Pengaruh Stock Split dan Financial Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

(1)

SKRIPSI

PENGARUH STOCK SPLIT DAN FINANCIAL RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA PERIODE 2011-2013

OLEH

MANDA ANANDA DOLY SIREGAR

110503172

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “Pengaruh Stock Split dan Financial Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013” adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dipublikasikan dan diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penelitian Skripsi Program Strata I Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 17 Juni 2015

Manda Ananda Doly Siregar NIM: 110503172


(3)

ABSTRAK

PENGARUH STOCK SPLIT DAN FINANCIAL RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA PERIODE 2011-2013

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah stock split, current ratio, return on asset, net profit margin dan earning per share berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013..

Populasi penelitian yaitu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 507 perusahaan. Sampel dipilih menggunakan metode purposive sampling yang menghasilkan 34 perusahaan sampel. Data diolah dengan uji koefisien determinasi, uji F dan uji t untuk seluruh hipotesis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan stock split, current rati, return on assets, net profit margin, dan earning per share memiliki pengaruh terhadap harga saham tetapi secara parsial current ratio, return on assets, dan net profit margin tidak berpengaruh terhadap harga saham sedangkan variabel stock split dan earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan yang melakukan stock split yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.

Kata kunci : Stock Split, Current Ratio, Return on Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Harga Saham.


(4)

ABSTRACT

EFFECT OF STOCK SPLIT AND FINANCIAL RATIO ON STOCK PRICE IN COMPANY LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE

FOR THE PERIOD 2011-2013

This research aimed to know the influence of stock split, current ratio, return on assets, net profit margin, and earning per share that either simultaneously or partially affect stock price of company listed on Indonesia Stock Exchange in 2013-2014.

Population of this research was 507 company listed on Indonesia Stock Exchange from 2011 to 2013. The samples were selected using purposive sampling method and produces 34 samples. Data was processed by coefficient of determination test, F test and t test for all hypothesis.

The result of this research showed that stock split, current ratio, return on assets, net profit margin and earning per share simultaneously influence stock price but partially current ratio, return on assets and net profit margin that negatively affect stock price while stock split and earning per share has a positive and significant influence of stock price of company listed on Indonesia Stock Exchange for period 2011-2013.

Keywords : Stock Split, Current Ratio, Return on Assets, Net Profit Margin Earning Per Share, Stock Price.


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang tiada henti dirasakan penulis hingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Stock Split dan Financial Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak secara langsung dan tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak., CPA selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., CA selaku Dosen Penguji

dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Firman Syarief, M.Si., Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.Si., Ak. Selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Mutia Ismail, S.E., M.M., Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Bapak Drs. Syahrul Rambe, Ak., M.M. selaku Dosen Penguji dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak. selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.

5. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Alm. Hasanuddin Siregar dan Ibunda Masdalena Nasution yang selalu memberikan semangat, kasih sayang, dan doa kepada penulis. Untuk abang dan adik penulis, Hana Maulana Siregar dan Fahri Jogi Maulana yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan


(6)

skripsi ini. Untuk kakak penulis, Endang, yang selalu memberikan support dan doanya kepada penulis.

6. Sahabat penulis, Ahmad Zuhrie, Widhy Arvita, Josua Gordon, Mauritz Pola, Fauzan Mirzaldi, Ferdinan, dan Harry Chrismanuel yang selalu memberikan bantuan, semangat, keceriaan, dan doa untuk penulis. Teman-teman seperjuangan di HMA FEB USU dan stambuk 2011 yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyajian skripsi ini, sehingga kritik dan saran sangat diharapkan. Akhir kata, penulis mengharapkan skripsi ini bermanfaat bagi pembacanya.

Medan, 17 Juni 2015

Penulis,

Manda Ananda Doly Siregar NIM: 110503172


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Landasan Teori ... 10

2.1.1. Pasar Modal ... 10

2.1.2. Efficient Market Hypothesis ... 12

2.1.3. Saham ... 14

2.1.4. Teori Random Walk ... 17

2.1.5. Teori Elliot Wave ... 17

2.1.6. Jenis-Jenis Saham ... 18

2.1.7. Pemecahan Saham (Stock Split) ... 19

2.1.8. Analisis Laporan Keuangan ... 23

2.1.9. Rasio Keuangan (Financial Ratio) ... 25


(8)

2.1.9.2. Return On Assets (ROA) ... 26

2.1.9.3. Net Profit Margin (NPM... 27

2.1.9.4. Earning Per Share (EPS)... 27

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 27

2.3. Kerangka Konseptual ... 32

2.4. Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1. Desain Penelitian ... 37

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 41

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 42

3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 42

3.5.1. Variabel Dependen... 42

3.5.2. Variabel Independen ... 43

3.6. Metode Analisis Data ... 46

3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 46

3.6.2. Uji Asumsi Klasik ... 46

3.6.3. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 49

3.6.3.1. Pengujian Hipotesis (H1) ... 49

BAB IV METODE PENELITIAN ... 52

4.1. Hasil Penelitian ... 52

4.1.1. Statistik Deskriptif ... 52

4.1.2. Uji Asumsi Klasik ... 54

a. Uji Normalitas Data ... 54

a.1. Uji Normalitas Sebelum Transformasi ... 54

a.2. Uji Normalitas Sesudah Transformasi Pertama ... 57


(9)

b. Uji Multikolinearitas ... 62

c. Uji Heterokedastisitas ... 63

d. Uji Autokorelasi ... 64

4.2. Pengujian Hipotesis ... 65

4.2.1. Pengujian Hipotesis ... 65

a. Uji Koefisien Determinasi ... 65

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 66

c. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 67

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

5.1. Kesimpulan ... 72

5.2. Saran ... 73


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu ... 29

Tabel 3.2 Daftar Perusahaan yang Melakukan Stock Split ... 39

Tabel 3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 45

Tabel 3.4 Tabel Durbin Watson ... 49

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 52

Tabel 4.2 Tabel One Sample Kolmogorov Smirnov Test ... 57

Tabel 4.3 Tabel One Sample Kolmogorov Smirnov Test Transformasi ... 60

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Multikolinearitas Setelah Transformasi Kedua ... 63

Tabel 4.5 Durbin Watson ... 65

Tabel 4.6 Uji Koefisien Determinasi ... 65

Tabel 4.7 Hasil Uji F ... 66


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 32

Gambar 4.1 Normal P-Plot Sebelum Transformasi ... 55

Gambar 4.2 Grafik Histogram Sebelum Transformasi ... 56

Gambar 4.3 Normal P-Plot Sesudah Transformasi Pertama ... 58

Gambar 4.4 Grafik Histogram Sesudah Transformasi Pertama ... 59

Gambar 4.5 Normal P-Plot Sesudah Transformasi Kedua ... 61

Gambar 4.6 Grafik Histogram Sesudah Transformasi Kedua ... 62


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Populasi Penelitian ... 77

Lampiran 2 Data Variabel Penelitian (Lanjutan) ... 98

Lampiran 3 Statistik Deskriptif ... 99

Lampiran 4 Tabel F ... 100


(13)

ABSTRAK

PENGARUH STOCK SPLIT DAN FINANCIAL RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA PERIODE 2011-2013

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah stock split, current ratio, return on asset, net profit margin dan earning per share berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013..

Populasi penelitian yaitu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 507 perusahaan. Sampel dipilih menggunakan metode purposive sampling yang menghasilkan 34 perusahaan sampel. Data diolah dengan uji koefisien determinasi, uji F dan uji t untuk seluruh hipotesis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan stock split, current rati, return on assets, net profit margin, dan earning per share memiliki pengaruh terhadap harga saham tetapi secara parsial current ratio, return on assets, dan net profit margin tidak berpengaruh terhadap harga saham sedangkan variabel stock split dan earning per share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan yang melakukan stock split yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.

Kata kunci : Stock Split, Current Ratio, Return on Assets, Net Profit Margin, Earning Per Share, Harga Saham.


(14)

ABSTRACT

EFFECT OF STOCK SPLIT AND FINANCIAL RATIO ON STOCK PRICE IN COMPANY LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE

FOR THE PERIOD 2011-2013

This research aimed to know the influence of stock split, current ratio, return on assets, net profit margin, and earning per share that either simultaneously or partially affect stock price of company listed on Indonesia Stock Exchange in 2013-2014.

Population of this research was 507 company listed on Indonesia Stock Exchange from 2011 to 2013. The samples were selected using purposive sampling method and produces 34 samples. Data was processed by coefficient of determination test, F test and t test for all hypothesis.

