Gambar 4.7 Foto SEM untuk Bentonit Terpilar-Fe
2
O
3
Hasil Etsa yang Dikalsinasi pada Suhu 500
o
C
Sementara Luas Permukaan Surface Area untuk
Bentonit Terpilar-Fe
2
O
3
Hasil Etsa yang Dikalsinasi pada Suhu 500
o
C didapatkan: 91,1255 m
2
g Data G.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Hasil Analisis Foto SEM Scanning Electron Microscope dan Data
Surface Area Analyser untuk Bentonit Alam
Hasil Analisis Foto SEM dan Data Surface Area Analyser untuk Bentonit Alam
gambar 4.1 dan Data A dalam Penelitian ini digunakan sebagai Pembanding
terhadap Bentonit Terpilar-Fe
2
O
3
dan terhadap Bentonit Terpilar-Fe
2
O
3
Hasil Etsa.
Dari Hasil Analisis Foto SEM untuk Bentonit Alam gambar 4.1 dapat
dilihat bahwa Porositas Bentonit Alam tersebut relatif masih kecil yang disebabkan oleh pori-porinya yang masih tertutup oleh pengotor-pengotor yang terdapat di
dalamnya. Hal ini dapat dijelaskan dengan tidak tampaknya cekungan pori berwarna hitam yang diindikasikan sebagai bagian pori-pori dari bentonit alam tersebut.
Yedid Novrianus Larosa : Studi Pengetsaan Bentonit Terpilar Fe
2
O
3
, 2007 USU Repository © 2008
Sedangkan bagian berwarna putih yang terlihat pada gambar 4.1 tersebut dapat
dijelaskan sebagai permukaan bentonit alam yang banyak mengandung SiO
2
dan masih tertutupi oleh pengotor-pengotor lainnya.
Sementara dari Data Surface Area Analyser untuk Bentonit Alam
Data A, dapat dilihat besarnya Luas Permukaan Surface Area Bentonit Alam
tersebut relatif masih kecil apabila dibandingkan dengan Luas Permukaan Surface Area dari bentonit-bentonit lainnya Bentonit Terpilar-Fe
2
O
3
, dan Bentonit Terpilar-Fe
2
O
3
Hasil Etsa.
4.2.2. Hasil Analisis Foto SEM Scanning Electron Microscope dan Data
Surface Area Analyser untuk Bentonit Terpilar-Fe
2
O
3
yang dikalsinasi pada suhu 400
o
C, 450
o
C, dan 500
o
C
Dari Hasil Analisis Foto SEM untuk Bentonit Terpilar-Fe
2
O
3
yang dikalsinasi pada suhu 400
o
C, 450
o
C, dan 500
o
C gambar 4.2, gambar 4.3, dan gambar 4.4 dapat
dilihat bahwa Porositas dari ketiga Bentonit Terpilar-Fe
2
O
3
tersebut berbeda-beda menurut suhu kalsinasinya masing-masing. Dari ketiga gambar tersebut terlihat bahwa
ketiga Bentonit Terpilar-Fe
2
O
3
itu telah memiliki Porositas yang cukup besar apabila dibandingkan dengan Bentonit Alam sebagai Pembanding, yang ditunjukkan oleh
tampaknya cekungan berwarna hitam yang diindikasikan sebagai bagian pori-pori dari ketiga Bentonit Terpilar-Fe
2
O
3
tersebut. Namun,
di antara
ketiga Bentonit Terpilar-Fe
2
O
3
tersebut, Bentonit Terpilar-Fe
2
O
3
yang dikalsinasi pada suhu 450
o
C menunjukkan Porositas yang paling besar. Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan cekungan berwarna hitam yang tampak lebih banyak dimiliki oleh
Bentonit Terpilar-Fe
2
O
3
yang dikalsinasi pada suhu 450
o
C tersebut. Sementara dari Data Surface Area Analyser untuk Bentonit Terpilar-Fe
2
O
3
yang dikalsinasi pada suhu 400
o
C, 450
o
C, dan 500
o
C Data B, Data C, dan Data D,
dapat dilihat bahwa Luas Permukaan Surface Area dari
ketiga Bentonit Terpilar-Fe
2
O
3
tersebut juga berbeda-beda menurut suhu kalsinasinya masing-masing. Dari ketiga data tersebut juga terlihat bahwa ketiga Bentonit Terpilar-
Fe
2
O
3
itu telah memiliki Luas Permukaan Surface Area yang cukup besar apabila dibandingkan dengan Bentonit Alam sebagai Pembanding. Namun, di antara ketiga
Yedid Novrianus Larosa : Studi Pengetsaan Bentonit Terpilar Fe
2
O
3
, 2007 USU Repository © 2008
Bentonit Terpilar-Fe
2
O
3
tersebut, Bentonit Terpilar-Fe
2
O
3
yang dikalsinasi pada suhu 450
o
C juga menunjukkan Luas Permukaan Surface Area yang paling besar 89,0563 m
2
g.
4.2.3. Hasil Analisis Foto SEM Scanning Electron Microscope dan Data