Faktor Risiko Dismenore Primer

prostaglandin di induksi oleh adanya lisis endometrium dan rusaknya membran sel akibat pelepasan lisosim Dawood, 2006. Prostaglandin menyebabkan peningkatan aktivitas uterus dan serabut-serabut syaraf terminal rangsang nyeri. Kombinasi antara peningkatan kadar prostaglandin dan peningkatan kepekaan miometrium menimbulkan tekanan intrauterus hingga 400 mmHg dan menyebabkan kontraksi miometrium yang hebat. Selanjutnya, kontraksi miometrium yang disebabkan oleh prostaglandin akan mengurangi aliran darah, sehingga terjadi iskemia sel-sel miometrium yang mengakibatkan timbulnya nyeri spasmodik. Jika prostaglandin dilepaskan dalam jumlah berlebihan ke dalam peredaran darah, maka selain dismenorea timbul pula diare, mual, dan muntah Dawood, 2006.

2.1.3 Faktor Risiko Dismenore Primer

Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya dismenore primer pada remaja adalah: 1. Silklus menstruasi ovulasi Dismenore primer hanya terjadi pada siklus menstruasi ovulatorik. Karena setelah terjadinya ovulasi sel-sel folikel tua setelah ovulasi akan membentuk korpus luteum, sewaktu korpus luteum berdegenerasi karena tidak terjadi pembuahan dan implantasi, maka kadar estrogen dan progestron di sirkulasi akan menurun drastis. Penarikan kembali kedua hormon stroid tersebut menyebabkan lapisan endometrium yang kaya akan nutrisi dan pembuluh darah itu tidak lagi ada yang mendukung secara hormonal. Penurunan kadar hormon ovarium juga merangsang pengeluaran prostaglandin uterus yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh-pembuluh Universitas Sumatera Utara endometrium serta menyebabkan kontraksi uterus. Bila kadar prostaglandin berlebih maka akan memicu dismenore Sherwood, 2008. 2. Riwayat ibu atau saudara kandung perempuan yang mengalami dismenore primer Menurut Ehrenthal 2006 adanya riwayat keluarga dan genetik berkaitan dengan terjadinya dismenore primer yang berat Sartika, 2011. 3. Usia menarche yang kurang dari 12 tahun Menurut Widjanarko 2006 terdapat hubungan antara usia menarhe terjadi lebih awal dari normal maka alat reproduksi belum siap untuk mengalami perubahan dan masih terjadi penyempitan pada leher rahim, maka akan timbul rasa sakit pada saat mentruasi Sartika, 2011. 4. Adanya depresi Menurut Ehrenthal 2006 risiko dismenore meningkat pada wanita yang mempunyai riwayat dismenore dan stress tinggi sebelumnya dibanding dengan wanita yang tidak mempunyai riwayat sebelumnya Sartika, 2011. 5. Merokok dan minum alkohol Menurut Ehrenthal 2006 pengaruh rokok terhadap dismenore primer masih dalam perdebatan, dan pengaruh alkohol meningkatkan keparahan dari dismenore primer Sartika, 2011. 6. Status gizi Menurut Heryati 2005 remaja wanita disarankan untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang, sehingga status gizinya baik. Apabila status gizi baik maka pada saat menstruasi remaja tidak akan mengalami keluhan seperti nyeri haid atau dismenore. Status gizi dikatakan baik apabila nutrisi yang digunakan oleh tubuh sesuai dengan kebutuhan Paath, 2007. Universitas Sumatera Utara 7. Olah raga Menurut Ehrenthal 2006 dengan berolah raga maka akan menurunkan gejala dismenore primer Sartika, 2011.

2.1.4 Gejala Dismenore Primer