The result of this research showed that stock split, current ratio, return on assets, net profit margin and earning per share simultaneously influence stock price but partially current ratio, return on assets and net profit margin that negatively affect stock price while stock split and earning per share has a positive and significant influence of stock price of company listed on Indonesia Stock Exchange for period 2011-2013.

Keywords : Stock Split, Current Ratio, Return on Assets, Net Profit Margin Earning Per Share, Stock Price.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pasar modal sangat penting bagi perekonomian negara. Hal ini karena pasar modal dapat menjalankan dua fungsi yakni fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Menurut Fakhruddin (2001) dalam penelitian Handono (2011), sebagai fungsi ekonomi pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal ini, maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return). Sebaliknya, pihak yang memerlukan dana dalam hal ini perusahaan dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi. Pasar modal dikatakan mempunyai fungsi keuangan karena pasar modal memberikan peluang dan kesempatan untuk memperoleh imbalan bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

Dengan demikian, pasar modal menjadi sarana perusahaan untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang dengan menjual instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal (Bursa Efek Indonesia) yaitu saham. Alasan utama seseorang ataupun perusahaan membuat keputusan untuk


(16)

berinvestasi saham pada suatu perusahaan adalah seberapa besar return (Capital Gain) yang didapat, dan tentunya hal ini menjadi pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan suatu investasi.

Dalam berinvestasi, informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi investor dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pemilihan portofolio investasi yang paling menguntungkan dengan tingkat resiko tertentu. Informasi dapat mengurangi ketidakpastian yang terjadi sehingga keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Informasi dianggap bernilai apabila keberadaan informasi tersebut menyebabkan investor melakukan transaksi di pasar modal dan hal tersebut terlihat dalam perubahan harga saham. Banyak sekali informasi yang dapat diperoleh investor dalam pasar modal, baik informasi yang bersifat publik maupun informasi yang bersifat pribadi. Beberapa informasi yang ada adalah pengumuman stock split atau pemecahan saham dan financial ratio atau rasio keuangan seperti current ratio, return on assets, net profit margin, dan earning per share.

Salah satu penyebab terjadinya stock split atau pemecahan saham adalah terlalu tingginya harga saham sehingga menyebabkan kemampuan investor untuk membeli saham perusahaan yang bersangkutan menjadi berkurang dan berdampak langsung kepada berkurangnya volume perdagangan. Saat ini pasar modal di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Terlihat dari semakin bertambahnya perusahaan go public yang terdaftar di


(17)

bursa saham dan semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang terlibat di dunia pasar modal. Harga saham yang sudah terlalu tinggi tentu menghambat keterlibatan masyarakat yang tidak memiliki modal yang besar, sehingga perusahaan perlu membuat sebuah action yaitu pengumuman stock split atau pemecahan saham. Stock split adalah aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan publik untuk menaikkan jumlah saham yang beredar (Brigham dan Gapeski, 1994). Maka dari itu, stock split tidak akan menambah kekayaan pemegang saham karena hanya jumlah saham yang meningkat sedangkan harga saham menurun secara proporsional.

Pada dasarnya ada dua stock split yang dapat dilakukan yaitu split up

(pemecahan naik) dan split down (pemecahan turun). Split up adalah penurunan

nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar

saham yang beredar. Sedangkan split down adalah peningkatan nilai nominal per

lembar saham yang mengakibatkan berkurangnya jumlah lembar saham yang

beredar. Dengan adanya split up atau split down, saldo modal tidak berubah, yang

berubah hanya lembar saham yang beredar. Dengan demikian, sebenarnya stock

split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain stock split tidak mempunyai nilai ekonomis (Hartono, 2000).

Riyadi dan Andrefa (2013) menganalisis dampak stock split terhadap harga,

volume, dan keputusan investasi pada saham. Penelitian tersebut menunjukkan pertama bahwa terdapat perbedaan tingkat harga saham saat sebelum dan sesudah stock split, kedua menunjukkan terdapat perbedaan volume pada saat sebelum dan


(18)

sesudah kegiatan stock split, dan ketiga menunjukkan perbedaan ketertarikan berinvestasi pada saham perusahaan. Dan hasil ketiga pengujian hipotesis tersebut

dapat terlihat bahwa kegiatan stock split yang dilakukan perusahaan memiliki

dampak positif terhadap tingkat harga, volume, dan keputusan investasi investor

pada saham perusahaan. Faris (2012) meneliti pengaruh pengumuman pemecahan

saham (stock split) terhadap harga saham dan volume perdagangan saham pada

perusahaan go public yang terdaftar di BEI tahun 2006-2011. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara sebelum

pengumuman pemecahan saham (stock split) dengan setelah pengumuman

pemecahan saham (stock split) terhadap harga saham dan volume perdagangan

saham. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa pengumuman

pemecahan saham (stock split) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga

saham dan volume perdagangan saham.

Sedangkan penelitian Sari (2010) tentang pengaruh pemecahan saham (stock

split) terhadap perubahan harga saham dan likuiditas saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menunjukkan hasil penilitian bahwa pemecahan saham tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham, pemecahan saham berpengaruh negatif terhadap likuiditas

saham (bid ask spread) secara signifikan, dan pemecahan saham tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap naik turunnya likuiditas saham (Trading


(19)

Perubahan harga saham ditentukan oleh kinerja perusahaan yang

mengeluarkan saham. Selain stock split, rasio keuangan merupakan informasi yang

harus dimiliki oleh investor sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Penilaian kinerja keuangan perusahaan oleh investor adalah langkah awal dan paling penting agar mendapatkan saham yang paling menguntungkan sehingga bisa menganalisa kemampuan perusahaan penerbit saham (emiten) memberikan pendapatan bagi pemegang sahamnya. Cara yang paling populer untuk mengetahui kinerja emiten adalah menganalisa laporan keuangan. Robert dan Ang (1997) menyatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu aspek yang fundamental mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilakukan berdasarkan analisis rasio keuangan perusahaan dalam suatu periode. Pada penelitian kali ini, rasio

keuangan yang digunakan adalah Current Ratio (CR), Return On Assets (ROA),

Net Profit Margin, dan Earning Per Share (EPS).

Saat ini, informasi rasio keuangan dapat dengan mudah diperoleh investor

karena perusahaan yang go public memiliki tanggung jawab untuk menyediakan

informasi kepada para pemegang saham dan masyarakat umum tentang aktivitas perusahaan. Laporan keuangan yang diterbitkan juga harus memuat tentang informasi keuangan yang dapat digunakan oleh masyarakat umum untuk mengambil keputusan ekonomi untuk perusahaan tersebut. Rasio keuangan dapat memberikan indikator yang baik bagi para investor untuk dianalisis. Analisis rasio keuangan berdasarkan pada data historis bertujuan untuk memberikan indikasi


(20)

kinerja perusahaan di masa depan. Dengan menggunakan informasi dari rasio keuangan, investor dapat melakukan prediksi keuntungan saham dan harga saham.

Adanya keterkaitan antara rasio keuangan dengan harga saham juga dinyatakan oleh Prasetya (2009) yang menganalisis pengaruh variabel kinerja keuangan terhadap saham pada perusahaan perkebunan yang terdaftar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel kinerja keuangan yang diwakili oleh ROA, ROE, EPS, dan TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengajuan ROA, ROE, EPS, dan TATO secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Penelitian oleh Chandra (2013) yang meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial hanya Total Assets Turnover yang tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pengujian secara simultant menunjukkan Return on Assets, Total Assets Turnover, Earning Per Share, dan Price to Book Value berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Dan penelitian oleh Harfani (2014) yang menganalisis pengaruh Current

Ratio, Longterm Debt Equity, Total Assets Turnover, dan Return on Asset, terhadap

harga saham pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI Tahun

2010-2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel Current Ratio (CR) atau X1, Longterm Debt Equity Ratio (LtDER) atau X2, Total Assets Turnover (TATO) atau X3 tidak berpengaruh signifikan terhadap harga


(21)

saham pada perusahaan real estate dan properti yang ada di BEI. Secara simultan Current Ratio (CR) atau X1, Longterm Debt Equity Ratio (LtDER) atau X2, Total Assets Turnover (TATO) atau X3, dan Return On Asset (ROA) atau X4 berpengaruh

secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan real estate dan property

yang ada di BEI.

Hasil-hasil penelitian mengenai pengaruh stock split atau pemecahan saham terhadap harga saham serta pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham yang ditunjukkan peneliti sebelumnya masih banyak terjadi perbedaan, artinya ada sebagian peneliti menyimpulkan bahwa pemecahan saham tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, namun ada sebagian peneliti yang menyimpulkan bahwa pemecahan saham ternyata mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Begitu pula yang terjadi dengan penelitian tentang pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham. Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini mengambil judul “PENGARUH STOCK SPLIT DAN FINANCIAL RATIO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013”


(22)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Apakah stock split, current ratio, return on asset, net profit margin dan earning per share berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk : Untuk mengetahui apakah stock split, current ratio, return on asset, net profit margin dan earning per share berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Peneliti, menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai pengaruh stock split dan financial ratio terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.

