BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara produsen beras ketiga terbesar di dunia setelah Cina dan India. Produksi beras Indonesia masih harus ditingkatkan untuk mencukupi
permintaan sekitar 275 juta orang penduduk pada tahun 2025. Kebutuhan beras Indonesia dipenuhi oleh budi daya padi pada lahan seluas 10,6 juta hektar, atau sekitar
7,2 dari luas pertanaman padi dunia.
Kepedulian kita dan apresiasi lembaga-lembaga internasional yang terkait dengan produksi beras serta adanya keprihatinan terhadap semakin kompleksnya
masalah perpadian dunia dimasa yang akan datang, maka tahun 2004 ditetapkan kembali oleh Lembaga Pangan Sedunia FAO dibawah Perserikatan Bangsa Bangsa
PBB sebagai Tahun Padi Internasional 2004 International Rice Year 2004.
Faktor yang menghambat peningkatan produksi beras sangat kompleks diantaranya:
a. Keterbatasan varietas yang dapat meningkatkan produksi di atas 5 dari rata-rata produktivitas nasional,
Irma Wahni Sinaga : Peramalan Kebutuhan Konsumsi Beras Di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2008-2010 Dengan Menggunakan Metode Kuadrat Terkecil, 2008
USU Repository © 2008
b. Keterbatasan tanah menyediakan hara tanaman bahkan tanah kita dinyatakan sudah sakit,
c. Meningkatnya perkembangan hama dan penyakit tanaman, dan d. Terjadinya perubahan iklim yang sulit diprediksi akibat pemanasan global.
Faktor penghambat yang pada saat ini hangat dibicarakan adalah pemanasan global mengakibatkan perubahan iklim yang mempengaruhi berbagai kehidupan di
dunia. Pemanasan global dianggap sangat penting, sehingga di Nusa Dua-Bali diselenggarakan Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Perubahan Iklim
United Nations Climate Change Conference =UNCCC pada 3-14 Desember 2007.
Beberapa hal yang menarik untuk dicermati dari perubahan iklim yang disebabkan emisi gas rumah kaca GRK seperti CO2, metan, dinitro oksida, dan CFC
chlorofluorocarbons akan merusak lapisan Ozon O3 yang berada 20 km dari permukaan bumi. Lapisan Ozon berfungsi sebagai saringan alam untuk menahan sinar
ultraviolet UV bergelombang pendek dari matahari. Radiasi UV matahari sangat berbahaya, karena dapat menimbulkan kanker kulit, katarak, melemahnya sistem
kekebalan tubuh, menurunnya kesuburan hewan ternak, menurunnya produksi pertanian, dan mengakibatkan pemanasan globa perubahan iklim global.
Pemanasan global mengakibatkan suhu dunia akan meningkat sebesar 3 derajat, berubahnya pola hujan dan meningkatnya kejadian mengakibatkan iklim
pertanian yang tidak menentu menyebabkan perberasan nasional menjadi tidak stabil, situasi yang demikian direspon oleh pemerintah dengan melakukan aksi program
Peningkatan Produksi Beras Nasional P2BN. Keputusan politik pemerintah
Irma Wahni Sinaga : Peramalan Kebutuhan Konsumsi Beras Di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2008-2010 Dengan Menggunakan Metode Kuadrat Terkecil, 2008
USU Repository © 2008
menargetkan tambahan produksi beras pada 2007 sebanyak 2 juta ton, dan tahun berikutnya hingga 2009 produksinya ditargetkan naik 5.
Pertimbangan pemerintah untuk menaikkan produksi beras 2 juta ton adalah agar surplus beras nasional tidak mepet tipis dan stok pemerintah di Bulog
bertambah 1 juta ton, sehingga harga beras lebih mudah dikontrol dan Indonesia mampu berswasembada beras. Dalam rangka P2BN, telah disepakati bahwa PTT
Pengelolaan Tanaman Terpadu merupakan program aksi peningkatan produktivitas dengan penerapan pengelolaan pertanian dan sumber daya terpadu, baik menggunakan
benih hibrida maupun inbrida yang unggul dan bersertifikat, pemupukan yang tepat, serta peningkatan penyuluhan dan bimbingan bagi petani yang akan dilaksanakan
dengan SL-PTT.
1.2 Perumusan Masalah