Konstruksi Realitas Sosial Berita Korupsi Di Metro Tv (Analisis Framing Pemberitaan “Skandal Akil Mochtar” dalam Primetime News)

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)

Oleh :

Annisa Putri Hariyanti NIM: 1110051100078

KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M


(2)

(3)

(4)

(5)

Annisa Putri Hariyanti

Konstruksi Realitas Sosial Berita Korupsi di Metro TV (Analisis Framing Pemberitaan

“Skandal Akil Mochtar”dalamPrimetime News)

Media massa merupakan sebuah alat untuk menyampaikan pesan dalam bentuk berita kepada khalayak. Berita atau pesan yang disampaikan oleh media massa seringkali dimaknai apa adanya oleh masyarakat, karena masyarakat lebih terpengaruh pada judul berita yang dimunculkan dan kesan yang disimpulkan oleh media massa daripada menganalisis secara mendalam isi berita tersebut.

Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan mayor dan minor. Adapun mayornya adalah Bagaimana Metro TV melakukan konstruksi realitas sosial pada pemberitaan skandal Akil Mochtar terkait korupsi khususnya pada program berita Primetime News episode ‘Skandala Suap MK’?

Kemudian, minornya adalah Bagaimana Metro TV memaknai korupsi dalam peliputan kasus korupsi di Indonesia?

Metro TV cukup obyektif dan bekerja sesuai dengan kaidah jurnalistik yaitucover both side atau berimbang dalam mengemas pemberitaan kasus korupsi Akil Mochtar. Realitas yang dibangun oleh Metro TV berpihak kepada kepentingan umum yang artinya asas kerja media sesuai visi dan misinya yakni menjadi stasiun televisi Indonesia dengan peringkat nomer satu di Indonesia, merangsang dan meningkatkan kemajuan bangsa dan negara, memberi informasi, menambah wawasan dan mencerdaskan penonton.

Teori yang digunakkan yaitu konstruksi realitas sosial Berger dan Luckman dan analisis framing William A. Gamson dan Andre Mondigliani. Teori ini mengenai bagaimana sebuah berita terdiri atas kemasan atau cara pandang dan melalui mana konstruksi atas realitas itu dibentuk oleh media massa.

Menurut Metro TV korupsi yang menimpa Akil Mochtar sebagai pejabat tinggi negara merupakan sebuah tragedi konstitusi. Kasus ini membuktikan bahwa memang benar ada mafia hukum dan permainan uang di Mahkamah Konstitusi (MK).

Konstruksi realitas berita Akil Mochtar ini merupakan berita fakta peristiwa dan fakta pendapat, karena berita ini sedang terjadi dan menggunakan pendapat dari seseorang yang kompeten yaitu Jimly Assidiqqie.

Kata kunci : Media massa, Konstruksi realitas sosial, Framing, William A. Gamson dan Andre Mondigliani,Korupsi, Akil Mochtar, Jimly Assidiqqie dan MK.


(6)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulilah segala puji bagi allah SWt, atas segala rahmat, hidayah dan karunia yang telah di bberikan-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Konstruksi Realitas Sosial Berita Korupsi di Metro TV (Analisis Framing Pemberitaan “ Skandal Akil Mucthar”dalam Premetime News”) tak lupa

shol;awat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya yang mencintai beliau.

Skeipsi ini merupakan tugas akhir yang penulis susun demi memenuhi salah satu syrat guna memperoleh gelar strata satu (S1) pada program studi Konsentrasi Jurnalistik di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan bebagai pihak.

Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Faskultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidatulllah Jakarta, Bapak Dr. H. Arif Subhan, M.A.

2. Pembantu Dekan I Bapak Suparto, M.Ed.Ph.D,. Pembantu Dekan II Bapak Drs. Jumroni, M.Si. dan Pembantu Dekan III, Bapak Dr. H. Sunandar Ibnu Nur. M.Ag.


(7)

senantiasa meluangkan waktu untuk memberi arahan dan saran yang bermanfaat kepoadea penulis dalam proses penyelesaian, proses skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf akademik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi atas ilmu yang telah di berikan kepada penulis selama perkuliahan.

6. Seluruh Staf Perpusatakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kedua Orang Tua tercinta Bapak Hariyanto dan Siti Cholilah (Alm). Atas

kasih sayang, Do’a, motivasi dan materi yang mereka berikan, sehingga

penulis bias menyelesaikan skripsi ini.

8. Kakak-kakak tercinta, Eko Setiawan, Indra Widiyanto, dan Mifta Safitri yang telah memberikan dukungan moril dan materil.

9. Produser Primetime News Metro Tv Bapak Akhsanul Ato dan Ibu Ami Melanrosa yang telah meluangkan waktunya untuk diwawancarai oleh penulis.

10. Metro TV yang sudah memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan skripsi ini.

11. Sahabat-sahabat penulis Riska F. Afni, Muthia hami, Regita Rafinna, Latief, dan Meylisa Agustina, yang telah memberikan ide, masukan serta


(8)

12. Seluruh teman-teman di Jurusan Jurnalistik, Khususnya Jurnalistik, C yang selama ini telah memberikan semangat kepada penulis.

13. Seluruh Rekan-rekan lainnya yang tidak bias penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak.

Wassalamualaikum, Wr. Wb

Ciputat, 08 Agustus 2014

Penulis


(9)

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Tinjauan Pustaka ... 6

F. Metodologi Penelitian ... 7

G. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II LANDASAN TEORI A. Berita... 16

1. Pengertian Berita... 16


(10)

B. Media Massa ... 18

1. Pengertian Media Massa ... 18

2. Fungsi Media Massa ... 19

C. Televisi... 21

D. Konsep Korupsi ... 23

E. Konstruksi Sosial ... 25

1. Pengertian Konstruksi Sosial ………25

2. Asumsi Dasar Teori Konstruksi Sosial……….26

3. Tahapan Konstruksi Sosial………..30

F. Framing……….35

1. Pengertian Framing………...35

2. AnalisisFraming Model William A Gamson dan………36

3. Andre Mondigliani……….36

BAB III PROFIL MEDIA ELEKTRONIK METRO TV... 42

A. Profil Metro TV ... 42

B. Visi dan Misi Metro TV... 44

C. Struktur Organisasi Metro TV ... 45

D. ProgramPrimetime News Metro TV ... 46

E. BeritaPrimetime News “Skandal Suap MK” edisi 3 Oktober 2013 ... 50

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Berita Korupsi Akil Mochtar di Primetime News Metro TV episode 3 Oktober 2013 ... 52


(11)

A. Kesimpulan ... 75 B. Saran dan Penutup... 78

DAFTRA PUSTAKA... 80 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 01 Proses Konstruksi Sosial Media Massa ... 30 2. Tabel 02 Perangkat Framing William A. Gamson

dan Andre Mondigliani ... .40 3. Tabel 03 Perangkat FramingPrimetime News


(13)

1 A. Latar Belakang Masalah

Media massa merupakan bagian dari teknologi yang membuat infrastruktur komunikasi modern secara luas memfasilitasi agar informasi sampai kepada masyarakat yang ada di kota maupun yang ada di pelosok desa. Media massa memiliki fungsi berupa informasi, pendidikan, memengaruhi, hiburan dan media massa juga berfungsi sebagai mediasi.

Pada masa sekarang ini media massa menganggap bahwa, adanya subyektivitas sosial di dalam media, yaitu masyarakat tidak akan menerima semua tentang apa yang diinformasikan oleh media, karena masyarakat ataupun media memiliki subyektivitas masing-masing berdasarkan pemaknaan dan penekanannya.

Media massa merupakan saluran, sarana atau alat yang digunakan dalam proses komunikasi massa, yakni komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak (channel of communication). Media massa memiliki karakteristik yaitu disebarluaskan kepada khalayak (publisitas), pesan atau isinya beersifat umum (universalitas), tetap atau berkala (periodisitas), berkesinambungan (kontinuitas) dan berisi hal-hal baru (aktualitas). Terdapat lima media massa yang dianggap sebagai The Big Five of Mass Media (surat kabar, majalah, radio, televisi dan


(14)

2

film).1 Berita merupakan informasi yang ditulis di surat kabar, disiarkan di radio dan ditayangkan di televisi. Berita adalah laporan mengenai fakta atau ide terbaru yang benar , menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi dan mediacyber.2

Televisi (TV) merupakan media yang sangat instan dalam menyampaikan sebuah informasi ataupun berita. Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Masyarakat yang menonton TV selain mendapatkan berita atau informasi juga dapat melihat bentuk atau gambar yang berkaitan dengan berita atau informasi tersebut. Media elektronik terutama dunia pertelevisian di Indonesia semakin banyak dengan muculnya beberapa TV swasta yaitu RCTI, SCTV, ANTEVE, Indosiar, Metro TV, Trans TV, TV One, Trans7, NET TV, RTV dan Global TV.

Gambar yang dihasilkan oleh TV digunakkan untuk membangun makna tentang isu-isu politik dan sosial. Melalui gambar yang ditunjukkan kita memaknai sebuah isu itu tidak netral dan dilihat dari sudut pandang kekuasaan dan elit politik. Sehingga dalam proses konstruksi sosial sebuah berita sulit untuk dibedakan isu itu netral atau tidak.3

Berita atau pesan yang disampaikan oleh media massa seringkali dimaknai apa adanya oleh masyarakat, karena masyarakat lebih terpengaruh

1

Asep Syamsul M. Romli,Kamus Jurnalistik(Bandung: Simbiosa Rekatama Media), Cet. Pertama h. 85.

2

Sumandiria Haris, Jurnalistik Indonesia ‘Menulis Berita dan Feature’ (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset, 2008), Cet. Ketiga h. 65. 3

William A. Gamson, dkk., Media Images and The Social Construction of reality(Boston: Annual Review of Sociology, 1992 ) h. 374.


(15)

pada judul berita yang dimunculkan dan kesan yang disimpulkan oleh media massa daripada menganalisis secara mendalam isi berita tersebut.

Padahal pada kenyataannya media melakukanframingatau bingkai dengan maksud mengkonstruksi berita yang dilakukan oleh awak media seperti pada teknik jurnalistik framing William A. Gamson dan Andre Mondigliani. Berita itu sendiri merupakan konstruksi dari realitas sosial yang dibentuk oleh pekerja media.

