2 4
6 8
10 12
14
1 2
3 4
perbandingan kulit-air re
nde m
e n
agitasi 10 agitasi 20
agitasi 30
B. PENELITIAN UTAMA
Informasi yang didapatkan dari penelitian pendahuluan kemudian dijadikan panduan untuk melakukan penelitian utama. Kulit sapi yang sudah
disiapkan untuk bahan baku penelitian utama kemudian diproses sesuai dengan metode penelitian pendahuluan hingga didapatkan bubuk gelatin
kering. Gelatin yang sudah didapatkan dari penelitian ini kemudian dianalisa beberapa karakteristiknya antara lain ; rendemen, warna notasi L dan b,
kadar air, kadar abu, kekuatan gel, viskositas, dan stabilitas emulsi.
1. Rendemen
Rendemen merupakan salah satu parameter untuk mengukur efisiensi dan efektifitas proses ekstraksi yang dilakukan. Kecenderungan
naik turunnya nilai rendemen sampel gelatin hasil penelitian disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5. Pengaruh perbandingan kulit-air dan interval agitasi terhadap rendemen gelatin sampel
Gambar 5 menunjukkan ekstraksi gelatin dengan interval agitasi setiap 10 dan 20 menit sekali mempunyai nilai rendemen yang semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah air yang ditambahkan. Dengan kata lain semakin banyak air yang ditambahkan, rendemen gelatin
yang diperoleh semakin tinggi. Hal ini dikarenakan lebih banyak air yang
1:1 1:2
1:3 1:4
dapat mengikat ekstrak gelatin yang tertinggal dalam kapiler-kapiler kulit. Gaya adhesi kapiler-kapiler kulit dapat menyebabkan ekstrak gelatin
tertinggal di dalamnya selama proses ekstraksi berlangsung Handojo, 1995.
Namun peningkatan nilai rendemen ini tidak terjadi pada ekstraksi yang dilakukan dengan interval agitasi tiap 30 menit. Penambahan jumlah
air tidak menambah jumlah rendemen gelatin. Terdapat nilai rendemen yang rendah dari dua sampel lampiran 1. Nilai ini dipengaruhi oleh
proses pembuatan gelatin selanjutnya yaitu proses pengeringan. Panas yang diberikan oleh alat pengering membuat sampel gelatin khususnya
yang masih mempunyai kadar air yang masih tinggi mencair kembali. Gelatin yang mencair akhirnya masuk dan mengering di antara sela-sela
kawat wadah. Gelatin yang mengering ini pada akhirnya sulit untuk diambil dan ditimbang.
Pengamatan pada pengaruh agitasi terhadap nilai rendemen menunjukkan bahwa perbedaan interval agitasi tidak memberikan
kecenderungan khusus naik atau turun pada nilai rendemen. Tidak seperti yang diduga sebelumnya bahwa pemberian agitasi yang semakin
sering memberikan nilai rendemen yang lebih tinggi. Hal ini diduga karena selama proses ekstraksi berlangsung, agitator sering mengalami bongkar
pasang. Hal ini menyebabkan posisi agitator tidak persis sama dalam setiap proses ekstraksi. Posisi yang tidak persis sama ini mempengaruhi
jumlah kulit yang ikut berputar bersama air sehingga mempengaruhi jumlah rendemen gelatin.
2. Warna