kinetik 9,2 Å dan 10,4 Å. Sedangkan lempung yang menggunakan metode freeze drying
menunjukkan absorbsi yang besar untuk reaktan terebut, atau memiliki ukuran porositas yang tinggi. Pengeringan dalam oven dapat memadatkan lempung, sehingga
menjadi sangat teraglumerasi.
2.3.4.5.Kalsinasi
Langkah kalsinasi yang dilakukan pada temperatur 573-773
o
K mengubah prekursor kation polioksida Al dan Zr menjadi pilar-pilar Aluminium oksida dan Zirkonium
oksida. Proses pemanasan sangat diperlukan untuk mendapatkan Lempung Terpilar PILC yang stabil dengan mikroporositas yang permanen, tanpa memperhatikan
fenomena mengembang dan hidrolisis. Selama proses kalsinasi, berlangsung reaksi dehidrasi dan dehidroksidasi terhadap prekursor pemilar bermuatan yang akan
menghasilkan partikel-partikel oksida yang netral.
Persamaan reaksi dalam kesetimbangan elektrik diperoleh dengan melepaskan proton selama konversi pada temperatur naik:
[Al
13
O
4
OH
24
H
2
O
12
]
7+
6,5 Al
2
O
3
+ 20,5 H
2
O + 7 H
+
[Zr
4
OH
8
H
2
O
16
]
8+
4 ZrO
2
+ 16 H
2
O + 8 H
+
2.3.5. Delaminasi
Pada struktur partikulat smektit, lapisannya terpisah dan tidak mempunyai struktur range yang panjang, sehingga dapat diamati. Efek ini semakin jelas pada dilusi yang
tinggi. Saat pertukaran ion dan pengeringan produk, menghasilkan disordered structure
, yang dikarakterisasi dengan luas permukaan surface area analyser, dan tidak adanya garis Difraksi Sinar-X 001 yang dapat dijelaskan sebagai struktur
bangunan kartu Card House Structure. Produk ini memiliki stuktur makropori yang dengan mudah mengadsorbsi 1,3,5-trietil benzen dari fase gas. Delaminasi merupakan
sifat yang unuk dari struktur layer, yang memberi tambahan kemungkinan penyesuaian porositas pada penggunaannya sebagai katalis.
Yedid Novrianus Larosa : Studi Pengetsaan Bentonit Terpilar Fe
2
O
3
, 2007 USU Repository © 2008
2.3.6. Modifikasi Lempung Terpilar
Untuk tujuan adsorbsi dan pemisahan, tambahan modifikasi Lempung Terpilar PILC kadang kala sangat diperlukan. Aplikasi ini membutuhkan kapasitas adsorbsi yang
tinggi, selektivitas terhadap molekul-molekul gas, dan kekuatan adsorbsi yang tinggi. Modifikasi ini dapat dilakukan selama sintesis atau setelah sintesis Lempung Terpilar
PILC tersebut.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan porositas Lempung Terpilar PILC dalam hal ini dilakukan modifikasi adalah dengan cara pra-adsorbsi
dari molekul-molekul awal ke dalam reaksi pertukaran ion dengan agen pemilar prekursor. Ion-ion n-alkil amonium lebih dahulu dipertukarkan dengan Na-lempung
dalam suatu massa yang lebih rendah dari massa kapasitas tukar kation Cation Exchanged Capacity
CEC. Sebagai hasilnya, densitas pilar menurun semenjak jarak antar lapisan layer Lempung Terpilar PILC bertindak sebagai templet. Selama
proses kalsinasi, molekul-molekul templet organik dibuang, dan diperoleh distribusi pilar yang homogen.
Heylen et al., melaporkan bahwa luas permukaan Surface area dan volume mikropori pada Lempung Terpilar-Fe Fe-PILC yang disintesis dimodifikasi dengan
menggunakan Butil amonium sebagai templet adalah 2,5 kali lebih besar jika dibandingkan dengan Lempung Terpilar-Fe Fe-PILC yang tidak dimodifikasi. Suatu
peningkatan yang juga penting dapat dilihat dari kapasitas adsorbsinya terhadap gas N
2
, O
2
, dan CO pada temperatur 194
o
K, P
eq
= 4,5 x 10
4
Pa, telah diteliti pada Lempung Terpilar-Fe Fe-PILC yang disintesis dimodifikasi dengan menggunakan
Butil amonium sebagai templet BuA-Fe-PILC, dimana didapatkan: kapasitas adsorbsi untuk gas N
2
= 0,23 mmolg; untuk gas O
2
= 0,17 mmolg; dan untuk gas CO= 0,30 mmolg. Sedangkan pada Lempung Terpilar-Fe Fe-PILC yang tidak
dimodifikasi, didapatkan: kapasitas adsorbsi untuk gas N
2
= 0,00 mmolg; untuk gas O
2
= 0,03 mmolg; dan untuk gas CO= 0,27 mmolg.
Yedid Novrianus Larosa : Studi Pengetsaan Bentonit Terpilar Fe
2
O
3
, 2007 USU Repository © 2008
2.3.7. Lempung Terpilar versus Lempung Berlapis