2. Investor, hasil penelitian ini dapat menjadi informasi untuk kegiatan pengambilan keputusan dalam berinvestasi di pasar modal.


(23)

3. Akademisi, penelitian ini diharapkan mampu menjadi value added untuk perkembangan ilmu akuntansi dan memperluas wawasan tentang investasi.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pasar Modal

Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal, yang dimaksud dengan pasar modal adalah suatu pasar yang mempunyai kegiatan melakukan penawaran umum dan perdagangan efek yang melibatkan perusahaan publik serta lembaga yang berkaitan dengan efek. Di Indonesia, pasar modal diatur oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) di bawah Kementerian Keuangan dan dikelola oleh pihak swasta dan pemerintah.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001) peran dan manfaat pasar modal antara lain:

1. Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien. Investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang baru ditawarkan ataupun yang diperdagangkan di pasar modal. Sebaliknya, perusahaan dapat memperoleh dana yang dibutuhkan dengan menawarkan instrumen keuangan jangka panjang melalui pasar modal tersebut.

2. Pasar modal sebagai alternatif investasi.

Pasar modal memudahkan alternatif berinvestasi dengan memberikan keuntungan dengan sejumlah resiko tertentu.

3. Memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik. Perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek yang baik, sebaiknya tidak hanya dimiliki oleh sejumlah orang-orang tertentu saja, karena penyebaran kepemilikan secara luas akan mendorong perkembangan perusahaan menjadi lebih transparan. 4. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional dan transparan.

Keikutsertaan masyarakat dalam kepemilikan perusahaan mendorong perusahaan untuk menerapkan manajemen secara lebih profesional,


(25)

efisien dan berorientasi pada keuntungan, sehingga tercipta suatu

kondisi “good corporate governance” serta keuntungan yang lebih baik bagi para investor.

5. Peningkatan aktivitas ekonomi nasional.

Dengan keberadaan pasar modal, perusahaan-perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana, sehinggaakan mendorong perekonomian nasional menjadi lebih maju, yang selanjutnya akan menciptakan kesempatan kerja yang luas, serta meningkatkan pendapatan pajak bagi pemerintah.

Menurut Handono (2011), pengertian pasar modal dalam arti luas:

1. Pasar modal adalah pasar modal merupakan keseluruhan sistem keuangan yang terorganisasi termasuk bank-bank komersil dan semua perantara di bidang keuangan serta surat-surat berharga jangka panjang dan pendek.

2. Pasar modal adalah semua pasar yang terorganisir dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari satu tahun) termasuk saham, obligasi, hipotek, tabungan, serta deposito berjangka.

Tujuan utama dari pasar modal adalah untuk menjembatanialiran dana dari pihak yang memiliki dana (investor) dengan pihak perusahaan yang memerlukan dana (untuk memperlebar usaha ataupun untuk memperbaiki struktur modal usaha). Untuk masalah di Indonesia, cakupan tujuan dan misi yang diemban oleh pasar modal Indonesia bersifat lebih luas, sesuai dengan idealisme bangsa Indonesia yang menjalankan perekonomian berasaskan kekeluargaan.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut ada tiga aspek mendasar yang ingin dicapai pasar modal Indonesia, yaitu:

1. Mempercepat proses perluasan partisipasi masyarakat dalam pemilikan saham-saham perusahaan.


(26)

2. Pemerataan pendapatan masyarakat melalui pemilikan saham. 3. Menggairahkan masyarakat dalam mengerahkan dan

penghimpunan dana untuk digunakan secara produktif.

Pasar modal memang merupakan produk dari sistem perekonomian kapitalis, sedangkan tujuan didirikannya pasar modal di Indonesia sudah disipi muatan idealisme. Pasar modal di Indonesia diharapkan mampu menjadi wadah sumber dana dari masyarakat (investor) bagi perusahaan, sehingga nantinya kredit sektor perbankan dapat dialihkan untuk pembiayaan industri kecil dan menengah.

Perusahaan yang menjual saham dalam melakukan penawaran bisa melalui primary issue. Untuk melakukan primary issue perusahaan memerlukan bantuan investment banker (underwriter), yang membantu proses penjualan saham baru. Prosesnya adalah saham dibeli oleh underwriter sebagai penjamin, kemudian bersama issuer melakukan initial public offering (IPO) yaitu menjual saham pertama kali kepada investor publik di primary market. Jika investor memperdagangkan sahamnya, mereka bisa menjualnya di secondary market (bursa efek). Di secondary market, investor publik dapat melakukan jual beli saham melalui broker. Perusahaan dapat melakukan secondary offering dan dilaksanakan dalam secondary market (Harto, 2007).

2.1.2. Effecient Market Hypothesis

Pasar modal di Indonesia yang berkembang dengan pesat mendapat tanggapan positif dari para investor dan perusahaan yang membutuhkan dana dari pasar modal. Dalam efficient market hypothesis (EMH) (Bodie, Kane dan Marcus: 2005) dikatakan bahwa harga saham atau sekuritas yang terdaftar di pasar seharusnya sudah mencerminkan segala informasi yang tersedia atau relevan dengan segera. Jadi semakin cepat terjadi reaksi atas suatu informasi


(27)

maka akan semakin mnenunjukkan bahwa pasar tersebut semakin efisien. Informasi yang relevan bisa berupa good news ataupun bad news. Good news berarti pasar dalam keadaan efisien dan realized return lebih tinggi dari expected return sedangkan bad news berarti muncul keragu-raguan akan prospek perusahaan ke depan.

Secara teorikal pasar modal yang efisien dibedakan kedalam tiga kategori sebagai berikut:

1. Hipotesis Pasar Modal Bentuk Lemah (The Weak Form Efficient Market) yaitu suatu pasar dimana harga merefleksikan semua informasi harga historis. Harga saham sekarang dipengaruhi oleh harga saham masa lalu, lebih lanjut informasi masa lalu dihubungkan dengan harga saham untuk membantu menentukan harga saham sekarang.

2. Hipotesis Pasar Modal Setengah Kuat (Semi-strong Form Efficient Market Hypothesis) yaitu harga saham pada suatu pasar modal menggambarkan semua informasi yang dipublikasikan sampai ke masyarakat keuangan. Tujuannya adalah untuk meminimalkan ketidaktahuan mengenai operasi perusahaan yang dmaksudkan untuk menjelaskan dan menggambarkan kebenaran nilai dari suatu institusi.

3. Hipotesis Pasar Modal Bentuk Kuat (The Strong Form Efficient Market Hypothesis) yaitu konsep pasar efisien bentuk kuat


(28)

mengandung arti bahwa semua informasi direfleksikan dalam harga saham, baik informasi yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan (non-public atau private information).

Dalam pasar modal, surat-surat berharga yang diperjualbelikan disebut sekuritas. Dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995. Efek adalah surat berharga berupa surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak, investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivatif dari efek.

2.1.3. Saham

Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan modal pada suatu perusahaan perseroan terbatas dengan manfaat yang dapat diperoleh berupa dividen, capital gain dan manfaat non finansial seperti hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan. Abdullah (2010) mendefinisikan saham sebagai surat berharga yang dapat dibeli atau dijual serta dapat dijadikan tanda penyertaan modal dan bukti kepemlikan oleh perorangan atau lembaga atas perusahaan penjual saham tersebut dalam bentuk selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah perusahaan penerbit kertas tersebut.

Saham dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Sulistiyastuti (2002) dalam Handono (2011) mengemukakan bahwa saham biasa (common stock) atau sering disebut


(29)

saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau kepemilikan individu maupun institusi atas suatu perusahaan. Kepemilikan saham mencerminkan kepemilikan atas suatu perusahaan karena saham adalah sekuritas yang bersifat ekuitas. Berbeda dengan obligasi, saham tidak memiliki jangka waktu jatuh tempo (perpetual) dan tidak memberikan pendapatan tetap.

Sulistyastuti (2002) dalam Handono (2011) menambahkan bahwa nilai suatu saham dapat dipandang dalam empat konsep yang memberikan makna berbeda. Pertama, suatu saham memiliki nilai nominal yaitu nilai perlembar saham yang berkaitan dengan kepentingan akuntansi dan hukum. Nilai nominal tidak mengukur nilai riil suatu saham tetapi hanya digunakan untuk menentukan besarnya modal disetor penuh dalam neraca. Nilai modal disetor penuh adalah nilai nominal saham dikalikan jumlah saham yang dikeluarkan perusahaan. Nilai nominal suatu saham juga disebut stated value, face value, par value.