Penelitian ini memilih berita kasus Skandal Akil Mochtar karena kasus ini sedang terjadi dan hangat dibicarakan oleh masyarakat. Adapun alasan memilih media televisi Metro TV khususnya program berita Primetime News episode ‘Membongkar Skandal MK’ karena dalam berita skandal Akil Mochtar beberapakali disajikan pendapat salah seorang mantan ketua MK yaitu Jimmly Assidiqie serta laporan disajikan secara mendalam dan menghadirkan narasumber-narasumber yang kompeten dan berkaitan dengan pembahasan kasus Akil Mochtar yaitu Refli Harun, yang pernah melaporkan kasus suap Akil Mochtar pada tahun 2001 dan Mahfud MD, mantan ketua MK.

Penelitian ini fokus pada Metro TV dalam memberitakan kasus skandal Akil Mochtar khususnya dalam program beritaPrimetime Newsepisode “Membongkar Skandal MK” 3 Oktober 2013. Ketertarikan peneliti dalam penelitian ini terletak bagaimana Metro TV mengkontruksikan pemberitaan mengenai Akil Mochtar sebagai pejabat tinggi negara.

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenaiKonstruksi Realitas Sosial Berita Korupsi di


(16)

4

Metro TV (Analisis Framing Pemberitaan “Skandal Akil Mochtar” di Primetime News)

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini terarah dan lebih mudah maka fokus penulisan ini terletak pada Metro TV dalam mengkonstruksi berita mengenai skandal Akil Mochtar sebagai pejabat tinggi negara dalam program Primetime News edisi 3 Oktober 2013. Peneliti memilih Memilih edisi 3 Oktober 2013 karena bertepatan setelah dilakukannya gelar perkara oleh KPK yang menunjukkan barang bukti suap Akil Mochtar.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana Metro TV melakukan konstruksi realitas sosial pada pemberitaan skandal Akil Mochtar terkait korupsi khususnya pada program berita Primetime Newsepisode ‘Skandala Suap MK’?

2. Bagaimana Metro TV memaknai korupsi dalam peliputan kasus korupsi di Indonesia sesuai dengan analisis framing William A. Gamson dan Andre Mondigliani?


(17)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana Bagaimana Metro TV melakukan konstruksi realitas sosial pada pemberitaan skandal Akil Mochtar terkait korupsi khususnya pada program beritaPrimetime Newsepisode ‘Skandala Suap MK’.

2. Untuk mengetahui bagaimana Metro TV memaknaikorupsidalam peliputan kasus

korupsi di Indonesia sesuai dengan analisis framing William A. Gamson dan Andre Mondigliani.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberi manfaat yaitu : 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan melalui penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai cara media Metro TV dalam mengkontruksikan beritanya. Selain itu menjadi bahan bacaan yang akan menambah wawasan mengenai cara konstruksi berita di media dengan melakukan framing dalam pemberitaan media visual.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan melalui penelitian ini mampu memberikan manfaat bagi wartawan dan praktisi dalam mengkonstruksi sebuah berita di media massa serta informasi mengenai konstruksi realitas sosial.


(18)

6

E. Tinjauan Pustaka

Skripsi ini merujuk kepada penelitian-penelitian terdahulu dan buku-buku yang membahas tentang analisis framing pada media cetak. Merujuk kepada penelitian terdahulu di luar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta seperti Analisis Framing dalam Pemberitaan Metro TV Terhadap Kasus Terorisme Di Indonesia (Studi Kasus Metro Realitas) oleh Resti Fauziah dari Universitas Hasanudin, Makasar. Skripsi Konstruksi Pemberitaan Persidangan Kasus Wisma Atlet di TV One dan Metro TV (Analisis Framing Model William A. Gamson dan Andre Mondigliani di Bulan Januari - Maret 2012) oleh Jemmy Lukito dari Universitas Mercubuana, Jakarta.

Peneliti juga mengambil referensi-referensi skripsi dari dalam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu Pers dan Kepentingan Politik (Analisis Framing Berita Partai Nasional Demokrat dan Partai Kemakmuran Bangsa Nusantara di Harian Seputar Indonesia).

Persamaan dari skripsi-skripsi di atas yaitu selain penelitian ini sama-sama menggunakan analisis framing William A. Gamson dan Andre Mondigliani, menggunakan analisis konstruksi realitas sosial, ada skripsi yang menggunakan subyek Metro TV. Perbedaan penelitian ini dengan skripsi-skripsi di atas yaitu penelitian ini menggunakan kasus korupsi Akil Mochtar dalam program Primetime News.

Dari beberapa penelitian sebelumnya peneliti mengambil kesimpulan bahwa belum terdapat mahasiswa/i yang meneliti tentang


(19)

Konstruksi Realitas Sosial Berita Korupsi di Metro TV (Analisis Framing

Pemberitaan “Skandal Akil Mochtar”diPrimetime News).

F. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian

Dalam penelitian tentang wacana pemberitaan ini, peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme. Paradigma ini mempunyai posisi dan pandangan tersendiri terhadap media dan teks berita yang dihasilkan. Rancangan konstruktivis melihat realitas pemberitaan media sebagai aktivitas konstruksi sosial.4 Menurut pandangan ini, bahasa tidak hanya dilihat dari segi gramatikal, tetapi juga melihat apa isi atau makna yang terdapat dalam bahasa itu, sehingga analisis yang disampaikan menurut pandangan ini adalah suatu analisis yang membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu yang disampaikan oleh sang subyek yang mengemukakan suatu pernyataan.5

Menurut paradigma ini terdapat isu-isu penting yang menjadi fokus media massa dalam yaitu kedudukan, harta, wanita, persoalan-persoalan sensitif, sensualitas dan kengerian. Materi yang dikonstruksi yang terpenting adalah tiga keberpihakan media yang tidak dalam dilepaskan yaitu keberpihakan media massa kepada kapitalisme, keberpihakan semu terhadap masyarakat dan keberpihakan kepada kepentingan umum. Prinsip

4

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004), Cet. Ketiga, h. 204.

5

Jumroni dan Suhaemi, Metode-metode Penelitian Komunikasi (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 83.


(20)

8

dasar dari sebaran konstruksi sosial media massa adalah semua informasi harus sampai pada pemirsa atau pembaca secepatnya dan setepatnya berdasarkan apa yang dianggap penting oleh pembaca atau pemirsa. Setelah semua informasi telah sampai kepada khalayak, maka terjadi pembentukan konstruksi kepada khalayak melalui tiga tahap: konstruksi realitas pembenaran, kesediaan dikonstruksi oleh media massa dan sebagai pilihan konsumtif. Kemudian dapat dilihatlah citra yang ditimbulkan oleh media massa terhadap isu yang idangkat apakah citra baik atau buruk. Isu-isu yang telah disampaikan dapat diberikan argumentasi dan akuntabilitas oleh media massa dan khalayak terhadap pilihan mereka untuk terlibat dalam pembentukan konstruksi ini.6

Melihat penjelasan mengenai paradigm konstruktivisme di atas maka kaitannya dengan hasil penelitian peneliti yaitu menunjukkan bahwa paradigma ini menilai kasus Akil Mochtar melibatkan dua dari tiga hal yang setia hari menjadi fokus media massa yaitu kedudukan dan harta. Selain itu kasus ini juga merupakan persoalan sensitif dan menimbulkan kengerian penonton karena jabatan yang seharusnya bertujuan untuk mencari keadilan malah digunakan untuk kepentingan pribadi. Konstruksi realitas merupakan realitas ada dibalik pernyataan dari actor atau seseorang yang berkaitan dengan isu dalam hal ini pernyataan Jimly Assidiqqie terkait hukuman mati bagi Akil Mochtar. Metro TV sendiri berpihak kepada kepentingan umum dimana sesuai dengan visi Metro TV yang ingin menjadi stasiun televisi

6

Bruhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat(Jakarta: Penada Media Group, 2007), h. 204-206.


(21)

Indonesia yang berbeda dengan peringkat nomer satu untuk program berita, menawarkan kualitas hiburan dan program gaya hidup serta memberikan wawasan dan mencerdaskan penonton.

Metro TV sendiri berusaha agar informasi yang disajikan tersampai dengan cepat dan tepat kepada penonton dengan selalu menyajikan berita yang aktual dan menyiarkan langsung program Primetime News baik dari studio maupun di luar studio. Citra yang dibangun oleh metro TV terhadap kasus yang menimpa Akil Mochtar yaitu berita baik dimana masyarakat harus mengetahui bahwa sebuah penjaga konstitusi dapat terlibat korupsi dengan mengungkapkan permainan uang di MK agar masyarakat lebih perhatian lagi terhadap kasus korupsi yang sudah masuk kemana-mana, tidak hanya di yudikatif.7

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.8

7

Sumber Metro TV dan Wawancara Pribadi dengan Akhsanul Ato dan Ami Melanrosa, Jakarta, 25 Maret Pukul 19:30 WIB dan 28 Mei 2014 Pukul 14:30 WIB.

8

Lexy J. Moaleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 6.


(22)

10

Dalam penerapannya, pendekatan kualitatif menggunakan metode pengumpulan data dan metode analisis yang bersifat nonkuantitatif, seperti penggunaan instrumen wawancara mendalam dan pengamatan.9 Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis deskriptif yang berfokus pada penelitian nonhipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.10

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan analisis Framing William A Gamson dan Andre Mondigliani. Model analisis Gamson dan Mondigliani mengenai visual image berupa gambar, grafik, citra yang mendukung bingkai secara keseluruhan

Analisis framing adalah analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja) dibingkai oleh media. Sedangkan analisis framingdalam paradigma konstruksionis yaitu:

a. Manusia dan masyarakat adalah produk yang dialektis, dinamis, dan plural secara terus menerus. Masyarakat adalah produk manusia dan secara terus menerus mempunyai hasil kembali terhadap penghasilnya.

b. Realitas tidak dibentuk secara alamiah atau diturunkan Tuhan tetapi ia dibentuk dan dikonstruksi.

9

Antonius, Birowo,Metode Penelitian Komunikasi(Yogyakarta: Gintanyali, 2004), h. 2. 10

Suharismi, Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Bina Aksara, 1989), h. 194.


(23)

pergaulan atau sosial tertentu akan menafsirkan realitas sosial itu dengan konstruksinya masing-masing.

4. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek dari penelitian ini ialahMetro TV, sedangkan yang menjadi obyek dalam penelitian adalah pemberitaan mengenai Akil Mochtar

5. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dari bulan Januari 2014 - Juni 2014. Penelitian ini berlangsung di Gedung Metro TV Jl Pilar Mas Raya Kav. A-D, Kedoya - Kebon Jeruk Jakarta 11520 - Indonesia.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu menggunakan data dari naskah berita dan naskah video pengantar. Dari kedua naskah tersebut, peneliti dapat meneliti dari segi framing William A. Gamson dan Andre Mondigliani sebagai berikut :

a) Media Packageatau diartikan juga sebagai frame, seperangkat gagasan atau ide sentral ketika seseorang atau media memahami dan memaknai suatu isu (central organizing idea of making sense of relevant events, suggesting what is at issues). Frame ini akan didukung oleh perangkat wacana lain seperti kata, kalimat, pemakaian


(24)

12

gambar atau grafik, proposisi dan sebagainya. Dalam Media Package terdapatCore Frame danCondensing Symbol.Core Framemerupakan pusat organisasi elemen-elemen ide yang membantu komunikator untuk menunjukkan isu tertentu, serta memberikan pengertian yang relevan terhadap peristiwa dan mengarahkan makna isu. Condensing Symbol adalah hasil pencermatan terhadap interaksi perangkat simbolik, sebagai dasar digunakannya perspektif.11 Secara umum Condensing Symboldikelompokkan menjadi dua yaitu framing devices danreasoning defivices.

b) Framing Device atau perangkatframing, berkaitan dengan ide sentral atau bingkai yang digunakkan pada teks berita. Perngkat ini dapat dilihat dalam pemakaian kata, kalimat, grafik atau gambar dan metafora tertentu. Perangkat ini terbagi menjadi lima yaitu :Methapors (perumpamaan atau pengandaian), Catchphrases (frase yang menarik, kontras, menonjol dalam suatu wacana. Ini umumnya berupa jargon atau slogan), Exemplar (Mengaitkan bingkai dengan contoh, uraian biasanya teori atau perbandingan yang bertujuan untuk memperjelas bingkai), Depiction (Penggambaran atau pelukisan suatu isu yang bersifat konotatif. Depiction ini umumnya berupa kosakata, leksikon untuk melabeli sesuatu) dan Visual Image (Gambar, grafk, citra yang mendukung

11

O. Hasbiansyah,Konstelasi Paradigma Objektif dan Subjektif dalam Penelitian Komunikasi dan Sosial, h. 215.


(25)

bingkai secara keseluruhan. Bisa berupa foto, kartun, ataupun grafik untuk menekankan dan mendukung pesan yang ingin disampaikan). c) Reasoning Devices atau perangkat penalaran,berhubungan dengan

kohesi dan koherensi dari teks yang merujuk pada gagasan tertentu, artinya ada dasar pembenaran dan penalaran wacana tertentu sehingga membuat gagasan yang disampaikan media atau seseorang tampak benar, alamiah dan wajar. Perangkat ini dibagi menjadi tiga yaitu : Roots(Ananisis kausal atau sebab akibat),Appeals to Principle(premis dasar, klaim-klaim moral) dan Concequences (Efek atau konsekuensi yang did apat dari bingkai.12

7. Teknik Pengumpulan Data

Adapun tahapan-tahapan dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode sebagai berikut:

a. Observasi non partisipan (pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diselidiki). Observasi teks dibagi menjadi dua yaitu teks data primer dan data sekunder. Data primer yaitu naskah narasi dan naskah video pengantar seputar pemberitaan Akil Mochtar di program berita

b.

12

Rachmat Kriyantono,Teknik Praktis Riset Komuniaksi(Jakarta: KakIlangit Kencana, 2007) h. 261.


(26)

14

Primetime News. Data sekunder yaitu berupa buku-buku dan jurnal-jurnal atau tulisan yang berkaitan dengan masalah yang menjadi obyek studi ini. c. Wawancara (interview), penelitian ini menggunakan wawancara In Deep

Interview atau wawancara mendalam, adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dengan bertatap muka antara pewawancara dengan orang yang diwawancari.13 Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan produser show Primetime NewsAkhsanul Ato dan Ami Melanrosa.

d. Dokumentasi, mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku-buku, video, internet dan lain sebagainya yang dapat menunjang penulisan skripsi ini.

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan latar belakang pemilihan masalah dalam penulisan skripsi ini. Bagian ini dibagi menjadi enam sub-bab terdiri dari latar belakang penelitian, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA

KONSEPTUAL

13


(27)

Menguraikan landasan teori serta kerangka konseptual sepertiframingWilliam A. Gamson dan Andre Mondigliani, teori konstruksi realitas sosial Berger dan Luckman, konsep berita, media massa, televisi dan korupsi.

BAB III PROFIL MEDIA ELEKTRONIK METRO TV

Menguraikan data-data terkait tempat penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Menguraikan hasil dari penelitian serta analisis dari hasil penelitian

tersebut.

BAB V PENUTUP

Menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian serta saran.

DAFTAR PUSTAKA

Menguraikan judul-judul sumber bacaan selama penelitian ini baik dari buku, jurnal, skripsi dan lain-lain.


(28)

16 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Berita

1. Pengertian Berita

Freda Morris dalam buku “Broadcast Journalism Techniques of Radio and TV News” mengemukakan, “News is immediate, the important, the things that have impact on our lives”. Artinya berita adalah sesuatu yang baru, penting yang dapat memberikan dampak dalam kehidupan manusia. Sedangkan menurut Eric C. Hepwood (1996) mengemukakan, berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting sehingga dapat menarik perhatian umum.1

Berita tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Media massa berkewajiban untuk memberitakan peristiwa yang memiliki nilai di masyarakat. Beberapa media massa cetak dan elektronik diharuskan agar masyarakat bertambah wawasannya akan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Saat ini masyarakt semakin mudah dalam meangakses berita karena munculnya media massa lain yaknicyber.Media massa ini

1

Arifin S. Harahap,Jurnalistik Televisi: Teknik Memburu dan Menulis Berita(Jakarta: PT INDEKS, 2007), h. 3.


(29)

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa berita adalah laporan tentang fakta peristiwa atau pendapat yang aktual, menarik, berguna dan dipublikasikan melalui media massa periodik: surat kabar, majalah, radio, televisi dancyber.

2. Kategori Berita & Unsur Layak Berita

Untuk menilai apakah suatu kejadian memiliki nilai berita atau tidak, reporter harus dapat melihat unsur-unsur sebagai berikut:

1. Significance (penting): mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan orang banyak atau kejadiannya mempunyai akibat atau dampak yang luas terhadap kehidupan khalayak pembaca.

2. Magnitute (besaran): sesuatu yang besar dari sejumlah, nilai, atau angka yang besar hitungsnnys sehingga pasti menjadi sesuatu yang berarti dan menarik untuk diketahui oleh orang banyak.

3. Timeliness(kebaruan): memuat peristiwa yang baru saja terjadi. Karena kejadiannya belum lama, hal in menjadi aktual atau masih hangat dibicarakan umum. Aktual (terkini) berkaitan dengan tenggang waktu bahwa kejadian tersebut


(30)

18

bukan berita basi atau terlambat memenuhi waktu pemuat yang sudah ditetapkan pemimpin redaksi.

4. Proximity (kedekatan): memiliki kedekatan jarak (geografis) ataupun emosional dengan pembaca. Termasuk kedekatan karena profesi, minat, bakat, hobi, dan perhatian pembaca. 5. Prominence (ketermukaan): hal-hal yang mencuat dari diri

seseorang atau sesuatu benda, tempat, atau kejadian. Suatu peristiwa yang menyangkut orang terkenal atau sesuatu yang dikenal masyarakat menjadi berita penting untuk diketahui oleh pembaca. Cautan ini adalah hal-hal yang menonjol dari ‘sesuatu’ atau ‘seseorang’ dan karenanya ‘sesuatu’ atau ‘seseorang’ itu menjadi dikenal orang banyak, popular, sangat disukai atau justru sangat dibenci.

6. Human Interest (daya tarik kemanusiaan): sesuatu yang menyentuh rasa kemanusiaan, menggugah hati dan minat.2

B. Media Massa

1. Pengertian Media Massa

Media massa adalah institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu dengan lainnya dengan melalui produk media massa dihasilkan. Secara spesifik institusi media massa adalah : (1) sebagai saluran produksi dan distribusi konten simbol; (2) sebaggai institusi publik yang

2

AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia “Menulis Berita dan Feature, Panduan Jurnalis Profesional”(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), h. 81-90.


(31)

dan (5) media sebagai perpaduan Antara kebebasan dan kekuasaan.3

Definisi lain mengenai komunikasi massa yaitu komunikasi massa dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agara komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat.4

2. Fungsi Media Massa

Ada beberapa fungsi media massa yang perlu diperhatikan yaitu :

a. Fungsi pengawasan (fungsi pengawasan ini bisa berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif. Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk aktivitas preventif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti pemberitaan bahaya narkoba bagi kehidupan manusia yang

3

Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), h. 13.

4

Jalaludin Rakhmat,Psikologi Komunikasi(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 185-186.


