecil Tini, 2002.

2.3.2 Penyebaran Jati

Jati merupakan tanaman asli di sebagian besar jazirah India, Myanmar, Thailand bagian barat, Indo Cina, sebagian Jawa, serta beberapa pulau kecil lainnya di Indonesia, seperti Muna Sulawesi Tenggara. Di luar daerah tersebut, tanaman jati merupakan tanaman asing atau tanaman eksotik pendatang Tini, 2002. Jika dilihat dari penyebarannya, tanaman jati tersebar di garis lintang 9° LS - 25° LU, mulai dari Benua Asia, Afrika, Amerika dan Australia, bahkan sampai ke Selandia Baru. Di Asia, tanaman jati secara alami tersebar di negara-negara Asia Tenggara, Taiwan, India dan Sri Lanka. Di Australia dan Pasifik, ditemukan di Queensland, Kepulauan Fiji, Kepulauan Ryuku, Kepulauan Solomon serta Selandia Baru. Di Afrika, tanaman jati terdapat di Sudan, Kenya, Tanzania, Tanganyika, Uganda, Ghana, Senegal, Nigeria, dan beberapa negara di Afrika Barat. Sementara di Amerika, tanaman jati terdapat di Jamaika, Panama, Argentina, dan Puerto Riko. Jati tersebut tumbuh sebagai tanaman spesifik dan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda Tini, 2002.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BKPH Subah KPH Kendal, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2008. Alasan pemilihan lokasi penelitian di BKPH Subah adalah sebagai berikut: a. Kemudahan akses terhadap kawasan hutan BKPH Subah, karena dilalui oleh jalan Pantura. b. Topografi Bagian Hutan Subah memiliki konfigurasi lapangan datar yang lebih luas dibandingkan Bagian Hutan Kalibodri dan Bagian Hutan Mangkang, sehingga pengumpulan data di lapangan lebih mudah. Bagian Hutan Subah memiliki konfigurasi lapangan 31,4 datar, 37,2 berombak, 23,8 miring dan 7,6 curam berupa jurang, bukit dan lereng. Bagian Hutan Kalibodri memiliki konfigurasi lapangan 16 datar, 37 berombak, 40 miring dan 7 curam. Sedangkan Bagian Hutan Kaliwungu memiliki konfigurasi lapangan 7 datar, 65 berombak, 20 miring dan 8 curam SPH, 1998. c. BKPH Subah memiliki sebaran potensi kelas hutan yang merata. Data sebaran potensi tegakan dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Sebaran Potensi Kelas Hutan BKPH Subah, KPH Kendal No. RPH KU I ha KU II ha KU III ha KU IV ha KU V ha KU VI ha 1 Pucung Kerep 100,4 62,0 104,6 155,8 78,4 75,8 2 Subah 94,6 252,4 136,1 185,8 73,5 0,0 3 Jatisari Selatan 38,0 68,4 66,4 167,9 119,7 36,0 4 Jatisari Utata 108,3 4,0 63,0 177,9 0,0 79,1 Sumber: Rekapitulasi Data Potensi SDH Tahun 2007-2016, KPH Kendal

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan, baik berupa pengukuran langsung maupun informasi dari pihak-pihak terkait. Untuk mengetahui volume dan pertumbuhan pohon dilakukan pengukuran langsung di lapangan. Pengukuran dilakukan dengan mengambil 10 plot contoh pada setiap kelas umur tanaman.