Kedua, nilai buku perlembar saham (book value per share) yaitu total ekuitas dibagi jumlah saham beredar. Nilai buku perlembar saham (book value per share) menunjukkan nilai aktiva bersih perlembar saham yang dimiliki oleh pemegangnya (Sulistyastuti, 2002)

Konsep nilai ketiga adalah nilai pasar. Nilai pasar (market value) adalah nilai suatu saham yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham di bursa saham. Harga pasar inilah yang menentukan indeks harga saham gabungan (IHSG). Fluktuasi harga saham di bursa yang menentukan resiko sistematis suatu saham (Sulistyastuti, 2002).

Pada konsep nilai terakhir yaitu nilai fundamental, konsep mengenai nilai fundamental inilah yang paling penting. Tujuan penghitungan nilai fundamental suatu saham lebih sering disebut sebagai nilai intrinsik saham adalah


(30)

menentukan nilai wajar suatu saham agar harga saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya (Sulistyastuti, 2002)

Harga saham menurut Jogiyanto (1998) adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang berangkutan di pasar modal. Harga saham tercipta akibat demand and supply yang terjadi di bursa Jika bursa efek tutup, maka closing price (harga penutup) akan menjadi harga pasar suatu saham. Harga saham dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu :

a. Harga Nominal

Harga nominal adalah harga yang tertera pada sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten.

b. Harga Perdana

Harga yang dicatat saat Initial Public Offering dan terbentuk dari kesepakatan emiten dan penjamin emisi.

c. Harga Pasar

Harga jual dari investor satu dan investor lain. Transaksi ini tidak lagi melibatkan penjamin emisi emiten. Harga ini disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar–benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap


(31)

hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar. (Pratama : 2014)

2.1.4. Teori Random Walk

Model random walk mengemukakan persoalan harga-harga saham yang lalu dapat membantu dalam meramalkan harga-harga saham atau tingkat keuntungan waktu yang akan datang. Model ini menegaskan dua hipotesis utama yaitu perubahan harga adalah bebas antara satu jangka waktu dengan jangka waktu yang lain, dan perubahan harga mengikuti beberapa distribusi probabiliti tertentu. Pada model ini asumsi pergerakan harga adalah random. Oleh karena itu walaupun para investor memperoleh informasi dari dalam, investor masih tidak dapat meramal pergerakan harga saham yang akan datang dengan tepat. Hal ini karena segala informasi akan terkandung dalam harga saham itu sebagaimana diketahui umum.

2.1.5. Teori Elliot Wave

The Elliot Wave merupakan penelitian tentang perilaku trend yang mengikuti pola-pola tertentu. Penelitian ini menemukan bahwa perubahan harga di bursa saham mempunyai suatu struktur tertentu. Elliot, berpendapat bahwa pasar bergerak sesuai siklus yang berulang-ulang. Siklus ini dapat terjadi karena efek psikologis dan emosi para investor yang dipengaruhi olrh informasi dan berita ekonomi di sekitarnya.


(32)

2.1.6. Jenis-Jenis Saham

Saham merupakan surat berharga yang paling populer dan dikenal luuas di masyarakat. Umumnya saham yang dikenal sehari-hari merupakan saham biasa (common stock). Ditinjau dari segi dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas:

1. Saham biasa (common stock) yaitu merupakan saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling akhir dalam hal pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut mengalami likuidasi. Saham jenis ini paling banyak dikenal di masyarakat. Besarnya harga nominal saham tergantung pada keinginan emiten.

2. Saham preferen (preffered stock) adalah saham yang memberikan prioritas pilihan kepada pemegangnya, seperti berhak didahulukan dalam hal pembayaran dividen, berhak menukar saham preferen yang dipegangnya dengan saham biasa, mendapat prioritas pembayaran kembali permodalan dalam hal perusahaan dilikuidasi. Saham jenis ini bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi, tetapi bisa juga tidak menhasilkan bunga tetap.

3. Saham istimewa (golden share) mempunyai hak lebih dibandingkan dengan pemegang saham lainnya. Hak lebih itu


(33)

terutama dalam proses penunjukan direksi perusahaan. Dalam hukum pasar modal Indonesia, saham istimewa dikenal dengan nama saham dwiwarna. Saham ini dimiliki oleh pemerintah Indonesia dan jumlahnya satu buah.

Dilihat dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas:

1. Saham atas tunjuk (bearer stock) adalah saham yang tidak mempunyai nama pemilik. Saham ini mirip seperti uang, sangat mudah untuk dialihkan. Siapa yang dapat menunjukkan sertifikat saham itu, maka dia adalah pemiliknya dan bergak untuk ikut hadir dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).

2. Saham atas nama (registered stock) adalah saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya. Cara peralihan saham yang demikian harus melalui prosedur tertentu yaitu melalui pencatatan dokumen peralihan.

2.1.7. Pemecahan Saham (Stock Split)

Menurut Marwata (2001) dalam Faris (2012), definisi stock split adalah memecahkan selembar saham menjadi n lembar saham. Pemecahan saham mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar tanpa transaksi jual beli yang merubah besarnya modal, sedangkan menurut Halim (2005) dalam Faris (2012), pemecahan saham adalah pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan menggunakan nilai


(34)

nominal yang lebih rendah per lembarnya secara proporsional. Tujuan pemecahan saham tersebut adalah untuk menempatkan harga pasar saham dalam trading range tertentu.

Pemecahan saham (stock split) adalah aksi yang dilakukan perusahaan untuk merubahan nilai nominal per lembar saham dan menambah jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecahannya (split factor). Harga per lembar saham yang baru setelah dilakukan pemecahan saham adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Pemecahan saham merupakan salah satu corporate action yang dilakukan oleh emiten. Corporate action jenis ini biasanya dilakukan oleh perusahaan pada saat harga saham dinilai terlalu tinggi di pasar modal sehingga bisa mengakibatkan berkurangnya kemampuan investor untuk membeli saham. Secara teoritis, suatu pemecahan saham sebenarnya tidak bernilai apapun bagi investor. Stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain tidak mempunyai nilai ekonomis karena stock split

hanyalah mengubah jumlah saham yang beredar. Terdapat dua jenis stock split:

1. Pemecahan naik (split up atau sering disebut stock split) yaitu penurunan nilai nominal perlembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan saham dengan faktor pemecahan 1:2 atau 1:3 (Abdul Halim, 2005) 2. Pemecahan turun (split down atau sering disebut revers stock split)


(35)

jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan turun dengan faktor pemecahan 2:1 atau 3:1 (Abdul Halim, 2005)

Perlakuan akuntansi untuk pemecahan saham, menurut Dyckman, Dukes dan Davis (1994) dalam Lestari (2005), dalam stock split yang murni, tidak ada ayat jurnal akuntansi yang diperlukan, karena tidak ada perubahan jumlah pada modal saham, tambahan modal disetor, atau laba ditahan. Kenaikan jumlah saham ditutupi oleh pengurangan nilai pari secara proporsional. Sedangkan yang berubah hanya nilai pari (ditetapkan per saham) dan saham yang diterbitkan, beredar, ditarik kembali, atau dipesan.

Hasil survey yang dilakukan oleh Dolley (1993) seperti yang dikutip oleh Lestari (2005) menunjukkan bahwa motif utama perusahaan melakukan pemecahan saham adalah untuk meningkatkan likuiditas saham sehingga distribusi saham menjadi lebih luas. Sedangkan hasil survey yang dilakukan oleh Baker dan Gallagher (1980) dalam Lestari (2005) mengindikasikan bahwa perusahaan melakukan stock split agar tingkat perdagangan berada dalam kondisi yang lebih baik sehingga dapat menambah daya tarik investor dan meningkatkan likuiditas perdagangan. Namun hasil penelitian yang dilakukan Ewijaya dan Indrianto (1999) menyatakan bahwa reaksi pasar positif setelah pengumuman pemecahan saham bukan karena respon terhadap pemecahan saham itu sendiri, tapi terhadap prospek perusahaan yang disinyalkan oleh pemecahan saham tersebut.


(36)

1. Trading Range Theory

Teori ini memberikan penjelasan bahwa stock split meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Menurut teori ini, manajemen menilai harga saham terlalu tinggi sehingga kurang menarik diperdagangkan, maka dari itu harga saham ditata kembali menjadi

lebih rendah dibanding sebelumnya (Ahmad Rifa’i, 2005). Hal ini

diharapkan semakin banyak partisipan pasar yang akan terlibat dalam perdagangan.

