Tahap Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah.

manual. Pemeliharaan tempat sampah perlu dilakukan sehingga tetap terjaga kebersihannya dari sisa sampah seperti cairan darah, muntahan, dan kotoran lainnya yang menempel pada tempat sampah setelah dikosongkan. Selain itu, perlu dilakukan pemeliharaan tempat sampah yang berfungsi agar tempat sampah yang dimanfaatkan dapat terawat dan terpelihara. Pencucian ini sebaiknya dilakukan setiap pengosongan atau sebelum tampak kotor. Dengan menggunakan kantong pelapis dapat mengurangi frekuensi pencucian. Setelah dicuci sebaiknya dilakukan disinfeksi dan pemeriksaan bila terdapat kerusakan dan mungkin perlu diganti Depkes RI, 2004.

5.3.2. Tahap Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah.

Semua sampah yang dihasilkan dari setiap unit ruangan di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang dikumpulkan ke dalam keretasorong sampah tanpa memisahkan sampah medis dan non medis terlebih dahulu. Kereta yang digunakan juga terpisah antara sampah medis dan non medis agar tidak kesulitan didalam pembuangan dan pemusnahannya.Depkes RI, 2004. Terdapat 4 buah kereta sorong untuk mengangkut sampah dari setiap unit ruangan. Namun hanya dua yang dapat digunakan karena rusak dan terlalu besar sehingga tidak dapat melalui jalur lintasan untuk mengangkut sampah. Sedangkan menurut Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia tahun 2002 kereta pengangkut sampah hendaknya memenuhi syarat dengan permukaan yang rata,kedap air, mudah dibersihkan, mudah diisi dan dikosongkan. Pengangkutan sampah dimulai dengan pengosongan bak sampah di setiap unit dan diangkut ke TPS. Jalur yang digunakan untuk mengangkut sampah menuju TPS merupakan jalur yang sama yang digunakan oleh pengunjung rumah sakit. Untuk itu Universitas Sumatera Utara perlu diperhatikan dalam kemungkinan sampah tercecer. Harus diusahakan agar bahan yang berbahaya tidak mencemari jalan yang ditempuh ke pembuangan. Djojodibroto, 1997. Untuk itu pengangkutan sampah perlu dipertimbangkan distribusi tempat penampungan sampah, jalur yang dilalui agar berbeda dengan jalur jalan yang dilalui pengunjung dalam rumah sakit, jenis dan jumlah sampah serta jumlah tenaga dan sarana yang tersedia. Depkes RI, 2004 Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang memiliki Tempat Penampungan Sendiri TPS yang tempatnya bersebelahan dengan tempat pemusnahan sampah. Namun kondisinya sebagian dindingnya telah rusak sehingga serangga dan binatang dapat masuk kedalamnya. Konstruksi tempat pengumpul sampah sementara bisa dari dinding semen atau container logam dengan syarat tetap yaitu kedap air, sulit dibersihkan mudah dibersihkan karena ukurannya yang besar. Pengangkutan sampah yang dilakukan tidak tentu menuju ke TPA mengakibatkan TPS ini juga dijadikan tempat pembakaran manual dari sampah rumah sakit. Sedangkan menurut pedoman sanitasi Rumah Sakit di Indonesia TPS sebaiknya disediakan dalam ukuran yang memadai dan dengan kondisi baik tidak bocor, tertutup rapat, dan terkunci. Sebaiknya sampah dari TPS juga harus diangkut setiap hari ke TPA Depkes RI, 2002.

5.3.3. Pengolahan dan Pembuangan Akhir Sampah