6
Kareng tersebut sehingga peneliti membuat penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Pada Keude
Kupie Ulee Kareng Medan”. 1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang ingin dibahas berdasarkan latar belakang penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Keude Kupie Ulee Kareng Medan?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada Keude Kupie Ulee Kareng
Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: a.Bagi pemilik usaha, sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan bagi
para wirausahawan dalam mendirikan dan menjalankan suatu usaha dan sebagai bahan masukan kepada para wirausahawan mengenai bagaimana pentingnya
pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai. b. Bagi peneliti, untuk menambah kontribusi bagi pemikiran guna memperluas
cakrawala berpikir khususnya dalam bidang kewirausahaan. c. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan
perbandingan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Usaha Kecil
Usaha kecil menurut surat edaran Bank Indonesia No. 261UKK tanggal 29 Mei 1993 perihal kredit Usaha Kecil KUK adalah usaha yang memiliki total
aset maksimum Rp. 600 juta enam ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati. Pengertian usaha kecil ini meliputi usaha perseorangan,
badan usaha swasta dan koperasi, sepanjang aset yang dimiliki tidak melebihi nilai Rp. 600 juta.
Menurut UU No. 91995 tentang Usaha Kecil yang dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi
kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Sedangkan menurut Anoraga
2002:45 usaha kecil meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Adapun usaha kecil informal adalah berbagai usaha yang belum terdaftar,
belum tercatat, dan belum berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima, dan
pemulung. Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun, dan berkaitan
dengan seni dan budaya. Definisi UKM menurut Biro Pusat Statistik BPS lebih mengacu kepada
klasifikasi skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap. Menurut Biro Pusat
Universitas Sumatera Utara
8
Statistik BPS UKM adalah usaha skala kecil yang menggunakan kurang dari 5 lima orang karyawan atau usaha menengah yang menyerap tenaga kerja antara 5
lima hingga 19 sembilan belas orang.
2.1.2 Pengertian Lingkungan Kerja
Menurut Nitisemito 2002:109 lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Sedangkan menurut Sedarmayati 2009:21 lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan
bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya yang seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai
kelompok. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan
memungkinkan karyawan untuk dapat bekerja optimal. Lingkungan kerja itu mencakup hubungan kerja antara bawahan dan atasan serta lingkungan fisik
tempat karyawan bekerja.
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
Menurut Sedarmayanti 2009:26 menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya kondisi lingkungan kerja dikaitkan
dengan kinerja karyawan, yaitu : 1.
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi
karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Universitas Sumatera Utara
9
Lingkungan kerja fisik ini meliputi : a.
Penerangan cahaya di tempat kerja Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan
guna mendapatkan keselamatan dan kelancaran kerja, oleh sebab itu diperlukan cahaya yang terang tapi tidak menyilaukan.
Cahaya yang kurang jelas mengakibatkan penglihatan kurang jelas sehingga pekerjaan menjadi lambat dan kurang efisien
dalam melaksanakan pekerjaan. b.
Temperatur di tempat kerja Menurut hasil penelitian, untuk berbagai tingkat temperatur
memberi pengaruh yang berbeda. Keadaan tersebut tidak mutlak berlaku bagi setiap karyawan karena kemampuan beradaptasi
tiap karyawan berbeda, tergantung di daerah bagaimana karyawan dapat hidup.
c. Kelembaban di tempat kerja
Kelembaban ini berhubungan dengan temperatur udara, dan secara bersama-sama antara temperatur, kelembaban, kecepatan
udara bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau
melepaskan panas dari tubuhnya. d.
Sirkulasi udara di tempat kerja Udara disekitar tempat kerja harus segar karena dapat
memberikan rasa sejuk dan segar selama bekerja, sebaliknya
Universitas Sumatera Utara
10
apabila udara kotor akan mempengaruhi kesehatan tubuh dan akan mempercepat proses kelelahan
e. Kebisingan di tempat kerja
Suara bising mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi. Karena
pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat
dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.
f. Bau tidak sedap di tempat kerja
Adanya bau-bauan disekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, karena dapat menganggu konsentrasi
bekerja. g.
Tata warna di tempat kerja Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa
senang, sedih dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan manusia.
h. Dekorasi di tempat kerja
Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hiasan ruang kerja
saja tetapi berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan dan lainnya untuk bekerja.
Universitas Sumatera Utara
11
i. Musik di tempat kerja
Menurut para pakar musik harus disesuaikan dengan suasana, waktu, dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang
karyawan untuk bekerja. Musik yang tidak sesuai yang didengarkan ditempat kerja akan mengganggu konsentrasi kerja.
j. Keamanan di tempat kerja
Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya keamanan dalam
bekerja. Salah satu upaya menjaga keamanan ditempat kerja, dapat memanfaatkan Satuan Petugas Pengamanan SATPAM.
2. Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi
yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan
dengan bawahan. Lingkungan kerja non fisik meliputi : a. Perasaan aman
Perasaan aman dari diri karyawan dalam menjalankan pekerjaannya seperti rasa aman dari bahaya yang mungkin
timbul pada saat menjalankan pekerjaannya, merasa aman dari pemutusan hubungan kerja yang sewenang-wenang.
b. Perasaan puas Perasaan puas akan terwujud apabila kebutuhan karyawan dapat
terpenuhi secara fisik maupun sosial.
Universitas Sumatera Utara
12
2.1.4 Pengertian Kinerja Karyawan
Menurut Rivai 2005: 309 bahwa kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan
sesuai denganperanannya dalam perusahaan. Sedangkan menurut Sedarmayanti 2007 : 260 kinerja merupakan hasil kerja seseorang pekerja, sebuah proses
manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan yang hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur dibandingkan
dengan standar yang telah ditentukan. Secara umum kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh karyawan atau perilaku nyata yang ditampilkan
dari sejumlah upaya yang dilakukannya pada pekerjaannya sesuai dengan
perannya dalam organisasi.
Menurut Davis dalam Anwar, 2005 :13 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yaitu :
1. Faktor kemampuan secara psikologis, yang terdiri atas kemampuan
potensi IQ dan kemampuan realitas yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari
sehingga akan lebih mudah mencapai kinerja yang maksimal. 2.
Faktor motivasi yang berkaitan dengan situasi kerja di lingkungan kerja yang mencakup hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja,
kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja.
2.2 Penelitian Terdahulu
Boyke 2011 melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Karakteristik Individu Dan Lingkungan Kerja Terhadap Keberhasilan Usaha Baru Studi
Universitas Sumatera Utara
13
Kasus Pada Sup Kambing Khasmir Ringroad Medan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh karakteristik individu terhadap
keberhasilan usaha baru Sup Kambing Khasmir, pengaruh lingkungan kerja terhadap keberhasilan usaha baru Sup Kambing Khasmir dan mengetahui
pengaruh bersama karakteristik individu dan lingkungan kerja terhadap keberhasilan usaha baru Sup Kambing Khasmir.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa karakteristik individu dan lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha
baru Sup Kambing Khasmir. Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel lingkungan kerja merupakan faktor yang berpengaruh dominan terhadap
keberhasilan usaha baru. Iskandar 2010 melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi
Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT.Kawasan Industri Medan Persero”. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat
disimpulkan ada pengaruh motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Kawasan Industri Medan.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa motivasi kerja yang tinggi dan lingkungan kerja yang baik secara bersama-sama dapat meningkatkan kinerja
karyawan. Dengan adanya minat dan sikap positif yang lebih tinggi akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan.
2.3 Kerangka Konseptual