Kadar Abu METODE PENELITIAN 1. Penelitian Pendahuluan

Perlakuan agitasi juga tidak memberikan kecenderungan tertentu pada nilai kadar air sampel gelatin. Molekul-molekul gelatin dalam kulit seharusnya dapat terekstrak lebih optimal dengan semakin seringnya diberikan agitasi. Namun dari penelitian ini, hal tersebut tidak sepenuhnya terjadi. Nilai kadar air sampel gelatin hasil penelitian yang cenderung naik turun ini diduga dipengaruhi oleh proses evaporasi dan pengeringan yang dilakukan. Rendahnya efisiensi kedua alat mempengaruhi nilai kadar air sampel gelatin yang didapatkan. Pada saat proses evaporasi dan pengeringan jumlah air yang teruapkan tidak dapat ditetapkan dengan tepat dikarenakan keterbatasan kerja alat.

4. Kadar Abu

Kadar abu suatu bahan dapat menunjukkan kemurnian suatu bahan. Metode pembuatan dan bahan kimia pendukung non organik yang digunakan selama proses pembuatan gelatin akan mempengaruhi kadar abu di dalam gelatin. Metode pembuatan gelatin melalui proses basa akan meninggalkan residu berupa mineral-mineral tertentu sesuai dengan bahan kimia yang digunakan. Air digunakan sebagai pengekstrak dalam proses ekstraksi gelatin. Sampai titik tertentu semakin banyak air yang digunakan maka semakin banyak molekul gelatin yang dapat terekstrak. Namun semakin banyak air yang digunakan dapat juga meningkatkan jumlah mineral yang ikut dalam filtrat. Agitasi pada dasarnya ditujukan untuk menambah jumlah molekul gelatin yang dapat terekstrak. Namun pada pelaksanaannya, agitasi bisa juga menambah jumlah mineral yang terekstrak dari kulit. Semakin sering agitasi itu diberikan interval semakin kecil, kemungkinan mineral yang terekstrak juga semakin besar. Gelatin yang diperoleh pada penelitian ini mempunyai kadar abu berkisar antara 2,89-3,89 bk Lampiran 6. Perbandingan air yang semakin besar tidak selalu memberikan nilai kadar abu yang lebih tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh proses perendaman liming dan proses netralisasi yang 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 1 2 3 4 perbandingan kulit-air k a da r a bu bk agitasi 10 agitasi 20 agitasi 30 dilakukan. Perbandingan air yang lebih sedikit namun menghasilkan nilai kadar abu yang lebih tinggi diduga disebabkan karena kulit yang digunakan terendam selama proses liming berada di posisi terbawah sehingga lebih banyak kapur yang masuk dalam kapiler-kapiler kulit. Proses netralisasi yang tidak sempurna juga turut serta mempengaruhi pengukuran nilai kadar abu ini. Pengaruh perbandingan kulit-air terhadap nilai kadar abu sample gelatin dapat dilihat di Gambar 10. Gambar 10. Pengaruh perbandingan kulit-air dan interval agitasi terhadap kadar abu sampel gelatin Agitasi yang semakin sering diberikan, namun memberikan nilai kadar abu yang lebih sedikit bisa dikarenakan jumlah mineral yang terdapat pada sampel yang digunakan memang sedikit. Optimalisasi proses perendaman liming dan netralisasi menjadi hal yang menentukan.

5. Kekuatan Gel