2. Signaling Theory

Menurut Jogiyanto (2003) dalam Nasution (2014), informasi yang dipublikasikan sebagai pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Teori ini menyatakan bahwa stock split memberikan sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan menginformasikan kepada publik tentang prospek masa depan yang baik dari perusahaan. Alasan sinyal ini didukung dengan adanya kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan stock split mempunyai kondisi kinerja yang baik.. Kinerja keuangan yang baik adalah salah satu gambaran yang dapat menunjukkan prospek yang baik. Menurut Copeland (1979) dalam Lestari (2005),


(37)

perusahaan yang melakukan pemecahan saham memerlukan biaya, oleh karena itu hanya perusahaan yang mempunyai prospek bagus saja yang mampu melakukannya. Dengan begitu, stock split merupakan upaya manajemen perusahaan untuk menarik investor dengan memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki kondisi yang bagus.

2.1.8. Analisis Laporan Keuangan

Foster (1986) dan Gibson (1992) dalam Harto (2007) mengemukakan bahwa kinerja perusahaan harus diukur untuk melihat apakah kinerja perusahaan mengalami pertumbuhan atau tidak. Ukuran ini juga diperlukan untuk informasi mengenai kinerja perusahaan, yang dapat digunakan sebagai dasar mengambil keputusan manajemen di masa yang akan datang.

Menurut Subramanyam (2005: 3), analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis. Adanya analisis laporan keuangan akan emngurangi ketergantungan terhadap tebakan, firasat dan intuisi dalam bertindak dan mengambil keputusan.

Dalam analisis laporan keuangan, rasio-rasio yang digunakan untuk menggambarkan kondisi dan kinerja perusahaan yang tercermin lewat laporan


(38)

keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Dalam Houston (2010: 161) analisis rasio digunakan oleh tiga kelompok pengguna yaitu:

1. Manajer

Manajer menggunakan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan dan memperbaiki operasi perusahaan.

2. Analis kredit

Dalam hal ini, analis kredit adalah petugas pinjaman bank dan pemeringkat obligasi

3. Analis saham

Analis saham adalah orang-orang yang tertarik dengan prospek efisiensi, risiko dan pertumbuhan perusahaan.

Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis rasio keuangan berupa profitabilitas, likuiditas dan rasio laba. Profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suattu periode tertentu (Kasmir, 2008: 114). Beberapa ukuran dalam penentuan profitabilitas perusahaan yang diambil oleh peneliti adalah Return on Assets,

Net Profit Margin dan Earnning Per Share. Likuiditas diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam melunasi tanggung jawab jangka pendek yang dimiliki oleh perusahaan. Tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi yang baik sehingga akan menambah permintaan akan saham dan tentunya akan menaikkan harga saham. (Mahendra, 2011). Likuiditas yang diambil oleh peneliti diukur dengan rasio Current Ratio.


(39)

2.1.9. Rasio Keuangan (Financial Ratio) 2.1.9.1. Current Ratio (CR)

Current Ratio dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban jangka pendek. Aset lancar biasanya berupa kas, piutang, inventaris, dan sekuritas yang bisa dipasarkan (marketable securities). Sedangkan kewajiban jangka pendek berupa hutang, surat hutang jangka pendek, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, hutang pajak pendapatan, dan hutang lainnya.

Current ratio adalah ukuran solvabilitas jangka pendek yang paling sering digunakan karena rasio ini menunjukkan suatu indikator seberapa besar hak kreditor jangka pendek bisa dijamin dengan aset-aset yang diharapkan dapat diuangkan dalam periode jatuh temponya hak-hak bersangkutan.

Rumus dalam menghitung current ratio:

Current Ratio = Current Assets x 100% Current Liabilities

Current ratio yang dikatakan baik apabila mampu memiliki rasio perhitungan minimal 1:1. Solvabilitas jangka pendek yang dimiliki oleh perusahaan semakin baik bila nilai current ratio semakin besar. Dalam perhitungan CR bisa saja lebih didominasi oleh komponen piutang yang tidak tertagih dan persediaan yang belum terjual yang nilai dari kedua komponen ini lebih tinggi dari pada nilai komponen aset lancar lainnya yang digunakan untuk membayar utang lancar. Jika hal ini terjadi tentu rasio CR suatu perusahaan


(40)

akan tinggi dan mengakibatkan seakan-akan perusahaan berada dalam kondisi yang likuid. (Malintan : 2011)

2.1.9.2. Return On Assets (ROA)

Sebelum menanamkan modal dalam suatu perusahaan, salah satu pertimbangan investor adalah nilai Return on Asset perusahaan tersebut. Return On Asset adalah ukuran profitabilitas dan ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap. Return on Asset adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya (Ang, 1997). Return on Asset diukur dari laba bersih setelah pajak terhadap total asetnya. Semakin tinggi ROA maka akan menunjukkan semakin efisien operasional dari suatu perusahaan, begitupun sebaliknya rendahnya ROA dapat disebabkan oleh banyaknya aset perusahaan yang menganggur, investasi dalam persediaan yang terlalu banyak, kelebihan uang kertas, aset tetap beroperasi dibawah normal dan lain-lain. (Malintan : 2011).

ROA dihitung dengan rumus :

Return on Assets = Net Income x 100%

Common Equity

Semakin besar nilai return on total assets, menunjukkan semakin besarnya kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimilikinya (Roswati, 2007)


(41)

2.1.9.3. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih. Semakin besar Net Profit Margin berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya.

Net Profit Margin dihitung dengan rumus:

Net Profit Margin = Laba Bersih x 100% Pendapatan Operasional

2.1.9.4. Earning Per Share (EPS)

Earning per Share menunjukkan perbandingan pembagian laba bersih dengan jumlah rata-rata saham yang yang beredar. Semakin besar EPS yang ada maka semakin besar pula kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham sehingga dapat dikatakan bahwa rasio EPS berpengaruh positif terhadap harga saham.

Earning per Share dihitung dengan rumus:

Earning per Share = Net Income

Weighted Avarage Common Shares Outstanding

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Peneliti merujuk kepada 4 (empat) penelitian terdahulu dengan fenomena berdasarkan hasil penelitian yang memiliki perbedaan. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Faris (2012) dalam Pengaruh Pengumuman Pemecahan Saham (Stock Split) terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham


(42)

dan Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di BEI Tahun 2006-2011 menyimpulkan bahwa pengumuman pemecahan saham (stock split) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham dan volume perdagangan saham.

Hasil penelitian Faris (2012) berbeda dengan Lubis (2010) dalam Pengaruh

Pemecahan Saham (Stock Split) terhadap Perubahan Harga Saham dan Likuiditas Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menyimpulkan bahwa pemecahan saham tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham, pemecahan saham berpengaruh negatif

terhadap likuiditas saham (bid ask spread) secara signifikan, dan pemecahan saham

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap naik turunnya likuiditas

saham (Trading Volume Activity).

Hasil penelitian Harto (2007) yang berjudul Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham (Studi pada Saham-Saham LQ45 di Bursa Efek Jakarta) menyimpulkan bahwa rasio keuangan earning per share, return on equity, dan price to book value berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan rasio keuangan price to earning ratio dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Penelitian Roswati (2007) yang berjudul Relevansi Rasio Keuangan dengan Harga Saham menyimpulkan bahwa: (1) terdapat hubungan yang signifikan antara rasio-rasio keuangan dengan harga saham; (2) rasio-rasio keuangan yang signifikan mempengaruhi harga saham berbeda untuk


(43)

masing-masing industri; (3) rasio keuangan masih relevan dengan rata-rata harga saham selama 3 bulan sejak laporan keuangan dipublikasikan.

