Timbal Kadmium TINJAUAN PUSTAKA

logam esensial yaitu Na, K, Fe, Mg, Ca, sedangkan contoh logam nonesensial yaitu Hg, Pb, Cd, dan As Palar, 2004.

2.3 Magnesium Mg

Magnesium Mg merupakan salah satu jenis logam ringan. Magnesium mempunyai nomor atom 12 dengan berat atom 24,3050. Titik didih Mg adalah 1105 o C dan memiliki massa jenis 1,74 gcm 3 Widowati, 2008. Mg berfungsi bagi tanaman yaitu untuk: a. menyehatkan klorofil b. mengatur peredaran zat makanan dalam tubuh tanaman, dan c. mengatur peredaran zat karbohidrat dalam tubuh tanaman Mulyani, 2005

2.4 Besi Fe

Besi Fe merupakan salah satu jenis logam berat. Besi mempunyai nomor atom 26 dengan berat atom 55,847. Titik didih Fe adalah 2750 o C dan memiliki massa jenis 7,874 gcm 3 Widowati, 2008. Fe diserap tanaman dalam bentuk Fe ++ , Fe +++ , penting bagi pembentukan klorofil, zat karbohidrat, lemak, protein dan enzym Mulyani, 2005.

2.5 Timbal

Timbal Pb merupakan salah satu jenis logam berat. Timbal memiliki titik lebur yang rendah, mudah dibentuk, memiliki sifat kimia yang aktif sehingga bias digunakan untuk melapisi logam agar tidak timbul perkaratan. Timbal adalah logam yang lunak berwarna abu-abu kebiruan mengkilat. Logam ini mempunyai nomor atom 82 dengan berat atom 207,20. Titik didih timbal adalah 1740 o C dan memiliki massa jenis 11,34 gcm 3 Widowati, 2008. Universitas Sumatera Utara

2.5.1 Toksisitas Timbal

Keracunan yang ditimbulkan oleh persenyawaan logam Pb dapat terjadi karena masuknya persenyawaan logam tersebut ke dalam tubuh. Proses masuknya Pb ke dalam tubuh dapat melalui beberapa jalur, yaitu melalui makanan dan minuman, udara dan perembesan atau penetrasi melalui selaput atau lapisan kulit Palar, 2004. Meskipun jumlah Pb yang diserap oleh tubuh hanya sedikit, logam ini ternyata menjadi sangat berbahaya. Hal ini disebabkan karena Timbal Pb adalah logam toksik yang bersifat kumulatif dan bentuk senyawanya dapat memberikan efek racun terhadap fungsi organ yang terdapat dalam tubuh Suharto, 2005. Gejala yang khas dari keracunan Pb antara lain: 1. Anemia: Pb dapat menghambat pembentukan hemoglobin Hb sehingga menyebabkan anemia. Selain itu, lebih dari 95 Pb yang terbawa dalam aliran darah dapat berikatan dengan eritrosit yang menyebabkan mudah pecahnya eritrosit tersebut Darmono, 1995. 2. Aminociduria: terjadinya kelebihan asam amino dalam urin disebabkan ikut sertanya senyawa Pb yang terlarut dalam darah ke system urinaria ginjal yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada saluran ginjal Darmono, 1995. 3. Gastroenteritis: keadaan ini disebabkan reaksi rangsangan garam Pb pada mukosa saluran pencernaan, sehingga menyebabkan pembengkakan, gerak kontraksi saluran lumen dan usus terhenti, peristaltik menurun sehingga terjadi konstipasi Darmono, 1995. Universitas Sumatera Utara

2.6 Kadmium

Kadmium adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap, tidak larut dalam basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan kadmium oksida bila dipanaskan. Kadmium Cd umumnya terdapat dalam persenyawaan dengan klor Cd klorida atau belerang Cd sulfida. Cd memiliki nomor atom 40, berat atom 112,4, titik didih 767 o C dan memiliki massa jenis 8,65 gcm 3 Widowati, 2008.

2.6.2 Toksisitas Kadmium

Adapun efek yang dapat timbul akibat keracunan logam Cd adalah: 1. Efek terhadap tulang Serangan yang paling hebat akibat dari keracunan yang disebabkan oleh logam Cd adalah kerapuhan tulang. Penyakit ini dinamakan “itai-itai” itai-itai disease yang berarti “aduh-aduh”. Penyakit ini mendatangkan rasa sakit pada persendian tulang belakang dan tulang kaki Palar, 2004. 2. Efek terhadap ginjal Logam Cd dapat menimbulkan gangguan dan bahkan mampu menimbulkan kerusakan pada system yang bekerja di ginjal. Kerusakan yang terjadi pada sistem ginjal dapat dideteksi dari tingkat atau jumlah kandungan protein yang terdapat di dalam urine. Penyakit ini disebut proteinuria. Proteinuria ditemukan pada orang-orang yang telah terpapar Cd dalam selang waktu yang lama, yaitu dalam jangka waktu 20-30 tahun Palar, 2004. Universitas Sumatera Utara 3. Efek Cd terhadap paru-paru Keracunan yang disebabkan oleh terhirupnya debu yang mengandung Cd dapat mengakibatkan kerusakan terhadap paru-paru. Keracunan ini terutama terjadi pada pekerja di pabrik-pabrik yang menggunakan kadmium. Terhirupnya Cd dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan paru-paru pulmonary emphysema. Peristiwa pembengkakan paru-paru ini disebabkan oleh penghambatan kerja enzim alfa-antipirin oleh logam Cd Palar, 2004. 4. Efek terhadap sistem reproduksi Daya racun yang dimiliki oleh kadmium juga mempengaruhi sistem reproduksi dan organ-organnya. Pada konsentrasi tertentu Cd dapat mematikan sel-sel sperma pada laki-laki. Hal inilah yang menjadi dasar bahwa akibat terpapar oleh logam Cd dapat mengakibatkan impotensi Palar, 2004.

2.7 Pencemaran Logam Berat