Latar Belakang Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Dismenore Primer pada Remaja Putri di SMA Swasta Istiqlal Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Walaupun menstruasi datang setiap bulan pada usia reproduksi, banyak wanita yang mengalami ketidaknyamanan fisik saat menjelang atau selama haid berlangsung. Salah satu ketidaknyamanan fisik saat menstruasi yaitu nyeri haid. Nyeri haid dalam istilah medis disebut juga dysmenorrhea dismenore atau menstrual cramps Novie, 2011. Dismenore adalah sakit saat menstruasi sampai dapat mengganggu aktivitas sehari – hari Manuaba, 2001. Dismenore dibagi menjadi dua yaitu : dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer ialah dismenore tanpa kelainan anatomis genitalis dan dismenore sekunder ialah dismenore yang disertai kelainan anatomis Manuaba, 2008. Rasa nyeri pada saat menstruasi tentu saja sangat menyiksa bagi wanita. Sakit menusuk, nyeri yang hebat di sekitar bagian bawah dan bahkan kadang mengalami kesulitan berjalan sering dialami ketika haid menyerang. Nyeri ini dapat berlangsung setengah hari sampai lima hari dan sering kali tampak seperti nyeri berkepanjangan. Banyak wanita terpaksa harus berbaring karena terlalu menderita sehingga tidak dapat mengerjakan sesuatu apapun. Ada yang pingsan, ada yang merasa mual, ada juga yang benar-benar muntah Kingston, 2007. Dismenore primer sering terjadi, sekitar 60-75 dialami oleh wanita muda. Pada tiga perempat wanita yang mengalaminya, intensitasnya kram ringan atau sedang, tetapi pada 25 nyerinya berat dan membuat penderita tidak berdaya. Nyeri Universitas Sumatera Utara ini mulai 2-3 tahun setelah menarche dan mencapai maksimal antara usia 15-25 tahun. Frekuensi menurun sesuai pertambahan usia dan biasanya berhenti setelah melahirkan. Kram dirasakan pada abdomen bawah, tetapi dapat menjalar ke punggung atau kepermukaan dalam paha. Pada kasus berat kram dapat disertai muntah dan diare Jones, 2007. Di USA, diperkirakan hampir 90 wanita mengalami dismenore, dan 10-15 diantaranya mengalami dismenore berat, yang menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan apapun Jurnal Occupation And Environmental Medicine, 2008. Telah diperkirakan bahwa lebih dari 140 juta jam kerja yang hilang setiap tahunnya di Amerika Serikat karena dismenore primer Schwarz, 1989. Di Indonesia, angka kejadian dismenore 64,25 , terdiri dari 54,89 dismenore primer dan 9,36 dismenore sekunder Novie, 2011. Di Canada didapatkan 60 wanita mengalami dismenore primer dengan kualitas nyeri sedang sampai berat, diantaranya 15 aktivitas mereka menjadi terbatas, dan 17 dari mereka tidak hadir di sekolah atau tempat kerja Dawood, 2006. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Novia Puspitasari 2008 bahwa kejadian dismenore pada remaja putri di RSUD Kabupaten Sidoardjo sebanyak 71,0 dan yang tidak dismenore sebanyak 29,0 . Gejala yang banyak menyertai dismenore primer yang paling banyak dialami oleh responden yaitu rasa nyeri dibagian bawah perut 90,1, sakit pada punggung bawah 54,9, dan yang paling kurang dialami responden adalah pingsan 1,4. Menurut Brunner 1998 status gizi remaja wanita sangat mempengaruhi adanya keluhan-keluhan selama menstruasi. Secara psikologis wanita remaja yang pertama sekali mengalami menstruasi akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan mengeluh perutnya terasa begah. Tetapi sebagian remaja tidak merasakan keluhan- Universitas Sumatera Utara keluhan tersebut, hal ini dipengaruhi nutrisi yang adekuat yang biasa dikonsumsi Paath, 2007. Menurut Heryati 2005 remaja wanita disarankan untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang, sehingga status gizinya baik. Apabila status gizi baik maka pada saat menstruasi remaja tidak akan mengalami keluhan seperti nyeri haid atau dismenore. Status gizi dikatakan baik apabila nutrisi yang digunakan oleh tubuh sesuai dengan kebutuhan Paath, 2007. Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Susanto, Nasaruddin, dan Abdullah pada tahun 2008 yang menemukan adanya hubungan antara status gizi terhadap dismenore primer pada remaja putri di Kotamadya Makassar dengan uji Chi-Square p-value 0,002. Selain itu penelitian lainnya pernah dilakukan Yustiana pada tahun 2009, menemukan ada hubungan status gizi dengan keluhan dismenore pada siswi SLTP Surakarta, yaitu semakin tinggi status gizi maka semakin rendah keluhan dismenore. Dampak negatif dari dismenore primer ini adalah apabila remaja mengalami dismenore primer berat maka setiap bulannya remaja akan membutuhkan waktu untuk isirahat dirumah sehingga tidak bisa hadir disekolah untuk mengikuti pelajaran otomatis prestasi belajar mereka akan menurun Dawood, 2006. Berdasarkan Survey Pendahuluan yang dilakukan di SMA Swasta Istiqlal Deli Tua pada tanggal 15 Januari 2013 didapatkan sebanyak 157 orang 64,08 mengalami dismenore primer dan 88 orang 35,92 tidak mengalami dismenore primer. Oleh karena begitu banyaknya remaja yang mengalami dismenore primer, sedangkan pada usia remaja pola makan yang tidak sehat dimana mereka lebih suka makan makanan yang siap saji dan mengandung pengawet yang dikhawatirkan akan Universitas Sumatera Utara mempengaruhi status gizi remaja yang memicu terjadinya dismenore primer tersebut, maka penelitian ini penting dilakukan agar dapat memberikan gambaran tentang kejadian dismenore serta kaitannya dengan status gizi. Sehingga kedepannya kejadian dismenore primer dapat diminimalkan terutama bagi remaja.

1.2 Perumusan Masalah