Tabel 2.1

Review Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil penelitian Faris (2012) Pengaruh Pengumuman Pemecahan Saham (Stock Split) terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham dan Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Go Public yang

Terdaftar di BEI Tahun 2006-2011

Variabel Independen : Pemecahan Saham (Stock Split)

Variabel Dependen : Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham

Terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara sebelum pengumuman pemecahan saham (stock split) dengan setelah pengumuman pemecahan saham (stock split) terhadap harga saham dan volume perdagangan saham. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa pengumuman pemecahan saham (stock split) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham dan volume perdagangan


(44)

saham. Lubis

(2010)

Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) terhadap Perubahan Harga Saham dan Likuiditas Saham pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Variabel Independen : Pemecahan Saham (Stock Split)

Variabel Dependen : Harga Saham dan Likuiditas Saham Pemecahan saham tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham, pemecahan saham berpengaruh negatif terhadap

likuiditas saham (bid

ask spread) secara signifikan, dan pemecahan saham tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap naik turunnya likuiditas saham (Trading Volume Activity). Harto (2007) Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham (Studi pada Saham-Saham LQ45 di Bursa Efek

Jakarta)

Variabel Independen : Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Equity, Price To Book Value, dan Debt to Equity Ratio

Variabel Dependen : Harga Saham

Rasio keuangan earning per share, return on equity, dan price to book value berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan rasio


(45)

keuangan price to earning ratio dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Roswati (2007) Relevansi Rasio Keuangan dengan Harga Saham

Variabel Independen : Current Ratio, Total Assets Turnover, Total Debt to Total Equity, Return On Equity, Earning Per Share, dan Price/Book Ratio Variabel Dependen : Harga Saham

(1) Terdapat hubungan yang signifikan antara rasio-rasio keuangan dengan harga saham; (2) rasio-rasio keuangan yang signifikan

mempengaruhi harga saham berbeda untuk masing-masing industri; (3) rasio keuangan masih relevan dengan rata-rata harga saham selama 3 bulan sejak laporan keuangan dipublikasikan.


(46)

2.3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dibangun untuk memperlihatkan hubungan pengaruh setiap variabel dalam satu penelitian. Kerangka konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

H1

H2

H3

H4

H5

H6

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian Stock Split (X1)

Current Ratio (X2)

Net Profit Margin (X4)

Earning Per Share (X5)

Harga Saham (Y) Return on Assets


(47)

Dalam penelitian ini, harga saham menjadi variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel independen. Alasan peneliti menjadikan harga saham sebagai dependen adalah tingginya kebutuhan investor terhadap informasi harga saham dalam melakukan investasi.

Pengambilan keputusan investasi kebanyakan berdasarkan pada kondisi harga saham karena nilai perusahaan salah satunya tercermin lewat harga saham. Proyeksi resiko juga dapat dilihat dari informasi harga saham. Harga saham perusahaan bersifat fluktuatif baik signifikan maupun tidak dan akan menjadi pertimbangan investor dalam memprediksi keadaan perusahaan di masa depan.

Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

a. Pengaruh Stock Split terhadap Harga Saham

Pengaruh pengumuman stock split terhadap harga saham dapat dilihat pada 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah pengumuman stock split. Pengumuman stock split secara otomatis akan mengkoreksi harga saham. Stock split menyebabkan harga saham menjadi lebih rendah yang mendorong investor berinvestasi.

b. Pengaruh Current Ratio terhadap Harga Saham

Current ratio menggambarkan seberapa mampu perusahaan menunaikan kewajiban dalam satu tahun mendatang. Current ratio menjadi penentu investasi yang sangat dipertimbangkan para investor sebelum menanamkan modal. Nilai current ratio yang tinggi akan diinterpretasikan sebagai jaminan keamanan suatu


(48)

perusahaan terkait pembayaran kewajiban jangka pendeknya. Hal ini secara otomatis akan meningkatkan harga saham suatu perusahaan.

c. Pengaruh Return on Asset terhadap Harga Saham

Return on asset adalah rasio antara laba bersih terhadap total asset. Laba yang dihasil atas penggunaan total aktiva atau total investasi menunjukkan kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. Perusahaan mengharapkan adanya hasil pengembalian yang sebanding dengan dana yang digunakan. Namun, perusahaan harus memperhatikan bahwa nilai ROA harus melebihi rata-rata industri. Nilai ROA yang berada di bawah rata-rata industri mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki basic earning power yang lemah dan interest cost yang tinggi akibat penggunaan hutang di atas rata-rata sehingga mengecilkan net income. (Fatma, 2014 : 114)

d. Pengaruh Net Profit Margin terhadap Harga Saham.

Net profit margin adalah perbandingan antara laba bersih dan pendapatan operasional dikali 100%. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih. Semakin besar net profit margin berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya. Efisiensi akan menunjukkan kinerja perusahaan dan secara otomatis menaikkan nilai perusahaan. Kondisi seperti ini adalah kondisi yang disenangi investor sehingga harga saham akan meningkat.


(49)

Earning per Share menunjukkan perbandingan pembagian laba bersih dengan jumlah rata-rata saham yang yang beredar. Semakin besar EPS yang ada maka semakin besar pula kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham yang beredar akan disenangi investor sehingga meningkatkan harga saham..

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, landasan teori dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Stock Split berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.

H2 : Current Ratio berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.

H3 : Return On Asset berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.

H4 : Net Profit Margin berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.


(50)

H5 : Earning Per Share berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.

H6 : Stock Split, Current Ratio, Return On Asset, Net Profit Margin dan Earning Per Share berpengaruh secara simultan terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.


(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana induk yang berisi metode dan prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi yang dibutuhkan, menetapkan sumber-sumber informasi, teknik yang digunakan, metode sampling, sampai dengan analisis data untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian (Erlina, 2008). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih dengan hubungan kausal.

Perspektif tujuan penelitian ini termasuk studi deskriptif. Studi desktiptif menurut Erlina (2007) adalah penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subyek berupa individu, organisasional, dan perspektif lain. Studi deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjasi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi. (Sekaran, 2009)

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi diartikan sebagai sekelompok orang, kejadian, sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Erlina, 2007:73). Dalam penelitian ini,


(52)

populasinya adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013.

Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu sampel yang dibutuhkan dibatasi pada tipe tertentu atau menyesuaikan kriteria-kriteria yang ditetapkan oleh peneliti. Di dalam purposive sampling, populasi yang akan di jadikan sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu atau jugdement sampling. Kriteria perusahaan yang menjadi sampel adalah sebagai berikut.

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. 2. Perusahaan yang melakukan stock split baik split up maupun split down

periode 2011-2013.

3. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang memiliki data yang lengkap.

Berdasarkan karakteristik tersebut, peneliti merangkum ada 34 perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel antara lain :


(53)

Tabel 3.2 Daftar Perusahaan yang Melakukan Stock Split

pada Tahun 2011, 2012 atau 2013

No. Nama Perusahaan Kode Listing Date

1. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI 11 Januari 2011 2. London Sumatera Plantation Tbk LSIP 25 Februari 2011 3. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk BTPN 28 Maret 2011

4. Intraco Penta Tbk INTA 6 Juni 2011

5. Pan Brothers Tbk PBRX 15 Juni 2011

6. Malindo Feedmill Tbk MAIN 15 Juni 2011

7. Astra Otopart Tbk AUTO 24 Juni 2011

8. Lippo Securities Tbk LPPS 5 Juli 2011

9. Surya Semesta Internusa Tbk SSIA 7 Juli 2011

10. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk JTPE 26 Juli 2011

11. Metro Realty Tbk MTSM 18 Oktober 2011

12. Samindo Resources Tbk MYOH 16 November 2011

13. Central Omega Resources Tbk DKFT 2 Desember 2011

14. Smartfren Telecom Tbk FREN 15 Februari 2012

15. Petrosea Tbk PTRO 6 Maret 2012

16. Pakuwon Jati Tbk PWON 30 Maret 2012

17. Hero Supermarket Tbk HERO 5 April 2012


(54)

19. Indomobil Sukses Internasional Tbk IMAS 7 Juni 2012

20. Indospring Tbk INDS 19 Juni 2012

21. Modern Internasional Tbk MDRN 3 Juli 2012

22. Central Omega Resources Tbk DKFT 3 Agustus 2012

23. Kresna Graha Sekurindo Tbk KREN 7 Agustus 2012

24. Kalbe Farma Tbk KLBF 8 Oktober 2012

25. Ace Hardware Indonesia Tbk ACES 2 November 2012

26. Japfa Comfeed Tbk JPFA 19 April 2013

27. Summarecon Agung Tbk SMRA 27 Juni 2013

28. Arwana Citra Mulia Tbk ARNA 8 Juni 2013

29. Sarana Menara Nusantara TOWR 22 Juli 2013

30. Sumber Alfaria Trijaya Tbk AMRT 29 Juli 2013

31. Jaya Real Property Tbk JRPT 1 Agustus 2013

32. Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM 28 Agustus 2013

33. Sepatu Bata Tbk BATA 4 September 2013

34. Jaya Konstruksi Tbk JKON 26 September 2013

Sumber: http://www.sahamok.com/emiten/saham-stock-split-reverse/split-reverse-2011/,

http://www.sahamok.com/emiten/saham-stock-split-reverse/split-reverse-2012/,


(55)

http://www.sahamok.com/emiten/saham-stock-split-reverse/stock-split-stock-reverse-2013/.

