Viskositas British Standard 757, 1975 Stabilitas Emulsi Sathe dan Salunkhe, 1981

4. Kadar Abu Association of Offical Analytical Chemists, 1995

Contoh yang telah diuapkan airnya dimasukkan ke dalam tanur bersuhu 600 ° C. Sebelumnya bobot cawan kering dan bobot contoh telah diketahui. Proses pembakaran dilakukan sampai semua bahan berubah menjadi abu sekitar 6 jam, kemudian hasilnya ditimbang. A Kadar abu = x 100 B Keterangan : A = Bobot contoh akhir g B = Bobot contoh awal g

5. Kekuatan Gel British Standard 757,1975

Contoh sebannyak 6,67 gram dilarutkan dalam aquades pada labu takar sampai mencapai volume 100 ml, kemudian larutan diambil sebanyak 10ml dan dipindahkan dalam gelas piala 25 ml dan didinginkan pada suhu 10 ° C dengan kisaran lama antara 15 hingga 19 jam. Selanjutnya hasilnya dianalisa menggunakan Voland Steven Texture Analyzer. Hasil dari pengukuran berupa grafik dan diamati tinggi kurva sebelum pecah serta berat beban yang tercatat pada alat saat contoh pecah. Kekuatan gel ditentukan dari grafik yang diperoleh. Rumus untuk menentukan kekuatannya adalah sebagai berikut : A x B Kekuatan gel Bloom = x 98,07 x 2,86 x 10 -3 C Keterangan : A = Tinggi kurva sebelum patah B = Bobot penekan gram C = Luas permukaan penekan cm 2

6. Viskositas British Standard 757, 1975

Contoh sebanyak 6,67 gram dilarutkan dalam aquades pada labu takar sampai mencapai volume 100 ml, kemudian dipanaskan pada suhu 60 ° C. Viskositasnya diukur dengan menggunakan spindle nomer 2 dan kecepatan putarnya 60 rpm. Viskositasnya cP adalah 5 faktor konversi dikalikan dengan angka hasil pengukuran.

7. Stabilitas Emulsi Sathe dan Salunkhe, 1981

Sebanyak 10 gram contoh disuspensikan dalam 100 ml aquades. Setelah itu ditambahkan air sampai 150 ml dan minyak jagung sebanyak 150 ml, kemudian diblender selama dua menit. Hasilnya dituang dalam tabung sentrifuse dan dipanaskan pada suhu 80 ° C selama 30 menit, selanjutnya didinginkan dan disentrifuse pada 1400 rpm selama 30 menit. Fase yang sudah tidak membentuk emulsi dipisahkan kemudian bahan ditimbang. Stabilitas emulsi dinyatakan sebagai campuran yang masih membentuk emulsi setelah mengalami pemanasan dan dihitung dengan menggunakan rumus: Bobot fase yang tersisa Stabilitas Emulsi SE = x 100 Bobot total bahan emulsi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian ini menggunakan bahan baku kulit sapi yang sebelumnya telah mengalami proses pengepressan buang daging, perendaman, pengapuran liming dan pembelahan splitting. Proses pembelahan ini merupakan pembelahan kulit menjadi dua lapisan atau lebih untuk mendapatkan tebal yang dikehendaki. Setelah kulit sapi dinilai siap, kulit sapi kemudian diekstraksi dengan dua alternatif metode. Metode pertama ekstraksi dilakukan dengan suhu dan waktu masing-masing 55 O C - 5 jam, 65 O C – 4 jam, 75 O C – 3 jam, 85 O C – 2 jam, dan 95 O C – 1 jam. Metode ini menghabiskan waktu proses selama 15 jam. Metode kedua dilakukan dengan suhu dan waktu masing-masing 55 O C - 4 jam, 65 O C – 4 jam, 75 O C – 4 jam, dan 85 O C – 4 jam. Total waktu untuk metode kedua ini adalah 16 jam. Selama proses ekstraksi berlangsung, secara berkala diberikan agitasi menggunakan agitator yang disambungkan pada motor pemutar. Hasil pengukuran pada volume filtrat ekstraksi menentukan metode mana yang dipilih sebagai metode ekstraksi pada penelitian utama. Dari dua proses ekstraksi dengan perbandingan kulit-air yang sama, volume filtrat yang lebih banyak diyakini memberikan rendemen yang lebih banyak. Tabel 8 menunjukkan bahwa metode pertama dengan volume filtrat sebanyak 15.9 L lebih memungkinkan untuk dipilih sebagai metode ekstraksi di penelitian utama dibandingkan dengan metode kedua yang hanya menghasilkan volume filtrat sebanyak 15.7 L. Tabel 8. Volume filtrat ekstraksi pada penelitian pendahuluan Metode Volume gelatin cair L Total L Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 I 10.1 3.72 1.34 0.74 - 15.9 II 10.8 3.54 0.16 1.2 - 15.7 2 4 6 8 10 12 14 1 2 3 4 perbandingan kulit-air re nde m e n agitasi 10 agitasi 20 agitasi 30 B. PENELITIAN UTAMA Informasi yang didapatkan dari penelitian pendahuluan kemudian dijadikan panduan untuk melakukan penelitian utama. Kulit sapi yang sudah disiapkan untuk bahan baku penelitian utama kemudian diproses sesuai dengan metode penelitian pendahuluan hingga didapatkan bubuk gelatin kering. Gelatin yang sudah didapatkan dari penelitian ini kemudian dianalisa beberapa karakteristiknya antara lain ; rendemen, warna notasi L dan b, kadar air, kadar abu, kekuatan gel, viskositas, dan stabilitas emulsi.

1. Rendemen