Daftar Pustaka ………………………………………………………… vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dalam menjalani kehidupan bermasyarakat biasanya kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Fungsi bahasa yang terutama adalah sebagai alat
untuk bekerja sama atau berkomunikasi di dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk berkomunikasi sebenarnya dapat juga digunakan cara lain, misalnya
isyarat , lambang – lambang gambar atau kode – kode tertentu lainnya. Tetapi dengan bahasa komunikasi dapat berlangsung lebih baik dan lebih sempurna.
Setiap bahasa sebenarnya mempunyai ketetapan atau kesamaan dalam hal tata bunyi, tata bentuk, tata kata, tata kalimat, dan tata makna. Berdasarkan hal
tersebut terbentuklah keragaman bahasa. Salah satunya adalah ragam bahasa yang digunakan secara lisan yang biasa disebut bahasa lisan. Lawannya, ragam bahasa
yang digunakan secara tertulis, atau yang biasa disebut bahasa tulisan. Dalam konteks kebahasaan, tata bahasa adalah pengetahuan tentang aturan bahasa yang
baik dan benar. Pengetahuan tentang tata bahasa dapat membantu kita agar dapat mempunyai “feeling” tentang aturan tata bahasa dan memiliki kemampuan lebih
dalam memahami, menganalisis, dan menggunakan bahasa. Bahasa adalah cermin pikiran. Chomsky 1972:103 menyatakan bahwa terdapat sejumlah pertanyaan
Universitas Sumatera Utara
yang menyebabkan seseorang mempelajari bahasa. Dengan menelaah bahasa secara rinci, kita akan mengetahui ciri – ciri inheren dari pikiran manusia. Dengan
kata lain, kita akan mencapai pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana pikiran manusia menghasilkan dan memproses bahasa.
Dalam penggunaannya, bahasa mempunyai beberapa peraturan yang harus diikuti agar manghasilkan bahasa yang benar. Misalnya dalam penyusunan
kalimat. Kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan dengan satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri. Kalimat
juga merupakan bagian terkecil dalam bahasa. Dalam suatu kalimat dapat memiliki satu klausa atau lebih karena klausa sebagai unsur kalimat tidak selalu
berdiri sendiri tetapi dapat berkombinasi dengan klausa lain, dengan tataran, fungsi dan kelas yang sama atau berbeda. Salah satu contoh kalimat adalah
kalimat perbandingan. Kalimat perbandingan adalah kalimat yang membandingkan antara dua objek yang berbeda. Dalam bahasa Mandarin, kata
yang biasa digunakan untuk menunjukkan kalimat perbandingan adalah kata bi 比 . Bila diartikan kedalam bahasa Indonesia, kata ini mempunyai arti
membandingkan. Dalam penyusunan kalimat perbandingan bahasa Mandarin, kata bi
比 mempunyai cara tersendiri untuk diletakkan pada bagian mana agar
kalimat perbandingan tersebut dapat menjadi kalimat yang benar. Oleh karena itu, peneliti sangat tertarik untuk meneliti cara – cara penggunaan kata perbandingan
untuk menghasilkan kalimat perbandingan yang benar. Dalam membuat karangan atau tulisan dengan menggunakan Bahasa Mandarin, banyak pengguna Bahasa
Universitas Sumatera Utara
Mandarin yang tidak mengerti dengan benar struktur tata Bahasa Mandarin. Bila dibandingkan dengan Bahasa Indonesia, tata Bahasa Mandarin lebih sulit karena
setiap kata – kata bisa berbeda arti apabila diletakkan dalam sebuah kalimat. Bahasa Mandarin adalah salah satu bahasa asing yang banyak dipelajari di
Indonesia. Kemampuan manusia untuk menguasai lebih dari satu bahasa merupakan suatu kelebihan. Di Republik Rakyat China, masyarakat disana
menggunakan bahasa Mandarin untuk berkomunikasi. Pemakaian bahasa sebagai alat komunikasi dapat digunakan sarana komunikasi antar Negara, antar daerah
dalam kelompok atau komunitas tertentu. Selanjutnya akan memnyebabkan bahasa itu lebih berkembang dan menyebar. Dampak perkembangan tersebut,
bahasa sebagai alat komunikasi dapat dipengaruhi secara positif dan negatif. Secara positif bahasa itu berkembang sesuai dengan fungsi dan peranannya.