Diakses pada 22 Agustus 2014 (periode 2013 dan Februari 2014) dan 20 November 2014 (periode Agustus 2014)

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan peneliti adalah data kuantitatif yaitu data yang diukur berdasarkan skala numerik. Data penelitian merupakan kombinasi one-shot atau cross sectional data dan time series data. Cross sectional data dimaksudkan bahwa data diambil dengan melibatkan satu kali pengumpulan yaitu menggunakan periode tahunan. Time series data adalah data yang dikoleksi berdasarkan urutan waktu.

Skala pengukuran yang diterapkan pada penelitian ini adalah skala rasio. Skala rasio menurut Sekaran (2009) adalah skala yang memiliki permulaan nol absolute, dan karena itu menunjukkan tidak hanya besaran, tetapi juga proporsi perbedaan.

Data yang dipergunakan adalah data sekunder yaitu data berupa dokumentasi laporan keuangan yang diterbitkan secara rutin. Data diperoleh dengan mengunduh laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang melakukan stock split yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diakses melalui website www.idx.co.id.


(56)

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data diambil dengan metode dokumentasi dari laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan yang yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013.

3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:2). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen.

3.5.1. Variabel Dependen

Variabel dependen disebut juga variabel terikat, variabel konsekuen, atau variabel output. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:2). Dalam penelitian ini, variabel dependen yang ditentukan peneliti adalah harga saham (Y). Harga saham merupakan harga dari bentuk penyertaan terhadap kepemilikan suatu perusahaan. Harga saham diukur dengan skala rasio dari nilai closing price yang terdapat dalam laporan keuangan. Rumus untuk menghitung perubahan harga saham menurut skala rasio dinyatakan sebagai berikut:


(57)

Rata-rata harga saham tahunan = ∑ Harga Saham Bulanan

12

3.5.2. Variabel Independen

Variabel Independen sering disebut sebagai variabel bebas atau variabel prediktor. Variabel independen merupakan variabel yang memengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel bebas) (Sugiyono, 2011).

Peneliti menetapkan variabel dependen terdiri dari Stock Split (X1), Current Ratio (X2), Return On Asset (X3), Net Profit Margin (X4), dan Earning Per Share (X5).

a. Stock Split

Stock split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n atau n/1 dari harga sebelumnya. Dengan demikian sebenarnya stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain stock split tidak mempunyai nilai ekonomis.

b. Current Ratio

Current Ratio atau Rasio Lancar diukur dengan skala rasio menggunakan formula:

CR = Current Assets x 100% Current Liabilities

Data berupa current assets dan current liabilities perusahaan dilihat dari laporan keuangan yang diterbitkan.


(58)

c. Return On Asset

Return On Asset (ROA) diukur dari laba bersih setelah pajak terhadap total asetnya.. ROA dapat dihitung dengan menggunakan formula:

Return on Assets = Net Income x 100%

Common Equity

Hasil pengembalian total aktiva atau total investasi menunjukkan kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan menghasilkan laba. d. Net Profit Margin

Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih.

Net Profit Margin dihitung dengan rumus:

Net Profit Margin = Net Income x 100% Operating Income e. Earning Per Share

Earning per Share menunjukkan perbandingan pembagian laba bersih dengan jumlah rata-rata saham yang yang beredar Earning per Share dihitung dengan rumus:

Earning per Share = Net Income


(59)

Tabel 3.3

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Harga Saham (Y) Nilai saham suatu perusahaan

Closing Price atau harga penutupan selama 1 periode

Rata-rata harga saham tahunan=

∑Harga Saham Bulanan

12 Rasio Stock Split (X1) Pemecahan saham suatu perusahaan

Pemecahan selembar saham

menjadi n lembar saham. Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n atau n/1 dari harga sebelumnya Rasio Current Ratio (X2) Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek

Current Assets × 100% Current Liabilities Rasio Return On Asset (X3) Perbandingan laba bersih setelah pajak terhadap total asset

perusahaan

Net Income x 100% Common Equity Rasio Net Profit Margin (X4) Perbandingan laba kotor perusahaan dalam setiap penjualan

Net Income x 100% Operating Income Rasio Earning Per Share (X5) Perbandingan distribusi laba bersih kepada pemegang saham dalam bentuk dividen

Net Income

Weighted Avarage Common Shares Outstanding


(60)

3.6.Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Sebelum melakukan analisis regresi linear berganda, peneliti terlebih dahulu melakukan analisis statistik deskriptif dan uji asumsi klasik. Semua pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows.

3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku secara umum (Sugiyono, 2011).

Gambaran data ditunjukkan dengan nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, kurtosis hingga skewness (kecondongan distribusi) dan disajikan dalam tabel-tabel tertentu.

3.6.2. Uji Asumsi Klasik

Asumsi klasik adalah asumsi yang mendasari analisis regresi dengan tujuan mengukur asosiasi atau keterikatan antarvariabel bebas. Terdapat 4


(61)

(empat) pengujian terkait uji asumsi klasih yaitu uji normalitas data, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokolerasi.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui keberadaan variabel pengganggu atau residual di dalam model regresi. Jika data normal, maka staistik yang dipergunakan adalah statistik parametrik. Jika sebaliknya, maka statistic non parametriklah yang digunakan atau peneliti dapat melakukan treatment agar data normal.

Dalam menguji normalitas data, peneliti menggunakan Kolgomorov Smirnov untuk menemukan distribusi residual. Jika sig atau p-value > 0,05 maka data berdistribusi normal (Ghozali, 2005)

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel dependen antara yang satu dengan yang lainnya. (Erlina, 2007). Model regresi yang baik seharusnya tidak mengandung multikolinearitas di dalamnya. Pengujian ini menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factors) sebagai acuan adanya multikolinearitas. Jika nilai VIF lebih besar dari 2, maka telah terjadi multikolinearitas antara variabel independen. Di samping itu, sebuah model regresi dikatakan mengandung multikolinearitas apabila korelasi antara variabel independennya lebih besar dari 0,9.


(62)

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat ketidaksamaan varians dari residual dalam model regrei dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik tidak diperbolehkan mengandung heteroskedastisitas.

Terdapat beberapa cara dalam mengidentifikasi keterjadian heteroskedastisitas. Wulandari (2012) mengungkapkan salah satu cara mengidentifikasi heteroskedastisitas dalam model regresi adalah metode chart (Diagram Scatterplot) yaitu :

1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola beraturan (gelombang, melebar kemudian menyempit), maka model regresi mengalami heteroskedastisitas.

2) Jika ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar ke atas dan bawah 0 pada sumbu Y, maka model tidak mengalami heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Menurut Algifari (2000) dalam Wulandari (2012) autokorelasi adalah korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang eenggunakan data time series. Pengujian autokorelasi digunakan untuk mengetahui keberadaan korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diurutkan menurut waktu. Pengujian autokorelasi dapat menggunakan


(63)

Uji Durbin-Watson (Durbin-Watson Test) dengan keterangan pada Table 3.4.

Tabel 3.4 Tabel Durbin Watson

Kondisi Nilai

Ada autokorelasi D-W di bawah -2

Tidak ada autokorelasi D-W di antara -2 s.d. +2 Ada Autokorelasi Negatif D-W di atas 2+

3.6.2. Pengujian Hipotesis Penelitian 3.6.2.1. Pengujian Hipotesis (H1)

Dalam peneltiian ini, hipotesis (H1) diuji dengan analisis regresi linear berganda dengan model sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Keterangan :

Y = Harga Saham a = Konstanta

b1...b5 = Koefisien Regresi X1 = Stock Split

X2 = Current Ratio X3 = Return On Asset X4 = Net Profit Margin X5 = Earning per Share


(64)

e = Error

Pengujian hipotesis pertama (H1) dalam penelitian ini menggunakan alat statistic Statistical Package For The Social Science (SPSS). SPSS adalah salah satu program computer yang khusus dibuat untuk mengolah data dengan metode statistik tertentu (Santoso, 2010). Pengujian hasil analisis regresi linear berganda dilakukan dengan Uji Koefisien Determinasi, Uji F dan Uji t.

a. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi. Dimisalkan bahwa nilai adjusted R2 adalah sebesar 0.768, maka variabilitas variabel dependen dapan dijelaskan oleh variabilitas variabel independen adalah sebesar 76.8%. Sedangkan sisanya 23.2% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi (Ghozali, 2013).

b. Uji F (Uji Pengaruh Simultan)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusannya adalah :


(65)

1. Jika F hitung > F tabel atau nilai signifikansi < α = 5%, maka Ha yang diajukan diterima

2. Jika F hitung < F tabel atau nilai signifikansi > α = 5% maka Ha tidak dapat diterima.

c. Uji t (Uji Pengaruh Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing (parsial) variabel independen terhadap variabel dependen atau untuk melihat variabel yang memberikan pengaruh paling dominan di antara variabel independen yang ada.