(32)

20

dilakukan melalui media massa dan ditujukan kepada masyarakat, maka fungsinya untuk kegiatan preventif agar masyarakat tidak terjerumus dalam penggunakan narkoba. Sedangkan fungsi persuasif sebagai upaya memberi rewarddanpunishment kepada masyarakat sesuai dengan apa yang dilakukannya.

b. Fungsi pembelajaran sosial (Media massa bertugas unutk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat di mana komunikasi massa itu berlangsung. Komunikasi massa dimaksudkan agar proses pencerahan itu berlangsung efektif dan efisien menyebar secara bersamaan id masyarakat secara luas.), penyampaian informasi (Komunikasi massa yang mengandalkan media massa, memiliki fungsi utama, yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas. Komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat sehingga fungsi informasi dalam waktu cepat dan singkat.)

c. Transformasi budaya (fungsi transformasi budaya ini menjadi sangat penting dan terkait dengan fungsi-fungsi lainnya terutama fungsi pembelajaran sosial, akan tetapi fungsi transformasi budaya lebih kepada tugasnya yang besar sebagai bagian dari budaya global)

d. Hiburan (fungsi lain dari komunikasi adalah hiburan, bahwa seirama dengan fungsi-fungsi lain, komunikasi massa juga digunakkan sebagaimana medium hiburan, terutama karena komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi-fungsi hiburan yang ada


(33)

C. Televisi

Folkerts & Lacy dalam bukunya, The Media in Your Life mengemukakan bahwa televisi tidak pernah menjadi media yang statis. Televisi mengubah kehidupan orang, walaupun hanya mengarah pada penataan rumah mereka. Beberapa tahun lalu program berita televisi bukan menjadi pilihan utama khalayak. Saat ini program berita termasuk talk show menjadi program yang diminati banyak pemirsa. Dibandingkan dengan media massa lain, televisi mempunyai kelebihan utama dalam sifatnya yang audio-visual, berarti dua indra kita, yakni mata dan telinga terpasang secara bersamaan, sehingga menonton televisi tidak perlu berimajinasi seperti dalam mendengarkan radio. Televisi dapat menghadirkan dunia nyata ke hadapan kita.6

Media massa menekankan produksi gambar daripada fakta atau informasi karena bentuk yang lebih halus ini berarti konstruksi berada di jantung masalah informasi tersebut. Namun perbedaan antara menyampaikan gambar dan menyampaikan informasi dan fakta ini tidak terlalu berguna. Istilah "gambar" berguna dalam mengingatkan kita akan

5

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat(Jakarta: Penada Media Group, 2007), h. 79-81.

6

Atwar Bajari dan Sahala Tua Saragih,Komunikasi Kontekstual: Teori dan Praktik Komunikasi Kontemporer(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 483-484.


(34)

22

pentingnya visual, dari memperhatikan citra verbal, dan cara-cara lain menyampaikanframeyang lebih luas misalnya musik.7

Berita di TV bukan hanya sekedar melaporkan fakta tulisan/narasi, tetapi juga gambar (visual), baik gambar diam, seperti foto, gambar peta, grafis, maupun film berita yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik berita dan mampu memikat pemirsa. Dapat disimpulkan bahwa berita di TV adalah laporan tentang fakta peristiwa atau pendapat manusia atau kedua-duanya yang disertai gambar (visual) aktual, menarik, berguna dan disiarkan melalui media massa secara periodik. Dari definisi tersebut, maka berita di TV dapat dibagi menjadi:

a. Berita fakta peristiwa

Laoran tentang segala sesuatu peristiwa sebagaimana adanya, misalnya kebakaran, bencana alam dan kecelakaan. Berita ini disusun hanya berdasarkan pengamatan wartawan di Tempat Kejadian Perkara (TKP)

b. Berita fakta pendapat

Laporan tentang pernyataan atau pendapat manusia mengenai segala sesuatu yang tengah aktual, misalnya pendapat pakar mengenai implikasi kenaikan BBM, pendapat berbagai kalangan masyarakat mengenai 100 hari Kabinet Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan tanggapan

7

William A. Gamson, dkk., Media Images and The Social Construction of reality,h. 374.


(35)

c. Berita fakta peristiwa dan fakta pendapat.

Laporan tentang segala sesuatu peristiwa yang terjadi dan pendapat manusia yang berkompeten mengenai fakta peristiwa tersebut. Misalnya ratusan ribu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari negeri jiran kembali ke tanah air, kecelakaan di jalan tol akibat penghentian kendaraan tanpa prosedur sebelum iring-iringan Presiden SBY lewat dan Jakarta dilanda banjir. Berita ini disusun berdasarkan fakta peristiwa dan disisipi tanggapan manusia yang berkompeten mengenai masalah itu.8

D. Konsep Korupsi

Istilah korupsi berasal dari bahasa latin yaitu “corruptie” atau “corruptus” selanjutnya kata “corruption” berasal dari kata “corrumpore

(suatu kata latin yang tertua). Dari bahasa latin inilah yang kemudian diikuti dalam bahasa Eropa seperti Inggris: corruption,corrupt; Perancis: corruption; Belanda: ccorruptie (korruptie). Dalam ensiklopedia Indonesia disebutkan bahwa korupsi (dari latincorruption= penyuapan; dan

8

Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi: Teknik Memburu dan Menulis Berita


(36)

24

corrumpore = merusak) yaitu gejala bahwa para pejabat badan-badan negara menyalahgunakan terjadinya penyuapan, pemalsuan serta ketidakberesan lainnya.

Pengertian korupsi secara harfiah dapat berupa:

a. Kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan dan ketidak jujuran.

b. Perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya.

c. Perbuatan yang kenyataannya menimbulkan keadaan yang bersifat buruk (perilaku yang jahat dan tercela, atau kebejatan moral, penyuapan dan bentuk-bentuk ketidakjujuran) sesuatu yang dikorup, seperti kata yang diubah atau diganti secaara tidak tepat dalam satu kalimat dan pengaruh-pengaruh yang korup.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang korupsi di atas maka dapat disimpulkan bahwa korupsi merupakan suatu perbuatan melawan hukum yang baik secara langusng maupun tidak langsung dapat merugikan perekonomian atau keuangan negara yang dari segi materil perbuatan itu dipandang sebagai perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai keadilan masyarakat.9

9

Igm Nurdjana, Sistem Hukum Pidana dan Bahaya Laten Korupsi “Perspektif Tegaknya Keadilan Melawan Mafia Hukum”(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 14.


(37)

a. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentanngan dengan kewajiban.

b. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajiban.

c. Hakim yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili.

E. Konstruksi Sosial

1. Pengertian Konstruksi Sosial

Konstruksi sosial (sosial construction) merupakan teori sosiologi kontemporer yang dicetuskan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman.

10

Krisna Harahap,Pemberantasan Korupsi Jalan Tiada Ujung(Bandung: PT. Grafitri, 2006), h. 143-144.


(38)

26

Menurut kedua ahli sosiologi tersebut, teori ini dimaksudkan sebagai satu kajian teoritis dan sistematis mengenai sosiologi pengetahuan (penalaran teoritis yang sistematis), dan bukan sebagai suatu tinjauan historis mengenai perkembangan disiplin ilmu.

Oleh karena itu, teori ini tidak memfokuskan pada hal-hal semacam tinjauan tokoh, pengaruh dan jenisnya. Tetapi lebih menekankan pada tindakan manusia sebagai aktor yang kreatif dan realitas sosialnya.

Realitas sosial merupakan konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu. Individu adalah manusia bebas yang melakukan hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain. Individu menjadi penentu dalam dunia sosial yang dikonstruksi berdasarkan kehendaknya. Individu bukanlah sosok korban sosial, namun merupakan sebagai mesin produksi sekaligus reproduksi yang kreatif dalam mengkonstruksi dunia sosialnya.

2. Asumsi Dasar Teori Konstruksi Sosial

Social constructionkali pertama diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman, realitas bukan natural tapi konstruksi, adanya realitas karena hasil konstruksi manusia. Jadi konstruksi sosial adalah pengembangan pola pikir masyarakat atau khalayak melalui isi yang terdapat pada media. Pengertian dan pemahaman kita terhadap sesuatu


(39)

komunikasi tertentu.11

Realitas obyektif adalah realitas yang terbentuk dari pengalaman di dunia obyektif yang berada di luar diri individu dan realitas ini dianggap sebagai kenyataan. Realitas simbolis merupakan ekspresi simbolis dari realitas obyektif dalam berbagai bentuk. Sedangkan realitas subyektif adalah realitas yang terbentuk sebagai proses penyerapan kembali obyektif dan simbolis ke dalam individu melalui proses internalisasi.12

Teori dari pendekatan konstruksi sosial atas realitas terjadi secara simultan melalui tiga proses sosial yaitu eksternalisasi, obyektifasi dan internalisasi. Proses ini terjadi antara individu satu dengan lainnya di dalam masyarakat. Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial tersebut adalah obyektif, subyektif dan simbolis atau intersubyektif.

Eksternalisasi (penyesuaian diri), sebagaimana yang dikatakan Berger dan Luckman merupakan produk-produk sosial dari eksternalisasi manusia yang mempunyai suatu sifat yang generic isues dibandingkan dengan konteks organismus dan konteks ligkungannya, maka penting ditekankan bahwa eksternalisasi itu sebuah keharusan antropologis yang berakar dalam perlengkapan biologis manusia. Keberadaan manusia tak

11

Peter L. Berger and Thomas Luckman, The Social Construction of Reality, A Treatise in The Social of Knowledge.Penerjemah Hasan Basari (Jakarta: LP3ES, 1990), h. 75.

12

Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat., h. 192.


(40)

28

mungkin berlangsung dalam suatu lingkungan interioritas yang tertutup dan tanpa gerak. Manusia harus terus menerus mengeksternalisasikan dirinya dalam aktivitas obyektivasi.13

Tahap obyektivasi produk sosial terjadi dalam dunia intersubyektif masyarakat yang dilembagakan. Pada tahap ini sebuah produk sosial berada pada proses institusionalisasi, sedangkan individu oleh Berger dan Luckamn (1990;49), dikatakan memanifestasikan diri dalam produk-produk kegiatan manusia yang tersedia, baik bagi produsen-produsennya maupun bagi orang lain sebagai unsur dari dunia bersama. Obyektivasi ini bertahan lama sampai melampaui batas tatap muka di mana mereka dapat dipahami secara langsung.14

Internalisasi, pemahaman atau penafsiran yang langsung dari suatu peristiwa obyektif sebagai pengungkapan suatu makna, artinya sebagai suatu manifestasi dari proses-proses subyektif orang lain yang dengan demikian menjadi bermakna subyektif bagi (individu) sendiri. 15 Internalisasi dalam arti umum merupakan dasar bagi pemahaman mengenai

13

Berger dan Luckman,The Social Construction of Reality,A Treatise in The Social of Knowledge(Jakarta: LP3ES, 1990), h. 75.

14

Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat.,(Jakarta: Penada Media Group, 2007), h. 194.

15

Berger dan Luckman,The Social Construction of Reality,A Treatise in The Social of Knowledge,h. 186.


(41)

sosial.16

Individu oleh Berger dan Luckaman (1997:187) dikatakan, mengalami dua proses sosialisasi, yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder. Sosialisasi primer dialami individu dalam masa kanak-kanan yang dengan itu, ia menjadi anggota masyarakat. Sedangkan sosialisasi sekunder adalah proses lanjutan dari sosialisasi primer yang mengimbas ke individu yang sudah disosialisasikan ke dalam sektor-sektor baru di obyektif masyarakatnya.