Secara negatif, bahasa itu dapat terpengaruh oleh kesalahan baik tata aturan dan kaidah bahasa yang digunakan secara lisan ataupun tata cara penulisan bahasa itu.
Tetapi di Negara tersebut, masyarakatnya tidak menyebutkan bahasa Mandarin melainkan Hanzi. Ini sesuai dengan kisah sejarah Negara tersebut di masa lampau.
Karena mereka mempunyai beberapa dinasti yang terlukis dalam sejarah. Dalam memperlajari suatu pengetahuan biasanya kita mempunyai peluang
untuk melakukan kesalahan. Belajar bahasa sama seperti mempelajari bahasa pada diri sendiri. Ketidak tepatan maksud dari apa yang kita jelaskan sering terjadi
dalam berkomunikasi. Banyak faktor – faktor yang menyebabkan hal tersebut. Dalam konteks kebahasaan hal tersebut disebut juga kesalahan berbahasa.
Kesalahan berbahasa sering terjadi karena ketidak tahuan pengguna bahasa dalam
Universitas Sumatera Utara
mengatur tata bahasa yang benar. Ada juga faktor – faktor lain yang membuat pengguna bahasa membuat kesalahan berbahasa. Analisis yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis kesalahan. Menurut Ellis 1986:296 mengatakan “analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan
oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, pengenditifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan
tersebut, pengklasifikasian kesalahan berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian keseriusan kesalahan itu”. Kesalahan itu tidak perlu
dianggap sebagai kegagalan. Sebaliknya dari sudut pandang pendidikan, kesalahan – kesalahan itu merupakan bagian penting dari memperoleh bahasa atau
pembelajaran bahasa. Kesalahan berbahasa tidak semuanya dapat diramalkan . Para guru bahasa di lapangan membuktikan hal itu. Kesalahan yang dibuat siswa
terjadi pada buktir yang tidak diduga – duga sama sekali.sebaliknya kesalahan yang diharapkan tidak terjadi. Sama seperti penelitian yang dilakukan Randal dan
Jackson 1972 Oleh karena itu, kalimat perbandingan dalam Bahasa Mandarin terjadi banyak kesalahan – kesalahan struktur pemakaian kata bi
比, maka
penelitian ini menggunakan analisis kesalahan. Dalam penelitian ini, peneliti mangambil suatu sumber data yang akan
diteliti. Sumber data tersebut adalah koran Xun Bao Youth. Koran Xun Bao Youth adalah salah satu koran terbitan kota Medan yang didalamnya
menggunakan bahasa Mandarin dan penulisannya juga menggunakan aksara China. Koran ini merupakan Koran edisi anak – anak dari Koran Xun Bao.
Sebenarnya di Kota Medan ada kurang lebih 3 Jenis Koran berbahasa Mandarin.
Universitas Sumatera Utara
Tetapi saya memilih Koran Xun Bao Youth ini karena dalam Koran ini terdapat karangan – karangan yang ditulis oleh pengguna Bahhasa Mandarin. “Mengarang
pada hakikatnya bukan sekedar menuliskan lambang – lambang grafik sehingga membentuk kata, kemudian kata – kata itu disusun menjadi kalimat menurut
peraturan tertentu, akan tetapi mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulisan melalui kalimat – kalimat yang dirangkai secara utuh,
lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat berhasil dikomunikasikan kepada pembaca” Byrne,1979 dalam skripsi Linda Aruan,2001. Dalam karangan
tersebut sering ditemui kesalahan – kesalahan penggunaan kalimat perbandingan yang tidak sesuai dengan tata bahasa Mandarin. Misalnya ada beberapa kalimat
perbandingan yang penyusunannya tidak sesuai dengan tata bahasa Mandarin. Maka dari itu, peneliti ingin menganalisis kalimat – kalimat tersebut dan mencari
tahu bagaimana penyusunan kalimat perbandingan yang benar.
1.2 Batasan Masalah