Penetapan Tingkat Kerawanan Daerah Kejadian Longsor

d. Bentuk Peta Penyajian data dalam bentuk uraian deskriptif, bentuk tabular, bentuk grafik dan diagram dapat dilihat dalam pembahasan sedangkan penyajian data dalam bentuk peta pada dasarnya dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah kartografis yang pada intinya menekankan pada kejelasan informasi tanpa mengabaikan unsur estetika dari peta sebagai sebuah karya seni. Kaidah-kaidah kartografis yang diperlukan dalam pembuatan suatu peta diaplikasikan dalam proses visualisasi data spasial dan penyusunan tata letak layout suatu peta.

4.5 Penetapan Tingkat Kerawanan Daerah Kejadian Longsor

Penetapan tingkat kerawanan daerah kejadian longsor di daerah penelitian didasarkan kepada model pendugaan kawasan rawan tanah longsor oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana GeologiDVMBG 2004. Penetapan tingkat kerawanan daerah kejadian longsor dilakukan dengan cara memberikan bobot atau nilai pada setiap parameter penyebab terjadinya longsor. Pemberian proporsi nilaipembobotan berbeda pada setiap parameter karena diasumsikan bahwa peranan setiap parameter terhadap terjadinya tanah longsor tidak sama, tergantung keperluan dan permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan analisis dari model pendugaan yang dilakukan Tim DVMBG, diketahui bahwa parameter yang berpengaruh tinggi terhadap terjadinya bencana tanah longsor adalah jumlah curah hujan sehingga proporsi nilainya lebih tinggi dari parameter lainnya. Dari semua faktor-faktor penentu parameter kerawanan kejadian tanah longsor didapat suatu persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai kerawanan tanah longsor di suatu kawasan yaitu : Skor = 30 x faktor kelas curah hujan + 20 x faktor kelas geologi + 20 x faktor kelas jenis tanah + 15 x faktor kelas penggunaan lahan + 15 x faktor kelas lereng

4.5.1 Parameter Penyebab Tanah Longsor

Parameter penyebab tanah longsor terbagi ke dalam 5 faktor utama yaitu faktor tanah, faktor geologi, faktor penggunaan lahan, faktor curah hujan tipe iklim, dan faktor lereng. Urutan pemberian skor berdasarkan dari peranan masing-masing variabel terhadap terjadinya longsor dimana semakin tinggi nilai skor maka semakin besar pengaruhnya terhadap kejadian longsor. Perincian penetapan skor dan bobot dapat dilihat pada Tabel 5 . Tabel 5. Bobot dan skor parameter pemicu longsor PARAMETER SKOR BOBOT FAKTOR TANAH 0,3 JENIS TANAH V1 Gabungan latosol coklat dan latosol kemerahan 1 V2 Kompleks latosol merah kekuningan latosol coklat kemerahan dan litosol 2 TEKSTUR TANAH V3 Lempung-Liat 1 V4 Lempung liat Berpasir 2 KEPEKAAN EROSI V5 Tidak Erosi 1 V6 Erosi 2 KETEBALAN TANAH V7 0-10 m 1 V8 10 – 20 m 2 V9 20 – 30 m 3 V10 30 m 4 PENGGUNAAN LAHAN 0,15 TUTUPAN VEGETASI Tegakan Campuranperkebunan 1 Semak Belukar 2 Kebun Campuran 3 Tak bervegetasigundul 4 KONDISI KEBUN CAMPURAN Dengan Tanaman Keras 1 Tanpa Tanaman Keras 2 TIPE INFRASTRUKTUR Pemukiman 1 Jalan 2 BANGUNAN KONSERVASI Bronjong penahan 1 Saluran air 2 Pembuatan teras 3 Tidak ada 4 FAKTOR LERENG 0,15 KEMIRINGAN LERENG 0-8 1 8 – 15 2 15-25 3 25-40 4 40 5 KONDISI PERBUKITAN BENTANG LAHAN Datar 0-3 1 Berombak 3-8 2 Bergelombang 8-15 3 Berbukit 15-30 4 Bergunung 30 5 KONDISI GEOLOGI 0,2 JENIS BATUAN Bahan Volkanik Qvk, Qvsl, Qvu dll 1 Bahan Sedimen Tmn, Tmj, Tmb, Tmbl, Tmtb 2 KEJADIAN LONGSOR SEBELUMNYA Tidak Pernah 1 Pernah 2 FAKTOR CURAH HUJAN TIPE IKLIM 0,3 Tipe Iklim Kering CH 1.000 – 2.000 mmtahun 1 Tipe Iklim Sedang CH 2.000 – 2.500 mmtahun 2 Tipe Iklim Basah CH 2.500 – 3.000 mmtahun 3 Tipe Iklim Sangat Basah CH 3. 000 mmtahun 4 Sumber : Sitorus 2006; Rejekiningrum 2007; Subhan 200 Tabel 6. Parameter Penduga Longsor yang Diamati Indikator Parameter Skor Ket. Jenis Tanah V1 Gabungan latosol coklat dan latosol kemerahan 1 Data Peta V2 Kompleks latosol merah kekuningan latosol coklat kemerahan dan litosol 2 Tektur Tanah V3 Lempung-Liat 1 PL V4 Lempung liat Berpasir 2 Kondisi Erosi V5 Tidak Erosi 1 Data Peta V6 Erosi 2 Ketebalan tanah V7 0-10 m 1 PL V8 10 – 20 m 2 V9 20 – 30 m 3 V10 30 m 4 Tutupan Vegetasi V11 Tegakan Campuran 1 PL V12 Semak Belukar 2 V13 Kebun Campuran 3 V14 Lahan KosongLap. Rumput 4 Kebun campuran V15 Dengan tanaman keras 1 PL V16 Tanpa tanaman keras 2 Tipe Infrastruktur V17 Pemukiman 1 PL V18 Jalan 2 Bangunan Konservasi Tanah dan Air V19Bronjong penahan 1 PL V20 Saluran air 2 V21 Pembuatan teras 3 V22 Tidak ada 4 Kemiringan Lereng V23 0-8 1 PL V24 8-15 2 V25 15-25 3 V26 25-40 4 V27 40 5 Kondisi Perbukitan V28Datar 1 PL V29 Berombak 2 V30 Bergelombang 3 V31 Berbukit 4 V32 Bergunung 5 Jenis Batuan V33 Batuan Gunung Api 1 Data Peta V34 Batuan Sedimen 2 Sejarah Kejadian Longsor V35 Tidak Pernah 1 Wa V36 Pernah 2 Kondisi Cuaca curah hujan V37 Kering 1 Data Peta V38 Sedang 2 V39 Basah 3 V 40 Sangat Basah 4 Ket : Data Peta : Hasil Pengolahan Peta Digital berbagai layer PL : Pengamatan atau pengujian lapangan Wa : Wawancara BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak dan Luas