Net Present Value NPV Internal Rate of Return IRR Benefit Cost Ratio BCR

suatu faktor tertentu. Faktor yang digunakan untuk mendiskonto biaya dan keuntungan pada masa yang akan datang dikenal dengan discount rate dan dinyatakan dalam persentase Perkins, 1994. Adapun tingkat discount rate yang digunakan adalah tingkat suku bunga pinjaman rata-rata Bank Umum Indonesia yang berlaku pada saat penelitian.

3.4.2.1 Net Present Value NPV

NPV dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh investasi. Rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut Perkins, 1994: Dimana: Bt = Penerimaan benefit pada tahun ke-t Ct = Biaya cost pada tahun ke-t n = Umur proyek i = Discount Rate Dalam metode NPV terdapat tiga kriteria kelayakan investasi, yaitu: 1. NPV 0, maka proyek menguntungkan dan dapat dilaksanakan 2. NPV = 0, maka proyek tidak untung dan tidak rugi, jadi tergantung pihak manajemen perusahaan 3. NPV 0, maka proyek ini merugikan karena keuntungan lebih kecil dari biaya, jadi lebih baik tidak dilaksanakan atau tidak diteruskan.

3.4.2.2 Internal Rate of Return IRR

IRR adalah nilai discount rate yang membuat NPV dari suatu proyek sama dengan nol. Internal Rate of Return IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen Gittinger, 1986. Rumus yang digunakan dalam menghitung IRR, adalah Perkins, 1994: Dimana: i 1 = Discount Rate yang menghasilkan NPV positif i 2 = Discount Rate yang menghasilkan NPV negatif NPV 1 = NPV yang bernilai positif NPV 2 = NPV yang bernilai negatif Suatu usaha atau kegiatan investasi dikatakan layak jika IRR lebih besar dari tingkat discount rate yang ditentukan. Sebaliknya, jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat discount rate, maka usaha atau kegiatan investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan atau dilanjutkan.

3.4.2.3 Benefit Cost Ratio BCR

BCR merupakan ratio jumlah keuntungan dari suatu proyek terhadap biaya, yang dalam hal ini dipisahkan antara biaya investasi dengan biaya operasionalnya. Secara matematika dapat dijelaskan sebagai berikut Perkins, 1994: Dimana: Bt = Penerimaan benefit pada tahun ke-t Ct = Biaya cost pada tahun ke-t t = Umur proyek i = Discount Rate Suatu usaha dinyatakan layak jika Net BC lebih besar dari satu dan tidak layak jika Net BC lebih kecil dari satu. Jika Net BC sama dengan satu, penyerahan keputusan diserahkan kepada pihak manajemen.

3.5 Asumsi Dasar yang Digunakan

Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam analisis finansial ini adalah sebagai berikut. a. Jangka analisis selama 1 daur pengusahaan hutan tanaman 60 tahun. b. Harga input dan output yang dipakai adalah harga pada saat analisis tahun 2008. c. Biaya transaksi karbon dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu biaya desain, pendaftaran dan validasi; biaya monitoring; biaya verifikasi dan sertifikasi. d. Besarnya biaya transaksi proyek karbon ditetapkan berdasarkan pengalaman penerapan proyek karbon hutan skala kecil sebesar Rp. 518.519;ha dengan kurs US 1 = Rp. 9.300; Milne, 1999. e. Tingkat diskonto yang digunakan adalah sebesar 9,6 rata-rata tingkat suku bunga pinjaman Bank Umum Indonesia di Kota Kendal pada Bulan Maret 2008, yaitu BRI dan BNI.