Hipotesis yang diuji adalah:

Ha = masing-masing variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen.

Hasil uji t ini memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Jika t-hitung > t-tabel atau sig < 5%, maka Ha diterima. Hal ini berarti bahwa masing-masing variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap harga saham perusahaan-perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013.

2. Jika t-hitung < t-tabel atau sig > 5%, maka Ha tidak dapat diterima.


(66)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Statistik Deskriptif

Penelitian diawali dengan melakukan analisis statistik deskriptif. Output tampilan statistik deskriptif tercantum pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics Stock Split Current Ratio Return on Assets Net Profit Margin Earning Per Share Harga Saham Valid N (listwise )

N Statistic 34 34 34 34 34 34 34

Minimum Statistic ,05 28,14 -10,90 -94,78 -87,82 88,92

Maximum Statistic 100,00 1574,31 25,57 885,52 611,41 47022,50

Mean Statistic 7,4301 257,3285 9,2150 37,4174 132,0818 5642,0332

Std. Deviation

Statistic 16,6365 6

315,23548 7,97383 151,48716 163,51351 9587,21339

Variance Statistic 276,775 99373,407 63,582 22948,361 26736,668 9,191E7

Skewness Statistic 5,527 2,937 ,238 5,623 1,506 3,400

Std. Error

,403 ,403 ,403 ,403 ,403 ,403

Kurtosis Statistic 31,561 9,361 ,288 32,441 1,634 12,230

Std. Error

,788 ,788 ,788 ,788 ,788 ,788

(Sumber : Lampiran III)

Statistik deskriptif pada Tabel 4.1 menampilkan nilai minimum variabel Stock Split adalah milik Smartfren Telecom Tbk sebesar 0,05 sedangkan nilai


(67)

maksimum variabel Stock Split dimiliki oleh Sepatu Bata Tbk yaitu 100,00. Rata-rata Stock Split bernilai 7,4301 dan standar deviasinya adalah 16,63656. Skewness dan kurtosis yang digunakan untuk melihat distribusi normal data masing-masing bernilai 5,527 dan 31,561.

Variabel Current Ratio memiliki nilai maksimum 1574,31 yaitu milik Lippo Securities Tbk, nilai minimum 28,14 milik Smartfren Telecom Tbk, standar deviasi sebesar 315,23548, skewness atau kemencengan yang bernilai 2,937 dan kurtosis 9,361.

Hasil analisis statistik deskriptif untuk Return On Assets menunjukkan nilai minimum sebesar -10,90 yaitu milik Smartfren Telecom Tbk. Nilai maksimum Return On Assets dimiliki oleh Jasuindo Tiga Perkasa Tbk yaitu 25,57. Standar deviasi, skewness dan kurtosis yang dimiliki variabel ini masing-masing adalah 7,97383, 2,937, dan 0,288.

Net Profit Margin dalam penelitian ini memiliki nilai minimum -94,78 yaitu milik Smartfren Telecom Tbk dan nilai maksimum 885,52 milik Lippo Securities Tbk. Standar deviasi variabel Net Profit Margin adalah 151,48716 sedangkan skewness bernilai 5,623 dan kurtosis atau kecondongan bernilai 32,441.

Variabel Earning Per Share memiliki nilai minimum -87,82 yaitu dimiliki oleh Smartfren Telecom Tbk dan nilai maksimum 611,41 milik Bank Rakyat


(1)

WSKT PT Waskita Karya (Persero)

Tbk √ × √

YPAS PT Yanaprima Hastapersada

Tbk √ × √

YULE PT Yulie Sekurindo Tbk √ × √ ZBRA PT Zebra Nusantara Tbk √ ×


(2)

LAMPIRAN II: DATA VARIABEL PENELITIAN (LANJUTAN) DATA VARIABEL PENELITIAN

No . Tahu n Kode Perusahaa n Stock Split Curren t Ratio Retur n On Assets Net Profit Margi n Earnin g Per Share Harga Saham

1. 2011 BBRI 2,00 113,12 3,21 31,33 611,41 6.158,33

2. 2011 LSIP 5,00 483,25 25,05 36,31 249,39 3.087,50

3. 2011 BTPN 5,00 110,59 3,00 18,75 290,17 4.825,00

4. 2011 INTA 5,00 83,97 3,22 4,01 67,52 1.780,42

5. 2011 PBRX 4,00 143,98 4,76 3,32 72,51 994,58

6. 2011 MAIN 5,00 139,88 15,44 7,78 121,10 2.611,25

7. 2011 AUTO 5,00 135,48 15,82 14,96 136,63 8.062,50

8. 2011

LPPS

0,50

1.574,3

1 -0,46 885,52 -28,06 100,83

9 2011 SSIA 4,00 166,72 9,47 9,66 54,72 807,08

10. 2011 JTPE 5,00 149,04 25,57 15,71 91,39 872,08

11. 2011 MTSM 4,00 311,21 3,60 17,68 2,96 1.484,16

12. 2011 MYOH 0,125 93,24 8,22 3,96 171,39 203,00

13. 2011 DKFT 0,25 911,03 13,64 36,56 132,98 1.334,58

14. 2012 FREN 0,05 28,14 -10,90 -94,78 -87,82 88,92

15. 2012 PTRO 10,00 131,54 9,27 12,74 470,96 9.137,08

16. 2012 PWON 4,00 134,24 10,13 35,40 15,53 321,42

17. 2012 HERO 10,00 68,21 5,74 2,88 91,90 7.308,33

18. 2012

ASII

10,00 139,91 12,48 12,09 479,73

34.158,3 3

19. 2012 IMAS 2,00 123,23 5,11 4,55 371,58 9.870,83

20. 2012 INDS 1,50 233,39 8,05 9,08 425,61 4.358,33

21. 2012 MDRN 5,00 230,29 3,21 5,52 87,10 1.834,58

22. 2012 DKFT 5,00 942,23 19,76 35,76 54,05 1.176,25

23. 2012 KREN 4,00 222,07 1,79 8,31 3,20 579,58

24. 2012 KLBF 5,00 340,54 18,85 13,02 28,45 3.142,50

25. 2012 ACES 10,00 585,25 22,37 13,30 25,49 4.578,75

26. 2013 JPFA 5,00 206,46 4,29 2,99 55,84 3.147,50

27. 2013 SMRA 2,00 128,04 8,02 26,77 76,40 1.568,33

28. 2013 ARNA 4,00 129,93 20,94 16,77 32,03 1.748,75

29. 2013

TOWR

10,00 91,51 1,06 5,15 16,52

14.258,3 3

30. 2013 AMRT 10,00 82,07 5,19 1,63 142,61 3.451,67


(3)

32. 2013 TLKM 5,00 116,31 15,86 24,46 140,92 7.360,42

33. 2013

BATA 100,0

0 169,26 6,52 4,92 34,13

47.022,5 0


(4)

LAMPIRAN III STATISTIK DESKRIPTIF Descriptive Statistics Stock Split Current Ratio Return on Assets Net Profit Margin Earning Per Share Harga Saham Valid N (listwise )

N Statistic 34 34 34 34 34 34 34

Minimum Statistic ,05 28,14 -10,90 -94,78 -87,82 88,92 Maximum Statistic 100,00 1574,31 25,57 885,52 611,41 47022,50 Mean Statistic 7,4301 257,3285 9,2150 37,4174 132,0818 5642,0332 Std.

Deviation

Statistic 16,6365 6

315,23548 7,97383 151,48716 163,51351 9587,21339

Variance Statistic 276,775 99373,407 63,582 22948,361 26736,668 9,191E7 Skewness Statistic 5,527 2,937 ,238 5,623 1,506 3,400

Std. Error

,403 ,403 ,403 ,403 ,403 ,403

Kurtosis Statistic 31,561 9,361 ,288 32,441 1,634 12,230

Std. Error


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 84 79

Pengaruh Pemecahan Saham (Stock Split) Terhadap Perubahan Harga Saham dan Likuiditas Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 24 112

PENGARUH PEMECAHAN SAHAM ( STOCK SPLIT ) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 5 20

Dampak Stock Split Terhadap Return Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2015.

0 5 22

Analisis Pengaruh Stock Split terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2012-2014.

0 1 16

Analisis Pengaruh Stock Split terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012.

0 1 19

Pengaruh Stock Split dan Earnings Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pasar Modal - Pengaruh Stock Split dan Financial Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 0 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Stock Split dan Financial Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 0 9

Pengaruh Stock Split dan Financial Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 0 12