Sosialisasi yang tidak sempurna itu berakibat terbentuknya kosntruksi sosial baru di masyarakat. Inilah proses eksternalisasi yang dimaksud Berger dan Luckman. Di mana realitas sosial bisa saja menciptakan suatu realitas pencitraan kelas tertentu tapi kelompok-kelompok sosial di bawahnya melalui pemaknaan dalam interaksi simbolis maupun proses totenisme (paham kebendaan/binatang yang dipandang suci)17. Proses konstruksi sosial dapat dilihat pada gambar berikut:

16

Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat.,h. 197-198.

17

Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat.h. 201-202.


(42)

30

Tabel 01

Tabel 01. Proses Konstruksi Sosial Media Massa

3. Tahapan Konstruksi Sosial

Terdapat empat tahapan di dalam konstruksi sosial yaitu: 1. Tahap Konstruksi Sosial pada Media Massa

Substansi teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas Berger dan Luckamn adalah pada proses simultan yang terjadi secara alamiah melalui bahasa dalam kehidupan sehari-hari pada sebuah komunitas primer dan semi sekunder. Basis sosial teori dan pendekatan ini adalah

Source Message Channel Receiver Effect

Proses Sosial Simultan

Obyektivasi M E D I A Eksternalisasi Internalisasi

- Lebih Cepat - Lebih Luas - Sebaran Merata - Membentuk Opini

Massa

- Massa Cenderung Terkonstruksi - Opini Massa

Cenderung Apriori - Obyektif


(43)

untuk dibicarakan. Dengan demiakian teori konstruksi sosial atas realitas Berger dan Luckman tidak memasukkan media massa sebagai variable atau fenomena yang berpengaruh dalam konstruksi sosial atas realtas.

Melalui tulisan-tulisannya, Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa: Realitas Iklan Televisi dalam Masyarakat Kapitalistik (2000), teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas Peter L. Berger dan Luckman telah direvisi (mengoreksi kelemahan-kelemahannya) dengan melihat variabel atau fenomena media massa menjadi sangat substansi dalam proses eksternalisasi, subyektivasi dan internalisasi. Dengan demikian, sifat dan kelebihan media massa telah memperbaiki kelemahan proses konstruksi atas realitas yang berjalan lambat itu.

Dari konten konstruksi sosial media massa, proses kelahiran konstruksi sosial media massa melalui tahapan-tahapan berikut18:

18

Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat., h. 204-206.


(44)

32

a. Menyiapkan Materi Konstruksi

Isu-isu penting setiap hari menjadi fokus media massa, terutama yang berhubungan dengan tiga hal yaitu kedudukan, harta dan perempuan. selain tiga hal itu ada juga fokus-fokus lain seperti informasi yang sifatnya menyentuh perassan banyak orang yaitu persoalan-persoalan sensitif , sensualitas maupun kengerian. Ada tiga hal penting dalam penyiapan materi konstruksi soial yaitu:

• Keberpihakan media massa kepada kapitalisme. Dalam arti, media masaaa digunakan oleh kekuatan-kekuatan kapital untuk dijadikan sebagai mesin penciptaan uang atau pelipatgandaan modal.

• Keberpihakan semu kepada masyarakat. Bersikap seolah-olah simpati, empati dan berbagai partisipasi kepada masyarakat. • Keberpihakan kepada kepentingan

umum. Untuk keberpihakan kepada kepentingan umum dalam arti sesungguhnya yaitu visi setiap media massa, namun akhir-akhir ini visi


(45)

b. Sebaran Konstruksi

Prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial media massa adalah semua informasi harus sampai pada pemirsa atau pembaca secepatnyta dan setepatnya berdasarkan pada apa yang dianggap penting oleh media akan dianggap penting oleh pembaca atau pemirsa.

c. Pembentukan Konstruksi Realitas

Pembentukan konstruksi realitas dapat dijelaskan melalui dua poin berikut yaitu :

• Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas Tahap ini merupakan tahap setelah sebaran konstruksi di mana pemberitaan (penceritaan) telah sampai pada pembaca dan pemirsanya (penonton), yaitu terjadi pembentukan konstruksi di masyarakat melalui tiga tahap yang berlangsung secara umum. Pertama,


(46)

34

konstruksi realitas pembenaran. Kedua, kesediaan dikonstruksi oleh media massa. Ketiga, sebagai pilihan konsumtif.

• Pembentukan Konstruksi Citra

Pembentukan konstruksi citra adalah bangunan yang diinginkan oleh tahap konstruksi. Di mana bangunan konstruksi citra yang dibangun oleh media massa ini terbentuk dalam dua model yaitu berita (cerita) baik dan berita (cerita) buruk.

d. Konfirmasi

Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun pembaca dan pemirsa memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam tahap pembentukan konstruksi. Bagi media, tahapan ini perlu sebagai bagian untuk memberi argumentasi terhadap alas an-alasannya konstruksi sosial. Sedangkan bagi pembaca dan pemirsa, tahapan ini juga sebagai bagian untuk menjelaskan


(47)

F. Framing

1. PengertianFraming

Framing adalah pendekatan untuk melihat bagaimana realitas itu dibentuk dan dikonstruksi oleh media. Proses pembentukan dan konstruksi realitas itu, hasilnya akhirnya adalah adanya bagian tertentu dari realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah dikenal. Akibatnya, khalayak lebih mudah mengingat aspek-aspek tertentu yang disajikan secara menonjol oleh media. Aspek-aspek yang tidak disajikan secara menonjol, bahkan tidak diberitakan, menjadi terlupakan dan sama sekali tidak diperhatikan oleh khalayak.

Framing juga dapat diartikan sebagai pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menseleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagaimana yang ditonjolkan dan dihilangkan, dan hendak dibawa ke mana berita tersebut.20

Ide tentangframing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun 1955. Framepada awalnya dimaknai sebagai struktur konseptual atau

19

Bungin,Sosiologi Komunikasi, h. 212. 20

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media(Yogyakarta: PT LKIS Pelangi Aksara, 2002), h. 66.


(48)

36

perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan dan wacana, dan yang menyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Goffman (1974) yang mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku (strips of behaviour) yang membimbing individu dalam membaca realitas.

Peneliti yang paling konsisten mendiskusikan dan mengimplementasikan konsep framing adalah Willian A. Gamson. Gamson terkenal dengan pendekatan konstruksionisnya untuk menganalisis wacana komunikasi. Menurut Gamson dan Modigliani,frameadalah cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana.21

2. Analisis Framing Model William A. Gamson dan Andre M.

Gagasan William A. Gamson mengenai frame media ditulis bersama Andre Modigliani. Sebuah frame, mempunyai struktur internal. Pada titik ini ada sebuah pusat organisasi atau ide, yang membuat peristiwa menjadi relevan dan menekankan suatu isu. Sebuah frame umumnya menunjukkan dan menggambarkan range posisi, bukan hanya posisi. Dalam formulasi yang dibuat oleh Gamson dan Mondigliani,framedianggap sebagai cara

21

Akmal Debayor, “Analisis Framing,” artikel diakses pada 12 Agustus 2014 dari


(49)

suatu wacana. Gamson melihat wacana media (khususnya berita) terdiri atas sejumlah kemasan (package) melalui mana konstruksi atas suatu peristiwa dibentuk. Kemasan Itu merupakan skema atau struktur pemahaman yang dipakai oleh seseorang ketika mengkonstruksi pesan-pesan yang dia sampaikan, dan menafsirkan pesan yang dia terima.

Gamson dan Mondigliani menyebutkan cara pandang itu sebagai kemasan (package). Menurut mereka,frameadalah cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana.Packageadalah semacam skema atau struktur pemahaman yang digunakan individu untukmengkonstruksi makna pesan-pesan yang ia sampaikan, serta untuk menafsirkan makna pesan-pesan yang ia terima.

Kemasan (package) tersebut, dibayangkan sebagai wadah atau struktur data yang mengorganisir sejumlah informasi yang menunjukkan posisi atau kecenderungan politik, dan yang membantu komunikator untuk menjelaskan muatan-muatan dibalik suatu isu atau peristiwa. Keberadaan dari suatupackage terlihat dari adanya gagasan sentral yang kemudian didukung oleh perangkat-perangkat wacana-seperti kata, kalimat, pemakaian gambar atau grafik tertentu, proposisi, dan sebagainya. Semua elemen dan struktur wacana tersebut mengarah pada ide tertentu dan mendukung ide sentral dari suatu berita.


(50)

38

Media Package atau diartikan juga sebagai frame merupakan seperangkat gagasan atau ide sentral ketika seseorang atau media memahami dan memaknai suatu isu (central organizing idea of making sense of relevant events, suggesting what is at issues). Frame ini akan didukung oleh perangkat wacana lain seperti kata, kalimat, pemakaian gambar atau grafik, proposisi dan sebagainya. Dalam Media Package terdapat Core Frame dan Condensing Symbol. Core Frame merupakan pusat organisasi elemen-elemen ide yang membantu komunikator untuk menunjukkan isu tertentu, serta memberikan pengertian yang relevan terhadap peristiwa dan mengarahkan makna isu. Condensing Symbol adalah hasil pencermatan terhadap interaksi perangkat simbolik, sebagai dasar digunakannya perspektif. Konsep ini mengandung dua substruktur menjadi dua yaituframing devicesdanreasoning defivices.22

Framing Device atau perangkat framing yaitu berkaitan dengan ide sentral atau bingkai yang digunakkan pada teks berita. Perngkat ini dapat dilihat dalam pemakaian kata, kalimat, grafik atau gambar dan metafora tertentu. Perangkat ini terbagi menjadi lima yaitu :

Methapors merupakan kalimat atau kata yang berupa perumpamaan atau pengandaian di dalam sebuah wacana. • Catchphrases merupakan frase yang menarik, kontras,

menonjol dalam suatu wacana. Ini umumnya berupa jargon atau slogan

22

O. Hasbiansyah, Konstelasi Paradigma Objektif dan Subjektif dalam Penelitian Komunikasi dan Sosial, h. 215.


(51)

memperjelas bingkai.

Depictionmerupakan penggambaran atau pelukisan suatu isu yang bersifat konotatif. Depiction ini umumnya berupa kosakata, leksikon untuk melabeli sesuatu.

