Model Refleksi Realitas Dua Model Realitas Media

bahkan opini massa cenderung apriori sehingga mudah menyalahkan berbagai pihak yang bertanggung jawab atas musibah tersebut, serta opini massa cenderung sinis, karena peristiwa ini amat tragis dan sering kali terjadi dalam penerbangan di Indonesia. 20

2. Model Refleksi Realitas

Yaitu model yang merefleksikan suatu kehidupan yang terjadi dengan merefleksikan suatu kehidupan yang pernah terjadi di dalam masyarakat. 21 Apa yang dimaksudkan dengan realitas? Alfred Schutz menjelaskan bahwa setiap manusia didalam pikirannya membawa stock of knowledge, Stock knowledge yang mereka dapatkan melalui proses sosialisasi menyediakan frame of reference atau orientasi yang mereka gunakan dalam menginterpretasikan obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa yang mereka lakukan sehari-hari. Contohnya adalah Film Alangkah Lucunya Negeri Ini. Muluk memendam ide gila tapi cukup brilian. Sarjana yang masih menganggur itu ingin memberdayakan para pegawai agar menjadi lebih produktif lewat jalan yang halal. Caranya, mengubah mata pencaharian mereka, dari mencopet menjadi pengasong. Hasil nyopet dikumpulkan dalam sebuah tabungan. Setelah terkumpul banyak, Muluk diperankan oleh Reza Rahadian berencana memodali mereka untuk mengasong dan kemudian membangun kios. Muluk mencoba bereksperimen dengan menyulap para pencopet wiraswasta. 20 Ibid., h. 202 21 Ibid., h.201 Demi memuluskan niatnya itu, Muluk mengajak dua rekan sarjana lainnya, yang sama-sama menganggur. Tapi niat tulus Muluk mendapat rintangan. Belum apa-apa, para copet itu sudah pesimistis. Kemudian timbul perpecahan antara para copet itu dan bosnya, meski sang bos mendukung rencana Muluk seratus persen. Persoalan kian rumit ketika sang ayah tak setuju dengan langkah Muluk. Semua bayaran yang kamu terima dan bawa ke rumah itu hasil nyopet, haram kata sang ayah kepada anak semata wayangnya itu. Dalam film ini menceritakan realitas kehidupan sosial dan politik di Indonesia terutama di kota-kota besar. Berbagai sindiran pun diluncurkan dalam film yang menghabiskan 9 tahun bagi Dedy Mizwar dalam menggarapnya. Backsound dalam film ini pun sangat menyentuh dan match dengan adegan, hingga dapat membuat penontonnya meneteskan air mata dan timbul rasa nasionalisme yang sangat. Isu-isu seputar korupsi, seperti kasus cicak dan buaya serta gurita Cikeas, ikut mewarnai film ini yang diolah menjadi kata-kata. Aksi-aksi kocak dalam film ini tetap tak terlupakan, adegan dan ucapan polos anak-anak jalanan dapat membuat penonton tertawa dan seakan hinggap dalam kehidupan mereka. Di tengah gembar-gembornya pembangunan dan pencitraan pemeritnah ternyata dapat luluh lantah setelah kita menonton film ini, karena film ini adalah realita sosial dan politik sesungguhnya di bangsa yang besar, Indonesia. Tak ada yang ditutup-tutupi dalam film ini dalam menggambarkan Indonesia seutuhnya. Film ini merupakan film mengenai anak bangsa yang wajib ditonton setelah Laskar Pelangi, sang Pemimpi dan lainnya. Satu lagi, Film ini merupakan kritik yang elegan buat pihak-pihak yang merasa dan bertanggung jawab akan nasib orang-orang yang termarjinalkan. 22

C. Model Format Program Siaran