keadaan x = 0. Standard error dari logit disebut ASE Assymtotic Standard Error.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Sebagai akibat pertambahan jumlah penduduk yang cepat, namun tidak diikuti dengan persebaran penduduk yang merata. Menyebabkan di pulau yang
padat penduduknya terjadi kelebihan tenaga kerja yang mengakibatkan sebagian besar penduduk menganggur, sementara di pulau yang lain terjadi pengangguran
sumberdaya alam karena tenaga kerja pengelola kurang. Dampak dari masalah tersebut berakibat pada usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan
masyarakat. Salah satu kebijaksanaan pemerintah dalam mengatasi masalah di atas melalui program transmigrasi.
Pemerintah berupaya memindahkan penduduk dari daerah yang padat penduduk dalam hal ini adalah Pulau Jawa akan dipindahkan ke daerah tujuan
transmigrasi yang pada umunya masih jarang penduduk seperti Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Kalimantan Timur,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Lampung, Papua, dan Sulawesi Tenggara.
Propinsi Lampung sebagai salah satu daerah tujuan transmigrasi, memiliki potensi sumberdaya alam yang cukup baik untuk dikelola atau dikembangkan oleh
transmigran diantaranya sektor perkebunan dengan tanaman dominan seperti kopi, cengkeh, dan lada. Sedangkan di sektor pertanian seperti padi, jagung, dan sayur-
sayuran. Jika dilihat dari ketersediaan air sebagai syarat mutlak yang harus terpenuhi untuk kelangsungan hidup manusia, maka daerah Way Terusan SP.1,
Way Terusan SP.2, Mesuji Atas SP.13, dan Legundi memiliki potensi air yang cukup memenuhi syarat sebagai sumber air.
Program transmigrasi ini pada dasarnya dikaitkan dengan pembangunan daerah, mengurangi kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan meratakan
penyebarannya, menunjang usaha perluasan kesempatan kerja, meratakan pembagian pendapatan dan meratakan penyebaran pembangunan. Dengan
demikian, program transmigrasi diharapkan akan terjadi peningkatan pendapatan transmigran, sehingga dapat mengurangi kemiskinan dengan meningkatkan taraf
hidup masyarakat. Keberhasilan program transmigrasi dapat dilihat dari tingkat pendapatan
dan kesejahteraan transmigran. Dalam penelitian ini pendapatan dihitung berdasarkan pendekatan pengeluaran rumahtangga dalam satuan kg setara beras.
Sedangkan, Analisis tingkat kesejahteraan dapat dilihat secara subjektif dan objektif. Analisis secara subjektif dari persepsi masyarakat transmigran terhadap
tingkat kesejahteraan dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan secara objektif berdasarkan KEP. 06MEN1999 yaitu dengan menganalisis indikator
kesejahteraan pendapatan, tingkat pelayanan, kesehatan prevalensi penyakit, angka partisipasi pendidikan, dan angka melek huruf. Terkait dengan
kesejahteraan transmigran tersebut, maka dalam penelitian ini juga akan menganalisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan dengan
analisis regresi logit. Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian, dibuat alur berpikir yang dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional Program Transmigrasi
UPT Propinsi Lampung selama Tahun Bina Way Terusan SP.1, Way Terusan SP. 2, Mesuji
Atas SP.13, dan Legundi
Analisis Tingkat Pendapatan Transmigran
Analisis Tingkat Kesejahteraan
Pendekatan Pengeluaran Rumahtangga
Indikator kesejahteraan: • Pendapatan
• Tingkat pelayanan • Kesehatan
Prevalensi penyakit • Angka partisipasi
pendidikan • Angka melek huruf
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kemiskinan
Keberhasilan Program Transmigrasi, dilihat dari:
• Peningkatan Pendapatan • Tercapainya Kesejahteraan
Penduduk Persepsi
transmigran terhadap tingkat
kesejahteraan
3.3 Hipotesis