Visual Imagetermasuk gambar, grafk, citra yang mendukung bingkai secara keseluruhan. Bisa berupa foto, kartun, ataupun grafik untuk menekankan dan mendukung pesan yang ingin disampaikan.

Reasoning Devices atau perangkat penalaran,berhubungan dengan kohesi dan koherensi dari teks yang merujuk pada gagasan tertentu, artinya ada dasar pembenaran dan penalaran wacana tertentu sehingga membuat gagasan yang disampaikan media atau seseorang tampak benar, alamiah dan wajar. Perangkat ini dibagi menjadi tiga yaitu :

Rootsmerupakan analisis kausal atau sebab akibat.

Appeals to Principle bisa berupa premis dasar, klaim-klaim moral yang ada dalam wacana.

Concequences merupakan efek atau konsekuensi yang didapat dari bingkai.

Perangkat framing yang dikemukakan oleh Gamson dan Mondigliani dapat digambarkan sebagai berikut:


(52)

40

Tabel 02

Frame

Central organizing idea of making sense of relevant events, suggesting what is at issues

Framing Device

(Perangkatframing)

Reasoning Devices

(Perangkat penalaran)

Methapors

Perumpamaan atau pengandaian

Roots

Analisis kausal atau sebab akibat

Catchphrases

Frase yang menarik, kontras, menonjol dalam suatu wacana. Ini umumnya berupa jargon atau slogan.

Appeals to principle

Premis dasar, klaim-klaim moral

Exemplar

Mengaitkan bingkai dengan contoh, uraian (bias teori, perbandingan) yang memperjelas bingkai

Consequences

Efek atau konsekuensi yang di dapat dari bingkai.


(53)

isu yang bersifat konotatif. Depiction ini umumnya berupa kosakata, leksikon untuk melabeli sesuatu.

Visual Image

Gambar, grafik, citra yang mendukung bingkai secara keseluruhan. Bias berupa foto, kartun, ataupun grafik untuk menekankan dan mendukung pesan yang ingin disampaikan.

Tabel 02. Perangkat framing Gamson dan Mondigliani23

23


(54)

42 BAB III

PROFIL MEDIA ELEKTRONIK METRO TV

A. Profil Metro TV

Metro TV atau PT Media Televisi Indonesia merupakan anak perusahaan dari Media Group yang dimiliki oleh Surya Paloh. Selain Metro TV, Harian Media Indonesia juga bagaian dari Media Group. Pada tanggal 25 Oktober 1999, PT Media televisi mendapatkan izin penyiarannya atas nama Metro TV dan mulai mengudara pada tanggal 25 November 2000. Siaran uji coba dilakukan di tujuh kota tepat pada tanggal 25 November 2000 yang oada awalnya hanya mengudara selama 12 jam per hari. Metro TV mulai mengudara 24 jam per hari pada tanggal 1 April 2001 dengan karyawan awal sebanyak 280 orang dan kini mempekerjakan lebih dari 900 orang.

PT . Media Televisi Indonesia memperoleh lisensi penyiaran untuk Metro TV pada tanggal 25 Oktober 1999. Ini adalah anak perusahaan dari Media Group , yang dipimpin oleh Surya Paloh , perusahaan CEO / Presiden , yang banyak pengalaman dalam industri media lokal dan merupakan penerbit surat kabar nasional terbesar ketiga di Indonesia . Media Indonesia, dari start up tenaga kerja dari 280 karyawan perusahaan sekarang


(55)

Mempekerjakan lebih dari 1200 orang, sebagian besar di daerah ruang berita dan produksi .

Pada 25 November 2000 Metro TV mengudara untuk pertama kalinya dalam serangkaian uji coba siaran untuk tujuh kota . Pada awalnya ditayangkan hanya dua belas jam sehari sampai 1 April 2001, ketika siaran 24 jam dimulai .

Mungkin tantangan terbesar bagi perusahaan pada tahap awal adalah kebutuhan untuk membangun infrastruktur , fasilitas dan tim , semua dalam skala waktu singkat dari sembilan bulan . Meskipun ini adalah kerja keras pengalaman yang diperoleh sangat berharga dalam membentuk tim yang solid profesional berpengalaman yang sudah diuji di bawah kondisi yang penuh tantangan .

Perusahaan ini telah membawa gelombang baru gaya hidup dan alternatif program hiburan berkualitas untuk melengkapi dominasinya di sektor berita industri . Ini telah merintis perspektif baru dan unik satu-of - a-kind programsekaligus meningkatkan cara informasi disajikan . Produksi yang canggih dan bergaya dari Metro TV telah meniupkan kehidupan baru ke dalam industri . Bahkan pemirsa paling cerdas memiliki pilihan melihat ada duanya .

Keinginan untuk menjadi yang terbaik drive antusiasme perusahaan dan pendekatan multi -dimensi dengan kebutuhan pemrograman. Ke depan untuk 2006 visi perusahaan adalah memiliki saat itu mencapai jumlah peringkat untuk kualitas berita dan pengiriman serta luar biasa tingkat tinggi loyalitas dari kedua pemirsa dan pengiklan satu. Perusahaan juga


(56)

44

bertanggung jawab korporasi terhadap pemegang saham dan karyawan serius . Meskipun konsisten dalam berkendara ke depan untuk mencapai tingkat yang signifikan pertumbuhan dan keuntungan dan untuk meningkatkan aset , kesejahteraan dan kualitas hidup karyawan Metro TV tetap sangat penting .1

B. Visi dan Misi Metro TV

Metro TV memiliki visi yaitu untuk menjadi stasiun televisi Indonesia yang berbeda dengan peringkat nomer satu untuk program berita, menawarkan kualitas hiburan dan program gaya hidup. Memberikan kesempatan iklan yang unik dan mencapai loyalitas dengan pemirsa dan pengiklan.

Sebagai salah satu stasiun yang memiliki peringkat nomer satu untuk program berita, Metro TV memiliki 3 misi yaitu :

1.

Untuk merangsang dan meningkatkan kemajuan bangsa dan negara menuju suasana demokratis, agar unggul dalam persaingan global, dengan apresiasi yang tinggi dari moral dan etika.

2.

Untuk menambahkan kehadiran berharga bagi industri televisi dengan memberikan perspektif baru, dengan meningkatkan cara informasi disajikan dan dengan menawarkan alternatif hiburan berkualitas.

1


(57)

3.

Untuk mencapai tingkat signifikan pertumbuhan dengan mengembangkan dan meningkatkan aset, untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan karyawan, dan untuk menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi pemegang saham.2

C. Struktur Organisasi Metro TV

Pimpinan Redaksi: Putra Nababan

Redaktur Pelaksana: (Act) Teguh Budi Santoso

Koordinator Pemberitaan: Khudori

Koordinator Peliputan: Luhur Hertanto

Redaksi Editor: Agus Triwibowo, Asnawi Khadaf, Edwin Tirani, Henri Salomo Siagian, Irvan Liberti Sihombing, Retno Hemawati, Nurtjahyadi, Wisnu Artosubari, Willi Haryono, Sjaichul Anwar, Rizki Yanuardi, Laela Badriyah, Afwan Abdul Basit, Basuki Eka Purnama, Imam Suwandi, Deni Fauzan.

Redaksi Reporter: Fario Untung, Rita Ayuningtias, Torie Natalova, Prita Daneswari, Timi Trieska Dara, Budi Ernanto, Mufti Sholih, Ghita Faradina, Daril Yakub, Deny Irwanto, Desi Angriani, Lukman Diah Sari, Meilikhah, Marini Sayuti, Renatha Swasty, Yogi Bayu Aji, Arisa Permata Siwi,

2


(58)

46

A.Shindu Alpito, Triyanisya, Kautsar Halim Zamroni, Surya Perkasa, Feby Lestina.

Media Service: Kesturi Haryunani Pendari, Andri Yudistira.

Content Support: Abdul Salam, Budi Haryanto, Bagus Rachmanto, Charles Silaban, Fazri AF, RM. Zen, Ricky Julian, M. Syaifullah, Vicky Gustiawan, Wijokongko.

Online Strategic: Panji Arimurti.

Admin Redaksi: Rani Nuraini.3

D. ProgramPrimetime NewsMetro TV

Primetime News merupakan salah satu program berita di Metro TV yang sudah ada sejak Januari 2013. Alasan dibuatnya program ini sendiri yaitu Metro TV ingin membuat satu ikon program yang menjadi referensi utama isu politik, hukum dan masalah kemasyarakatan. Konsep utama program ini berupa liputan mendalam dan menghadirkan beberapa pakar untuk membahasnya lebih mendalam lagi dalam bentuk dialog. Sebelum dialog dimulai, Primetime News menghadirkan liputan pengantar yang berhubungan dengan tema. Setelah pemirsa diberikan informasi, baru Primetime News perbincangkan dengan sejumlah narasumber.

3


(59)

Visi dan misi utama Primetime News yaitu untuk mencerdaskan penonton, memberi informasi dan menambah wawasan penonton. Tidak hanya sekedar tayangan yang menghibur seperti beberapa stasiun swasta lainnya. Sasaran utama penonton Primetime Newsyaitu kalangan menengah ke atas. Kira-kira sasaran penonton berusia 25 tahun ke atas, tapi tidak menutup kemungkinan siapapun bisa menonton.

Kelebihan dari Primetime News yaitu selain liputannya lebih mendalam, program ini juga lebih mengedepankan high impact artinya yang memiliki dampak luas di masyarakat dan berkaitan dengan kebijakan-kebijakan. Oleh karena itu dalam pengangkatan sebuah isu Primetime News harus pandai memilih. Ada isu yang sangat populis artinya melibatkan orang tapi tidak seberapa penting bagi masyarakat meskipun memiliki nilai berita. Kelebihan program ini yang lain yaitu Primetime News mencoba menampilkan isu-isu yang sangat penting bagi mereka dan bagi masyarakat juga.

Alur kerja Primetime News dimulai dari menentukan tema apa yang ingin diangkat dan dibahas pada pagi harinya. Kemudian dibagi menjadi tujuh segmen lalu kita buat pre-rundown. Siang harinnya diadakan rapat redaksi yang meilbatkan eksekutif produser, manajer program, pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi, reporter, presenter, produser-produser lain yang mengurus konten ataupengantar dialog, produser show dan lain-lain. Masukan mengenai ide tema sangat banyak di rapat yang akhirnya menentukan tema akhirnya apa. Lalu Primetime News mulai menentukan berita apa dan siapa narasumber yang berkaitan dengan tema.


(60)

48

Para produser lalu berkoordinasi dengan koordinator liputan atau eksekutif produser yang mengatur teman-teman kameramen, koordinator daerah atau liputan di daerah dan mereka yang membuat berita visualnya. Sebelum acara dimulai, semua harus dicek kembali oleh para produser dan tim redaksi seperti grafis, filler atau potongan gambar tanpa narasi dengan suara latar belakang sebelum paket berita dimunculkan serta hal-hal yang berkaitan dengan teknis dan lain-lain harus berkoordinasi dengan staf produksi. Setelah semua rampung maka guestbooker atau seseorang yang bertugas untuk menghubungi narasumber mulai membuat janji untuk hadir dalam program berita Primetime News.4

Sumber informasi yang biasanya digunakan untuk program ini yaitu didapat darimana saja seperti jaringan-jaringan yang biasanya setiap wartawan memiliki jaringan informasi. Selain itu Primetime News juga memantau informasi-informasi yang beredar di masyarakat dan program ini memiliki kontributor yang bertugas di berbagai lembaga.

Lokasi untuk program ini sendiri lebih sering di dalam studio. Namun tergantung dari kasusnya mana yang lebih menarik untuk ditampilkan ke publik, tapi kalaupun tidak di studio Primetime News memiliki liputan dilapangan yang mencover liputan-liputan lainnya.

Struktur organisasiPrimetime Newsdapat dilihat di bawah ini :

4


(61)

Penaggungjawab : Suryoputra Pimpinan Redaksi :

Putra Nababan Najwa Shihab Cathrina Davy Produser :

Akhsanul Ato Andra

Ami Melanrosa Ali Ikhwan Amanda Manuli Rizki Amelia Prima

Rachmat Hidayat Ilham Aliyansyah Pengarah Gaya :


(62)

50

Supriyadi

IT :

Prima Hayi

Penata Gambar : Zaelani Djayeng

Budi Merry

Rianti Diah

E. BeritaPrimetime NewsSkandal Suap MK edisi 3 Oktober 2013

Kasus yang menimpa salah satu Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar membuat peradilan di Indonesia tercoreng. Metro TV sendiri menganggap kasus suap Akil Mochtar merupakan bencana besar bagi penegakan hukum dan konstitusi di negeri ini. Setelah tertangkap tangannya Akil Mochtar di kediaman Jl Widya Chandra III 2 Oktober 2013, KPK segera menggelar perkara dan menunjukkan barang bukti berupa sejumlah uang dalam bentuk dollar Singapura dan Amerika setara tiga miliar rupiah serta uangdalam bentuk pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000 dengan total satu miliar rupiah.

Sejumlah pihak mengecam keras tindakan ketua MK seperti dipecat secara tidak hormat sampai menuntut hukuman mati. Jimly Assidiqie, mantan ketua MK salah seorang yang mengusulkan bahwa Akil Mochtar pantas dihukum mati. Usulan ini disetujui oleh beberapa anggota DPR dan


(63)

jangan pejabat tinggi jangan bermain-main dengan politik dan uang.

Akil Mochtar yang pernah menjadi anggota DPR selama dua periode ini sempat dilaporkan menerima suap satu miliar rupiah sekitar tiga tahun lalu. Mantan politisi Golkar ini merupakan pejabat negara keempat yang bergelar doctor atau setaraf S3 yang tersangkut kasus korupsi.5


(64)

52 BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Berita Korupsi Akil Mochtar di Primetime News Metro TV episode 3 Oktober 2013

Seperti halnya yang sudah peneliti sampaikan bahwa berita di televisi dimasukkan ke dalam tiga bagian yaitu berita fakta peristiwa, berita fakta pendapat dan berita fakta peristiwa dan fakta pendapat. Pemberitaan mengenai korupsi yang menimpa Akil Mochtar termasuk ke dalam berita fakta peristiwa dan fakta pendapat. Berita ini termasuk ke dalam bagian ke tiga karena laporannya disusun berdasarkan peristiwa yang sedang terjadi serta menghadirkan pendapat narasumber yang berkompeten untuk menunjang laporan tersebut.1

(Jengkel dan kecewa dengan perbuatan ketua MK Akil Mochtar, mantan ketua MK, Jimly Assidiqie mebgusulkan agar mantan politisi ketua Golkar itu diikat hukuman mati) “Kalau menurut saya ini memang pantesnya itu

dipidana mati walaupun di undang-undang tidak ada, tapi kan KPK bisa

minta. Nahkan ini ketua MK, harus jadi teladan, itu jabatan lagi..”2

1

Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi: Teknik Mmemburu dan Menulis Berita (Jakarta: PT INDEKS, 2007), h.5.

2


(65)

aktual dan hangat dibicarakan masyarakat. Seperti halnya dalam teori jurnalistik dalam unsur kelayakan berita dilihat dari Signifance (berita kasus korupsi Akil Mochtar penting dan memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan orang banyak), Magnitude (kasus korupsi ini merupakan sesuatu yang besar dan menarik untuk diketahui oleh orang banyak),Timeless (peristiwa yang aktual atau baru saja terjadi dan bukan berarti kasusk Akil Mochtar sesuatu yang dianggap basi atau terlambat memenuhi waktu pemuatan berita yang sudah disepakati oleh pimpinan redaksi), Proximity (kedekatan emosional dengan khalayak karena profesi Akil Mochtar sebagai Ketua MK), Prominence (kasus suap ini melibatkan seorang Akil Mochtar yang dikenal oleh khalayak sebagai ketua MK sehingga kini dibenci oleh khalayak) danHuman Interest(sesuatu yang menggugah hati khalayak dimana kasus Akil Mochtar ini membuat khalayak berpikir untuk mewaspadai setiap gerak gerik pejabat tinggi negara dan khalayak lebih perhatian dengan masalah korupsi yang melanda negeri ini).3

Oleh karena itu Metro TV khususnya program berita Primetime News memilihnya sebagai subyek berita dan menggunakan judul “Membongkar Skandal MK”

pada 3 Oktober 2013. Sebagai program berita yang bertujuan untuk menambah wawasan penonton, Primetime News mengemas pemberitaan kasus korupsi Akil Mochtar secara obyektif dengan menggunakan asas kerja jurnalistik yaitucover both sidesehingga penonton

3

AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia “Menulis Berita dan Feature, Panduan Jurnalis Profesional”(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), h. 81-90.


(66)

54

tahu apa yang sedang terjadi di Mahkamah Konstitusi (MK) dengan memaparkan gelar perkara yang bertujuan menunjukkan barang bukti bahwa Akil Mochtar terlibat kosrupsi dan menghadirkan pendapat-pendapat narasumber yang mendukung mengenai isu tersebut.4

Dalam pemberitaan kasus Akil Mochtar di Primetime News ditemukan bahwa media kontra terhadap kasus Akil Mochtar, walaupun tujuan utama Primetime Newshanya memaparkan fakta dan peristiwa serta memfasilitasinya dengan mengahadirkan format acara berupa liputan mendalam dan dialog.5Hal itu terlihat dari pemilihan video pengantar berita yang dimunculkan sebelum dialog dimulai.

Video pengantar berita yang digunakan oleh Primetime News khususnya pada tanggal 3 Oktober 2013 menunjukkan bahwa perbuatan Akil Mochtar sebagai sebuah tragedi konstitusi dimana pejabat tinggi negara telah mencoreng nama MK.6

(Akil Mochtar saat dilantik kembali bersama Menkum, Patrialis Akbar dan Maria Farida oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono) “Saya

bersumpah, saya berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajban hakim

konstitusi”7

4

Wawancara Pribadi dengan Akhsanul Ato, Jakarta, 28 Mei 2014 Pukul 14:30 WIB. 5

Wawancara Pribadi dengan Akhsanul Ato, Jakarta, 28 Mei 2014 Pukul 14:30 WIB. 6

Wawancara Pribadi dengan Akhsanul Ato, Jakarta, 28 Mei 2014 Pukul 14:30 WIB. 7

Naskah berita dan naskah narasi video pengantar berita nomer 1, Primetime News, 3 Oktober 2013.


(67)

2013, Akil Mochtar sudah ditetapkan sebagai tersangka korupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah selesai melakukan gelar perkara dan konferensi pers yang mengungkapkan bukti-bukti bahwa Akil Mochtar terlibat korupsi.

(Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK telah selesai melakukan gelar perkara atau ekspose Antara Pimpinan Deputi Penindakan dan Tim Satgas Penyidik, hasilnya sejumlah orang ditetapkan menjadi tersangka. Gelar perkara tersebut berkaitan dengan peristiwa penangkapan ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar yang diduga menerima suap rabu malam)8

Selain itu dalam naskah berita terdapat pendapat bahwa mantan ketua MK, Jimly Asshiddiqie merasa jengkel dan kecewa dengan perbuatan Akil Mochtar. Hal ini terlihat dari scenewawancara dengan mantan ketua MK, Jimly Assidiqie yang mengusulkan bahwa Akil Mochtar pantas untuk dihukum mati. Pernyataan mantan ketua MK ini membuat khalayak merasa sependapat dengan hukuman mati yang dijatuhkan kepada Akil Mochtar mengingat tugas dari ketua MK itu untun mencari keadilan dan harus menjadi teladan bagi masyarakat.

(Jengkel dan kecewa dengan perbuatan ketua MK Akil Mochtar, mantan ketua MK, Jimly Assidiqie mengusulkan agar mantan politisi ketua Golkar itu diikat hukuman mati) “Kalau menurut saya ini memang pantesnya itu

dipidana

8

Naskah berita dan naskah narasi video pengantar berita nomer 1, Primetime News, 3 Oktober 2013.


(68)

56

mati walaupun di undang-undang tidak ada, tapi kan KPK bisa minta, nah kan ketua MK harusnya menjadi teladan..”9

Scene itu diperkuat dengan wawancara dengan sejumlah narasumber yang mengecam keras tindakan Akil Mochtar seperti anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pengamat hukum pidana, Yenti Garnasih. Mereka menganggap bahwa ide Jimly Assiddiqie bahwa Akil Mochtar pantas dihukum mati itu menarik demi menegakkan keadilan di negara ini. Hukuman mati yang disarankan oleh Jimly Assidiqie memang tidak melanggar undang-undang dan bisa saja KPK meminta agar undang-undang mengenai hukuman mati bagi pelaku kejahatan publik itu dibuat dan segera diterapkan untuk kasus yang menimpa Akil Mochtar.

“Kejahatan termasuk korupsi kalau dilakukan oleh pejabat publik apalagi

pejabat negara itu bisa diperberat dengan sepertiganya, artinya apa, artinya bahwa kalau misalnya 20 tahun, bisa lebih tinggi dari itu atau itu seumur hidup bisa langsung dipidana mati…”10

Untuk pemilihan pendapat dari narasumber yang digunakan dalam video pengantar beritaPrimetime Newsberanggapan bahwa editor memilih pernyataan-pernyataan yang berbobot dan yang paling kuat serta mewakili apa yang narasumber sampaikan. Namun yang terpenting adalah Primetime News harus cover both side. Hal itu tidak sesuai dengan banyaknya peggunaan

9

Naskah berita dan naskah narasi video pengantar berita nomer 3, Primetime News, 3 Oktober 2013.

10

Naskah berita dan naskah narasi video pengantar berita nomer 3, Primetime News, 3 Oktober 2013.


(69)

pidana mati.

(Jengkel dan kecewa dengan perbuatan ketua MK Akil Mochtar, mantan ketua MK, Jimly Assidiqie mengusulkan agar mantan politisi ketua Golkar itu diikat hukuman mati) “Kalau menurut saya ini memang pantesnya itu

dipidana mati walaupun di undang-undang tidak ada, tapi kan KPK bisa minta, nah kan ketua MK harusnya menjadi teladan..”

(Pengamat hukum ternama, Yenti Karnasih berpendapat ususl ini tidaklah berlebihan, apalagi undang-undang korupsi membuka ruang hukuman mati bagi pejabat negara yang terlibat suap).11

(Akil Mochtar merupakan pimpinan lembaga hukum tertinggi pertama yang tertangkap tangan KPK karena diduga melakukan tindak pidana korupsi, maka hukuman mati dianggap wajar mengingat MK merupakan lembaga konstitusional tertinggi).12

Pemilihan video pengantar berita tersebut menunjukkan bahwa Metro TV khususnya Primetime News benar-benar membongkar kasus yang sedang menimpa Akil Mochtar. Secara tidak langsung pemilihan video pengantar berita bisa saja membuat penonton menyadari bahwa ada kasus yang sedang menyeruak di MK dan Akil Mochtar sudah menyalahgunakan jabatannya. Metro TV menggunakan pendapat Akil Mochtar mengenai lembaga yang independen, secara tidak langsung penonton akan berpikir MK merupakan lembaga yang tidak independen Karen telah memilih kembali Akil

11

Naskah berita dan naskah narasi video pengantar berita nomer 3, Primetime News, 3 Oktober 2013.

12

Naskah berita dan naskah narasi video pengantar berita nomer 4, Primetime News, 3 Oktober 2013.


(70)

58

Mochtar untuk menjabat sebagai ketua MK pada periode keduanya bulan April 2013.13

(Mantan politisi Golkar ini menjanjikan MK sebagai lembaga yang independen) “Kalau ada yang mulai, kalau ada yangmisalnya mencalonkan

sebagai ketua MK, untuk ssaya, saya kira tidak independen hakimnya, independen lembaganya”14

Realitas yang dibangun oleh Metro TV khususnya program berita Primetime News itu sendiri dalam memberitakan kasus Akil Mochtar pada 3 Oktober 2013 lebih berpihak kepada kepentingan umum, artinya asas kerja media sesuai visi dan misinya yakni tidak hanya sekedar menghibur, tetapi untuk memberi informasi, menambah wawasan dan mencerdaskan penonton.15 Oleh karena itu media tidak dijadikan mesin pencipta uang atau bersikap simpati dan empati yang dapat mempengaruhi penonton.

Menurut Primetime News isu mengenai Akil Mochtar ini up to date dan penting sehingga layak untuk disiarkan. Sebelum Primetime News menyiarkan berita, tentu saja dalam rapat redaksi isu itu bisa berubah sesuai dengan kejadian yang lebih baru dan lebih penting. Hal ini sesuai dengan sebaran konstruksi bahwa semua informasi harus sampai secepatnya dan setepatnya dan yang dianggap penting oleh media akan dianggap penting oleh penonton.

13

Wawancara Pribadi dengan Ami Melanrosa, Jakarta, 25 Maret 2014 Pukul 19:30 WIB.

14

Naskah berita dan naskah narasi video pengantar berita nomer 7, Primetime News, 3 Oktober 2013. 15


(71)

pembentukan konstruksi dalam tiga hal. Pertama, penonton melihat bahwa berita tersebut benar sedang terjadi di MK dan bukan sebuah rekayasa. Tentu saja realitas penonton juga secara tidak langsung sudah dibentuk oleh media. Kedua, Selain penonton menganggap berita yang disiarkan oleh Primetime News merupakan sebuah realitas yang benar terjadi di sekitar MK, mereka bisa juga bersedia untuk dikonstruksi oleh media massa dan ketiga, mereka bisa mengacuhkan kedua hal tersebut serta berpikir bahwa berita ini hanya sebagai pilihan konsumtif saja.

Konstruksi citra yang dibangun oleh media massa menganggap berita yang menimpa Akil Mochtar selaku pejabat tinggi negara merupakan berita buruk bagi masyarakat dan sebuah tragedi di dalam konstitusi. Meskipun isu ini merupakan berita yang buruk, masyarakat harus mengetahui bahwa ada permainan uang di dalam MK agar masyarakat lebih perhatian dengan lembaga hukum di negara ini.16

B. Tahapan Konstruksi Realitas SosialPrimetime News

Untuk lebih jelasnya lagi tahapan-tahapan konstruksi pemberitaan Akil Mochtar di Primetime News dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Menyiapkan Materi Konstruksi

Isu yang menimpa Akil Mochtar merupakan isu menarik banyak perhatian masyarakat. Kasus ini

16


(72)

60

berkaitan dengan harta dan jabatan, sifatnya menyentuh perasaan banyak orang yaitu persoalan-persoalan sensitif, sensualitas maupun kengerian. tiga hal yaitu kedudukan, harta dan perempuan. selain tiga hal itu ada juga fokus-fokus lain seperti informasi yang sifatnya menyentuh perassan banyak orang yaitu persoalan-persoalan sensitif , sensualitas maupun kengerian.17Ada tiga hal penting dalam penyiapan materi konstruksi soial yaitu:

• Keberpihakan Metro TV terletak kepada kepentingan umum. Untuk keberpihakan kepada kepentingan umum dalam arti sesungguhnya yaitu Metro TV memiliki visi menjadi stasiun televisi Indonesia yang berbeda dengan peringkat nomer satu untuk program berita, menawarkan kualitas hiburan dan program gaya hidup, memberikan informasi dan mencerdaskan penonton.

17

Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, h. 204-206.


(73)

Metro TV menganggap isu ini sangat penting sehingga layak untuk disiarkan. Semua informasi terkait kasus suap Akil Mochtar harus sampai dengan cepat dan tepat kepada penonton dengan cara program berita Primetime News selalu disiarkan secara langsung dengan begitu penonton akan menganggap bahwa isu ini juga penting bagi mereka.

c) Pembentukan Konstruksi Realitgas

Pembentukan konstruksi realitas dapat dijelaskan melalui dua poin berikut yaitu :

• Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas

Tahap ini merupakan tahap setelah sebaran konstruksi di mana pemberitaan (penceritaan) telah sampai pada pembaca dan pemirsanya (penonton), yaitu terjadi pembentukan konstruksi di masyarakat melalui tiga tahap yang berlangsung secara umum. Pertama, konstruksi realitas pembenaran, konstruksi realitas awalnya memang


(74)

62

terlihat sebagai sesuatu yang natural dan benar-benar terjadi di masyarakat. Maka Metro TV meyakinka penonton agar berita yang mereka tonton merupakan sesuatu yang alami dan wajar. Kedua, kesediaan dikonstruksi oleh media massa, setelah penonton merasa berita yang disiarkan Metro TV itu sesuatu yang natural, maka secara tidak langsung penonton akan merasa dikonstruksi oleh Metro TV karena realitas itu ada dibalik pernyataan-pernyataan seseorang yang kompeten dalam hal ini Jilmy Assidiqie. Ketiga, sebagai pilihan konsumtif, bila kedua tahap sebelumnya sudah dilalui, maka penonton setiap harinya akan merasa peristiwa yang sudah dikonstruksi oleh Metro TV merupakan sebuah pilihan konsumtif sehari-hari.


(75)

Menurut Metro TV berita mengenai Akil Mochtar merupakan berita yang buruk karena kasus ini merupakan bencana besar bagi peradilan dan sebuah tragedi konstitusi.

d) Konfirmasi

Dalam tahap ini Metro TV belum bisa melengkapinya karena khusus untuk program Primetime News baru berdiri pada Januari 2013 sehingga belum memiliki media sosial sendiri untuk menampung aspirasi masyarakat.18

C. Frame Primetime News

Primetime News sebagai program yang bertujuan untuk memberikan informasi, menambah wawasan dan mencerdaskan penonton memiliki format acara yang menarik. Format acara ini berupa liputan mendalam dan dialog yang dibagi menjadi tujuh segmen, namun sebelumnya ditayangkan terlebih dahulu video pengantar berita yang berkaitan dengan kasus Akil

18


(1)

tatanan kenegaraan ini menjadilebih baik makanya bagaimana kita mendorong untuk sesuatu yang positif mendorong untuk mk memiliki lembaga pengawas.. akhirnya dia tidak mengadili dirinya sendiri akhirnya kita ada pengamat yang berpendapat seperti itu makanya coba kita pikirkan untuk ruginya.. jadi kalau saya sendiri pribadi dan wartawan di Primetime News ya memang seharusnya lebaga itu ada pengawasnya lembaga independen agar tidak bermain sendiri.


(2)

GAMBAR DARI VIDEO

PRIMETIME NEWS

(Akil Mochtar sedang dilantik kembali menjadi ketua MK bersama mantan Menkumham Patrialis Akbar)


(3)

(Kiri : Barang bukti berupa uang, Kanan : Ketua KPK saat gelar perkara)


(4)

(Tabel profil Akil Mochtar)


(5)

(6)

FOTO PADA SAAT PENELITIAN